“Kakek!” Amanda berteriak histeris dengan posisi terduduk dan mata melotot
“Alhamdulillah!” Terdengar suara serentak mengucap Hamdalah.
Amanda yang masih pusing memegangi kepalanya. Pandangannya masih sedikit buram. Gadis ayu itu tersentak saat seseorang tiba-tiba memeluknya dengan erat sambil menangis. Ternyata itu adalah ibunya yaitu Bu Linda. Amanda dapat merasakan jika wanita yang telah melahirkannya itu sangat khawatir dengannya.
“Alhamdulillah, Sayang. Kau sudah bangun. Alhamdulillah.” Amanda memeluk balik sang Ibu.
Pandangannya yang sudah mulai jelas, kini memindai seluruh ruangan. Ternyata dirinya berada di ruang keluarga yang dikelilingi oleh bapak-bapak yang masing-masing di tangan merek
Semenjak kepulangan Amanda. Kini gadis ayu itu tinggal bersama kedua orangtuanya karena Amanda sering menangis dan menjerit ketakutan saat malam hari. Terlebih Bimo suaminya sering keluar kota untuk mengurus bisnis. Membuat Bu Linda dan Pak Agus selaku orang tua Amanda menjadi khawatir dengan keadaan anak mereka.Selama tiga bulan terakhir, Amanda sudah sepuluh kali dibawa ke Paranormal. Semuanya angkat tangan. Mereka bilang jika ada satu makhluk yang mengikuti Amanda. Seorang perempuan cantik berambut panjang yang dikepang satu dengan pakaian kebaya kuno warna hijau tua.Orang tua Amanda sampai bingung, bagaimana cara mereka agar bisa menyelamatkan Amanda. Mereka pikir dengan kembalinya Amanda dari jurang, maka anak mereka akan selamat. Namun kenyataannya anak perempuan mereka justru semakin buruk keadaannya.Amanda berteriak, lalu melamun, kemudian berteriak lagi. Seolah Amanda benar-benar ketakutan. Saat sang suami meminta haknya. Amanda menjadi sangat liar dan berkata jika Bimo bu
Seorang perempuan muda terbangun dari tidurnya dengan susah payah sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit. Perempuan muda dengan usia dua puluh lima tahunan itu kaget saat matanya memindai sekitar.Dirinya kini berada di sebuah kamar yang begitu asing baginya.“Amanda! Kamu sudah bangun sayang?” Tampak ibu paruh baya berusia sekitar lima puluh tahunan berjalan mendekat dengan perlahan. Tangannya membawa nampan yang berisikan segelas teh panas yang masih terlihat kepulan asapnya.“Kamu sudah bangun sayang?” Ibu tersebut kembali bersuara.Sang ibu mengulang kembali pertanyaannya yang tidak mendapatkan jawaban. Sambil tangannya meletakkan apa yang dirinya bawa di atas meja. Mengambil isinya dan menyodorkannya kepada perempuan muda bernama Amanda yang menggelengkan kepalanya sebagai bentuk penolakan..“Ini dimana, Mah?” Perempuan yang lebih muda itu mengedarkan matanya ke penjuru kamar yang memang asing untuknya.“Di mana? Ya di rumah dong sayang. Kamu ada di kamarmu sekarang. Masa
Amanda melongo mendengar ucapan dari sang ibu. Sementara itu matanya tak berkedip menatap ke arah lelaki yang disebut oleh ibunya sebagai calon suaminya itu. Menatapnya dari atas kepala sampai ujung kaki.Saat Amanda sibuk dengan pikirannya sendiri, Juna yang tahu jika dirinya tengah diperhatikan oleh Amanda lantas menyunggingkan senyum manisnya. Senyuman yang justru menyadarkan Amanda. Perempuan muda tersebut bergegas membuang muka. Dirinya tak ingin bermanis- manis dengan lelaki yang baginya begitu asing tersebut.“Juna, tolong kamu periksa Manda. Kenapa dia jadi linglung begini sih? Apa karena dia demam kemarin ya?” Nampak suara Bu Linda terdengar begitu khawatir.Bu Linda bergegas meminta calon menantunya itu untuk memeriksa kesehatan anak semata wayangnya itu.Arjuna yang ternyata seorang dokter bergegas mengeluarkan peralatan medisnya. Amanda sedikit memicingkan mata saat melihat Arjuna yang tengah bersiap memeriksa keadaannya. Amanda baru menyadari jika pria berkemeja garis-gar
Hari ini Amanda tengah menjalani prosesi ijab kabul di rumah orang tuanya. Dirinya tak lagi mampu menolak pernikahan ini.Entah mengapa tiba-tiba hatinya menjadi luluh. Menuruti semua keinginan dari keluarganya untuk menikah dengan lelaki yang sama sekali tak pernah dia kenal sebelumnya.Mereka bilang, Arjuna adalah calon suaminya, mereka berdua telah dijodohkan sejak mereka masih dalam kandungan. Namun nyatanya di ingatan Amanda tak ada kenangan tentang Arjuna sama sekali.Anehnya lagi, ingatan perempuan muda itu tentang Bimo suaminya juga perlahan memudar. Jika nekat mengingat kembali tentang wajah sang suami. Tiba-tiba kepalanya terasa menjadi berat dan sangat sakit.Hal ini terjadi semenjak dirinya meminum obat yang diberikan oleh Arjuna tempo hari setelah memeriksanya. Lebih tepatnya bukan obat, melainkan ramuan herbal karena bentuk dan rasanya menyerupai jamu beras kencur.Waktu itu, setelah Arjuna pergi dari rumah. Bu Linda bergegas memberikan ramuan yang ditinggalkan oleh Arju
