Share

Ujian Pertama?

"Mas, ini kopinya." Aku meletakkan kopi panas itu di atas lemari kecil di samping tempat tidur.

'Ah, enggak usah bilang ke Mas Wawan kali ya. Nanti disangkanya aku ngadu domba dengan ibunya,' gumamku dalam hati. Menimbang apakah harus memberitahu soal kejadian ibunya tadi atau tidak pada suamiku ini.

"Kenapa melamun, Dek?" Mas Wawan menepuk pundakku pelan. Sontak saja membuatku kaget.

"E-enggak Mas cuma tadi kesiram air panas dikit. Aku kok ceroboh gitu." Aku terpaksa berbohong agar Mas Wawan tak curiga tentang apa yang aku pikirkan sebenarnya.

"Hah?! Mana yang kesiram?" Mas Wawan bertanya dengan nada dan ekspresi wajah panik.

Ia segera meraih tanganku dan meniup-niupnya. Bukan angin yang kurasakan dari tiupan itu, melainkan cinta yang tulus. Rasanya aku memang sudah tak bisa jauh dari sosok lelaki yang jadi imamku ini.

"Makasih, Mas, cuma dikit kok. Jadi enggak apa-apa." Aku tersenyum tulus. Memberikan senyum terbaikku.

"Lain kali, hati-hati. Mas, enggak mau kamu terluka seujun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status