Share

Amankan Rahasiamu

"Antar langsung ke rumahnya, Pak. Jangan diturunin sembarangan, ngejar soalnya." Aswin bicara dengan sopir taksi.

Setelah makan bersama, Cakra menganjurkan Ria pulang, para pria mengantar sampai memberhentikan taksi.

"Tolong hati-hati ya, Pak." Cakra turut memberi pesan ke sopir.

"Baik, Pak."

"Ck, mereka khawatir atau lagi mengejek." Ria menutup kaca setengah. "Jalan, Pak."

Setelah taksi melaju, mereka kembali ke kantor. Baru selangkah masuk ruangan, Aswin terkejut dengan ekspresi juniornya sedang berdiri menganga tersenyum lebar tanpa kedip.

Aswin mengibaskan tangannya depan muka Varafanu. "Rafa!" Dia teriak karena takut dia pingsan berdiri.

Rafa sadar melamun lama. "Iya, Pak."

"Kenapa kamu bengong ke arah pintu?" Yang dirasakan Cakra cuma angin masuk.

"Oh iya. Tadi Kiran datang minta bertemu Fuadi," terang Varafanu.

"Kiran?" Aswin memukul dada Cakra. "Kamu gak bilang dia mau berkunjung."

Cakra juga tidak tahu bocah itu berencana datang ke kantor polisi. Lumayan lama merek
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status