Share

Menemui Kristy

Penulis: Author Mars
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-07 11:33:10

Daniel yang mengemudi mengejar istrinya yang berjalan di pinggir jalan. Ia kemudian menghentikan mobilnya.

"Honey, aku akan mengantarmu ke studio setelah kita pergi ke suatu tempat," seru Daniel pada istrinya.

"Tidak perlu, aku akan pergi dengan bus," jawab Charlotte sambil melanjutkan langkahnya.

Daniel turun dari mobil dan menghampiri istrinya itu. Tanpa banyak bicara, ia langsung menggendong wanita itu ke mobilnya.

"Aku bisa jalan sendiri! Kamu tidak perlu mengantarku," ujar Charlotte sambil berusaha melepaskan diri.

Namun Daniel tetap tenang, memasukkan Charlotte ke dalam mobil, lalu menutup pintu. Ia menatapnya sejenak sebelum berkata, "Aku tidak akan membiarkanmu pergi sendirian hari ini. Ada sesuatu yang harus kamu tahu."

Charlotte terdiam, menatap Daniel dengan campuran rasa penasaran dan kesal.

Tidak lama kemudian, mobil Daniel tiba di tepi pantai. Angin kencang meniup rambut Charlotte saat ia membuka jendela, membiarkan aroma laut yang asin memenuhi kabin mobil. Suara debura
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Alasan Bercerai

    Di sebuah apartemen yang mewah namun kini kacau balau, pecahan vas bunga, gelas, dan barang-barang antik tersebar di lantai. Suasana di ruangan itu terasa tegang, seperti angin badai yang baru saja berlalu. Di tengah kekacauan itu, seorang wanita muda dengan rambut panjang terurai dan mengenakan pakaian kasual berdiri mematung, tatapannya penuh emosi. Di depannya, seorang pria tampan dengan postur tinggi tegap berdiri dengan wajah dingin, seperti dinding batu yang tak bisa ditembus."Tanpa alasan, kau mengakhiri ini semua? Kenapa?" suara wanita itu pecah, menggema di antara dinding apartemen. Matanya berkilat dengan campuran rasa sakit dan amarah.Pria itu menarik napas panjang, mencoba menghindari tatapan wanita itu. Suaranya terdengar tenang, namun dingin seperti es yang mencair perlahan. "Karena pernikahan kita adalah satu kesalahan besar. Aku sangat menyesalinya," jawabnya, setiap kata bagai belati yang menancap di hati wanita itu.Wanita itu mengepalkan kedua tangannya dengan gem

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Gadis Incaran Duda Menawan   Pertemuan Daniel dan Charlotte

    Calvin yang kesakitan menatap Charlotte dengan cemas, merasa dadanya sesak bukan hanya karena rasa sakit fisik tetapi juga ketakutan akan apa yang akan terjadi. Wanita yang berada di sebelahnya, seorang wanita berpenampilan modis dengan rambut tergerai panjang, menatap Charlotte dengan kebingungan sekaligus kemarahan."Ke-kenapa kamu ada di sini?" tanya Calvin dengan suara bergetar, berusaha bangkit dari rasa sakit yang menjalar di tubuhnya.Namun sebelum Calvin bisa menjelaskan lebih jauh, wanita itu, yang tampak tidak tahu malu, melipat tangan di dada dan menatap Charlotte dengan pandangan merendahkan. "Hei, apa kau adalah pacarnya yang ceroboh itu? Kenapa kau begitu kasar?" tanyanya dengan nada sinis.Charlotte tidak menjawab. Matanya hanya menatap wanita itu tajam, penuh amarah yang sudah tidak bisa dibendung. Dengan gerakan cepat, ia meraih cangkir berisi minuman di meja dan menyiramkan isinya ke wajah wanita itu tanpa peringatan. Cairan hangat itu mengalir di wajah wanita itu, m

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Gadis Incaran Duda Menawan   Daniel Terobsesi Pada Charlotte

