Share

Hanya Sekedar Tidur

“Tuan.” Maria mengenakan lingeri hitam pekat pemberian Mark. Berdiri di ambang pintu kamar pria tersebut. Mark menoleh, memperhatikan penampilan Maria yang cukup memukau. Namun sayangnya, pria itu sama sekali tidak tertarik.

“Masuklah,” titahnya.

Mark mengakhiri panggilan telpon. Lantas duduk di kursi minimalis seraya menuang wisky. Seperti biasa, bila menjelang tidur ia kerap meneguk segelas minuman keras untuk memancing rasa kantuk.

Sialnya, cara itu tak pernah berhasil walau ia menghabiskan berbotol-botol minuman keras. Penyakit insomnia yang dideritanya selama bertahun-tahun kerap menghalang memasuki alam mimpi.

Maria duduk di sisi Mark, sedangkan pria tersebut masih meneguk wisky. Ada rasa canggung sekaligus takut dalam benak Remaja berusia sembilan tahun tersebut. Berpikir jauh bila Mark hendak mengajaknya bercinta.

“Apa kau pernah masuk ke perguruan tinggi?” Pertanyaan ini memeceh keheningan, hingga Maria merasa sedikit lega.

“Tidak pernah,” sahut gadis itu.

“Mengapa?”

Maria tersenyum kecut tatkala Mark mengajukan pertanyaan kedua. Pasalnya Wanita berparas manis itu berasal dari keluarga sederhana. Maka mustahil baginya untuk masuk ke perguruan tinggi. Untuk menyelesaikan pendidikan menengah atas saja Maria masih tak menduga. Sebab, mengingat  kondisi orang tuanya yang tak mampu membayar biaya sekolah yang sangat tinggi.

Sejujurnya Maria cukup berprestasi di sekolah. Namun sayang, prestasi tersebut tak mampu membawanya ke jenjang atas.

Tentu saja Maria mempunyai cita-cita seperti kebanyakan gadis seusianya. Akan tetapi, harapan itu pupus setelah ia bertemu Richard.

“Mengapa diam saja?” tanya Mark sekali lagi.

“Karena aku bukan orang kaya seperti Anda,” jawab Maria bernada lirih.

Sadar, bahwa pertanyaan itu melukai harga diri Maria, akhirnya Mark menyudahi percakapan singkat tersebut dan menutup botol wisky.

Mark beranjak ke tempat tidur. “Kemarilah.” Lantas mengajak Maria untuk tidur bersamanya.

Saat itu juga perasaan Maria kembali berkecamuk. Ketakutan mulai menyapa diri. Pun detak jantung yang kian berdegup kencang. Ia meremas jemarinya yang mulai berkeringat.

Untuk pertama kali ia harus tidur bersama pria asing yang tak memiliki ikatan sama sekali. Alhasil Maria pun merasa telah menjadi gadis gampangan.

Fantasi liar pun tak mau ketinggalan, ia hadir saat Mark terus menatapnya. “Matikan lampu.” Begitu Maria duduk di tepi ranjang, Mark meminta Wanita itu untuk memadamkan lampu. Sehingga gadis dengan rambut tergerai itu kian membuncah.

Suasana yang begitu remang-remang seolah membawanya ke dalam dunia berbeda. “Baiklah,” sahut Maria.

Kemudian Mark berbaring membelakangi Maria tanpa satu kata terucap dari bibirnya. Pria itu mencoba untuk menutup mata.

Maria menatap punggung pria tersebut. Selama lima belas menit gadis belia itu duduk terdiam di balik punggung Mark tanpa berbaring sama sekali.

“Usap kepalaku,” titah Mark, masih membelakangi Maria.

Maria pun hanya bisa melaksanakan perintah. Toh dia hanyalah pelayan pribadi pria tersebut. Maka wajar bila ia harus patuh.

Sentuhan demi sentuhan Maria lakukan. Dari ujung kepala hingga turun ke bahu. Maria memang lumayan pandai membuat seseorang merasa nyaman.

Dahulu, sewaktu bersama kedua orangtuanya, Maria kerap memijat punggung serta kepala Sang Ayah bila rasa penat mulai menyapa.

Jemari gadis itu seolah menghantarnya ke alam mimpi. Sampai akhrinya Mark pun tertidur pulas. Untuk pertama kalinya lelaki dengan piyama hitam itu terlelap pada pukul sepuluh malam. Biasanya menjelang pagi netra itu baru tertutup rapat.

Maria mulai lelah. Beberapa kali ia nyaris tertidur sambil duduk sembari memegang kepala Mark. Sampai akhirnya rasa kantuk itu tak dapat dibendung lagi. Alhasil Maria tertidur di balik punggung  Mark. Mereka pun tidur bersama tanpa melakukan aktivitas seksual.

Mark telah berada dalam zona nyaman. Dimana rasa lelah dan kantuk bersatu padu berlari ke alam mimpi. Siapa sangka bila sentuhan hangat seorang gadis belia sukses membunuh insomnia yang dideritanya. 

***

Menjelang pagi hari, Mark terkejut saat mendapati dirinya tidur bersama Maria. Gadis itu tengah memeluk erat tubuhnya.

