Share

kenyataan

Aku masih memasang tatapan kosong. Pikiranku seolah tertingg di rumah mas Radit. Aku begitu penasaran dengan sikap mas Radit serta ibunya. Apa aku melakukan kesalahan?

"Haaii !! sini cepet, udah siap nih makanannya" teriak Mei dari teras rumah.

Aku berjalan lemas, rasa penasaranku tak terjawab malah kini semakin menumpuk banyak pertanyaan.

"makan dulu !" perintah Rifki sembari menaruh piring berisi makanan di depanku

"makan, biar kuat menghadapi kenyataan. kadang kita harus menelan kenyataan yang bahkan kita sendiri tak menginginkannya"

Bruukk !! aww!!

Mei memukul Hendi yang baru saja nyeletuk.

"sudah, sudah. habisin makanannya ya, ibu mau istirahat"

Malam itu, kami bersebda gurau hingga larut. Seperti kembali ke masalalu. tapi sayangnya tak ada lagi Ilma diantara kami.

*****

"pagi Nay, makasih ya kemarin udah ngurusin masalah gedung, catering sendirian. Semua sudah beres ya, kita tinggal tunggu hari H saja. Semoga acara kita lancar ya, oya maaf m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status