    "Tidak waras!" gumam Charlotte dengan kesal, berusaha melangkah pergi meninggalkan pria asing itu.Namun, sebelum ia sempat bergerak lebih jauh, Tuan Harris, yang tersenyum tipis penuh arti, tiba-tiba membungkuk dan mengangkat tubuhnya dengan mudah. Charlotte terkejut, matanya membesar, dan ia langsung meronta-ronta di dalam pelukan pria itu."Hei, hei! Lepaskan aku! Apa yang kau lakukan?!" teriak Charlotte sambil memukul-mukul bahunya, namun kekuatan pria itu jauh melampaui tenaganya.Tuan Harris tidak menghiraukan protesnya. Dengan langkah mantap, ia membawa gadis itu keluar dari tempat itu menuju mobilnya.Beberapa saat kemudian, Charlotte yang mulai kehilangan kesadarannya akibat alkohol, dibawa ke sebuah hotel mewah. Tuan Harris, yang sudah memesan kamar sebelumnya, langsung membawa gadis itu ke salah satu suite yang nyaman. Ia membuka pintu, menyalakan lampu, lalu menidurkan tubuh Charlotte yang lemah di atas ranjang empuk.Pria itu berdiri di tepi ranjang, menatap Charlotte yan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Gadis Incaran Duda Menawan   Menyelidiki Latar Belakang Charlotte

    Charlotte berjalan pelan menyusuri deretan rumah yang terlihat seragam, dengan model dan warna hijau yang sama persis. Wajahnya tampak bingung, seolah memikirkan sesuatu yang mengganjal di benaknya."Kalau kami benar-benar melakukannya, seharusnya aku pasti merasa sakit..." gumamnya, mencoba meyakinkan dirinya sendiri. Ia mengernyitkan dahi, menatap langkah kakinya yang terus membawa dirinya maju. "Tapi kenapa aku tidak merasakan apa-apa? Tidak mungkin seorang pria melepaskan semua pakaianku tanpa melakukan apa pun." Ia berhenti sejenak, menatap ke depan dengan pandangan kosong. "Di dunia ini, mana ada pria yang tidak tergoda dengan tubuh wanita..." lanjutnya dengan nada lirih, mencoba mencari jawaban atas kebingungannya.Charlotte menghela napas panjang, akhirnya sampai di salah satu rumah. Dengan santai, ia membuka pintu dan melangkah masuk. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat orang-orang di dalam rumah tersebut. Semua kepala menoleh ke arahnya dengan pandangan heran."Charlot

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Gadis Incaran Duda Menawan   Dendam Masa Lalu Daniel

    Elvis duduk diam di kamarnya, menatap sebuah foto keluarga dengan tatapan dalam. Dalam foto itu, seorang wanita muda berdiri di sampingnya, menggendong bayi perempuan yang lucu, sementara ibunya juga berdiri di sisi lain. Wanita muda itu adalah istrinya, Zean—seseorang yang telah lama pergi meninggalkannya."Zean, kamu pergi terlalu cepat..." gumam Elvis lirih. "Anak gadis kita sudah besar dan mandiri sekarang. Dia menjadi seorang fotografer profesional, bekerja dengan baik, memiliki banyak teman, dan ceria seperti dirimu."Ia menghela napas panjang sebelum melanjutkan, "Selama ini aku menikah-cerai, berharap ada seseorang yang bisa merawatnya. Tapi sayang, pernikahanku tidak pernah berjalan mulus."Elvis terdiam sejenak, lalu menatap foto itu lebih lekat. Suaranya berubah menjadi lebih dalam, penuh rahasia yang selama ini ia pendam."Aku adalah Samuel Wilson Franz," bisiknya. "Harus menyamar sebagai orang biasa demi melindungi anak kita. Semasa muda, aku memiliki banyak musuh. Setela

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Gadis Incaran Duda Menawan   Daniel Melamar

    "Ke-Kenapa kamu ada di sini?" tanya Charlotte dengan gugup, matanya memandang pria di hadapannya dengan waspada.Daniel tersenyum santai, namun tatapan matanya tajam dan penuh keyakinan. Tangannya masih melingkar di pinggang Charlotte, membuat gadis itu semakin gelisah."Aku datang mencarimu," jawabnya pelan, suaranya rendah namun penuh ketegasan.Charlotte menelan ludah, tangannya refleks mendorong dada pria itu, meskipun tidak cukup kuat untuk membuatnya mundur. "Apakah aku mengenalmu? Kamu siapa?"Daniel terkekeh pelan, seolah terhibur oleh kepanikan gadis itu. "Namamu Charlotte Wilson, usia 23 tahun. Seorang fotografer berbakat." Ia mendekatkan wajahnya, membuat Charlotte semakin mundur dengan jantung berdegup kencang. "Dengar baik-baik, namaku Daniel Harris... yang dikenal sebagai duda menawan."Charlotte mengernyit, merasa ada sesuatu yang familiar tentang pria ini. "Kenapa namamu tidak asing? Di mana aku pernah mendengarnya?"Daniel tersenyum penuh arti, lalu berbisik tepat di

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Gadis Incaran Duda Menawan   Bertemu Lagi

