Home / Young Adult / Gadis Incaran Duda Menawan / Masa Lalu Yang Tersembunyi

Share

Masa Lalu Yang Tersembunyi

Author: Author Mars
last update Last Updated: 2025-04-12 13:07:55

Di saat situasi memanas, tiba-tiba puluhan mobil melaju cepat dan berhenti di depan pusat perbelanjaan. Suara decitan ban yang menggesek aspal menarik perhatian para pengunjung yang berlalu-lalang. Beberapa orang mulai berbisik, bertanya-tanya tentang apa yang sedang terjadi.

Dari mobil-mobil itu, puluhan pria berpakaian gelap turun dengan langkah mantap. Tatapan tajam mereka tertuju pada sekelompok orang yang tengah mengepung Daniel dan Charlotte. Kehadiran mereka seketika mengubah suasana, membuat lawan-lawan Daniel terkejut melihat jumlah yang jauh lebih unggul.

Daniel, yang masih menggenggam tangan Charlotte, melangkah maju dengan tenang. Matanya menyapu orang-orang yang mencoba mengancamnya, lalu bibirnya melengkung membentuk senyuman dingin.

"Tidak ada pilihan untuk kalian selain menyerah," ucapnya dengan nada penuh keyakinan.

Charlotte menatap Daniel dengan kecurigaan yang semakin kuat. "Pria ini... siapa sebenarnya? Kenapa dia memiliki begitu banyak orang yang tampak berbahaya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Dendam Yang Terpendam

    "Daniel, gadis mana yang menjadi sasaranmu kali ini?" tanya Sannie dengan nada penuh rasa ingin tahu.Pria itu hanya tersenyum kecil, ia menjawab dengan santai, "Kalian akan segera mengetahuinya.""Apakah dia akan patuh seperti istri pertamamu atau... lembut seperti mantan pacarmu?" katanya dengan sengaja, mencoba memancing reaksi dari Daniel."Kalau ingin tahu, setelah berjumpa dengannya, kalian bisa mengujinya," jawab Daniel dengan nada misterius. Ia lalu beranjak dari sana---Di sisi lain, Charlotte membuka matanya perlahan. Pandangannya masih buram, dan kepalanya terasa sedikit berat. Ia mengerjapkan mata beberapa kali sebelum akhirnya menyadari sesuatu yang aneh.Ruangan ini... bukan kamarnya.Ia segera bangkit dengan panik, matanya melirik ke sekeliling. Dinding putih bersih, jendela besar dengan tirai tertutup, serta sebuah pintu di sudut ruangan. Semuanya asing."Aku di mana? Rumah siapa ini?" bisiknya pelan, jantungny

    Last Updated : 2025-04-13
  • Gadis Incaran Duda Menawan   Syarat Menikah

    Keesokan harinya.Charlotte yang sudah bangun kini duduk di sebuah ruangan bersama Daniel. Matanya masih sedikit sayu, namun pikirannya sudah cukup jernih untuk memahami situasi. Di hadapannya, Levis meletakkan sebuah dokumen di atas meja dengan ekspresi datar, seolah apa yang sedang terjadi hanyalah urusan bisnis biasa.Charlotte mengerutkan kening, menatap dokumen itu dengan penuh kebingungan. Ia mengulurkan tangan dan meraih kertas tersebut dengan ragu."Ini apa?" tanyanya, suaranya terdengar hati-hati.Daniel, yang duduk di seberangnya, menyandarkan tubuhnya ke kursi dengan santai. Senyuman tipis terukir di wajahnya, seolah ia sudah memperkirakan reaksi Charlotte."Silakan dibaca!" jawabnya, tenang dan penuh percaya diri.Charlotte membuka halaman pertama dan mulai membaca isi dokumen dengan teliti. Matanya bergerak cepat, namun semakin dalam ia membaca, semakin banyak pertanyaan yang muncul di benaknya."Pernikahan kontrak selama

    Last Updated : 2025-04-14
  • Gadis Incaran Duda Menawan   Siapa Daniel?

