Share

32 | Ryuse tidak ingin Sunny pergi

“Namun, itu hanyalah sebuah benda,” ujar Ryuse. “Aku masih bisa membelinya. Melihatmu yang bertanggung jawab, aku akan membiarkanmu.”

“Maafkan aku, Paman. Aku tidak akan mengulanginya lagi.”

Ryuse memijat keningnya dan mendengus. “Jangan panggil aku paman. Aku tidak setua itu. Panggil saja aku sesukamu asal jangan sebutan yang tua.”

Rury mengangguk dan tersenyum ceria. “Baik, Kakak keren.”

“Kakak keren?” Ryuse menaikkan satu alis.

“Tentu saja. Aku melihatmu bertarung waktu itu dan itu sangat keren,” ungkap Rury gembira.

Ryuse tersenyum tipis dan menimpali dengan wajah tenang, “Itu tidak buruk. Aku suka.”

Sementara Marvin tersenyum puas melihat sikap Ryuse terhadap Rury. Dia menang taruhan. Makan malam sepuasnya di Cozy resto akan menjadi hal yang paling menyenangkan untuk Marvin. Setidaknya dia terbebas dari makan roti lapis setiap harinya. Pekerjaannya yang sering menghabiskan waktu di malam hari, membuat Marvin sering mengabaikan makan malam.

“Hei, aku menang. Jangan lupakan
Vieneze

Halo pembaca tersayang. Dukung selalu cerita ini dengan memberikan gems dan vote serta komentar yang baik. terima kasih banyak ❤️❤️

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status