    Malam hari.Charlotte berdiri di dekat jendela kamar, memandangi liontin peninggalan ibunya yang tergantung di lehernya. Jemarinya dengan lembut membuka liontin itu, ia selalu penasaran dengan liontin tersebut."Kenapa kalung ini tidak ada foto Mama? Aku bahkan tidak tahu wajah Mama sampai sekarang," gumamnya dengan suara lirih, matanya berkabut oleh rasa penasaran yang tak kunjung terjawab.Di saat yang sama, Elvis melangkah melewati kamar putrinya. Pandangannya tertarik pada sosok Charlotte yang berdiri diam dengan liontin terbuka di tangannya. Seketika, tatapan Elvis berubah tegang. Seolah ada sesuatu yang ingin ia sembunyikan, sesuatu yang tak seharusnya diketahui putrinya.Dengan langkah cepat, Elvis masuk ke dalam kamar."Lolipop," panggilnya, mencoba menghentikan gerakan Charlotte yang tampak begitu fokus pada liontin itu.Charlotte menoleh dan menatap ayahnya dengan heran."Papa? Sudah malam, kenapa belum tidur?" tanyanya, suaranya mengandung keheranan.Elvis menghela napas pe

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Gadis Incaran Duda Menawan   Apa Niat Daniel?

    "Kenapa kamu lagi?" tanya Charlotte, tatapannya tajam menembus sosok pria di hadapannya.Daniel hanya tersenyum, seolah menikmati ketidaksukaan Charlotte kepadanya. Ia melangkah santai, semakin mendekat. "Studio ini telah menjadi milikku," ujarnya dengan nada puas.Charlotte mencengkram erat pegangan tasnya, hatinya bergejolak. "Kalau begitu, aku akan berhenti kerja," katanya tegas, berbalik hendak pergi.Namun, suara Daniel menghentikan langkahnya. "Bukankah kau sudah tanda tangan kontrak lima tahun? Kalau kau pergi, kau harus membayar ganti rugi," katanya dengan nada santai, seakan-akan ia tahu bahwa Charlotte tidak punya pilihan lain.Charlotte menoleh dengan tatapan penuh curiga. "Apa tujuanmu membeli studio ini? Sebenarnya kamu siapa, dan apa maumu?" tuntutnya, suaranya dipenuhi amarah dan ketidakpercayaan.Daniel tersenyum tipis, matanya berkilat penuh arti. "Aku membelinya demi calon istriku. Kalau kita satu tempat kerja, kita bisa bersama s

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-22

Bab terbaru

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Menemui Kristy

    Daniel yang mengemudi mengejar istrinya yang berjalan di pinggir jalan. Ia kemudian menghentikan mobilnya."Honey, aku akan mengantarmu ke studio setelah kita pergi ke suatu tempat," seru Daniel pada istrinya."Tidak perlu, aku akan pergi dengan bus," jawab Charlotte sambil melanjutkan langkahnya.Daniel turun dari mobil dan menghampiri istrinya itu. Tanpa banyak bicara, ia langsung menggendong wanita itu ke mobilnya."Aku bisa jalan sendiri! Kamu tidak perlu mengantarku," ujar Charlotte sambil berusaha melepaskan diri.Namun Daniel tetap tenang, memasukkan Charlotte ke dalam mobil, lalu menutup pintu. Ia menatapnya sejenak sebelum berkata, "Aku tidak akan membiarkanmu pergi sendirian hari ini. Ada sesuatu yang harus kamu tahu."Charlotte terdiam, menatap Daniel dengan campuran rasa penasaran dan kesal.Tidak lama kemudian, mobil Daniel tiba di tepi pantai. Angin kencang meniup rambut Charlotte saat ia membuka jendela, membiarkan aroma laut yang asin memenuhi kabin mobil. Suara debura

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Charlotte Cemburu

    Tangan Daniel mulai meraba paha istrinya, jemarinya bergerak perlahan seolah menikmati setiap sentuhan, sementara bibirnya terus mencium Charlotte dengan dalam dan penuh hasr*t. Nafasnya hangat, membakar jarak tipis di antara mereka.Charlotte menggeliat, berusaha melawan dan menahan tangan suaminya yang mulai kelewatan. "Hentikan!" serunya, suaranya bergetar antara marah dan gugup.Namun, Daniel tidak bergeming. Ia menahan bagian belakang kepala Charlotte dengan lembut tapi kuat, membuat wanita itu tak bisa menghindar. "Aku ingin melepaskan rindu," ucapnya lirih, matanya menatap dalam ke arah istrinya, seolah ingin menunjukkan betapa ia tak mampu menahan hasr*t yang terpendam.Charlotte menelan ludah, detak jantungnya berdebar keras, tapi ia mencoba tetap tegar. "Jangan main-main lagi! Aku masih ada pekerjaan. Cepat lepaskan tanganmu! Ini kantor, Daniel!" pintanya dengan nada tegas, meski tubuhnya terasa melemah dalam pelukan suaminya.Tapi bukannya menu

