Share

Rahasia Sebelum Hari Kematian Aina

Raka berlari turun dengan tangan kosong. Ia bersembunyi di balik pohon yang menghadap tebing tak berani menampakkan wajah di depan Kiran dan Ranu.

"Raka!" Suara gadis yang dulu sering memanggil namanya dengan ceria masih membekas, begitu pula kenangannya.

Aina masuk ke kelas Raka saat jam istirahat untuk mengajak makan siang. "Kiran sudah menunggu di kantin. Ayo kita ke sana."

Raka menepis pelan tangan Aina yang mengait ke lengannya. "Aku gak nafsu makan."

"Kemarin kamu juga gak makan. Kamu sakit? Jangan belajar terus. Isi tenaga dulu. Ayo!" Aina belum menyerah mengajaknya.

"Kamu gak dengar? Aku menolak. Aku makan atau nggak bukan urusan kamu. Aku hidup atau mati sekalipun bukan urusan kamu. Jangan merengek di hadapan aku. Kamu gak malu disebut pencari perhatian dan bersikap manja setiap hari?"

Siapa yang tidak terkejut kekasihmu mengusirmu dengan penekanan? Seorang Raka yang lembut dan penyayang, berubah drastis akhir-akhir ini.

"Jelas urusan aku—" Aina membungkam mulutnya tatk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status