Share

Gadis 100 Juta Tuan Luis
Gadis 100 Juta Tuan Luis
Author: Nannys0903

1. One Night

Author: Nannys0903
last update Last Updated: 2025-10-22 16:49:38

Bab 1

"Berapa tarifmu?"

Pria itu duduk di sofa kulit cream elegan di depannya tersaji wine dengan dua gelas cantik tertata rapi. Jas hitam menutupi tubuhnya yang atletis, tatapan mata tajam, mata bola coklat gelap yang dingin tanpa ekspresi. Alis tebal, rahang tegas dan keras. Wajahnya dihiasi jambang halus.

Ruangan luas dengan pencahayaan hangat menampilkan ranjang king size berlapis seprai putih bersih di luar jendela memperlihatkan pemandangan kota yang berkilau.

"100 Juta Om," ucap gadis dihadapannya, Celina. Wajah tertunduk tak berani melihat wajah pelanggan pertamanya. Kedua tangan meremas dress memperlihatkan kaki dan kulit tubuhnya.

"Apa kamu yakin bersih?" tanya pria itu menatap ragu. Luis Suarez, pria yang baru datang dari luar negeri ingin melepaskan lelah dengan cara menjamah wanita. Ia bukan pemain hanya ingin bermain sekali-kali saja. Perjalanan 15 jam membuat dirinya ingin bercinta. Ia harus datang ke kota Barlian atas perintah orang tuanya.

Dengan bantuan teman Luis menyewa wanita untuk memenuhi kebutuhan biologisnya dan mengantar ke hotel.

Sudah dua tahun ia menduda tak pernah sekalipun menyentuh wanita lain kecuali mantan istrinya. Sang istri memilih bercerai dengan alasan Luis tak romantis dan bersikap dingin. Alasan tak masuk akal, tapi Luis menyetujui keinginan istrinya untuk bercerai.

Pria itu tak mau ambil pusing, menandatangani surat cerai dan memberikan hak istri selama satu tahun mengabdi kepadanya.

"Aku bersih Om." Suara gadis dihadapan Luis lirih. Tapi ia hanya bisa menyunggingkan senyum.

Panggilan nama Om membuat Luis terkekeh pelan. Apakah ia setua itu dipanggil dengan sebutan Om. Wajahnya tak terlalu tua, umurnya baru 30 tahun. Sedangkan gadis berdrees merah dengan belahan dada rendah memperlihatkan tonjolan berukuran 38 cup A cukup besar bagi Luis. Celina berusia 24 tahun. Jarak tak begitu jauh.

Rambut hitam panjang diikat kuda menambah kesan gadis pemberani dan tegas. Bentuk tubuhnya pas di pandang dan dipeluk oleh tangan kekar Luis. Membayangkan tubuh Celina pikiran Luis berkelana jauh.

"Bagaimana aku tahu kamu bersih. Apalagi kamu menjual tubuhmu." Luis tersenyum miring. Harga 100 juta bukan harga yang murah justru sangat mahal. Tapi bagi Luis kalau pelayanan bagus kenapa tidak.

Biasanya wanita penghibur memberikan tarif jutaan saja. Apalagi banyak yang mengunakan jasanya itu yang ia ketahui dari temannya.

"Aku masih suci dan belum pernah tersentuh. Satu kali pun tak pernah berhubungan intim. Om bisa membuktikannya setelah melakukannya," ucapnya percaya diri, tapi hanya terdengar di awal saja sedangkan kata terakhir diragukan.

"Om? Aku tak setua itu. Bisakah kamu memanggil sebutan yang lain?"

Celina mengangkat kepala dan menatap lebih detail. Ternyata yang Luis ucapkan memang benar kalau pria itu tak pantas dipanggil Om. Celina terlalu gugup apalagi pertama kali ia satu kamar dengan pria asing.

Selama berpacaran Celina hanya bergandengan tangan tanpa melakukan sentuhan lebih. Ia tak suka hal itu. Tapi kini ia terpaksa melakukannya demi membela ibunya yang berada di penjara.

