Home / Horor / GARIS DARAH WARISAN / BAB-6  EYANG PUTRI

Share

BAB-6  EYANG PUTRI

Author: UMMA LAILA
last update Last Updated: 2023-10-11 19:34:57

Suara serak namun begitu berwibawa terdengar dari mulut seorang wanita tua yang disebut Eyang Putri.

Masih dengan tampilan yang begitu apik. Baju kebaya Kupu Tarung warna hijau tua, dengan jarik batik motif isi mentimun warna coklat keemasan.

Wajah bertabur bedak dan make up tipis- tipis. Membuat wajah sepuhnya selalu terlihat segar.

Rambut disanggul, dan tertancap tusuk konde emas yang berkilau saat kepala si empunya bergerak. Tak lupa sepasang giwang yang begitu cocok dengan kalung juga bros yang bertengger di bajunya. Sungguh wanita ningrat dengan aura begitu besar dan mengagumkan.

Nastiti alias Amanda yang jiwanya kosong hanya diam dengan ekspresi datar. Arjuna yang melihat sang istri menjadi sedikit khawatir. Takut jika Eyang Putri tersinggung karena tak ada jawaban dari Nastiti alias Amanda.

“Diajeng Nastiti, tersenyumlah. Sapa Eyang Putri.” Arjuna bersisik.

Amanda kemudian menganggukkan kepalanya perlahan, memberikan senyum kaku ke arah Eyang Putri. Senyum yang bagai senyuman sebuah patung. Senyuman yang manis namun tak tulus.

“Nggih Eyang Putri, matur suwun.” Suara lirih akhirnya keluar dari mulut Nastiti alias Amanda.

“Cepat kalian berdua sungkem dengan Eyang Putri!” Suara berat Pak Baskoro terdengar.

Bergegas Arjuna melangkahkan kakinya ke arah Eyang Putri. Namun anehnya, Amanda hanya diam di tempatnya. Ia tak bergerak sedikitpun, seolah menunggu perintah. Benar saja, Arjuna menghentikan langkahnya lalu memutar tubuhnya dan berbicara pelan kepada istrinya.

“Diajeng Nastiti, ayo!” Suara Arjuna terdengar memerintah.

Baru saat itulah Nastiti melangkah perlahan, mengikuti langkah sang suami. 

Sesampainya di hadapan Eyang Putri. Arjuna dan Amanda kemudian berjongkok di depan beliau yang telah menunggu mereka di kursinya. Senyum hangat tak pernah hilang dari wajahnya yang telah menua namun penuh kewibawaan tersebut.

“Selamat datang, selamat juga atas pernikahan kalian berdua cucuku, Arjuna dan Nastiti. Bergegaslah kalian menciptakan ruh baru penerus trah ningrat Nitis Sukma. Aku sangat berharap pada kalian berdua!” Suara Eyang Putri terdengar.

Kedua tangannya sibuk membelai kepala cucunya. Tangan kanan membelai kepala Arjuna dan tangan kiri membelai kepala Nastiti alias Amanda. Nampak ketara sekali jika Eyang Putri begitu menaruh harapan besar kepada sepasang suami istri tersebut.

“Arjuna, cucuku.”

“Nggih Eyang Putri.” Arjuna menjawab dengan tenang.

“Esok lusa, bulan purnama akan muncul cucuku. Kau harus segera melaksanakan tugasmu. Kau paham kan maksud perkataan Eyang!”

Arjuna terdiam, jakunnya naik turun karena gusar. Sejujurnya dirinya bingung. Hauskah dirinya melakukan hal tersebut kepada Nastiti. Padahal hati wanita muda itu bukan untuknya. Apa dirinya tega memaksa Nastiti demi ambisi keluarganya. 

Eyang Putri yang merasakan kegusaran cucunya pun tersenyum, lalu kembali mengusap kepala Arjuna dengan tangan kanannya. Sementara tangan kirinya yang sudah lepas dari kepala Amanda menepuknepuk bahu kekar lelaki tersebut. 

Kepalanya menunduk perlahan mendekati pendengaran Arjuna, lalu membisikkan kata-kata yang membuat rona wajah cucu lelakinya itu pucat Pasi.