"Siapa itu Nastiti Pak?" Amanda bertanya yang disambut dengan keheningan dari yang lainnya. Lagi Amanda pun mengeluarkan suaranya.Namun diantara keempat orang yang duduk di sekitar Amanda, tak ada satupun yang menjawab pertanyaan dari perempuan muda tersebut. Hal itu membuat Amanda tersinggung. Baru saja mulut perempuan muda itu akan terbuka untuk mengajukan protes. Namun suara berat pak Baskoro langsung membanting nyali Amanda."Pak Agus! Kenapa dia sangat tidak sopan! Berbicara sebelum disuruh. Apa kau tidak mengajari dia sopan santun! Apa kau belum memberinya pendidikan tentang sopan santun dan adat istiadat keluarga Ningrat Nitis Sukma, Pak Agus!""Maaf Kanjeng Romo. Kemarin Amanda demam parah, jadi anak saya sedikit linglung. Sementara tanggal pernikahan sudah ditentukan dan tak bisa diubah. Mohon di maklumi pak." Pak Agus berbicara dengan gemetaran dihadapan besannya tersebut. Berdoa agar sang besan mau menerima alasan yang memang tidak dibuat-buat olehnya tersebut.Keadaan Ama
Pria muda nan rupawan yang bernama Arjuna Nitis Sukma tersebut menghembuskan nafasnya perlahan. Kedua telapak tangannya mencengkram kemudi dengan erat. Seolah ada beban berat yang tengah dia pikirkan.“Aku akan melindungi mu, Nastiti! Apapun yang terjadi.” Lagi Arjuna bergumamKini, sebuah senyuman tulus dia persembahkan kepada sang istri yang tengah tertidur pulas tersebut.Di tengah perjalanan, Pak Baskoro menghentikan mobilnya secara tiba-tiba. Mau tak mau Arjuna yang di belakangnya pun harus berhenti.Nampak supir pribadi keluarga Nitis Sukma keluar dari dalam mobil yang ditumpangi Pak Baskoro. Lelaki tersebut melangkahkan kakinya perlahan kearah mobil Arjuna dan tangannya mengetuk kaca mobil dengan perlahan. Arjuna yang paham langsung menurunkan kaca jendela mobilnya.“Ngapunten (Maaf) Den Bagus, Kanjeng Romo menyuruh saya untuk memberikan ini kepada Den Bagus Arjuna.” Sang sopir berbicara lembut sambil menyerahkan secarik kertas.Arjuna bergegas mengambil kertas tersebut. Saat s
Suara serak namun begitu berwibawa terdengar dari mulut seorang wanita tua yang disebut Eyang Putri.Masih dengan tampilan yang begitu apik. Baju kebaya Kupu Tarung warna hijau tua, dengan jarik batik motif isi mentimun warna coklat keemasan.Wajah bertabur bedak dan make up tipis- tipis. Membuat wajah sepuhnya selalu terlihat segar.Rambut disanggul, dan tertancap tusuk konde emas yang berkilau saat kepala si empunya bergerak. Tak lupa sepasang giwang yang begitu cocok dengan kalung juga bros yang bertengger di bajunya. Sungguh wanita ningrat dengan aura begitu besar dan mengagumkan.Nastiti alias Amanda yang jiwanya kosong hanya diam dengan ekspresi datar. Arjuna yang melihat sang istri menjadi sedikit khawatir. Takut jika Eyang Putri tersinggung karena tak ada jawaban dari Nastiti alias Amanda.“Diajeng Nastiti, tersenyumlah. Sapa Eyang Putri.” Arjuna bersisik.Amanda kemudian menganggukkan kepalanya perlahan, memberikan senyum kaku ke arah Eyang Putri. Senyum yang bagai senyuman s
Terdengar suara Amanda yang berteriak lirih sambil mencengkram erat kepalanya seolah menahan sakit yang teramat. Suara rintihan itu bisa menggambarkan dengan jelas jika keadaan wanita tersebut tidaklah baik-baik saja.Mata perempuan yang telah sah menjadi istri Arjuna kini nampak lagi sinarnya. Wajahnya kembali menunjukkan ekspresi. Walaupun kini yang terpancar dari wajah cantiknya justru raut wajah yang menahan rasa sakit.“Diajeng Nastiti, kau merasa sakit lagi?” Arjuna terdengar begitu khawatir.Dia tahu jika efek dari ramuan yang diminum oleh istrinya itu telah mulai memudar khasiatnya. Jika efeknya benar-benar menghilang, maka Amanda akan menjadi seperti sifat aslinya. Dia akan menjadi wanita yang pembangkang dan tidak lemah lembut. Bisa-bisa Eyang Putri curiga kalau Amanda alias Nastiti belum menjalani pendidikan tata krama dan adat istiadat keluarga Nitis Sukma. Jika sampai hal itu terjadi, maka Eyang Putri dapat dipastikan akan marah besar. Arjuna bingung harus bersikap bagaim