Sang Ibu dituduh korupsi di perusahaan dan harus membayar ganti rugi untuk mengeluarkannya. Celina tak tega jika ibunya berada di balik jeruji.

Apalagi dengan keadaan saat ini. Ibunya Celina, Denada penyakit asma sering kambuh. Wanita itu tak bisa tinggal di tempat sempit dan gelap. Perusahaan tempat bekerja ibunya meminta uang 100 juta dan semua akan terselesaikan dengan cepat.

Sebagai anak pertama Celina akan melakukan segala cara untuk mengeluarkan ibunya. Sedangkan adik Celina baru berusia 17 tahun, Riana.

"Maaf, Tuan. Aku salah."

Celina pikir pria hidung belang pasti tua dan buncit. Tapi nyatanya ia salah. Luis begitu tampan dan gagah. Padahal ia sudah cukup lama berdiri di hadapan Luis tak menyadari hal itu.

"Aku akan menambahkan 50 juta jika kamu benar-benar masih suci."

Celina menelan salivanya. Uang 50 juta cukup banyak untuk kebutuhan hidupnya. Gadis itu langsung mengangguk.

"Lakukan," pinta Luis siap mendapatkan pelayanan. Sejak tadi jangkungnya naik turun melihat tubuh dan wajah Celina yang begitu mengoda. Ia sudah lama lapar dan haus wanita. Kali ini akan mendapatkan berlian yang belum tersentuh.

Celina mengerjapkan mata. Apa yang harus ia lakukan untuk melayani pelanggannya.

"Kenapa diam saja? Ayo lakukan pekerjaanmu dan puaskan aku." Suara Luis tegas, wajahnya tak sabaran untuk menyantap tubuh Celina.

Tangan Luis langsung menarik lengan Celina hingga terduduk di pangkuannya. Netra mereka bertemu. Luis mendekatkan wajahnya hingga mereka bersentuhan lebih dalam.

Sentuhan Luis lembut dan memabukkan, Celina hanya bisa menikmati sentuhan Luis yang tak akan pernah ia lupakan selama hidupnya.

"Tuan pelan-pelan," pinta Celina menatap netra Luis yang sudah berada di atas tubuhnya.

Kamar itu menjadi saksi bahwa mereka melakukan hubungan satu malam yang tak akan pernah dilupakan Celina. Mahkota yang ia jaga selama 24 tahun sudah ternodai.

Setetes air mengalir di ujung mata Celina. Kedua tangan gadis yang kini tanpa sehelai kain memeluk tubuh Luis erat. Jangan sampai pria itu tahu air mata yang mengalir di ujung netra.

Suara gemericik air di kamar mandi terdengar jelas. Luis sedang mandi di balik pintu kaca buram, bayangan samar tubuhnya terlihat sekilas dari cahaya lampu yang tembus keluar. Sementara itu, Celina duduk di tepi ranjang, tubuhnya terbungkus selimut putih tebal. Tangannya mengambil pakaian yang tergeletak di atas lantai.

Celina menatap noda merah di atas ranjang bercampur cairan putih. Ada rasa nyeri di dada. Seharusnya mahkota ini untuk suaminya bukan ia jual demi uang 100 juta.

"Demi ibu," lirihnya menguatkan hati. Ia tak tega ketika melihat ibunya di jeruji penjara dan menangis karena takut berada di dalam sana. Jalan satu-satunya menjual diri.

Luis keluar hanya mengenakan handuk yang dililitkan di pinggang. Ujung matanya ke arah Celina. Gadis itu membuktikan dirinya masih bersih dan Luis sangat puas.

Celina berdiri dan menghampiri Luis. Ia menyodorkan ponselnya untuk transaksi pembayaran. Luis membayar sesuai janjinya.

Celina melangkah tertatih-tatih setelah transaksi pembayaran lunas. Ia harus pulang menemani adiknya.

"Ini sudah malam. Apa kamu tak menginap?"

"Masih jam 11 malam. Masih ramai."

"Aku akan segera pergi. Kamu bisa pakai kamar ini."

