Home / Horor / GARIS DARAH WARISAN / BAB-5 GRIYA UTAMI KELUARGA NITIS SUKMA

Share

BAB-5 GRIYA UTAMI KELUARGA NITIS SUKMA

Author: UMMA LAILA
last update Last Updated: 2023-10-11 19:34:23

Pria muda nan rupawan yang bernama Arjuna Nitis Sukma tersebut menghembuskan nafasnya perlahan. Kedua telapak tangannya mencengkram kemudi dengan erat. Seolah ada beban berat yang tengah dia pikirkan.

“Aku akan melindungi mu, Nastiti! Apapun yang terjadi.” Lagi Arjuna bergumam

Kini, sebuah senyuman tulus dia persembahkan kepada sang istri yang tengah tertidur pulas tersebut.

Di tengah perjalanan, Pak Baskoro menghentikan mobilnya secara tiba-tiba. Mau tak mau Arjuna yang di belakangnya pun harus berhenti.

Nampak supir pribadi keluarga Nitis Sukma keluar dari dalam mobil yang ditumpangi Pak Baskoro. Lelaki tersebut melangkahkan kakinya perlahan kearah mobil Arjuna dan tangannya mengetuk kaca mobil dengan perlahan. Arjuna yang paham langsung menurunkan kaca jendela mobilnya.

“Ngapunten (Maaf) Den Bagus, Kanjeng Romo menyuruh saya untuk memberikan ini kepada Den Bagus Arjuna.” Sang sopir berbicara lembut sambil menyerahkan secarik kertas.

Arjuna bergegas mengambil kertas tersebut. Saat sang supir berjalan kembali ke arah mobil Pak Baskoro. Arjuna bergegas membaca isi dari lipatan kertas di tangannya itu.

“DENGARKAN AKU ANAKKU.

KAU TAK BISA MENGULUR LAGI, SEPERTI SAAT KAU MENGULUR WAKTU PERNIKAHAN MU DENGAN NASTITI.

KAU TAK BISA MENGULUR WAKTU UNTUK MEMBERIKAN PENERUS BARU KELUARGA NITIS SUKMA.

BERGEGASLAH KAU MELAKUKAN RITUAL MALAM PENGANTIN.

LALU TABURKAN BENIH MU KEDALAM RAHIM NASTITI. AGAR TRAH NINGRAT NITIS SUKMA SELAMAT.

INGAT ARJUNA, LAKSANAKAN TUGAS MU DENGAN BAIK.”

Begitu Arjuna membaca pesan dari sang Romo. Dirinya meremas kertas tersebut lalu menelannya, agar tidak diketahui oleh siapapun.

Arjuna menatap nanar ke arah Amanda, lalu membuang nafas kasar. Detik kemudian dia kembali melajukan mobil, mengikuti mobil sang Romo yang telah melaju terlebih dahulu.

Arjuna tersenyum miris. Beliau hanya tak mau menunda ritual menabur benih pada malam pengantin esok lusa. Karena esok lusa adalah bulan purnama yang begitu spesial. Bulan purnama yang hanya terjadi setiap ratusan tahun sekali. Malam yang sangat bagus untuk menciptakan anggota baru trah Nitis Sukma.

Arjuna tak bisa melawan keinginan sang Romo. Amanda harus dibentuk agar menjadi perempuan yang lemah lembut secepat mungkin, itu adalah tugas berat bagi Arjuna.

Mobil terus berjalan memasuki sebuah perkampungan dengan tampilan yang begitu kejawen. Segala sesuatu susunan disekitarnya tak lepas dari pandangan tentang adat istiadat kejawennya.

Namun sejatinya itu bukanlah sebuah perkampungan biasa. Melainkan perkampungan tersebut adalah tempat tinggal khusus keluarga Nitis Sukma.

Semua garis darah trah Nitis Sukma harus berkumpul di satu wilayah yang sama, begitu juga dengan para pembantu mereka. Semua orang yang ada sangkut-pautnya dengan keluarga Nitis Sukma harus terus tinggal dan mati di satu tempat yang sama.

