Richard sengaja mengurung diri dalam ruangannya, setelah dirinya tidak berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya. Di depan semua orang dan terlebih, di depan klien pentingnya, Calista terang-terangan menolak dan mengusir dirinya. Lagian, apa kurang dirinya? Richard berada di usia yang sangat matang dan memiliki jenjang karir yang menjanjikan. Tapi, Calista masih saja menolak dirinya. Pengusiran Calista sebelumnya, cukup melukai kepercayaan dirinya.Saat Richard sedang meratapi kemalangannya, Richard mendengar suara ketukan dari luar dan suara Agnes yang meminta ijin untuk masuk dan bertemu dengannya.Namun, Richard sedang tidak mood untuk bertemu siapapun saat ini. Kecuali orang itu adalah Calista. Jika tidak, jangan harap ia mau bertemu.Sebelum Richard bersuara dan menolak, pintunya tiba-tiba dibuka paksa oleh seseorang."Agnes, apa yang kamu lakukan?" Hardik Richard terkejut dan marah.Agnes tidak datang seorang diri, ada Awan bersamanya.Awan yang sedang diburu waktu, tidak b
Awan menendang Richard ke depan, hingga ia tersungkur di lantai.Richard terlihat tidak berdaya dan berkata, "Ma-maaf, bos. Tapi, orang ini yang memaksaku!""Kamu, apa yang coba kamu lakukan? Apa kamu pikir, negara ini tidak punya hukum? Hah!" Tunjuk Prabowo pada Awan."Aku akan memanggil petugas keamanan dan membuatmu menyesali perbuatan sok beranimu ini." Ancam Prabowo dan tangannya sudah bersiap memencet tombol telepon di atas mejanya untuk mengubungi keamanan. Blub.Entah darimana datangnya, sebuah sinar berwarna biru melesat ke arahnya dan menembak kabel telpon di mejanya."Jangan buru-buru! Saya datang hanya ingin menanyakan seseorang pada anda."Saat mengucapkan hal itu, Awan baru saja selesai menekan tombol off di kamera ponselnya.Dengan mata bathinnya, Awan bisa melihat apa yang terjadi dalam ruangan sebelum ia membuka paksa ruangan Prabowo sebelumnya. Karena itu, Awan sudah menyiapkan kameranya sedari awal sebagai alat untuk mempermudah misinya menggali informasi dari Prab
Johan terlihat begitu bersemangat, setelah apa yang diinginkannya berhasil didapatkannya. Johan memerintahkan salah seorang pengawal khususnya untuk menculik Calista. Meski begitu, Johan sama sekali tidak menduga jika Calista memiliki pengawal rahasia yang melindunginya secara diam-diam. Entah itu adalah pengawal Calista, atau pengawal yang disuruh oleh orang lain untuk menjaganya. Jika saja, Johan menyuruh bodyguardnya yang menculik Calista, bisa dipastikan mereka akan gagal. Beruntung bagi Johan, ia membawa pengawal khusus keluarganya bersamanya dan pengawalnya berhasil melumpuhkan dua orang pengawal Calista. Sebenarnya, sempat terlintas rasa penasaran dalam hatinya tentang identitas pengawal tersebut. Hanya saja, bayangan tentang kecantikan Calista, telah membutakan kewaspadaannya. Selanjutnya, Johan tidak sabar untuk segera memetik hasil usahanya. Hanya saja, saat ia kembali ke tempat keluarganya menginap, adik perempuan Johan ternyata sudah menunggu di lobby masuk hotel sa
"Bisnis keluarga Walton bergerak dalam bidang farmasi dan manufaktur. Tapi, bisnis utama utama mereka adalah farmasi.""Aku menemukan catatan kunjungan mereka ke beberapa perusahaan farmasi di beberapa kota. Melihat dari pergerakan mereka, ada kemungkinan mereka akan berinvestasi di sana atau bahkan mengakuisisi perusahaan-perusahaan ini.""Selain itu, aku juga menemukan informasi waktu kedatangan keluarga Walton, lima hari yang lalu, pukul satu siang.""Kedatangan mereka, dipimpin langsung oleh kepala keluarga Walton sendiri, Haris Walton. Putranya, Ariyon Walton dan dua anak Ariyon, Johan dan Jessica Walton. Selain mereka, ada lima orang anggota keluarga lainnya dari keluarga cabang Walton, enam belas orang dengan nama asing yang kemungkinan adalah pengawal mereka. Detailnya sudah aku kirimkan ke mail anda, bos." Lapor Rose dari seberang sana.Saat ini, Rose sudah tidak tinggal di villa Awan lagi. Semenjak Awan memberinya modal pada Rose untuk membangun lembaga independen yang mengk