“Kau paham cucuku?” Suara serak Eyang Putri terdengar penuh dengan penekanan, pertanda perintahnya tak bisa ditolak. 

Dengan lemah dan pelan Arjuna pun menjawab perkataan sang nenek yang telah membuatnya pucat pasi.

“Nggih Eyang, saya paham.”

“Bagus! Kau memang cucu sulung keluarga Nitis Sukma, Arjuna.” Eyang putri tersenyum puas.

“Sudah, kalian berdua boleh duduk. Ada yang ingin Eyang bicarakan. Terlebih Nastiti, kamu juga harus berkenalan dengan anggota keluarga Nitis Sukma, Cah Ayu.”

“Nggih, Eyang Putri!” Arjuna menjawab.

Perlahan lelaki muda tersebut mengangkat tubuhnya agar berdiri.

“Ayo Diajeng,Nastiti!” Melihat Amanda yang masih terduduk akhirnya Arjuna bersuara lembut.

“Nggih, Kang Mas Arjuna.” Nastiti alias Amanda berucap, detik kemudian mengangkat tubuhnya, sama seperti sang suami, Arjuna.

Sepasang suami istri itu duduk di kursi yang telah disediakan. Kursi yang memang sengaja dikosongkan. Kursi yang menjadi tempat duduk khusus keluarga inti Nitis Sukma. 

Dalam ruang keluarga yang sangat lebar itu terdapat begitu banyak ukiran dan pernak-perniknya. Di dindingnya terpasang sebuah hiasan dinding yang terbuat dari ukiran kayu jati berbentuk pahatan burung merak. Ekornya yang begitu banyak terlihat begitu menawan bagai kipas Sang Dewi. Warnanya mengkilat dengan bola mata yang terbuat dari batu ruby warna merah.

Juga nampak sebuah lukisan yang terdapat wajah para keluarga inti Nitis Sukma yang kini juga duduk bertemu dengan Nastiti alias Amanda. Dalam lukisan tersebut terlihat Eyang Putri berada di tengah diapit oleh dua wanita yang cantik dan kiri-kanannya diapit oleh Pak Baskoro dan Arjuna.

Itu adalah  lukisan yang begitu menawan. Lukisan yang begitu apik dan indah, bahkan melebihi indahnya sebuah potret. Sebuah lukisan yang nampak begitu nyata. 

Ada pula susunan nama-nama yang di pajang di dinding, pajangan yang terbuat dari bulu sapi dan di bingkai dengan kayu jati yang terukir aksara Jawa. Aksara itu adalah aksara yang menuliskan tentang nama-nama keturunan trah Nitis Sukma.

Terdapat pula di ruangan tersebut 3 buah kursi yang terdiri dari 1 kursi tunggal dan dua kursi yang dapat ditempati masing-masing oleh tiga orang.

Kursi tunggal adalah tempat duduk bagi pemimpin atau tertua keluarga Nitis Sukma, yaitu Eyang Putri. Kursi lainnya diduduki oleh Pak Baskoro beserta dua wanita cantik di samping kanan kirinya. Sisanya menjadi tempat duduk Amanda dan Arjuna.

Di antara mereka terdapat meja persegi panjang yang terbuat dari kayu jati. Begitu pula dengan kursi yang mereka duduki. Kayu jati yang dibentuk sedemikian rupa hingga menjadi meja dan kursi yang begitu menawan. Pahatan serta ukiran dalam meja kursi tersebut dapat mencerminkan dan membuktikan betapa hebat dan berbakatnya sang pencipta perabot rumah tangga tersebut. Perabot yang terlihat begitu cantik dan megah, yang tak mungkin dimiliki oleh masyarakat biasa.

“Nastiti cucuku, kau lihat lelaki yang agak gendut namun gagah itu, Cah Ayu?” Eyang putri menunjuk Pak Baskoro. Amanda hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.

“Dia adalah anak lelakiku satu-satunya. Bapak mertuamu. Kau paham Nastiti?” 

Lagi, Amanda hanya menjawab dengan anggukan kepala pelan serta masih dengan tatapan mata kosong.

“Lalu, yang di sebelah kanan. Dia adalah menantuku, istri dari Baskoro, Ibu mertuamu Nastiti. Dia adalah Sulastri. Ibu dari suamimu, Arjuna!” 

