Share

4. Dosen Baru

Author: Nannys0903
last update Last Updated: 2025-10-22 16:52:36

Bab 4

Keesok paginya Celina segera pulang ke rumah dan langsung ke kampus sedangkan Riana menemani ibunya di rumah sakit. Ia izin tidak masuk sekolah.

Semua kebutuhan selama di rumah sakit sudah ia belikan dari makanan sampai minuman. Riana tak akan mau meninggalkan ibunya sendirian.

Kini Celina duduk di kursi kantin kampus menikmati sarapan sebelum dosen datang. Kantung mata menghitam dan tubuh lemas. Rambut hanya diikat asal. Pakai kaos biasa dan jeans biru navy. Begitu simple penampilan gadis itu, tapi tetap cantik.

Ia butuh asupan agar otaknya dapat menerima pelajaran. Setelah percakapan dengan Riana semalam, semuanya aman. Celina harus berbohong lagi kalau di hotel ada pesta temannya. Riana percaya jika kakaknya tak melakukan hal macam-macam.

Pemilik kantin mengantarkan pesanan Celina. Gadis itu adalah pelanggan pertamanya. "Makanlah Celina jangan tidur," tegur pemilik kantin melihat kepala Celina di atas meja. Gadis itu memang sering tertidur di atas meja kantin. Beberapa kali pemilik menegurnya.

Celina mengusap netra pelan, "Maaf, Bu. Aku tertidur."

"Masih untung kamu dapat beasiswa di sini," cibirnya tak suka.

"Masih mending aku datang ke kantin Anda. Masakan kurang enak kadang asin dan kemanisan. Banyak mahasiswa komplain , tapi tetap saja tak berubah. Berubahlah atau kantin Anda akan bangkrut. Aku di sini karena kantin Anda sepi. Lihatlah kantin di sebelah ramai.

Pemilik kantin terdiam. Memang banyak yang komplen dan kantinnya sepi. Lebih memilih warung kantin sebelah."

"Hei! Kamu!" Netra wanita itu melirik ke kantin sebelah memang ramai oleh mahasiswa berbeda dengan miliknya.

Celina tak menghiraukan ucapan wanita itu lagi. Ia mengambil cangkir kopi dan menyesap perlahan. Suara tak asing menyapa.

"Cel, tumben sudah datang?" Vina sahabat Celina duduk di hadapannya. Di samping gadis itu Fionita juga ikut bergabung. Mereka berdua teman terbaik sejak SMA.

Vina anak orang kaya begitu juga Fionita. Mereka masih mau berteman dengan Celina, gadis miskin yang selalu mengandalkan beasiswa saja.

Biasanya Celina selalu telat apalagi malamnya ia bekerja sebagai pelayan di klub. Tidur hanya beberapa jam saja setelah itu kuliah pagi hingga siang.

"Ibu aku masuk rumah sakit banyak luka memar di tubuhnya." Ucapan Celina mengejutkan, mereka langsung mendekati Celina dan memberikan support kepadanya.

Mereka tahu kalau Celina sangat menyayangi ibunya. Berbeda dengan mereka. Orang tua selalu sibuk bekerja hingga jarang merasakan kasih sayang dan berkumpul keluarga.

Mereka juga pernah melihat interaksi keluarga Celina, sangat mengharukan. Kasih sayang saling melengkapi. Sedangkan mereka tidak sehangat itu. Walau rumah sederhana, tapi semua terpenuhi dengan kasih sayang.

"Maafkan aku. Aku sudah bilang ke Papi untuk meminjamkan uang 100 juta untuk menembus ibumu. Tapi dia banyak urusan. Nanti aku coba pinjam ke abangku. Semoga aja dia mau mambantu. Tapi abangku di luar negri. Seminggu lagi pulang. Papa juga sudah mencari pengacara yang bagus untukmu. Tapi mereka menolaknya karena banyak pekerjaan lain. " Vina selalu berusaha membantu Celina. Beberapa kali gadis itu memberikan bantuan secara cuma-cuma.

"Tidak. Tidak perlu. Aku akan hadapi sendiri. Semua beres. Kalian tenang saja " Kali ini Celina tak akan bercerita tentang malam panjang yang ia lakukan dengan pria asing hanya demi uang menebus ibunya.

"Kamu serius sudah dapat? Uang 100 juta itu sangat banyak. Bagaimana kamu bisa?" tanya Fionita menatap curiga. Pikirannya berkelana jauh. Apalagi ia pernah tak sengaja melihat Celina melihat sebuah situs online satu malam.

"Aku meminjam kepada keluarga jauh. Kalian jangan khawatir." Celina terpaksa tersenyum ia mengalihkan pandangan ke arah lain. Jangan sampai mereka tahu kebohongannya hanya melihat mimik wajah. Apalagi Fionita jurusan kriminologi.

"Cel, kamu tak apa?" Fionita menyentuh lengannya lembut. Tatapan mata Celina tak berani memandangnya.