Semula, mereka mengira akan segera melihat perusuh yang coba menganggu pertemuan penting mereka. Namun, mereka tidak menyangka akan melihat beberapa tubuh dilemparkan ke dalam ruangan dengan cara yang begitu kasar.Bug, bug.Total ada delapan orang yang dilemparkan ke dalam ruangan dalam keadaan sudah tidak sadarkan diri.Saat Ariyon melihat lebih jelas, ia segera menyadari bahwa mereka yang barusan dilemparkan seperti barang tidak berharga itu adalah para pengawalnya. Hal itu membuat ekspresi Ariyon merah padam."Siapa yang berani melakukan ini?" Teriak Ariyon marah.Johan lain lagi. Melihat para pengawal keluarganya diserang dan dilumpuhkan, ia mendapat firasat buruk dan menduga jika masalah ini ada hubungan dengan Calista yang telah ia culik. 'Sial, apa mereka datang untuk wwanita itu?' Pikir Johan gelisah."Johan, kenapa kamu gelisah begitu? Apa kamu menyembunyikan sesuatu dan membuat masalah lagi di luar sana?" Tanya Jessica curiga ketika melihat kakak lelakinya berdiri tidak te
Ariyon melirik Johan dengan ujung matanya dan melihat wajah gelisah putranya.Ariyon segera menatap tajam Johan dan mengisyaratkannya untuk diam. Semakin Johan membela diri, orang akan melihat bahwa memang ada sesuatu yang coba dirahasiakan oleh Johan. Segera, Ariyon menyadari bahwa putranya itu lagi-lagi telah melakukan kesalahan dan telah menyinggung seseorang di luar sana. Ariyon marah. Namun, demi menjaga gengsi keluarganya, ia menahan diri untuk menyalahkan putranya.Selanjutnya, bukan hanya tidak menyalahkan putranya, Ariyon justru bersikap bak negosiator ulung dan menganggap bahwa segala sesuatunya bisa diselesaikan dengan uang dan status istimewanya. Sambil mempertahankan ekspresi ramah yang dibuat-buat, Ariyon berkata, "Nona, aku bisa membantumu untuk membujuk putraku dan mengembalikan teman wanita, tuan muda kalian. Jika, memang putraku menculiknya. Tapi, permintaan kedua kalian, bukankah itu terlalu berlebihan?"Xynthia bersikap tidak peduli dan berkata, "Apa kalian pikir
"Bukankah sudah ku katakan untuk menunggu kami sebelumnya?" "Kenapa kalian malah bertindak gegabah dan memaksa menyerang duluan?" "Jika kami tidak datang, siapa yang akan menyelamatkan kalian berdua?" Cecar Lana marah melihat Chiya dan adiknya tidak mengindahkan instruksinya dan berakibat, terlukanya mereka berdua. "Awan-san, Lana-chan, maaf!" Chiya menunduk dan merasa bersalah. Namun, lain halnya dengan Xynthia yang senyum-senyum tanpa merasa bersalah. Ia coba merajuk pada Awan dan berpikir bahwa tuan mudanya itu tidak akan memarahinya, sama seperti kakaknya. "Kan kami mau membersihkan jalan buat tuan muda." "Membersihkan apanya? Kalian malah membuat keadaan menjadi tambah kacau! Kalau kalian terluka parah atau lebih buruk lagi, bagaimana kalian berdua akan mempertanggungjawabkan tindakan kalian pada tuan muda?" Xynthia menatap Awan dengan tatapan memohon perlindungan darinya. Awan menjitak kepala Xynthia, sebelum mengusapnya seperti biasanya, "Xynthia, kamu harus dengar apa y
Awan tertawa ketika melihat tatapan semua orang tertuju pada dirinya. Apalagi tatapan itu mengisyaratkan bahwa dirinya seolah benar-benar melakukan apa yang dituduhkan oleh Jesscia sebelumnya."Hahaha, menarik-menarik! Kalian justru tertarik tentang hubunganku dengan temanku yang diculik oleh Johan Walton, ketimbang mencari tahu fakta yang sebenarnya.""Aku tegaskan, Johan Walton telah menculik temanku. Terlepas bagaimana penilaian kalian atau semua orang tentang hubunganku dengan wanita yang ia culik, jika kalian memang mencurigainya. Aku sama sekali tidak peduli." Lanjut Awan acuh tak acuh dan membuat senyum percaya diri Jessica sebelumnya, langsung memudar.Jessica tidak pernah berpikir bahwa Awan akan setidak peduli itu dengan penilaian orang lain terhadap dirinya. Meski di sana ada paman dari tunangannya dan juga atasannya di Divisi Zero.Meski begitu, Jessica tidak berhenti sampai disitu. Ia kembali menyerang Awan dengan permainan kata-katanya, "Tuan Awan, bagaimana tidak bermor