"Rhaysa." Panggil Awan lembut menyadarkan wanita yang sedang berada di dalam pelukannya.Tidak jauh dari tempat Arnold berdiri saat ini, tampak Awan sedang memangku tubuh Rhaysa alias Raine.Anehnya, Arnold tidak merasakan energi apapun dari Awan. Seolah Awan hanyalah manusia biasa yang tidak memiliki kekuatan apapun dalam dirinya. Namun, mengingat Awan baru saja berhasil membuatnya terpental dan hampir mencelakainya, Arnold tidak berani berbuat gegabah dan memilih menunggu sambil mempelajari situasi yang sebenarnya.Di sisi lain.Mendengar namanya dipanggil, Rhaysa segera membuka matanya dan menemukan jika dirinya sedang berada dalam pelukan seorang pria. Beberapa saat yang lalu, Rhaysa sempat berpikir jika dirinya akan mati setelah terkena serangan mematikan Arnold.Serangan terkuatnya berhasil dihancurkan Arnold dan tidak berhenti sampai di situ, kekuatan kegelapan Arnold membuat seluruh indera Rhaysa menjadi tumpul untuk sesaat dan Rhaysa terjebak di dalamnya. Membuatnya mustahil
Begitu Arnold berhasil merapal puncak jurusnya, bayangan iblis raksasa bertubuh merah muncul dari atas langit. Aura Arnold terlihat mengerikan dan menekan seluruh pulau Arcadia. Mereka yang berada di luar penjara alam ruh sekalipun, bahkan bisa merasakan betapa mengerikannya aura kegelapan yang dipancarkan Arnold saat itu.Rhaysa yang melihat itu, diam-diam berdoa dan berharap jika Awan bisa mengatasi serangan Arnold. Anehnya, orang yang didoakannya masih terlihat begitu tenang. Seolah semua pertunjukan Arnold, hanya terlihat seperti pertunjukan mainan di matanya.Tidak seperti Arnold, Awan tidak terlihat merapal jurus apapun dan hanya melayang di udara. Ketenangannya, membuat siapapun sulit untuk menebak apa yang sedang dipikirkannya saat itu.'Apa yang direncanakan mas Awan sebenarnya? Kenapa mas Awan tidak menggunakan jurus apapun?' Pikir Rhaysa khawatir.Rhaysa mencemaskan jika reaksi Awan saat itu, karena berpikir bahwa serangan Arnold terlalu kuat dan membuat Awan hanya bisa pa
Saat dua orang dewa bertarung, alam hanya bisa menanggung kerusakan.Istilah seperti itu, sangat cocok untuk menggambarkan apa yang terjadi di pulau Arcadia saat ini. Begitu Arnold merapal jurus puncak kitab Paras Sewu, pulau Arcadia seketika berguncang hebat dan seluruh pulau dipenuhi oleh aura kegelapan.Perlahan, retakan-retakan besar banyak bermunculan di atas permukaan tanah dan semakin lama semakin lebar. Bangunan-bangunan megah keluarga Royal adalah yang pertama menjadi korbannya.Permukaan tanah yang tiba-tiba merengkah, mulai menelan bangunan megah ini ke dalamnya dan mereka yang telah mati dalam pertempuran besar hari itu, juga ikut tenggelam ke dalam tanah."Gempa? Kekuatan seperti apa yang mampu menimbulkan gempa sebesar ini?"Pasukan aliansi dan prajurit Istana Es Abadi, tidak bisa menutupi kecemasan dalam hati mereka. Tanpa ada yang memerintahkan, insting mereka seolah mendorong mereka untuk segera menjauh dari pusat pertarungan
Melihat keganasan jurus terkuat Arnold, ekspresi Awan langsung dipenuhi oleh konflik. Ia tidak takut dengan jurus maut Arnold, melainkan dampak yang akan ditimbulkan setelahnya, jika serangan mereka saling beradu. Tidak diragukan lagi, bentrokan serangan mereka, akan menimbulkan bencana yang sangat luar biasa dan dapat menimbulkan bencana alam. Tidak hanya pulau Arcadia, pulau-pulau dan juga negara yang berada di dekat pulau Arcadia akan ikut menanggung akibatnya. Saat itu, jatuhnya ribuan bahkan jutaan korban dari orang-orang tidak bersalah, tidak akan dapat terhindarkan.Tapi, untuk diam dan tidak melakukan apa-apa, juga bukan pilihan yang bijak. Orang seperti Arnold, jika dibiarkan hidup lebih lama, akan semakin merajalela dan membuat kerusakan di mana-mana.Untuk itu, Awan dipaksa untuk mengambil keputusan cepat, sebelum bencana mengerikan terjadi.Di tengah amukan badai kegelapan Arnold, aura keemasan menyelimuti tubuh Awan dan membuatnya terlihat sebagai satu-satunya cahaya di
