Share

16. Rencana Move On

Hanya berdua di satu ruangan bersama Agam memang benar-benar menguras energi. Cia yang memang bukan orang pendiam mulai gelisah karena rasa tak nyaman. Kecanggungan yang terjadi sangatlah terasa. Apalagi Cia sudah menyelesaikan pekerjaannya dan terpaksa harus menunggu Agam selesai dengan pekerjaannya.

Cia mengalami perang batin saat ini. Jujur, di dalam hati yang paling dalam dia senang bisa melihat Agam secara dekat. Namun dia tidak boleh terlena. Cia tidak mau kembali jatuh ke titik terendah hidupnya seperti dulu. Dia tidak mau kembali ke masa-masa di mana dia menangis setiap malam karena patah hati.

Seperti ucapan Febi. Cia harus bisa melupakan Agam. Dia harus profesional mulai saat ini. Cia tidak akan membiarkan dirinya kembali terjebak pada perasaan yang membuatnya terpuruk.

Cia menghela napas untuk yang kesekian kalinya. Dia melirik jam tangan yang melingkar di tangannya dengan gelisah. Sudah jam tujuh malam dan tidak ada tanda-tanda jika Agam akan menyelesaikan pekerjaann
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status