Wanita yang ditunjuk Eyang putri pun tersenyum kearah Amanda alias Nastiti. 

“Nggih Eyang Putri.” Kini terdengar suara pelan keluar dari mulut Amanda.

“Lalu yang terakhir, gadis ayu yang rambutnya dikepang itu. Dia adalah adik dari Arjuna. Gadis ayu itu bernama Sekar Ayu Nitis Sukma. Calon pemimpin keluarga Nitis Sukma setelah kematian ku.”

Amanda kali ini menatap perempuan muda yang diperkenalkan kepadanya, tepat di mata wanita ayu tersebut. Wanita ayu yang tersenyum manis namun mengeluarkan aura begitu mistis.

“Sekar Ayu Nitis Sukma...” Amanda bergumam pelan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • GARIS DARAH WARISAN   BAB-25 PERJUANGAN TERAKHIR AMANDA (season-1 TAMAT)

    Semenjak kepulangan Amanda. Kini gadis ayu itu tinggal bersama kedua orangtuanya karena Amanda sering menangis dan menjerit ketakutan saat malam hari. Terlebih Bimo suaminya sering keluar kota untuk mengurus bisnis. Membuat Bu Linda dan Pak Agus selaku orang tua Amanda menjadi khawatir dengan keadaan anak mereka.Selama tiga bulan terakhir, Amanda sudah sepuluh kali dibawa ke Paranormal. Semuanya angkat tangan. Mereka bilang jika ada satu makhluk yang mengikuti Amanda. Seorang perempuan cantik berambut panjang yang dikepang satu dengan pakaian kebaya kuno warna hijau tua.Orang tua Amanda sampai bingung, bagaimana cara mereka agar bisa menyelamatkan Amanda. Mereka pikir dengan kembalinya Amanda dari jurang, maka anak mereka akan selamat. Namun kenyataannya anak perempuan mereka justru semakin buruk keadaannya.Amanda berteriak, lalu melamun, kemudian berteriak lagi. Seolah Amanda benar-benar ketakutan. Saat sang suami meminta haknya. Amanda menjadi sangat liar dan berkata jika Bimo bu

  • GARIS DARAH WARISAN   BAB-24 PULANG

    “Kakek!” Amanda berteriak histeris dengan posisi terduduk dan mata melotot“Alhamdulillah!” Terdengar suara serentak mengucap Hamdalah.Amanda yang masih pusing memegangi kepalanya. Pandangannya masih sedikit buram. Gadis ayu itu tersentak saat seseorang tiba-tiba memeluknya dengan erat sambil menangis. Ternyata itu adalah ibunya yaitu Bu Linda. Amanda dapat merasakan jika wanita yang telah melahirkannya itu sangat khawatir dengannya.“Alhamdulillah, Sayang. Kau sudah bangun. Alhamdulillah.” Amanda memeluk balik sang Ibu.Pandangannya yang sudah mulai jelas, kini memindai seluruh ruangan. Ternyata dirinya berada di ruang keluarga yang dikelilingi oleh bapak-bapak yang masing-masing di tangan merek

  • GARIS DARAH WARISAN   BAB-23 PESISIR SEGARA

    Bumi pun bergetar dengan hebatnya. Gelombang laut meninggi, siap menghantam pesisir. Angkasa seolah terbelah, siap menimpa siapapun yang ada di bawahnya. Suara guntur bergandengan tangan dengan sang angin yang sibuk menari berputar-putar siap menerbangkan apapun yang menghalanginya. Amanda yang mulai paham dengan situasinya pun terus-menerus mengucap nama Tuhan. Dia memanglah seorang hamba yang sering lalai dengan kewajibannya. Amanda sangat bersyukur mulutnya masih diijinkan untuk menyebut nama penguasa semesta alam.“Allahu Akbar. Ya Allah. Allahu Akbar!” Amanda terus bertakbir sambil menangis. Dia tak hafal doa apapun. Dia hanya mampu menyebut nama Tuhan dengan setulus hati, berharap kali ini Allah mau menolongnya.Amanda terus menangis karena menyesal. Selama tiga hari ini dirinya sama sekali tak ingat dengan Tuhan. Andai dirinya tak jauh dari Tuhan pasti dia takkan mengalami hal yang sangat mengerikan seperti ini. Amanda mengutuk dirinya sendiri yang baru sekarang ini mengingat d