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Ciuman Paksa

    "Kalau tidak ingin aku tahu, juga tidak apa-apa. Lagi pula aku hanya istri kontrak. Mana mungkin berhak tahu segalanya," ujar Charlotte sambil bangkit dari tempat duduknya.Daniel menahan kedua pundak istrinya dan berkata, "Saat waktunya tiba, kamu akan mengetahuinya," ucapnya sambil menatap dalam ke mata istrinya.***Di sisi lain, Elvis yang sedang berkumpul dengan rekannya di ruangan yang pencahayaannya tidak terlalu terang, tampak muram, begitu juga dengan yang lain."Elvis, menantumu memiliki banyak anak buah. Kejadian ini disaksikan oleh banyak orang. Aku yakin putrimu juga tahu, karena saat menantumu dikepung oleh sejumlah orang, putrimu ada di sana. Sepertinya dia bukan hanya sekadar CEO," ujar salah satu rekannya."Siapa pun dia, aku hanya berharap dia akan melindungi putriku. Lolipop butuh perlindungan yang ketat. Dia adalah putriku satu-satunya. Aku tidak ingin dia terluka. Mengenai anak laki-laki itu, aku ingin mencarinya. Beberapa bula

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Kekesalan Charlotte

    "Apa yang kalian ributkan malam-malam begini? Apakah kalian tidak sadar sudah pukul berapa?" tanya Charlotte dengan nada sedikit kesal. Suaranya menggema di sepanjang koridor yang sepi, menciptakan suasana tegang di antara mereka.Daniel dan Sannia menoleh bersamaan ke arah Charlotte yang berdiri di ujung koridor. Pijar lampu redup mempertegas gurat lelah di wajah Charlotte, namun matanya masih memancarkan ketegasan."Istriku, apakah kami membangunkanmu?" tanya Daniel dengan senyum tipis, mencoba meredakan ketegangan. Namun, nada suaranya terdengar kaku, seolah menyembunyikan sesuatu.Charlotte menatap tajam, seolah mampu menembus kebohongan di balik senyuman itu. "Kalian berisik sehingga mengganggu tidurku," balas Charlotte dingin, matanya tidak melepaskan pandangan dari Daniel."Maaf, Istriku. Aku akan segera kembali ke kamar. Aku dan Bibi sedang bertengkar," ucap Daniel, berusaha terdengar santai, meski nada gugupnya sulit disembunyikan."Berten

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Charlotte Kecewa

    "Kau sedang menggodaku? Jangan lupa statusmu!" kecam Daniel, menatap tajam ke arah wanita di depannya. Sannia tersenyum lembut, seolah tak tergoyahkan oleh ketegangan yang menggantung di antara mereka. "Tentu saja aku ingat, Daniel." Nada suaranya tetap tenang, penuh kelembutan. "Aku telah berjanji pada ayahmu untuk merawatmu dengan baik. Jadi aku harus menepati janjiku!"Daniel berdiri dengan ekspresi penuh amarah. Dalam sekejap, tangannya terangkat dan mencengkeram leher wanita itu dengan erat. Sannia terbatuk, kedua tangannya mencengkeram pergelangan tangan Daniel, berusaha melepaskan diri. Tapi genggaman pria itu terlalu kuat, membuatnya sulit bernapas, bahkan sekadar mengeluarkan suara."Sannia, dengar baik-baik." Suara Daniel rendah, tajam, dan penuh ancaman. "Jangan coba-coba menggodaku. Wanita seperti dirimu tidak berbeda dengan mantan istriku." Matanya berkilat dingin, penuh kebencian yang tersembunyi di balik sorotannya.Sannia mencoba meronta, tetapi cengkeraman Daniel ti