    Daniel menyadari apa yang terjadi, tapi ia hanya tersenyum santai, seolah tak ingin ikut campur.Namun, Charlotte yang kesal justru semakin mempererat genggamannya. Lucia, yang awalnya mencoba mendominasi, mendadak meringis kesakitan. Ia akhirnya menarik tangannya dengan kasar, tapi akibatnya, ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke belakang dengan suara "Bruk!" yang cukup keras.Sannia terkejut melihat Lucia terjatuh, tapi alih-alih membantu, ia justru menatap Charlotte dengan penuh ketidakpercayaan. "Daniel, Charlotte berasal dari keluarga mana?" tanyanya, nadanya dingin.Daniel, yang kini sudah duduk di sofa bersama Charlotte, menjawab dengan santai sambil menggenggam tangan wanita itu. "Dari kalangan biasa," katanya tanpa ragu.Lucia, yang baru saja berhasil berdiri kembali, menyibakkan rambutnya dengan kesal. Tatapan sinisnya kembali terarah pada Charlotte. "Kakak, kita berasal dari keluarga terpandang. Apakah tidak dipertimbangkan lagi?" sindirnya.Daniel menoleh sekilas ke a

    Last Updated : 2025-04-18
  • Gadis Incaran Duda Menawan   Ciuman Daniel

    Malam semakin larut, dan kamar Elvis dipenuhi keheningan yang mencekam. Namun, di balik tidurnya, tubuhnya tampak gelisah. Keringat dingin membasahi pelipisnya, napasnya tersengal, dan bibirnya bergerak seolah menggumamkan sesuatu."Maaf…" suaranya lirih, hampir seperti bisikan tertahan.Dalam mimpi itu, bayangan samar mulai terbentuk. Elvis berdiri di tengah ruangan yang remang-remang dengan pistol di tangannya. Asap tipis mengepul dari ujung laras, menandakan bahwa senjata itu baru saja digunakan. Di depannya, seorang wanita terjatuh dengan darah mengalir dari dadanya. Tatapan matanya yang membelalak dipenuhi keterkejutan dan ketakutan, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.Suara tembakan yang memekakkan telinga masih bergema di kepalanya. Suasana di sekitarnya begitu tegang dan penuh ketakutan. Di sisi lain suara tangisan lirih terdengar. Elvis menoleh dan melihat seorang anak kecil, mungkin berusia tiga tahun, duduk di lantai dengan tu

    Last Updated : 2025-04-19
  • Gadis Incaran Duda Menawan   Menikah

    Beberapa saat setelah peresmian sebagai pasangan suami istri dilakukan, Daniel, Charlotte, dan Elvis keluar dari kantor tersebut. Langit cerah, namun hati Charlotte masih dipenuhi berbagai perasaan yang bercampur aduk. Pernikahan ini terjadi begitu cepat, dan meskipun ia tahu itu tak bisa dihindari, ia masih merasa belum sepenuhnya siap.Elvis menatap putrinya dengan penuh kasih sayang dan sedikit khawatir. Ia tahu betul sifat Charlotte yang keras kepala, dan ia tidak ingin putrinya mengalami kesulitan dalam rumah tangganya nanti. Dengan nada tegas namun penuh perhatian, ia berkata,"Lolipop, setelah menikah kamu harus bersikap dewasa. Jangan selalu melawan suamimu dan mertuamu!"Charlotte menoleh pada ayahnya, alisnya sedikit berkerut. Ia paham maksud sang ayah, tetapi bukan berarti ia akan tunduk begitu saja jika dirinya diperlakukan tidak adil. Dengan nada yakin, ia menjawab,"Pa, tergantung. Kalau mereka menindasku, tidak mungkin aku diam saja."

    Last Updated : 2025-04-20
  • Gadis Incaran Duda Menawan   Ciumam Daniel dan Wanita Lain

    Charlotte yang memegang setumpuk pakaian langsung melemparkan baju-baju itu ke arah Sannia dan Lucia tanpa ragu. Pakaian-pakaian itu beterbangan di udara sebelum jatuh berserakan di lantai, membuat kedua wanita itu terkejut. Sannia dan Lucia spontan memundurkan langkah, nyaris kehilangan keseimbangan."Cuci sendiri!" seru Charlotte dengan nada penuh ketegasan. "Aku menikah untuk menjadi istri Daniel, bukan menjadi pembantu kalian. Kalau mau cuci, kalian yang lakukan sendiri. Jangan manja!" Tatapannya tajam, penuh amarah yang selama ini ia pendam.Sannia mengepalkan tangan, wajahnya memerah karena marah. "Kau... berani sekali melawan kami!" bentaknya, matanya berkilat dengan kebencian."Tidak berpendidikan," ejek Lucia dengan menghina.Charlotte tak gentar. Ia memandang keduanya dengan sorot mata tajam dan penuh perlawanan. "Kalian adalah orang kaya, tapi sifat kalian seperti tidak pernah sekolah saja," ucapnya dingin, sebelum melangkah masuk ke kama