"Aku tak apa. Ayo sarapan. Lapar sekali." Celina melahap sandwich ayam dan kopi di hadapannya. Mereka juga memesan sarapan untuk menemani Celina.

Kampus mulai ramai, mahasiswa dari berbagai jurusan berbodong-bodong masuk ke gerbang membawa semangat baru untuk belajar. Celina dan Vina memasuki kelas Matematika dan Fisika. Mereka lebih suka pelajaran yang menantang. Sedangkan Fionita berada di jurusan yang lain.

"Eh, katanya ada dosen baru gantiin Pak Herman. Beliau pindah ke luar negeri." Vina meletakkan bukunya di atas meja, gadis itu mengeluarkan kaca kecil dari tasnya merapikan rambut dan make up.

Celina bernapas lega Pak Herman, dosen itu cukup menyebalkan. Ia sering dihukum karena datang terlambat. Berdiri di depan sampai jam pelajaran habis terkadang Celina harus membersihkan toilet murid setelah jam pelajaran selesai masih dengan alasan yang sama terlambat datang.

"Semoga aja kali ini dosennya tak seperti Pak Herman. Aku sering mengantuk jika dia yang ngajar dan ia pelit sekali sama nilai. Bagaimana bisa dapat nilai yang bagus?" keluh Vina sering mendapatkan nilai B berbeda dengan Celina yang selalu dapat nilai A atau B plus.

"Itu semua tergantung kamu bukan Pak Herman. Lagian kamu juga sering main game dan lupa waktu. Salah kamu bukan dia. Belajar dan berusaha."

Vina merenggut mendengar ledekkan Celina dan ia hanya menertawakan wajah lucu Vina.

"Ini catatanmu." Vina menjulurkan buku merah muda.

"Astaga ternyata buku ini ada di kamu. Syukurlah."

Celina baru saja menjejalkan buku ke dalam tas saat pintu ruang kuliah terbuka. Mahasiswa-mahasiswa langsung berdiri menyambut dosen baru.

Begitu langkah sepatu kulit itu terdengar, jantung Celina berhenti berdetak sepersekian detik.

Dan ketika pria itu mengangkat wajahnya ke arah kelas. Jantung Celina berhenti sejenak dan tatapan mereka bertemu.

Rahang itu. Mata itu. Suara itu. Dia ...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gadis 100 Juta Tuan Luis    6. Ditolak

    Bab 6 Pagi-pagi sekali Celina sudah rapi dengan pakaian formal dan siap pergi ke perusahaan tempat bekerja ibunya. Denada hanya karyawan kantor biasa dengan pekerjaan serabutan. Perusahaan itu memang tak terlalu besar, tapi setidaknya bisa menghidupi anak-anak daripada harus berjualan keliling yang penghasilannya tak menentu. Umur Denada sudah 45 tahun hanya perusahaan itu yang menerimanya. Selama tiga tahun Denada bekerja di sana. "Ibu, aku akan berjuang membebaskan Ibu. Kita akan berkumpul lagi," ucap Celina dalam hati. Usahanya tidak akan sia-sia. Celina menghampiri perusahaan Surya Cipta yang menuduh korupsi 100 juta. Walau Denada mengelak, tapi tak ada satupun yang percaya. Semua bukti menyatakan Denada yang melakukan korupsi tersebut hingga akhirnya di penjara. Kalau memang ibunya korupsi pasti ada barang mewah yang dimilikinya, tapi sampai saat ini tak ada barang atau tabungan yang bernilai 100 juta. Mereka saja masih hidup pas-pasan. Tidak mungkin. Hasil penyelidik se

  • Gadis 100 Juta Tuan Luis    5. Tawaran

    Bab 5 Setelah kelas usai Celina menunduk sepanjang jalan. Setiap kali nama Luis disebut teman-temannya jantung Celina semakin berdetak kencang. Dosen baru itu adalah Luis, teman kencan Celina. Kenapa harus dia yang menjadi dosennya. Apakah takdir memang sudah mengaturnya. Celina membuang napas panjang. "Benar-benar gak aku duga. Ganteng banget Pak Luis. Kalau begini aku betah dan gak mau bolos," ucap Vina sepanjang jalan membicarakan pria itu. Begitu juga yang lainnya. "Aku harus mendapatkan nilai bagus untuk mendapatkan perhatiannya. Cel, bantu aku belajar. Aku ingin mendapatkan nilai yang bagus." Celina tak menanggapi ucapannya. Vina baru menyadari sesuatu yang aneh dari Celina. Ia menahan lengan Celina agar berhenti berjalan. "Cel, muka kamu pucat banget. Kamu kenapa?" Vina menyentuh dagu Celina. "Gak apa. Aku pengen buru-buru pulang, aja. Malam ini harus kerja sebelumnya aku mau jenguk Ibu." Suara Celina lesu dan lemah. "Tapi ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari aku. Ad