Dengan pelan Arjuna memarkirkan mobilnya di depan rumah yang begitu megah. Bangunan yang dipenuhi ukiran kayu jati. Bangunan dengan gaya kuno yang memiliki kesan ningrat begitu kuat. “Nastiti, bangunlah Diajeng. Kita sudah sampai.” Suara lembut Arjuna terdengar membangunkan sang istri.

Sementara itu yang dipanggil nampak menggerakkan mata. Perlahan membuka kelopaknya yang tertutup. Mata itu melihat ketampanan wajah sang suami yang kini menatapnya dengan ukiran senyum di wajahnya.

“Diajeng Nastiti, bangunlah. Kita sudah sampai di Griya Utami keluarga Nitis Sukma.” Lagi suara Arjuna terdengar lembut memanggil.

Amanda kini menetap Arjuna, sang suami dengan tatapan yang kosong. Seolah jiwanya tercabut entah kemana. Perlahan kepalanya mengangguk. 

“Nggih Kang Mas.” Suara lembut Amanda terdengar.

Tak menunggu lama, Nastiti alias Amanda keluar dari Mobil. Berjalan beriringan ke pintu utama yang begitu tinggi dan besar juga megah. Pintu yang berwarna coklat tua mengkilap dengan daunnya yang penuh ukiran. Sungguh mewah, padahal hanya sebuah pintu, apalagi nanti isinya.

Pintu rumah terbuka, ternyata di dalamnya sudah menunggu beberapa orang. Empat orang laki-laki dan empat orang perempuan yang masing-masing dari mereka menggunakan pakaian layaknya Abdi dalem Keraton.

Para pria memakai baju lurik dan blangkon. Sementara para perempuan memakai baju kebaya kutu baru dan rambut bersanggul rapi dan tak ketinggalan pula mereka juga memakai kain jarik. Tak ada satupun dari Abdi tersebut yang memakai celana ataupun rok.

Salah satu dari Abdi lelaki menghampiri Amanda dan Arjuna sambil membungkukkan badan.

“Ngapunten (Maaf), Den Ayu Nastiti dan Den Bagus Arjuna sampun (Sedang) ditunggu eyang putri di ruang keluarga, Monggo Den!” Abdi berbicara pelan, tangannya dengan ibu jari mengarah ke sebuah ruangan.

Arjuna yang paham pun mengangguk, diikuti oleh Nastiti di sampingnya, Arjuna melangkah ke ruang keluarga.

Amanda hanya diam, manut (mengikuti) semua tingkah laku Arjuna, tanpa ada sepatah katapun yang keluar dari bibirnya yang sedari tadi tertutup rapat. Mata Amanda kosong, seolah kehilangan jiwa.

Arjuna melirik kearah sang istri, lalu bibirnya bergumam perlahan. 

“Bersabarlah, aku akan melindungi mu, Nastiti.”

Amanda tak menjawab. Dirinya terus melangkah pelan dengan tatapan yang mati.

Sesampainya di ruang keluarga, ternyata telah menunggu beberapa orang. Nampak di antara mereka, Pak Baskoro tengah duduk dengan penuh Wibawa.

Di samping kanannya ada perempuan yang sudah tak muda lagi namun masih teramat sangat cantik dengan pakaian kebaya kupu tarung dan rambut bersanggul rapi. 

Sementara itu di samping kiri pak Baskoro, duduk perempuan muda yang juga tak kalah menawan. Dia pun mengenakan kebaya kupu tarung, sama persis dengan perempuan di samping kanan Agung Baskoro. 

Rambutnya panjang, hitam legam. Rambutnya nampak  dikepang satu hingga sampai ke perut bagian kiri. Rambut kepangnya menancap dengan cantik bunga melati di setiap lipatan kepangnya. Gadis muda yang begitu cantik mempesona.