    Last Updated : 2025-04-21
  • Gadis Incaran Duda Menawan   H4sr4t Yang Bangkit

    Kristy melepaskan ciumannya dan menatap Daniel dengan tatapan penuh tekad. Mata tajamnya memancarkan keinginan yang begitu kuat, seolah tidak ada yang bisa menggoyahkan keputusannya."Bos, sebelum aku menemuinya, aku ingin menyerahkan harta paling berharga untukmu!" ucap Kristy dengan suara lembut, namun penuh ketegasan.Daniel menghela napas pelan. Tatapannya melembut saat tangannya terangkat untuk menyentuh wajah Kristy. Jari-jarinya mengusap lembut pipi wanita itu, seakan ingin menenangkannya."Jangan pernah melakukan itu!" ucapnya tegas. Nada suaranya rendah, tetapi penuh perintah.Kristy menatapnya tanpa gentar. "Kalau begitu, temani aku minum. Setelah aku mabuk, aku bisa melakukannya dengan baik. Dengan cara ini, sasaran kita baru akan percaya."Beberapa Saat KemudianDi dalam kamar Kristy yang remang-remang, suara gelas yang beradu pelan terdengar di antara keheningan. Kristy meneguk minumannya dengan cepat, seakan ingin segera menghilangkan kesadarannya. Wajahnya sudah mulai m

    Last Updated : 2025-04-24
  • Gadis Incaran Duda Menawan   Penyesalan Daniel

    Charlotte melangkah keluar dari studionya, udara malam yang dingin menyapa kulitnya yang masih hangat setelah lama berada di dalam ruangan. Ia merapatkan jaketnya sebelum menuju ke mobil yang terparkir di tepi jalan. Mobil itu bukan pilihannya sendiri, melainkan hadiah dari suaminya—suami yang bahkan sulit ia pahami.Dengan mata yang masih mengantuk, Charlotte membuka pintu mobil dan duduk di kursi pengemudi. Ia menghela napas panjang, berusaha mengusir kantuk yang masih menyelimuti tubuhnya."Sudah tidur begitu lama, tapi masih mengantuk," gumamnya pelan, sambil menghidupkan mesin mobil.Jalanan malam begitu lengang, lampu-lampu kota berpendar samar, menemani perjalanan pulangnya. Namun, pikirannya tak sepenuhnya berada di sana. Ada sesuatu yang mengganjal dalam benaknya—sesuatu yang bahkan tak ingin ia akui pada dirinya sendiri.Di Tempat Lain…Di dalam mobilnya, Daniel melaju dengan kecepatan sedang, satu tangannya memegang ke

    Last Updated : 2025-04-25

Latest chapter

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Liontin Yang Menyimpan Rahasia

    "Sudah waktunya dia pergi. Yang aku utamakan adalah istriku. Yang akan menemaniku selama hidupku. Charlotte, aku berjanji padamu. Tidak akan berbohong lagi padamu mengenai identitasku sebagai mafia. Aku berharap kau tidak keberatan," kata Daniel, menatap dalam mata Charlotte dengan penuh kesungguhan.Charlotte terdiam sejenak. Jantungnya berdebar cepat, tetapi matanya tetap menatap Daniel tanpa keraguan. "Aku tidak keberatan kalau kau adalah mafia. Asalkan kau jangan mengingkari janjimu. Apa kau akan selingkuh suatu saat nanti?" tanyanya pelan, namun penuh harap. Ada kekhawatiran yang tersembunyi dalam suaranya, ketakutan akan dikhianati.Daniel tersenyum tipis dan meraih tangan Charlotte, menggenggamnya erat. "Tidak akan! Aku berjanji akan setia padamu seorang. Tidak ada orang ketiga di dalam hubungan kita," ucapnya penuh keyakinan. Jemarinya mengusap punggung tangan Charlotte, mencoba meyakinkan bahwa setiap kata yang ia ucapkan adalah janji yang tak akan ia kh

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Menemui Kristy

    Daniel yang mengemudi mengejar istrinya yang berjalan di pinggir jalan. Ia kemudian menghentikan mobilnya."Honey, aku akan mengantarmu ke studio setelah kita pergi ke suatu tempat," seru Daniel pada istrinya."Tidak perlu, aku akan pergi dengan bus," jawab Charlotte sambil melanjutkan langkahnya.Daniel turun dari mobil dan menghampiri istrinya itu. Tanpa banyak bicara, ia langsung menggendong wanita itu ke mobilnya."Aku bisa jalan sendiri! Kamu tidak perlu mengantarku," ujar Charlotte sambil berusaha melepaskan diri.Namun Daniel tetap tenang, memasukkan Charlotte ke dalam mobil, lalu menutup pintu. Ia menatapnya sejenak sebelum berkata, "Aku tidak akan membiarkanmu pergi sendirian hari ini. Ada sesuatu yang harus kamu tahu."Charlotte terdiam, menatap Daniel dengan campuran rasa penasaran dan kesal.Tidak lama kemudian, mobil Daniel tiba di tepi pantai. Angin kencang meniup rambut Charlotte saat ia membuka jendela, membiarkan aroma laut yang asin memenuhi kabin mobil. Suara debura

