Share

Agreement

Penulis: Anandita Z
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-03 12:00:00

“Siapa? Yang tadi? Oh… Itu… Itu mantan pacar saya. Kami sudah putus beberapa bulan lalu. Dan dia sudah mau menikah,” jawab Hana memutuskan jujur.

“Berapa bulan yang lalu?” tanya Christian lagi saat berhenti tepat di depan sebuah pintu kayu besar tersebut.

“Enam atau delapan bulan yang lalu.”

“Kamu masih suka sama dia?”

“Apa? Ya nggak lah… Nggak…” jawab Hana denga kikuk. Pertanyaan- pertanyaan dari Christian memang sangat pribadi dan bahkan terdengar memaksa.

“Bagus… Ayo masuk!” ucap Christian dengan tegas.

Jadi, di sinilah Hana. Di kamar suite yang ditempati Christian.

Tak hentinya, Hana dibuat kagum dengan kemewahan kamar itu.

Di sisi lain,  sang pemilik nampak sibuk di meja kerjanya dan nampak sedang mengetikkan sesuatu pada laptop kecil miliknya.

“Halo, Dit!” sapa Hana pada Dita yang meneleponnya.

“Loe di mana? Masih sama Mr. Smith?” tanya Dita.

“Masih. Kenapa?”

“Loe baik- baik aja kan? Loe nggak malu- maluin kan?”

“Aman… Paling nggak, gue nggak mecahin apapun malam ini. Belum…” jawab Hana dengan berbisik karena Christian sedang melirik kepadanya.

“Jadi gimana? Terus atau mundur nih?” tanya Dita penasaran.

“Belum tahu… Nanti deh tungguin gue pulang aja. Udah dulu ya… Bye…” ucap Hana yang langsung memutuskan panggilan Dita dan menoleh pada Christian yang kini bangkit dari kursi kerjanya.

“Rihana… Silahkan duduk dulu…” ujar Christian yang kini sudah melepaskan jas yang ia kenakan dan menggulung lengan kemejanya hingga ke siku hingga memperlihatkan urat- urat tangannya yang Hana yakini jika pria tersebut cukup rajin berolah raga.

“Makasih…” jawab Hana ketika duduk di kursi meja makan yang terdapat di dalam suite mewah tersebut.

“Baiklah… Ini kontrak hubungan kerjasama kita selama tiga bulan. Saya adalah pihak pertama dan kami pihak kedua. Ada beberapa poin yang baru saya tambahkan tadi karena beberapa kondisi yang saya lihat malam ini. Kamu baca saja dan kamu bisa mengajukan keberatan dan akan saya pertimbangkan. Tapi saya harap, kamu bisa paham kalau saya memiliki banyak tuntutan. Bisa kita mulai tanya jawabnya?” ujar Christian dengan serius.

“Tanya jawab… Udah kayak sidang skripsi aja.” batin Hana.

“Yang pertama, saya harus tekankan kalau hubungan ini hanya antara kamu dan saya saja. Jadi ini tidak akan melibatkan siapapun selain kita. Entah itu keluarga, sahabat, atau siapapun. Hubungan kita benar- benar hanya tentang kita berdua dan tidak boleh ada intervensi dari pihak manapun."

"Itu artinya, tidak ada yang boleh tahu soal hubungan kita kecuali Tony dan juga teman kamu. Tapi… Mereka tetap tidak boleh tahu apapun yang terjadi di antara kita. Setuju?” tegas Christian lagi.

“Iya setuju.” jawab Hana dengan yakin dan Christian nampak menandai poin tersebut dengan tanda checklist.

“Baik. Selanjutnya adalah hubungan kita ini bersifat rahasia. Kamu tidak perlu tahu siapa saya, siapa keluarga saya, rumah saya, atau apapun yang berhubungan dengan saya, itu sama sekali bukan urusan kamu. Begitu pula sebaliknya, saya juga tidak akan mencari tahu tentang kamu dan latar belakang kamu.”

Mendengar ucapan Christian, Hana mengangguk dengan yakin. Tentu ia tidak peduli sama sekali tentang pria tersebut.

“Apa kamu punya alergi akan makanan atau obat- obatan atau hal lainnya? Punya Phobia mungkin?”

“Nggak ada.”

“Bagus. Apa kamu memakai obat- obatan? Merokok atau punya penyakit menular?”

