Awan baru saja menyelesaikan meeting dengan para petinggi perusahaan RA Corporation, sebuah rapat yang tidak biasa. Karena pertemuan itu sendiri hanya bisa dihadiri oleh para petinggi perusahaan, mulai dari level Direktur teratas di setiap perusahan yang dinaunginya.
Acara itu cukup membuat dirinya lelah.
Sekarang hanya tinggal dirinya dan sang direktur utama yang menjadi tangan kanannya selama ini, Zack Lee. Seorang pria berusia 50an bergaya kalem namun sangat berkharisma. Dialah yang diutus Ayahnya Awan sebagai mentornya pertama kali. Namun, ketika Awan sudah bisa mengendalikan perusahaan sepenuhnya, posisi Zak bergeser menjadi tangan kanan Saktiawan Sanjaya, sekaligus Direktur Utama.
Sebuah alasan sederhana, kenapa bukan nama Saktiawan Sanjaya yang menjadi Direktur Utamanya. Itu semua dikarenakan ide visioner Awan yang menginginkan jika namanya tidak muncul kepermukaan dan tetap jadi pemain dibelakang layar.
Bukan hanya perusahaan, bahkan di klan Atmaja sebagai kelompok mafia nomor 1 di Negeri ini, Ia pun tetap memainkan perannya dari balik layar dan membiarkan sang paman, Joe untuk tetap menjadi orang nomor 1 di Klan tersebut.
"Sudah hampir empat tahun, sejak anda mengambil alih kendali perusahaan Wijaya.." Ujar Zack bicara dengan hati-hati di depan sang big boss.
"Iya, paman. Tidak terasa sudah hampir empat tahun yah.." Awan tampak tersenyum senang mengingat masa-masa awal Ia baru masuk ke Perusahaan dan belajar banyak pada Zack atas perintah Ayahnya.
"Anda telah mengajari saya banyak hal, Paman.."
"Ah, jangan membuat saya malu tuan muda. Sekarang anda bahkan sudah jauh melampai saya, jelas saja saya tidak ada apa-apanya anda saat ini." Zack tersenyum masam.
"Ah, paman Zack jangan terlalu merendah begitu. Bagaimanapun, saya bisa sampai seperti ini karena bimbingan anda." Awan merendah.
"Bukan saya, tapi anda yang terlalu merendah tuan muda. Lihatlah dimana kita sekarang! Saya hanya mengajarkan apa yang saya tahu tentang bagaimana mengelola perusahaan. Tapi, yang anda lakukan bukan hanya mengembalikan kejayaan perusahaan Wijaya. Tapi, membawanya jauh melewati kejayaannya dimasa lalu." Sanjung Zack.
Itu semua benar, dulu saat Agus Wijaya terlibat skandal yang begitu banyak ditambah bobroknya kontrol perusahan yang menyebabkan banyak kecurangan disana-sini yang dilakukan oleh para petingginya, mengantarkan perusahaan pada kehancuran. Bahkan tidak lama setelah itu, Agus Wijaya bunuh diri karena tidak kuat menanggung beban hutang perusahaan. Belum lagi penyebabnya karena kehilangan putri mereka satu-satunya, ikut memberi andil kehancuran mental dan rasa percaya dirinya.
Sejak saat itu, Sanjaya Grup mengambil alih perusahaan Wijaya melalui pelelangan resmi. Lalu, perusahaan itu diserahkan pada Awan karena pertimbangan masa lalu sekaligus untuk latihan sang pewaris dinasti Sanjaya tersebut dan mempersiapkannya menjadi raja penguasa Sanjaya di masa depan.
Sebagai pimpinan tertinggi dan pemilik perusahaan Wijaya, Awan merombak total sistem di perusahaan tersebut.
Namun, seperti kata pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Layaknya Kelvin di masa mudanya, Awan pun sangat cepat belajar tentang bagaimana mengatur perusahaan yang baik. Dimulai dengan menyingkirkan semua bawahan yang tidak profesional dan dianggap sebagai benalu, lalu menempatkan mereka yang benar-benar profesional di posisinya. Tidak berhenti sampai disitu, Ia juga mengganti nama perusahaan menjadi RA Corporation, yang membuatnya tetap mengingat mendiang kekasihnya, REN dan AWAN.