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Godaan Ibu Tiri

    Tanpa menunggu lama, Daniel langsung melakukan penyatuan dengan istrinya. Ia bergerak maju mundur dengan perlahan, seakan memberi waktu bagi Charlotte untuk menyesuaikan diri.Charlotte menggigit bibir bawahnya, merasakan sensasi perih yang menusuk. Air matanya mengalir tanpa bisa ditahan, membasahi pelipisnya. Tubuhnya menegang, jari-jarinya mencengkeram sprei di bawahnya. Rasa sakit menjalar di seluruh tubuhnya, semakin terasa saat Daniel semakin dalam menyatu dengannya.Daniel melihat butiran air mata yang mengalir dari sudut mata istrinya. Pandangannya beralih ke noda merah yang kini menghiasi sprei putih di bawah mereka. Hatinya sangat puas—tanda kepolosan Charlotte kini lenyap di tangannya. Namun, naluri dan g4irahnya terus menguasai dirinya."Aaahh! Sakit!" Charlotte berteriak, kedua tangannya berusaha mendorong dada suaminya agar menjauh. Rasa nyeri membuatnya ingin menghindar, ingin menghentikan segalanya.Namun, Daniel tak memberinya kesem

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Malam Pertama

    Charlotte merasa tubuhnya menegang saat Daniel menahan tangannya, menolak memberinya kesempatan untuk menjauh."Kau mengingkari janji, itu adalah perjanjian kita. Pernikahan ini tanpa sentuhan fisik," ujar Charlotte, suaranya tegas meskipun sedikit bergetar. Ia mencoba bangkit dari tempat tidur, namun cengkeraman Daniel di pergelangan tangannya semakin erat.Daniel tersenyum miring, tatapannya dipenuhi kilatan main-main. "Sebuah pernikahan tidak mungkin tanpa sentuhan fisik. Apalagi aku begitu merindukanmu selama ini," godanya, suaranya dalam dan menggoda, seolah menantang Charlotte untuk menyangkal kata-katanya.Charlotte memutar matanya penuh ketidakpercayaan. "Merindukanku? Kau sedang bercanda? Aku malah mencurigaimu bahwa kau di sana ada wanita lain. Jangan berbohong. Aku bukannya tidak tahu sifat lelaki!" katanya, nada suaranya dipenuhi kecurigaan.Daniel hanya tertawa pelan, seakan pernyataan Charlotte adalah hal yang menghiburnya. Jari-jariny

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Daniel Menuntut Hak Sebagai Suami

    "Akhirnya kamu pulang setelah sebulan menghilang," sindir Charlotte dengan suara tajam. Matanya menatap suaminya, Daniel, dengan penuh kekecewaan dan kemarahan yang sudah lama dipendam."Maaf, aku ada urusan penting sehingga tidak menghidupkan ponselku," ucap Daniel dengan nada datar, seolah tidak menyadari betapa sakitnya hati istrinya setelah sekian lama ditinggalkan tanpa kabar.Charlotte mendengus sinis. "Ada urusan penting apa sehingga tidak bisa menghidupkan ponsel? Kenapa perasaanku mengatakan bahwa kau sedang berbohong?" Dia melipat tangannya di dada, rahangnya mengeras menahan amarah. "Aku tidak peduli kau di mana. Tapi aku ini istrimu, dan setiap hari aku harus menerima penghinaan di rumah ini. Apakah kau sadar bahwa rumah ini seperti neraka bagiku?"Sebelum Daniel sempat menjawab, suara nyaring Sannia, mertuanya, memotong pembicaraan. "Daniel, istrimu ini suka membantah dan berani menamparku!" serunya dengan wajah penuh kemarahan. "Aku adalah mertuany

  • Gadis Incaran Duda Menawan   Penyesalan Daniel

    Charlotte melangkah keluar dari studionya, udara malam yang dingin menyapa kulitnya yang masih hangat setelah lama berada di dalam ruangan. Ia merapatkan jaketnya sebelum menuju ke mobil yang terparkir di tepi jalan. Mobil itu bukan pilihannya sendiri, melainkan hadiah dari suaminya—suami yang bahkan sulit ia pahami.Dengan mata yang masih mengantuk, Charlotte membuka pintu mobil dan duduk di kursi pengemudi. Ia menghela napas panjang, berusaha mengusir kantuk yang masih menyelimuti tubuhnya."Sudah tidur begitu lama, tapi masih mengantuk," gumamnya pelan, sambil menghidupkan mesin mobil.Jalanan malam begitu lengang, lampu-lampu kota berpendar samar, menemani perjalanan pulangnya. Namun, pikirannya tak sepenuhnya berada di sana. Ada sesuatu yang mengganjal dalam benaknya—sesuatu yang bahkan tak ingin ia akui pada dirinya sendiri.Di Tempat Lain…Di dalam mobilnya, Daniel melaju dengan kecepatan sedang, satu tangannya memegang ke

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status