“Nggak lah…”

“Oke… Apa kamu sering mengkonsumi alkohol secara berlebihan?”

“Nggak. Satu gelas wine sudah bisa bikin saya mabuk.”

“Apa dalam 6 bulan terakhir kamu pernah melakukan aktivitas seksual? Seperti berhubungan intim.”

“Ti— Tidak,” jawab Hana dengan malu dan semakin lama ia menatap Christian, semakin ia yakin jika wajah pria tersebut memang sangat tampan. Suara beratnya sangat merdu terdengar dengan tutur kata yang tertata rapih dan penyebutan yang sangat jelas di setiap hurufnya membuat Hana bisa menyimpulkan jika pria tersebut pasti memiliki darah Indonesia yang cukup kental.

“Ada yang mau kamu tanyakan?” tanya Christian ketika mendapati kening Hana berkerut sambil menatapnya.

“Oh anu… Apa… Apa kamu punya penyakit menular atau semacam kelainan atau punya semacam disorder- disorder yang mungkin bisa membahayakan saya nantinya,” jawab Hana yang sebenarnya hanya mengatakan hal yang asal omong saja.

“Tenang saja. Kamu akan saya daftarkan asuransi yang akan menjamin kesehatan dan keamanan kamu selama kita terikat kontrak. Ini adalah laporan kesehatan saya yang menyebutkan kalau saya bebas dari segala penyakit mental ataupun fisik,” jelas Christian lalu kemudian tersenyum karena ternyata wanita dihadapannya ini tidak sebodoh yang ia kira.

“Ada juga beberapa hak dan kewajiban yang saya cantumkan di bawah dan itu harus kita berdua tepati.”

“Pihak kedua harus selalu siap 1X24 jam saat dibutuhkan oleh pihak pertama. Pihak kedua harus selalu jujur dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pihak pertama. Pihak kedua dilarang keras untuk menjalin hubungan bersama pria lain selama berada di dalam masa kontrak. Pihak kedua bersedia meminum obat kontrasepsi selama dalam kontrak. Dilarang menerima telepon saat sedang bersama kecuali mendesak. Dilarang mengatakan hal yang tidak benar. Dilarang memanfaatkan pihak pertama untuk kepentingan pribadi,” ujar Hana saat membaca poin- poin penting dalam surat perjanjian mereka dan sama sekali tidak merasa keberatan.

“Baik. Apa untuk uang jajan kita juga sudah sepakat? Atau kamu ada permintaan lainnya” tanya Christian yang kini berjalan mendekati Hana yang tidak lagi membuka lembaran hak yang akan diterimanya dan langsung berpindah pada bagian belakang dan langsung menandatangani surat tersebut dengan pena yang sudah Christian siapkan.

“Ng… Kamu mau berapa untuk uang jajan kamu?” tanyq Christian yang kini duduk di tepi atas meja tepat di hadapan Hana yang kini langsung merasa gugup. Terlebih lagi

Christian mengambil surat yang sudah Hana tanda tangani tersebut dan tersenyum simpul.

“Ng… Sepuluh… Sepuluh juta bisa?” tanya Hana dengan ragu karena seingatnya, uang jajan Dita dari Tony adalah 15 juta setiap bulannya. Itu menjadi tolak ukurnya jika tentu ia hanya bisa meminta lebih sedikit dari Dita yang sudah hampir setahun menjadi Sugar Baby dari pria berusia 45 tahun tersebut.

“Sepuluh juta? Nggak salah?” tanya Christian dengan heran.

“Kenapa? Kebanyakan ya? Delapan deh… Eh tapi—-

“Saya ngasih kamu 20 juta setiap bulan diluar extra date dan kamu malah minta 8 juta? Kamu serius? Atau saya turunkan saja menjadi 8 juta?” goda Christian yang membuat Hana terkejut.

“Eh jangan… Nggak boleh gitu dong…” ucap Hana yang hendak meraih surat perjanjian dari Christian yang menyembunyikannya di balik punggungnya sementara Hana terus mencoba menggapainya.

“Mr. Smith ih…”

“Christian… Mulai sekarang, panggil saya Christian.” ucap Christian yang kini memegangi pinggang ramping milik Hana yang sudah sangat dekat dengan posisi duduknya.

“Apa kamu yakin nggak akan berubah pikiran? Ini kesempatan terakhir kamu.” sambung Christian yang menatap wajah cantik Hana dengan dalam. Tatapannya menghanyutkan dengan nafas berat yang menghembus teratur. Sungguh, pesona pria ini pasti bisa menaklukkan wanita man saja.