Umpamanya, Zack hanya memberinya sebuah pisang. Tapi, lewat kejeniusan dan tangan dinginnya dia berhasil menghasilkan banyak pisang segar lainnya. Tidak hanya itu, Awan bahkan menghasilkan banyak pohon penghasil buah lainnya. Begitulah keadaan perusahaan yang dikelolanya saat ini.
Banyak yang menyangsikan kemampuan sanjaya muda pada awalnya, jika Ia akan gagal mengelola perusahaan sebesar itu nantinya. Namun, orang nomor 1 di Klan Sanjaya itu seakan tak bergeming dan tetap pada keputusannya untuk menunjuk dan menyerahkan sepenuhnya kepemilikan bekas perusahaan Sanjaya pada sang anak, tidak terkecuali kedua kakak tirinya. Jika Hadi Sanjaya terang-terangan menunjukan ketidaksukaannya, lain halnya dengan Amelia Sanjaya, Ia tampak lebih tenang dan bermain dengan sangat halus.
Kepercayaan penuh sang Ayah, ternyata sangat tepat. Hanya butuh 1 tahun bagi Awan untuk benar-benar memulihkan kondisi perusahaan. Bahkan, ketika konflik di Negeri ini sedang memanasnya karena presiden terpilih tampak begitu mendukung proyek dari negeri tirai bambu, yang menyebabkan banyak perusahaan lokal dan bahkan sekelas BUMN sampai gulung tikar.
Awan dengan cerdiknya, mengambil salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang tembaga dan besi. Banyak yang mencemooh keputusannya kala itu.
'Apa untungnya RA Corp mengambil alih perusahaan BUMN yang hampir mati begitu ? Bahkan perusahaan itu sendiri tidak mampu lagi membayar gaji karyawan perusahaannya yang menyebabkan PHK masal kala itu.'
Awan, bukannya tidak peduli dan tidak tahu akan isu sensitif tersebut. Bahkan staf ahlinya juga sudah mengingatkan betapa sia-sianya mengakuisisi perusahaan itu pada saat itu dan mengingatkan akan banyaknya pengeluaran yang harus dikeluarkan perusahaan, apalagi perusahaan mereka baru akan naik.
Tapi, lihatlah hasilnya sekarang. Melalui Zack yang selalu tampil didepan dengan Awan sebagai otaknya. KR Steel, perusahaan yang dinamainya sendiri sekarang bangkit menjadi penghasil dan pengimpor baja nomor 1 di negeri ini, dan memberi tamparan keras pada perusahaan negeri tirai bambu yang coba masuk saat itu. Hal itu, tidak lepas dari kejelian Awan dalam memanfaatkan peluang yang ada.
Ia tahu, bagaimanapun rasa kecintaan produk dalam negeri orang-orang di Negeri ini masih cukup tinggi ditambah Ia mengkampanyekan akan memakai 95 persen pekerja lokal, belum lagi mareka sudah punya nama sebelumnya. Namun, karena tekanan para petinggi di Negara ini serta ditambah banyaknya kecurangan yang dilakukan oleh oknum direksi waktu itu membuat perusahaan tersebut hancur.
Tepat ketika negara berdalih dengan mengumumkan kebangkrutan salah satu perusahaan tertua BUMN tersebut dan memutuskan untuk melelangnya, Awan bergerak cepat untuk membeli semua sahamnya. Walau saat itu, Ia sengaja meminjam nama besar Ayahnya sehingga langkahnya berjalan dengan begitu mulus tanpa hambatan.
Dengan tangan dinginnya, KR Steel berubah menjadi salah satu perusahaan raksasa pemasok baja terkemuka. Tidak hanya di dalam Negeri bahkan sudah mendunia.
Langkah revolusionernya tidak berhenti sampai disitu, Ia sengaja membeli salah satu bukit daerah puncak tidak jauh dari ibu kota seluas 10.000 hektar persegi. Itu hanyalah desa kecil yang sangat sedikit penduduknya. Sebagai gantinya, semua penduduk yang rata-rata berekonomi rendah di relokasi ke pusat ibu kota dengan memberi mereka rumah dengan standar premium serta modal usaha untuk mereka bisa beradaptasi di Ibu kota. Sebuah jumlah yang tentu tidak bisa di tolak oleh siapapun.
