Share

13 | Tidur bersama, haruskah kita melakukannya?

Sunny tidak sadar, tubuhnya syok menerima hantaman yang tiba-tiba itu dan Ryuse—kepalanya terbentur kemudi dan melukai pelipisnya. Untungnya, pohon itu hanya menimpa bagian kap mesin. Asap mengepul dari dalam mesin, kapnya ringsek, dan perjalanan mereka terhenti.

Ryuse melirik Sunny dengan cemas. Dia menggeser wajah Sunny dan menepuk-nepuk pipinya.

“Sansan ... hei, bangunlah. Sansan ... Sunny!”

Sunny terbangun dan dia terperanjat. “Apa aku masih hidup?” tanyanya frustasi.

“Syukurlah,” Ryuse mendesah lega. “Apa ada yang terluka? Atau tubuhmu terasa sakit?” Ryuse memeriksa tangan dan kaki Sunny.

“Aku baik-baik saja. Hanya saja benturan itu membuatku lemas.”

“Kau yakin?” sekali lagi Ryuse mamastikan kondisi Sunny.

Sunny hanya memberikan anggukan.

Ryuse mendesah lagi, menyandarkan tubuhnya ke jok dan memejamkan mata.

“Kau berdarah,” ujar Sunny cemas.

Ryuse menyentuh pelipisnya dan berkomentar, “ini bukan apa-apa.”

Sunny buru-buru mengambil beberapa lembar tisu dan menyeka darah
Vieneze

Akankah Sunny jatuh pada godaan Ryuse? uh, mulai mendebarkan nih. semua gara-gara pikiran polos Sunny yang terlalu liar😁 Jangan lupa kasih vote dan komentar untuk mendukung author ya. Salam penuh cinta❤️

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status