“I— Iya…” jawab Hana yang hanya bisa menelan ludahnya. Jantungnya berdebar hebat.

“Apa dia udah langsung pengen gituan? Gimana dong?” batin Hana dengan gelisah.

Benar saja, Christian  langsung mencium bibir milik Hana dengan lembut.

Hana sendrii hanya bisa memejamkan mata.

Reaksinya itu membuat Christian tersenyum dengan hangat.

Jujur, hal itu membuat tulang dan sendi kedua kaki Hana seperti melunak dan lunglai begitu saja.

Terlebih lagi ketika ternyata Christian kembali menciumnya dan kali ini lebih lama dan lebih menuntut agar Hana juga membalas ciumannya.

"Emmph..."

Cukup lama mereka beciuman, sampai Chrirstian melepaskan tautan keduanya. “Beruntung malam ini aku lagi capek dan ngantuk sekali. Sampai ketemu besok ya… Aku akan minta supir untuk mengantar kamu pulang.” 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Asisten Tama

    “Sayang, kamu dimana?” tanya Christian pada Hana sambil membuka laptop milikku. Kami sedang dalam perjalanan menuju lokasi pembangunan.“Aku udah di jalan, sayang. Mau ke kantor teman yang aku ceritain. Doain aku diterima ya…”“Maaf ya, aku nggak bisa anterin. Tadi di kantor lagi banyak tamu. Aku nggak sempat pulang.” “Nggak apa- apa. Kamu udah makan?”“Belum, sayang… Nanti aja. Tanggung.” “Aku juga belum… Tadi aku takut telat jadinya buru- buru,” jawab Hana terdengar sendu.“Kok gitu sih… Ya udah… Kalau misalnya nanti waktunya dapat, aku jemput kamu makan siang ya… Semoga kamu bisa lowong,”“Gimana sih, sayang… Masa iya aku hari pertama kerja, belum tentu keterima juga, aku langsung ijin makan siang di jam yang udah lewat makan siang. Lagian aku tadi beli onigiri kok di supermarket,” jelas Hana.“Mana kenyang sih makan gituan… Ya udah, nanti aku lihat kalau misalnya sempat, aku semperin kamu.”“Jauh, Chris…”Tok TokChristian langsung menoleh pada arah datangnya suara yang langsung

  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Past Lives

    Christian POVAku duduk di kursi kerjaku sambil memandang pemandangan ibukota yang jalanannya seolah tak pernah sepi. Kesibukan bahkan membuat mereka jarang berada di rumah. Sama sepertiku sebelum menikah dengan Hana. Semuanya begitu membosankan dan aku tidak pernah betah tinggal di rumah besar keluargaku ataupun sendirian di dalam apartemen milikku. Sepi, monoton, membosankan dan hanya aku isi dengan pekerjaan dan berkencan sesekali. Kekasih? Aku tidak punya dan tidak tertarik. Mereka akan meminta banyak waktuku dan aku belum menemukan wanita yang membuatku rela meninggalkan pekerjaanku hanya untuk menngobrol dengannya.Aku memang cukup mapan. Perusahaan, aset dan harta milik mendiang kedua orang tuaku yang mereka wariskan kepadaku sebagai satu- satunya anak kandung mereka. Tentu Max tidak terhitung karena dia adalah anak papa bersama tante Brenda, yang tidak lain adalah sekertarisnya sendiri. Dengan kata lain, papa dan tante Brenda mengkhianati mama. Tapi jujur, tanpa kehadiran tant

  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Tante Brenda

    Hana POVAku mendekati Christian yang nampak sedang santai sambil membuka ponsel yang sejak kemarin tidak ia sentuh tersebut. Satu tangannya kemudian menarikku untuk merebahkan kepalaku di atas pahanya dan membelai lembut rambut panjangku.“Kamu kenapa belum tidur?” tanyaku sambil memandangi wajahnya yang sedikit terlihat serius.“Dikit lagi, sayang. Aku lagi periksa beberapa pesan dari Maya dulu,” jawabnya lalu mendaratkan satu kecupan manis di keningku.“Lapar nggak?” tanyaku.“Nggak juga sih… Emangnya kamu lapar? Mau makan apa?” ucapnya balik bertanya lalu menatapku dengan senyuman lembutnya. Entah mengapa di awal pertemuan kami, ia selalu memasang wajah tegang, masam dan dingin sedangkan sebenarnya ia bisa semanis dan selembut ini.“Aku mau masak mie instant. Kamu mau?” tawarku.“Mie instant? Nggak mau yang lain? Gimana kalau pesan aja, sayang? Mie instant kan nggak bagus,”“Tapi aku pengennya itu aja, Chris… Sekali ini aja. Sejak kamu datang, aku nggak pernah makan itu lagi. Bole