Awan menamainya RA Commercial Street. Sebuah pusat bisnis dan wisata sangat ekslusif yang menjadi magnet setiap orang kaya di negeri ini bahkan sampai orang-orang kaya Mancanegara. Dia mampu memberi gengsi yang tak ternilai untuk tempat tersebut, sehingga tanpa sadar menjadi standar tersendiri bagi setiap orang kaya, 'Anda belum menjadi orang kaya sesungguhnya, jika belum pernah masuk ke RA Commercial Street'.
Sehingga, tidak sembarang orang yang bisa keluar masuk ke tempat tersebut. Dari sana saja, jutaan dolar mengalir setiap harinya ke dalam rekeningnya.
Itu baru sebagian gebrakan jenius dari seorang Awan.
Tidak heran, jika Zack Lee menyanjung tinggi pencapaian besar Awan.
"Jadi, kalau tuan muda mau mendengar masukan orang tua ini.."
Awan sedikit mengernyitkan keningnya ketika Zack bicara seperti itu padanya. Yah, walau secara umum Ia adalah atasan Zack, tapi Awan tetaplah seorang yang rendah hati dan mau mendengar nasehat siapapun, selagi itu baik.
"Lupakan sedikit tentang pekerjaan dan bersenang-senanglah, tuan muda.""Pfft.." Awan sedikit tersedak dan tertawa masam mendengar saran sederhana Zack."Anda terlalu banyak menghabiskan waktu untuk kemajuan perusahaan, tidak ada salahnya sesekali anda menikmati masa muda dan bersenang-senang diluar sana." Zack tidak takut jika dianggap lancang menyarankan itu padanya, justru Ia memberanikan diri bicara seperti itu karena kedekatan mereka selama ini.Awanpun terlihat biasa dan tidak marah karena ucapan Zack barusan."Kata Susan, Anda hanya menghabiskan kurang dari seratus juta setiap bulannya. Saya bisa dimarahi Tuan Kelvin karena disangka tidak melayani anda dengan baik." Lanjut Zack dengan sedikit bercanda sambil menatap Awan yang d
Awan baru saja selesai ganti pakaian begitu Mikha masuk ke dalam kamar apartemennya, sementara diatas kasur mewahnya masih berserakan belasan stel pakaian yang baru saja datang, dikirimkan oleh kurir salah satu toko online.Melihat pakaian yang dipakai oleh Awan, lalu pandangannya tertuju pada pakaian yang masih dalam bungkusan diatas kasur, tak ayal membuat kening Mikha berkerut dengan alis terangkat karena saking herannya.Bagaimana tidak ?Jika pakaian yang terpampang didepannya sangat tidak pas untuk seorang Awan, sehingga membuat dirinya tidak tahan untuk berkomentar."Awan, yang benar saja kamu mau pake ini buat kuliah ?" Tanyanya seolah tak percaya."Hehehe, kenapa ? Bagus kan
"Tuan Muda, maaf tadi saya kebelakang. Tuan muda mau keluar ya ?" kata Pak Bahar supir pribadi Awan yang baru saja tiba dari arah belakang mereka. "Oh tidak usah pak. Saya mau bawa motor saja. Ada yang bawa motor gak ? Saya pinjem dulu." Jelas semua orang pada melongo seakan tidak percaya, mereka sempat mengira salah dengar kalau sangbig bossakan meminjam motor. "Eh, motor bos ?" Tanya Yunfa memastikan. "Iya, ada ?" Melihat Awan yang serius, jelas saja kalau Ia sedang tidak bercanda. "Bawa motor saya aja kalau gitu bos." Yunfa menawarkan dengan semangat.