Terakhir, ada seorang nenek duduk dengan penuh wibawa di kursi tunggal yang berada tepat ke arah Arjuna dan Amanda. Perempuan tua namun aura kewibawaannya memancar begitu kuat.

“Selamat datang di griya utami cucuku, Nastiti!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • GARIS DARAH WARISAN   BAB-25 PERJUANGAN TERAKHIR AMANDA (season-1 TAMAT)

    Semenjak kepulangan Amanda. Kini gadis ayu itu tinggal bersama kedua orangtuanya karena Amanda sering menangis dan menjerit ketakutan saat malam hari. Terlebih Bimo suaminya sering keluar kota untuk mengurus bisnis. Membuat Bu Linda dan Pak Agus selaku orang tua Amanda menjadi khawatir dengan keadaan anak mereka.Selama tiga bulan terakhir, Amanda sudah sepuluh kali dibawa ke Paranormal. Semuanya angkat tangan. Mereka bilang jika ada satu makhluk yang mengikuti Amanda. Seorang perempuan cantik berambut panjang yang dikepang satu dengan pakaian kebaya kuno warna hijau tua.Orang tua Amanda sampai bingung, bagaimana cara mereka agar bisa menyelamatkan Amanda. Mereka pikir dengan kembalinya Amanda dari jurang, maka anak mereka akan selamat. Namun kenyataannya anak perempuan mereka justru semakin buruk keadaannya.Amanda berteriak, lalu melamun, kemudian berteriak lagi. Seolah Amanda benar-benar ketakutan. Saat sang suami meminta haknya. Amanda menjadi sangat liar dan berkata jika Bimo bu

  • GARIS DARAH WARISAN   BAB-24 PULANG

    “Kakek!” Amanda berteriak histeris dengan posisi terduduk dan mata melotot“Alhamdulillah!” Terdengar suara serentak mengucap Hamdalah.Amanda yang masih pusing memegangi kepalanya. Pandangannya masih sedikit buram. Gadis ayu itu tersentak saat seseorang tiba-tiba memeluknya dengan erat sambil menangis. Ternyata itu adalah ibunya yaitu Bu Linda. Amanda dapat merasakan jika wanita yang telah melahirkannya itu sangat khawatir dengannya.“Alhamdulillah, Sayang. Kau sudah bangun. Alhamdulillah.” Amanda memeluk balik sang Ibu.Pandangannya yang sudah mulai jelas, kini memindai seluruh ruangan. Ternyata dirinya berada di ruang keluarga yang dikelilingi oleh bapak-bapak yang masing-masing di tangan merek

  • GARIS DARAH WARISAN   BAB-23 PESISIR SEGARA

    Bumi pun bergetar dengan hebatnya. Gelombang laut meninggi, siap menghantam pesisir. Angkasa seolah terbelah, siap menimpa siapapun yang ada di bawahnya. Suara guntur bergandengan tangan dengan sang angin yang sibuk menari berputar-putar siap menerbangkan apapun yang menghalanginya. Amanda yang mulai paham dengan situasinya pun terus-menerus mengucap nama Tuhan. Dia memanglah seorang hamba yang sering lalai dengan kewajibannya. Amanda sangat bersyukur mulutnya masih diijinkan untuk menyebut nama penguasa semesta alam.“Allahu Akbar. Ya Allah. Allahu Akbar!” Amanda terus bertakbir sambil menangis. Dia tak hafal doa apapun. Dia hanya mampu menyebut nama Tuhan dengan setulus hati, berharap kali ini Allah mau menolongnya.Amanda terus menangis karena menyesal. Selama tiga hari ini dirinya sama sekali tak ingat dengan Tuhan. Andai dirinya tak jauh dari Tuhan pasti dia takkan mengalami hal yang sangat mengerikan seperti ini. Amanda mengutuk dirinya sendiri yang baru sekarang ini mengingat d