  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Grateful

    Hana POVAku hanya bisa tersenyum melihat Christian dengan bangganya menyalakan kipas angin setelah kami menikmati makan malam sederhana kami. Setelah tadi siang ia terpaksa menghabiskan nasi dan lauk khas warteg kampung karena sudah terlalu kelaparan, akhirnya malam ini ia meminta dengan sopan untuk dibuatkan sepiring nasi goreng buatanku seperti biasanya. Meski awal penyesuaian kami hidup bersama dulu ia sering protes karena terlalu sering mengkonsumsi nasi, namun kini ia mulai terbiasa dengan pola makanku. “Gimana, enak kan kalau pakai kipas angin?” tanyanya sambil duduk di sampingku dengan kedua lengan yang ia bentangkan di sandaran kursi.“Iya… Enak,” jawabku dengan tersenyum.“Emang kenapa nggak mau pakai AC aja? Kan enak lebih sejuk,” “AC nya mau di tempelin kemana, Chris? Yang ada malah roboh semua dinding rumah ini,” candaku. Namun itu mengandung kebenaran. Lagipula, siapa yang membutuhkan AC dan kipas angin saat tinggal di desa sesejuk ini?“Itu kamu lagi baca apaan?” tany

  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Renovasi

    Hana POV“Jadi dia yang kamu maksud dari kampung sebelah?” tanya Christian yang membuatku heran. Ia nampak menyetir dengan perlahan namun namun sedikit terlihat serius. Sejak menurunkan Lisa di rumah pamannya, ia memang tidak seperti biasanya.“Kampung sebelah? Maksudnya?” ucapku balik bertanya karena tidak paham akan apa yang ia tanyakan.“Tadi kan kamu bilang nggak nyangka akan punya suami aku. Tadinya impian kamu hanya sebatas orang kampung sebelah udah paling bagus banget… Jadi maksud kamu si Wara wiri itu…” jawabnya yang lebih terdengar seperti sedang meledekku.“Wira, Chris… Namanya Abang Wira,” imbuhku yang membuatnya mendelik kesal.“Kemarin panggil orang dengan sebutan Mas, sekarang Abang. Dan kamu malah panggil aku Christian atau Mr Smith. Aneh banget…” protes Christian yang membuatku mengulum senyuman.“Ya kan tapi kalau kamu aku manggilnya sayang. Dan itu panggilan yang nggak aku kasih ke orang lain. Kalau kamu mau aku panggil kamu mas, abang, aa, bli, daeng, uda, atau apa

  • Gadis Bayaran Kesayangan Mr. Smith   Keliling Kampung

    Kedua mata Christian nampak terbelalak ketika ia baru saja membuka pintu kayu ruangan yang Hana sebut kamar mandi tersebut. Bukan karena apa, melainkan semua yang ia dapati dalam ruangan kecil berbatu tersebut sungguh jauh dari batas titik paham kesederhanaannya.“Chris… Air panasnya bel—“ ucap Hana yang malah terkejut karena pria tinggi yang terlihat sedikit membungkuk tersebut malah hanya berdiri di depan kamar mandi dengan kedua tangan yang memegangi sisi kiri kanan jalan masuknya.“Kenapa?” tanya Hana dengan heran.“Sayang, no offense… Tapi… Apa… Nggak ada kamar mandi lainnya?” tanya Christian dengan menoleh pada Hana yang kini berdiri tepat di samping kanannya dan ikut menengok ke dalam kamar mandi.“Kenapa emangnya?”“Sayang, aku… Aku nggak pernah melihat tipe kamar mandi seperti ini. Maksud aku… Apa nggak ada toilet yang lain? Aku nggak tahu harus gimana pakainya,” jawab Christian dengan polosnya dan membuat Hana tertawa dalam hati. “Oh… Itu… Gini deh cara pakainya kamu buka c

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status