  • Gadis 100 Juta Tuan Luis    4. Dosen Baru

    Bab 4Keesok paginya Celina segera pulang ke rumah dan langsung ke kampus sedangkan Riana menemani ibunya di rumah sakit. Ia izin tidak masuk sekolah. Semua kebutuhan selama di rumah sakit sudah ia belikan dari makanan sampai minuman. Riana tak akan mau meninggalkan ibunya sendirian. Kini Celina duduk di kursi kantin kampus menikmati sarapan sebelum dosen datang. Kantung mata menghitam dan tubuh lemas. Rambut hanya diikat asal. Pakai kaos biasa dan jeans biru navy. Begitu simple penampilan gadis itu, tapi tetap cantik. Ia butuh asupan agar otaknya dapat menerima pelajaran. Setelah percakapan dengan Riana semalam, semuanya aman. Celina harus berbohong lagi kalau di hotel ada pesta temannya. Riana percaya jika kakaknya tak melakukan hal macam-macam. Pemilik kantin mengantarkan pesanan Celina. Gadis itu adalah pelanggan pertamanya. "Makanlah Celina jangan tidur," tegur pemilik kantin melihat kepala Celina di atas meja. Gadis itu memang sering tertidur di atas meja kantin. Beberap

  • Gadis 100 Juta Tuan Luis    3. Derita

    Bab 3 Suara langkah kaki terdengar di lorong rumah sakit. Keadaan lorong sangat sepi dan senyap. Celina dan Riana bergandengan tangan mencari kamar ibunya. "Kamar Rose nomor 18, Kak." Riana mengingat hal itu. Mereka bertanya kepada perawat yang melintas. Beruntung menemukan salah satu perawat jaga apalagi rumah sakit tampak tak ada penghuninya."Di sana!" tunjuk Celina. Tangan mereka masih bertautan. Sejam lalu kabar itu diketahui mereka hanya saja ada kendala. Mereka sulit mendapatkan taksi karena malam semakin larut. Celina ingat teman ayahnya yang tadi mengantar pulang. Ia menghubungi pria itu, nomor yang sempat diberikannya tadi di dama mobil. Untung saja ia masih ada di sekitar tempat tinggal Celina dan menunggu penumpang baru. Hanya butuh dua puluh menit karena putaran jalan ke rumah Celina agak jauh. "Ibu Anda asmanya kambuh. Ia juga mengalami luka serius. Bagian perut tergores senjata tajam dan harus segera dioperasi." ucap penelepon yang mengaku sebagai polisi. Kalima

  • Gadis 100 Juta Tuan Luis    2. Tak Terlupakan

    Celina menatap jalan raya, langit mengeluarkan rintik hujan. Udara semakin dingin. Celine memeluk tubuhnya sendiri. Tubuhnya bersandar di jok mobil penumpang. Beberapa kali supir taksi melirik ke arahnya. "Kenapa Anda melihat saya seperti itu Pak?" tanya Celina. Ia risih dengan tatapan supir tersebut. Apalagi ia pulang di jam rawan kejahatan. "Saya merasa tak asing dengan Anda Nona, maaf kalau membuat Anda takut," ungkap supir itu ragu. Ia masih menatap Celina dari kaca spion depan. "Apakah Anda putri sulung Alvin dan ibu Anda Denada?" Netra supir itu penuh harap. Ia sudah lama tak mendengar kabar istri dari Alvin. Alvin adalah ayah kandung Celina. Dulu ia juga supir taksi karena kecelakaan ayahnya meninggal dunia setelah dirawat tiga hari di rumah sakit. Sejak itu hidup mereka berubah drastis. Kehidupan semakin miskin dan sengsara. Ibunya harus banting tulang untuk membiayai kedua putrinya. Celina mendapatkan beasiswa Universitas Herd yang terkenal dengan murid berprestasi. Ban

  • Gadis 100 Juta Tuan Luis    1. One Night

    Bab 1 "Berapa tarifmu?" Pria itu duduk di sofa kulit cream elegan di depannya tersaji wine dengan dua gelas cantik tertata rapi. Jas hitam menutupi tubuhnya yang atletis, tatapan mata tajam, mata bola coklat gelap yang dingin tanpa ekspresi. Alis tebal, rahang tegas dan keras. Wajahnya dihiasi jambang halus. Ruangan luas dengan pencahayaan hangat menampilkan ranjang king size berlapis seprai putih bersih di luar jendela memperlihatkan pemandangan kota yang berkilau. "100 Juta Om," ucap gadis dihadapannya, Celina. Wajah tertunduk tak berani melihat wajah pelanggan pertamanya. Kedua tangan meremas dress memperlihatkan kaki dan kulit tubuhnya. "Apa kamu yakin bersih?" tanya pria itu menatap ragu. Luis Suarez, pria yang baru datang dari luar negeri ingin melepaskan lelah dengan cara menjamah wanita. Ia bukan pemain hanya ingin bermain sekali-kali saja. Perjalanan 15 jam membuat dirinya ingin bercinta. Ia harus datang ke kota Barlian atas perintah orang tuanya. Dengan bantuan t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status