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Charlotte Cemburu

    Tangan Daniel mulai meraba paha istrinya, jemarinya bergerak perlahan seolah menikmati setiap sentuhan, sementara bibirnya terus mencium Charlotte dengan dalam dan penuh hasr*t. Nafasnya hangat, membakar jarak tipis di antara mereka.Charlotte menggeliat, berusaha melawan dan menahan tangan suaminya yang mulai kelewatan. "Hentikan!" serunya, suaranya bergetar antara marah dan gugup.Namun, Daniel tidak bergeming. Ia menahan bagian belakang kepala Charlotte dengan lembut tapi kuat, membuat wanita itu tak bisa menghindar. "Aku ingin melepaskan rindu," ucapnya lirih, matanya menatap dalam ke arah istrinya, seolah ingin menunjukkan betapa ia tak mampu menahan hasr*t yang terpendam.Charlotte menelan ludah, detak jantungnya berdebar keras, tapi ia mencoba tetap tegar. "Jangan main-main lagi! Aku masih ada pekerjaan. Cepat lepaskan tanganmu! Ini kantor, Daniel!" pintanya dengan nada tegas, meski tubuhnya terasa melemah dalam pelukan suaminya.Tapi bukannya menu

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Ciuman Paksa

    "Kalau tidak ingin aku tahu, juga tidak apa-apa. Lagi pula aku hanya istri kontrak. Mana mungkin berhak tahu segalanya," ujar Charlotte sambil bangkit dari tempat duduknya.Daniel menahan kedua pundak istrinya dan berkata, "Saat waktunya tiba, kamu akan mengetahuinya," ucapnya sambil menatap dalam ke mata istrinya.***Di sisi lain, Elvis yang sedang berkumpul dengan rekannya di ruangan yang pencahayaannya tidak terlalu terang, tampak muram, begitu juga dengan yang lain."Elvis, menantumu memiliki banyak anak buah. Kejadian ini disaksikan oleh banyak orang. Aku yakin putrimu juga tahu, karena saat menantumu dikepung oleh sejumlah orang, putrimu ada di sana. Sepertinya dia bukan hanya sekadar CEO," ujar salah satu rekannya."Siapa pun dia, aku hanya berharap dia akan melindungi putriku. Lolipop butuh perlindungan yang ketat. Dia adalah putriku satu-satunya. Aku tidak ingin dia terluka. Mengenai anak laki-laki itu, aku ingin mencarinya. Beberapa bula

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Kekesalan Charlotte

    "Apa yang kalian ributkan malam-malam begini? Apakah kalian tidak sadar sudah pukul berapa?" tanya Charlotte dengan nada sedikit kesal. Suaranya menggema di sepanjang koridor yang sepi, menciptakan suasana tegang di antara mereka.Daniel dan Sannia menoleh bersamaan ke arah Charlotte yang berdiri di ujung koridor. Pijar lampu redup mempertegas gurat lelah di wajah Charlotte, namun matanya masih memancarkan ketegasan."Istriku, apakah kami membangunkanmu?" tanya Daniel dengan senyum tipis, mencoba meredakan ketegangan. Namun, nada suaranya terdengar kaku, seolah menyembunyikan sesuatu.Charlotte menatap tajam, seolah mampu menembus kebohongan di balik senyuman itu. "Kalian berisik sehingga mengganggu tidurku," balas Charlotte dingin, matanya tidak melepaskan pandangan dari Daniel."Maaf, Istriku. Aku akan segera kembali ke kamar. Aku dan Bibi sedang bertengkar," ucap Daniel, berusaha terdengar santai, meski nada gugupnya sulit disembunyikan."Berten