Saat itu, Awan ingin melawan. Namun, begitu melihat semua pasukan istana Es Abadi dan juga Raine ditekan oleh kekuatan empat orang penjaga hitam Tanah Dewa, membuat Awan terpaksa harus menahan diri dan memikirkan jalan keluar lain."Apa kamu masih ingin menolak untuk berlutut di hadapan penjaga agung?" Bentak salah seorang penjaga hitam dengan nada mengintimidasi."Kamu didakwa telah mencampuri urusan duniawi terlalu jauh. Sebagai hukumannya, kamu dan seluruh orang yang mendukungmu akan dihukum sangat berat. Kultivasi kalian akan dilenyapkan dan siapa yang menentang akan dihukum mati." Lanjut salah seorang dari penjaga hitam dengan kalimat tegas."Sekarang, berlututlah dan akui semua kesalahanmu! Dengan begitu, kami mungkin saja akan mempertimbangkan untuk meringankan hukuman kalian!" Ucap penjaga hitam lainnya dengan nada angkuh."Berlutut?" Awan tertawa dingin mendengar perintah para penjaga hitam.Betapa tidak masuk akalnya keputusan mereka? Jika para dewa penguasa di tanah dewa b
"Jika kalian benar datang mewakili kehendak para dewa dan untuk menegakkan keadilan, maka aku akan jadi orang penurut. Namun, lihatlah apa yang telah kalian lakukan! Kalian bahkan tidak mempelajari dan memperhitungkan situasinya dengan benar dan kalian memaksaku dan semua orang disini untuk tunduk dan menerima semua keputusan kalian begitu saja. Apa itu masuk akal?" Balas Awan tanpa rasa gentar sedikitpun.Lord Baron mendengus dingin memandang rendah Awan dengan segala argumentasi yang coba dikemukakannya. Bagaimanapun, di sini mereka adalah pengadilnya dan keputusan mereka bersifat mutlak.Awan atau siapapun tidak diperkenankan untuk menentang ataupun mempertanyakan perintah mereka. Namun, karena Awan bersikeras untuk mempertanyakan keputusan mereka, Lord Baron terpaksa turun tangan untuk menghukum Awan dan menginjak-injaknya, sampai ia tidak berani lagi menentang mereka.Lord Baron mengangkat satu tangannya ke atas dan sedetik kemudian membalikkannya ke bawah. Saat itu, Raine dan p
Lord Baron, melihat salah satu rekannya dikalahkan begitu saja, merasa gelisah dan segera mencari cara untuk meredakan situasinya. Paling tidak, mereka harus bisa menenangkan kemarahan ratu Samudera.Dalam waktu singkat, ia segera memahami situasinya dengan baik. Itu sebabnya, ia segera melepaskan Raine dan berkata, "Ratu Samudera, mohon maafkan kesalahpahaman kami sebelumnya! Kami tidak tahu, jika nona muda ini adalah putri anda.""Jika sedari awal kami menyadarinya, kami tidak akan berani menyentuhnya."Awan hampir saja muntah mendengar kalimat manis Lord Baron yang layaknya seorang penjilat. Bahkan, seorang penjaga hitam sekalipun tidak lepas dari sifat culas layaknya manusia biasa.Beberapa menit yang lalu, mereka datang dengan sikap yang begitu perkasa tanpa menghiraukan aturan apapun. Seolah mereka adalah raja. Namun, begitu mereka berhadapan dengan seseorang yang lebih kuat dari mereka, mereka pun menunjukkan warna asli yang sebenarnya.Adapun Raine, merasakan dirinya telah beb
"Hahaha, sekarang tidak akan ada lagi yang bisa menyelamatkanmu. Cepatlah berlutut dan akui semua kesalahanmu! Aku tidak memiliki banyak waktu.""Jika tidak, semua orang di sini akan menanggung hukuman lebih berat karena kesalahanmu!" Ancam Lord Baron dengan nada angkuh."Awan, jangan pedulikan kami! Mereka adalah utusan tanah dewa dan mereka berani berlaku semena-mena terhadap manusia. Sampai matipun, aku tidak percaya jika mereka sedang melakukan tugasnya. Mereka tidak ubahnya seperti sekelompok penjahat." Ujar Amanda mencegah Awan menuruti keinginan para penjaga hitam. Menurut Amanda, apa yang dialukan Lord Baron saat itu, tidak ubahnya seperti bandit.Lord Baron benar-benar kejam. Mendengar Amanda menentangnya, dia tidak segan-segan menyiksa Amanda dengan meningkatkan tekanan listrik yang membuat Amanda kejang-kejang."Sialan! Hentikan! Dia tidak ada sangkut pautnya dengan urusan kita. Lepaskan dia atau aku bersumpah akan mengejar kalian semua, meski aku harus membalikkan tanah d