"Tidak, terima kasih banyak Tuan." Tangan Celina menyentuh gagang pintu suara Luis menghentikan langkahnya.

"Siapa namamu?"

Celina tak menjawab gadis itu melangkah cepat ingin melupakan kejadian semalam. Tapi Luis masih penasaran dan menghubungi temannya.

"Aku ingin tahu siapa gadis yang menemaniku tadi? Carikan informasi yang lain tentang dia."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gadis 100 Juta Tuan Luis    6. Ditolak

    Bab 6 Pagi-pagi sekali Celina sudah rapi dengan pakaian formal dan siap pergi ke perusahaan tempat bekerja ibunya. Denada hanya karyawan kantor biasa dengan pekerjaan serabutan. Perusahaan itu memang tak terlalu besar, tapi setidaknya bisa menghidupi anak-anak daripada harus berjualan keliling yang penghasilannya tak menentu. Umur Denada sudah 45 tahun hanya perusahaan itu yang menerimanya. Selama tiga tahun Denada bekerja di sana. "Ibu, aku akan berjuang membebaskan Ibu. Kita akan berkumpul lagi," ucap Celina dalam hati. Usahanya tidak akan sia-sia. Celina menghampiri perusahaan Surya Cipta yang menuduh korupsi 100 juta. Walau Denada mengelak, tapi tak ada satupun yang percaya. Semua bukti menyatakan Denada yang melakukan korupsi tersebut hingga akhirnya di penjara. Kalau memang ibunya korupsi pasti ada barang mewah yang dimilikinya, tapi sampai saat ini tak ada barang atau tabungan yang bernilai 100 juta. Mereka saja masih hidup pas-pasan. Tidak mungkin. Hasil penyelidik se

  • Gadis 100 Juta Tuan Luis    5. Tawaran

    Bab 5 Setelah kelas usai Celina menunduk sepanjang jalan. Setiap kali nama Luis disebut teman-temannya jantung Celina semakin berdetak kencang. Dosen baru itu adalah Luis, teman kencan Celina. Kenapa harus dia yang menjadi dosennya. Apakah takdir memang sudah mengaturnya. Celina membuang napas panjang. "Benar-benar gak aku duga. Ganteng banget Pak Luis. Kalau begini aku betah dan gak mau bolos," ucap Vina sepanjang jalan membicarakan pria itu. Begitu juga yang lainnya. "Aku harus mendapatkan nilai bagus untuk mendapatkan perhatiannya. Cel, bantu aku belajar. Aku ingin mendapatkan nilai yang bagus." Celina tak menanggapi ucapannya. Vina baru menyadari sesuatu yang aneh dari Celina. Ia menahan lengan Celina agar berhenti berjalan. "Cel, muka kamu pucat banget. Kamu kenapa?" Vina menyentuh dagu Celina. "Gak apa. Aku pengen buru-buru pulang, aja. Malam ini harus kerja sebelumnya aku mau jenguk Ibu." Suara Celina lesu dan lemah. "Tapi ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari aku. Ad

  • Gadis 100 Juta Tuan Luis    4. Dosen Baru

    Bab 4Keesok paginya Celina segera pulang ke rumah dan langsung ke kampus sedangkan Riana menemani ibunya di rumah sakit. Ia izin tidak masuk sekolah. Semua kebutuhan selama di rumah sakit sudah ia belikan dari makanan sampai minuman. Riana tak akan mau meninggalkan ibunya sendirian. Kini Celina duduk di kursi kantin kampus menikmati sarapan sebelum dosen datang. Kantung mata menghitam dan tubuh lemas. Rambut hanya diikat asal. Pakai kaos biasa dan jeans biru navy. Begitu simple penampilan gadis itu, tapi tetap cantik. Ia butuh asupan agar otaknya dapat menerima pelajaran. Setelah percakapan dengan Riana semalam, semuanya aman. Celina harus berbohong lagi kalau di hotel ada pesta temannya. Riana percaya jika kakaknya tak melakukan hal macam-macam. Pemilik kantin mengantarkan pesanan Celina. Gadis itu adalah pelanggan pertamanya. "Makanlah Celina jangan tidur," tegur pemilik kantin melihat kepala Celina di atas meja. Gadis itu memang sering tertidur di atas meja kantin. Beberap