Jika Awan masih orang yang sama ketika Ia pertama kali menginjakkan kaki di Ibu Kota, mungkin sekarang Ia benar-benar akan terlihat layaknya orang bodoh yang sedang tersesat. Tapi Awan yang sekarang jelas sudah jauh berbeda. Ia bukan orang gaptek lagi dengan hp jadul yang akrab dengan museum lawas. Melaluismartphoneditangannya, Ia dengan mudah mengakses seluruh denah gedung tempat perkuliahannya. Sehingga dengan mudah mengetahui dimana kelas yang harus ditujunya saat itu. Namun keasikan melihathandphone, ada seorang wanita dengan setelan formal namun berkelas serta kecantikan yang elegan, sedang berjalan terburu menuju kelas tempatnya mengajar, dan... Buugghhh Tubuh semampai tersebut terlambat b
"Maaf Bu, saya terlambat. Boleh saya masuk ?" Tanya Awan coba seramah mungkin. "Ka-kamu mahasiswa disini ?" Tanya Calista lebih kaget lagi. Suatu hal yang tidak terduga, pria yang ditabraknya tadi adalah mahasiswanya sendiri dan pria itu telah memeluk dirinya. Walau itu terjadi karena kecelakaan, membuat Calista salah tingkah dan wajahnya semakin memerah karena malu. Namun cepat-cepat, ia menguasai keadaan kembali dan menganggap kejadian sebelumnya adalah hal yang biasa dan cuma kecelakaan. Untuk menutupi gugupnya, Ia mempersilahkan Awan untuk masuk ke dalam ruang kelas. "Eh, iya.. Silahkan." Calista bergeser kesamping untuk memberi jalan. Awan juga tidak menyangka s
Tapi mau mengejar Awan dan membuat perhitungan jelas tidak mungkin, mereka akan semakin mempermalukan diri mereka sendiri dengan membuat ribut dengan mahasiswa kasta rendah seperti Awan dan ketiga sahabatnya ditempat umum seperti ini. Sehingga Seila dan kawan-kawannya hanya bisa menyimpan dendam dihati saat ini. 'Awas kalian, ini belum berakhir.' Begitulah kira-kira arti tatapan mereka ketika melihat Awan yang sudah duduk di meja mereka. Awan mengerti jika teman-temannya itu pasti akan sungkan untuk memesan makanan, melihat dari cara mereka yang begitu canggung untuk berada didalam kantin tersebut. Sehingga dari awal Awan sudah mengingatkan untuk tidak ragu memesan apapun yang mereka inginkan. Keraguan Awan terbukti, walau ketiganya tampak tergoda melihat daftar menu yan
Jika ada orang yang paling dibenci oleh seorang Ardi saat ini, maka Ia adalah Awan. Mahasiswa baru yang telah membuatnya sampai kehilangan muka didepan penggemarnya langsung. Bermaksud untuk menjadikan Awan sebagai objek tertawaan di chanelyoutubenya, justru malah berbalik jadi tamparan memalukan baginya. Bagaimana tidak ? Kaum Aiden tersebut seharusnya jadi bahan tertawaan bagi Ardi dan para penggemarnya, urung jadi tertawaan justru Ia sendiri yang jadi bahan cemoohan penonton. Aiden yang identik dengan mahasiswa miskin tersebut beneran mampu membayar makanan mereka yang harganya tidak sedikit. Bahkan seorang pegawai negeripun akan menguras gaji 1 bulan mereka untuk membayar tagihan makan sebanyak
"Pft, hanya 15 detik." Si gadis terlihat kesal. Sekarang Ardi yang terlihat pucat ketakutan. Bagaimana mereka begitu sial bisa bertemu dengan gadis ini ? Kecantikannya benar-benar menipu. "Loh, katanya mau mengoyak tubuhku ? Mau ngasih sama anjing jalanan kalau kalian sudah puas ? Bahkan untuk pemanasanku aja kalian berempat gak punya kemampuan. Dasar lelaki loyo!" Wajah Ardi dan ketiga temannya terlihat pias, mereka bahkan tidak mampu untuk mengangkat wajahnya apalagi untuk menjawab hinaan gadis tersebut. "Woi kalian kenapa kok lama banget sih? Cuma ngancurin motor aja..." Dari belakang terdengar suara teman Ardi yang tadi bertugas berjaga dari luar. Tapi ucapannya langsung ter