Rambut Maria tergerai menutupi sebagian wajah manisnya. Mark memperhatikan dengan seksama wajah itu. Dilihatnya bulu mata lentik Maria. Lantas turun ke bagian bibir. Tanpa Mark sadari, ia menelan saliva.

Namun, sedetik kemudian Mark baru menyadari, bahwa semalam dia tertidur lelap. “Gadis ini bekerja dengan baik,”  gumamnya seraya tersenyum tipis.

“Hmm…” Maria mulai menggeliat, dan mendapati dirinya tengah memeluk tubuh Mark. Sontak saja hal tersebut membuatnya terkesiap. Bagaimana bisa ia berakhir memeluk pria yang dibencinya itu.

Sementara Mark sengaja kembali menutup matanya. Bersandiwara, seolah ia masih dalam keadaan tertidur pulas.

Pelan-pelan Maria melepas diri dari Mark. Lalu mengendap-endap keluar kamar. Setelah mendengar suara pintu tertutup, Mark pun membuka mata. Lantas menarik kedua sudut bibirnya sembari berdecak, "Dasar Bocah!"

Sementara itu, di kamar Maria. Gadis tersebut tengah memegang dadanya yang berdegup kencang. Wajahnya pun turut pucat. Untuk pertama kalinya ia tidur bersama seorang pria. Sialnya pria itu bukanlah suaminya.

“Tunggu dulu, bukankah semalam kami tidur bersama? Apakah terjadi sesuatu yang tidak ku sadari? Tapi mengapa rasanya masih sama? Aku tidak merasa kehilangan apapun.” Sesaat kemudian, Maria pun teringat peristiwa semalam. Gadis itu heran, bahwa Mark justru tidak melecehkan dirinya. Mereka hanya semata-mata tidur di atas ranjang yang sama.

“Apakah pria itu tidak normal? Atau dia menderita kelainan? Ah, sudahlah. Yang jelas aku baik-baik saja. Semoga dia tidak melecehkanku kelak,” imbuh Maria.

Sementara itu, di lain tempat. Seorang Wanita paruh baya tengah meneguk anggur merah miliknya bersama Wanita muda.

Adalah Casandra dan Mely, Ibu Mark. Casandra adalah mantan kekasih Mark. Ia meninggalkan pria tersebut hanya demi mengejar karir di paris untuk menjadi seorang model profesional. Kini kerja kerasnya telah terbayarkan. Ia sukses menjadi model Internasional yang dieluk-elukan semua kalangan. Baik tua maupun muda.

Kini gadis berparas eksentrik itu telah kembali, tetapi masih belum berani menunjukkan wajah di depan Mark. Casandra tahu betul, bahwa pria itu pasti tak akan bersedia menemui dirinya. Oleh sebab itu, ia sengaja mendekati Ibu Mark untuk memuluskan rencana.

Mely memang masih menyukai Casandra dan berharap suatu saat ia menjadi menantunya. Namun, di sisi lain Mely tak memiliki keberanian untuk membujuk Sang putra mengingat sifatnya yang keras kepala.

Mark memang sangat mencintai Casandra. Namun, marah dan kecewa telah bersatu padu di dalam sana. Meruntuhkan cinta serta kasih sayang yang dimiliki.

Dahulu mereka berjanji untuk sehidup semati. Nyatanya Casandra justru ingkar. Ia terbuai pada dunianya sendiri. Sedangkan Mark memiliki segalanya. Dia bisa saja mengorbitkan Casandra, tetapi Wanita itu terlalu ambisius.

Ia tak ingin terlihat bergantung kepada Mark. Namun, nyatanya Wanita itu bukanlah siapa-siapa tanpa bantuan pemuda gagah tersebut.

Awal karir, Mark lah yang menemaninya. Tak sekalipun ia goyah. Padahal banyak gadis yang mengejar dirinya. Namun, cintanya hanya untuk Casandra.

“Mengapa kau baru kembali? Tidakkah kau tahu selama ini Mark menantimu? Dia sekarat Casandra. Setiap malam Mark harus menghabiskan berbotol-botol wisky hanya untuk menghilangkan kejenuhan serta insomnia yang diderita.” Mely mencerca gadis berparas cantik itu. Mengungkap kondisi Sang putra semenjak ditinggal menikah.

Ya, saat Casandra memutuskan untuk pergi, Mark berencana untuk melamar dirinya. Naas, sebelum itu terjadi ia harus menerima kenyataan pahit yang begitu menyakitkan.

“Aku tahu. Itulah sebabnya aku kembali,” sahut Casandra penuh percaya diri seraya meneguk anggur miliknya. Seolah Mark bersedia menerimanya kembali.

“Dengar, aku tidak yakin. Namun, kau bisa mencobanya. Kau sangat mengenal sifat Mark, bukan? Barangkali dia akan luluh begitu kau rayu. Mungkin saat ini dia masih marah padamu. Namun, kau jangan khawatir. Aku akan membantumu untuk membujuknya.” Meski tidak yakin, tetapi Mely masih berani memberi harapan kepada Casandra. Tanpa mereka sadari, bahwa hidup pria tersebut telah berubah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status