  • Gadis 100 Juta Tuan Luis    3. Derita

    Bab 3 Suara langkah kaki terdengar di lorong rumah sakit. Keadaan lorong sangat sepi dan senyap. Celina dan Riana bergandengan tangan mencari kamar ibunya. "Kamar Rose nomor 18, Kak." Riana mengingat hal itu. Mereka bertanya kepada perawat yang melintas. Beruntung menemukan salah satu perawat jaga apalagi rumah sakit tampak tak ada penghuninya."Di sana!" tunjuk Celina. Tangan mereka masih bertautan. Sejam lalu kabar itu diketahui mereka hanya saja ada kendala. Mereka sulit mendapatkan taksi karena malam semakin larut. Celina ingat teman ayahnya yang tadi mengantar pulang. Ia menghubungi pria itu, nomor yang sempat diberikannya tadi di dama mobil. Untung saja ia masih ada di sekitar tempat tinggal Celina dan menunggu penumpang baru. Hanya butuh dua puluh menit karena putaran jalan ke rumah Celina agak jauh. "Ibu Anda asmanya kambuh. Ia juga mengalami luka serius. Bagian perut tergores senjata tajam dan harus segera dioperasi." ucap penelepon yang mengaku sebagai polisi. Kalima

  • Gadis 100 Juta Tuan Luis    2. Tak Terlupakan

    Celina menatap jalan raya, langit mengeluarkan rintik hujan. Udara semakin dingin. Celine memeluk tubuhnya sendiri. Tubuhnya bersandar di jok mobil penumpang. Beberapa kali supir taksi melirik ke arahnya. "Kenapa Anda melihat saya seperti itu Pak?" tanya Celina. Ia risih dengan tatapan supir tersebut. Apalagi ia pulang di jam rawan kejahatan. "Saya merasa tak asing dengan Anda Nona, maaf kalau membuat Anda takut," ungkap supir itu ragu. Ia masih menatap Celina dari kaca spion depan. "Apakah Anda putri sulung Alvin dan ibu Anda Denada?" Netra supir itu penuh harap. Ia sudah lama tak mendengar kabar istri dari Alvin. Alvin adalah ayah kandung Celina. Dulu ia juga supir taksi karena kecelakaan ayahnya meninggal dunia setelah dirawat tiga hari di rumah sakit. Sejak itu hidup mereka berubah drastis. Kehidupan semakin miskin dan sengsara. Ibunya harus banting tulang untuk membiayai kedua putrinya. Celina mendapatkan beasiswa Universitas Herd yang terkenal dengan murid berprestasi. Ban

  • Gadis 100 Juta Tuan Luis    1. One Night

    Bab 1 "Berapa tarifmu?" Pria itu duduk di sofa kulit cream elegan di depannya tersaji wine dengan dua gelas cantik tertata rapi. Jas hitam menutupi tubuhnya yang atletis, tatapan mata tajam, mata bola coklat gelap yang dingin tanpa ekspresi. Alis tebal, rahang tegas dan keras. Wajahnya dihiasi jambang halus. Ruangan luas dengan pencahayaan hangat menampilkan ranjang king size berlapis seprai putih bersih di luar jendela memperlihatkan pemandangan kota yang berkilau. "100 Juta Om," ucap gadis dihadapannya, Celina. Wajah tertunduk tak berani melihat wajah pelanggan pertamanya. Kedua tangan meremas dress memperlihatkan kaki dan kulit tubuhnya. "Apa kamu yakin bersih?" tanya pria itu menatap ragu. Luis Suarez, pria yang baru datang dari luar negeri ingin melepaskan lelah dengan cara menjamah wanita. Ia bukan pemain hanya ingin bermain sekali-kali saja. Perjalanan 15 jam membuat dirinya ingin bercinta. Ia harus datang ke kota Barlian atas perintah orang tuanya. Dengan bantuan t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status