  • GARIS DARAH WARISAN   BAB-22 SOSOK ASLI TRAH NITIS SUKMA

    “Itu dia! Cepat tangkap!”Amanda terus berlari tanpa berani menoleh ke belakang. Dia yakin jika yang mengejarnya adalah rombongan yang diutus oleh ayah mertuanya.Jatuh bangun Amanda berlari menembus hujan yang tak mau berhenti. Gadis ayu itu tak peduli jika kakinya yang tanpa alas kaki itu terluka karena terus menapaki tanah yang licin.“Cepat tangkap dia! Jangan sampai kabur!” Lagi suara rombongan itu terdengar. Membuat irama jantung Amanda semakin tak karuan.Kini Amanda harus berjuang sendiri karena suaminya tak lagi di sampingnya. Tak ada yang bisa diandalkan kecuali dirinya sendiri. Keselamatan nyawanya tergantung dari tekad yang dia miliki. “Aku harus selamat, aku harus pulang!” Amanda berucap sambil menangis. Berusaha menyuntikan kekuatan untuk dirinya sendiri.“Mamah, Papah, Mas Bimo.” Amanda memanggil satu persatu nama orang yang dikasihinya.Gadis ayu itu kini ingat semuanya. Siapa suaminya yang sebenarnya. Semua kepingan ingatannya yang hilang perlahan kembali memasuki kep

  • GARIS DARAH WARISAN   BAB-21 RADEN AYU KEMUNING

    Amanda tak lagi mampu menahan tangisnya. Dia pikir Arjuna adalah lelaki yang akan melindunginya. Nyatanya, dia hanya lelaki jahat yang bersembunyi dibalik wajah tampannya. Amanda tak menyangka jika dalang di balik semua yang tengah terjadi pada dirinya adalah Arjuna. Amanda menangis tersedu sambil menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Arjuna berusaha menenangkan Amanda dengan memeluknya. Namun tubuhnya didorong oleh Amanda."Jangan sentuh aku!" Amanda berteriak kencang."Tenanglah, Diajeng. Tolong tenang. Jangan sampai suaramu didengar oleh mereka yang tengah mengejar kita." Arjuna berusaha menenangkan Amanda.Amanda berusaha tenang walau isak tangisnya masih terdengar."Aku mengaku, aku memang salah karena telah memanggilmu kemari, bahkan aku berniat memanfaatkan tubuhmu demi kepentingan pribadi. Aku sangat menyesal, Diajeng. Tapi aku tak bisa berbuat banyak karena semua takdir yang kau alami itu terikat dengan beliau, Amanda. Maafkan aku, Diajeng."Amanda mengerutkan dah

  • GARIS DARAH WARISAN   BAB-20 TERUNGKAPNYA RAHASIA

    "Apa! Jadi aku akan dijadikan tumbal oleh keluargamu!" Amanda berteriak tatkala dirinya tahu apa yang sebenarnya terjadi."Kau adalah titisan dari istriku yang telah meninggal, Amanda. Dalam tubuhmu mengalir darah warisan dari trah istriku.""Tunggu-tunggu!" Amanda menghentikan perkataan Arjuna yang menurutnya sangat tak masuk akal itu."Titisan? Darah warisan? Maksudnya apa? Bukannya tadi kau bilang jika aku adalah tumbal?" Amanda semakin bingung dan frustasi dengan apa yang dihadapinya saat ini."Tenanglah sebentar, Diajeng. Biarkan aku menyelesaikan perkataanku.""Baiklah kalau begitu. Ceritakan semua padaku. Kenapa aku bisa sampai di sini. Maksudku, kenapa harus aku?" Amanda menghembuskan nafas kasar. Dirinya marah serta kecewa dan juga penasaran.Amanda menatap serius Arjuna yang mulai menceritakan segalanya. Dimulai dari kisah mendiang sang istri yang bernama Nastiti hingga dimana gadis ayu itu berakhir menjadi tumbal untuk melahirkan penerus Trah Nitis Sukma."Jadi perempuan ya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status