  • GARIS DARAH WARISAN   BAB-22 SOSOK ASLI TRAH NITIS SUKMA

    “Itu dia! Cepat tangkap!”Amanda terus berlari tanpa berani menoleh ke belakang. Dia yakin jika yang mengejarnya adalah rombongan yang diutus oleh ayah mertuanya.Jatuh bangun Amanda berlari menembus hujan yang tak mau berhenti. Gadis ayu itu tak peduli jika kakinya yang tanpa alas kaki itu terluka karena terus menapaki tanah yang licin.“Cepat tangkap dia! Jangan sampai kabur!” Lagi suara rombongan itu terdengar. Membuat irama jantung Amanda semakin tak karuan.Kini Amanda harus berjuang sendiri karena suaminya tak lagi di sampingnya. Tak ada yang bisa diandalkan kecuali dirinya sendiri. Keselamatan nyawanya tergantung dari tekad yang dia miliki. “Aku harus selamat, aku harus pulang!” Amanda berucap sambil menangis. Berusaha menyuntikan kekuatan untuk dirinya sendiri.“Mamah, Papah, Mas Bimo.” Amanda memanggil satu persatu nama orang yang dikasihinya.Gadis ayu itu kini ingat semuanya. Siapa suaminya yang sebenarnya. Semua kepingan ingatannya yang hilang perlahan kembali memasuki kep

  • GARIS DARAH WARISAN   BAB-21 RADEN AYU KEMUNING

    Amanda tak lagi mampu menahan tangisnya. Dia pikir Arjuna adalah lelaki yang akan melindunginya. Nyatanya, dia hanya lelaki jahat yang bersembunyi dibalik wajah tampannya. Amanda tak menyangka jika dalang di balik semua yang tengah terjadi pada dirinya adalah Arjuna. Amanda menangis tersedu sambil menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Arjuna berusaha menenangkan Amanda dengan memeluknya. Namun tubuhnya didorong oleh Amanda."Jangan sentuh aku!" Amanda berteriak kencang."Tenanglah, Diajeng. Tolong tenang. Jangan sampai suaramu didengar oleh mereka yang tengah mengejar kita." Arjuna berusaha menenangkan Amanda.Amanda berusaha tenang walau isak tangisnya masih terdengar."Aku mengaku, aku memang salah karena telah memanggilmu kemari, bahkan aku berniat memanfaatkan tubuhmu demi kepentingan pribadi. Aku sangat menyesal, Diajeng. Tapi aku tak bisa berbuat banyak karena semua takdir yang kau alami itu terikat dengan beliau, Amanda. Maafkan aku, Diajeng."Amanda mengerutkan dah

  • GARIS DARAH WARISAN   BAB-20 TERUNGKAPNYA RAHASIA

    "Apa! Jadi aku akan dijadikan tumbal oleh keluargamu!" Amanda berteriak tatkala dirinya tahu apa yang sebenarnya terjadi."Kau adalah titisan dari istriku yang telah meninggal, Amanda. Dalam tubuhmu mengalir darah warisan dari trah istriku.""Tunggu-tunggu!" Amanda menghentikan perkataan Arjuna yang menurutnya sangat tak masuk akal itu."Titisan? Darah warisan? Maksudnya apa? Bukannya tadi kau bilang jika aku adalah tumbal?" Amanda semakin bingung dan frustasi dengan apa yang dihadapinya saat ini."Tenanglah sebentar, Diajeng. Biarkan aku menyelesaikan perkataanku.""Baiklah kalau begitu. Ceritakan semua padaku. Kenapa aku bisa sampai di sini. Maksudku, kenapa harus aku?" Amanda menghembuskan nafas kasar. Dirinya marah serta kecewa dan juga penasaran.Amanda menatap serius Arjuna yang mulai menceritakan segalanya. Dimulai dari kisah mendiang sang istri yang bernama Nastiti hingga dimana gadis ayu itu berakhir menjadi tumbal untuk melahirkan penerus Trah Nitis Sukma."Jadi perempuan ya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status