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Charlotte Kecewa

    "Kau sedang menggodaku? Jangan lupa statusmu!" kecam Daniel, menatap tajam ke arah wanita di depannya. Sannia tersenyum lembut, seolah tak tergoyahkan oleh ketegangan yang menggantung di antara mereka. "Tentu saja aku ingat, Daniel." Nada suaranya tetap tenang, penuh kelembutan. "Aku telah berjanji pada ayahmu untuk merawatmu dengan baik. Jadi aku harus menepati janjiku!"Daniel berdiri dengan ekspresi penuh amarah. Dalam sekejap, tangannya terangkat dan mencengkeram leher wanita itu dengan erat. Sannia terbatuk, kedua tangannya mencengkeram pergelangan tangan Daniel, berusaha melepaskan diri. Tapi genggaman pria itu terlalu kuat, membuatnya sulit bernapas, bahkan sekadar mengeluarkan suara."Sannia, dengar baik-baik." Suara Daniel rendah, tajam, dan penuh ancaman. "Jangan coba-coba menggodaku. Wanita seperti dirimu tidak berbeda dengan mantan istriku." Matanya berkilat dingin, penuh kebencian yang tersembunyi di balik sorotannya.Sannia mencoba meronta, tetapi cengkeraman Daniel ti

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Godaan Ibu Tiri

    Tanpa menunggu lama, Daniel langsung melakukan penyatuan dengan istrinya. Ia bergerak maju mundur dengan perlahan, seakan memberi waktu bagi Charlotte untuk menyesuaikan diri.Charlotte menggigit bibir bawahnya, merasakan sensasi perih yang menusuk. Air matanya mengalir tanpa bisa ditahan, membasahi pelipisnya. Tubuhnya menegang, jari-jarinya mencengkeram sprei di bawahnya. Rasa sakit menjalar di seluruh tubuhnya, semakin terasa saat Daniel semakin dalam menyatu dengannya.Daniel melihat butiran air mata yang mengalir dari sudut mata istrinya. Pandangannya beralih ke noda merah yang kini menghiasi sprei putih di bawah mereka. Hatinya sangat puas—tanda kepolosan Charlotte kini lenyap di tangannya. Namun, naluri dan g4irahnya terus menguasai dirinya."Aaahh! Sakit!" Charlotte berteriak, kedua tangannya berusaha mendorong dada suaminya agar menjauh. Rasa nyeri membuatnya ingin menghindar, ingin menghentikan segalanya.Namun, Daniel tak memberinya kesem

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Malam Pertama

    Charlotte merasa tubuhnya menegang saat Daniel menahan tangannya, menolak memberinya kesempatan untuk menjauh."Kau mengingkari janji, itu adalah perjanjian kita. Pernikahan ini tanpa sentuhan fisik," ujar Charlotte, suaranya tegas meskipun sedikit bergetar. Ia mencoba bangkit dari tempat tidur, namun cengkeraman Daniel di pergelangan tangannya semakin erat.Daniel tersenyum miring, tatapannya dipenuhi kilatan main-main. "Sebuah pernikahan tidak mungkin tanpa sentuhan fisik. Apalagi aku begitu merindukanmu selama ini," godanya, suaranya dalam dan menggoda, seolah menantang Charlotte untuk menyangkal kata-katanya.Charlotte memutar matanya penuh ketidakpercayaan. "Merindukanku? Kau sedang bercanda? Aku malah mencurigaimu bahwa kau di sana ada wanita lain. Jangan berbohong. Aku bukannya tidak tahu sifat lelaki!" katanya, nada suaranya dipenuhi kecurigaan.Daniel hanya tertawa pelan, seakan pernyataan Charlotte adalah hal yang menghiburnya. Jari-jariny

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Daniel Menuntut Hak Sebagai Suami

    "Akhirnya kamu pulang setelah sebulan menghilang," sindir Charlotte dengan suara tajam. Matanya menatap suaminya, Daniel, dengan penuh kekecewaan dan kemarahan yang sudah lama dipendam."Maaf, aku ada urusan penting sehingga tidak menghidupkan ponselku," ucap Daniel dengan nada datar, seolah tidak menyadari betapa sakitnya hati istrinya setelah sekian lama ditinggalkan tanpa kabar.Charlotte mendengus sinis. "Ada urusan penting apa sehingga tidak bisa menghidupkan ponsel? Kenapa perasaanku mengatakan bahwa kau sedang berbohong?" Dia melipat tangannya di dada, rahangnya mengeras menahan amarah. "Aku tidak peduli kau di mana. Tapi aku ini istrimu, dan setiap hari aku harus menerima penghinaan di rumah ini. Apakah kau sadar bahwa rumah ini seperti neraka bagiku?"Sebelum Daniel sempat menjawab, suara nyaring Sannia, mertuanya, memotong pembicaraan. "Daniel, istrimu ini suka membantah dan berani menamparku!" serunya dengan wajah penuh kemarahan. "Aku adalah mertuany

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status