Share

Di Culik Orang yang Tidak di Kenal

TOK!

TOK!

Pintu kembali diketuk, Karin sangat takut baru saja Alex berpesan jangan bukakan pintu pada siapapun,jangan dekati pintu, Karin merunduk ketakutan Ia merasa berada di posisi saat Ayahnya datang untuk membawanya pergi ketempat Mamii Tania,

"Nenek!" pekiknya dalam hati.

pemandangan yang memilukan itu hadir kembali dan membuat Karin merasa trauma. keringat dinginnya sudah mulai keluar dan matanya terlihat merah dan sangat ketakutan.

lama sekali Karin terdiam dan mendengar usaha pembongkaran pintu dari luar tapi sejenak hening Karin berdiri dan menoleh kebelakang tiba-tiba saja seorang laki-laki menyekapnya dan aroma obat bius yang terhirup oleh Karin membuatnya pingsan tidak sadarkan diri.

Alex sampai di rumah kediaman Bagaskara langsung menuju ruangan Papanya.

"Aku tidak ingin Papa ikut campur dengan apa yang Aku lakukan!" Alex langsung marah dan mengeluarkan emosinya dihadapan Tuan Andi.

Tuan Andi Bagaskara yang terlihat begitu santai saat duduk dikursi kebesarannya serta ditemani oleh beberapa orang gadis yang setia padanya.

Andi Bagaskara mengengkat tangannya mengisyaratkan agar gadis-gadis itu keluar dan meninggalkan mereka berdua.

"Apa yang Kamu lakukan dengan perempuan jalanan itu?" Andi Bagaskara bertanya sambil memperbaiki pakaian dan duduknya.

"Papa tidak perlu tahu apa yang Aku lakukan dan Aku juga tidak pernah mencampuri urusan Papa" Alex sangat marah.

"PROK!"

"PROK!"

Hanya dengan dua kali tepukan tangan Beberapa orang berbaju hitam datang membawa seorang gadis bersama mereka.

"Karin?" Alex sangat terkejut saat mengetahui perempuan itu adalah Karin.

"Aku bisa saja melakukan sesuatu yang tidak baik pada gadis pilihan mu ini, jika Kamu tidak mau mengikuti perintahku!" Andi Bagaskara terlihat marah.

"Apa yang Papa inginkan?" Alex mendadak lemah dihadapan Papanya.

Kelemahan yang Ia tunjukkan bukan karena Ia menyerah tapi tengah memikirkan bagaiamana nasib Karin nantinya, sebab Papa nya adalah ketua Gengster yang sangat terkenal dan juga kejam. Alex sudah sering melihat bagaiamana Papanya dengan tangannya sendiri menghabisi lawan-lawan politik dan lawan bisnis yang tidak Ia sukai.

"Bagus!" Andi Bagaskara menyuruh anak buahnya untuk keluar dengan melambaikan tangannya saja.

Ruangan itu tersa mencekam hanya ada Alex, Andi Bagaskara dan Karin yang masih berdiri disana.

"Aku merasa kalau perusahaan kita yang berada di Peru saat ini harus segera ditangani dan juga diurus sudah banyak sekali orang-orang yang tidak menyukai keberadaan perusahaan kita disana, dan Papa yakin Kamu adalah orang yang tepat yang bisa mengurusinya, dan ingat Kamu juga adalah pewaris tunggal seluruh perusahaan Papa" Andi Bagaskara tampak tenang menyampaikannya.

Selama ini Alex tidak pernah mau mengikuti Papanya mengelola perusahaannya karena Alex tidak suka dengan kelakuan yang dibuat Papanya dalam berbisnis.

Tapi bagaiamana saat ini? nyawa karin sedang dipertaruhkan mau tidak mau Alex harus mengikuti kehendak Papanya.

"Baiklah, Aku akan berangkat ke Peru bersama Karin" Alex memberikan penawaran.

Andi Bagaskara tersenyum sinis melihat anaknya yang pandai sekali dalam berfikir dan bertindak, 

"Karin akan tetap disini sampai Kamu menyelesaikan seluruh proyek yang berada disana, Aku jaminan nya bahwa gadis mu ini tidak akan rusak sedikitpun!" Andi Bagaskara membuat kesepakatan.

Alex tidak bisa berbuat apa-apa, bagaiamana pun itu adalah bentuk negosiasi dari Papanya.

Alex menatap Karin yang tidak tahu apa-apa tapi sepertinya Karin menguatkannya sebab saat ini Karin merasa akan berhutang budi padanya.

"Aku akan bicara pada Karin!" ucap Alex.

Andi Bagaskara langsung meninggalkan ruangannya.

"Maafkan Aku karena membawamu dalam masalah ini!" ucap Aex tambah merasa bersalah.

"Aku tidak apa-apa sebab bagiku Aku sudah senang sekali Kamu keluarkan dari tempat kotor itu Tuan, Aku hanya ingin Kamu melakukan apa yang dikatakan oleh orangtuamu agar Kamu bisa menyelesaikannya dengan segera dan semoga kita bisa bertemu kembali" Karin menguatkan laki-laki yang baru saja dikenalnya itu.

Alex melihat kepolosan yang ditunjukkan oleh Karin, Alex faham kalau sebenarnya ini adalah bagian dari perpisahannya karena Alex sudah tahu siapa Andi Bagaskara yang sebenarnya tapi ini adalah pilihan lain dari pada kehilangan nyawa Karin.

"Kita akan pergi sekarang!" Alex menarik tangan Karin keluar ruangan tapi beberapa orang pengawal mencegahnya.

"Anda hanya akan pergi sendiri Tuan!" ucapnya memisahkan genggaman tangan Alex pada Karin.

Alex menatap perempuan itu sekali lagi, dan pergi melangkahkan kakinya.

Karin tertunduk diam pasrah dengan semua yang menimpanya saat ini.

"Bawa Dia!" Andi Bagaskara memrintahkan anak buahnya untuk membawa Karin.

Karin denagn mata tertutup dibawa oleh beberapa orang suruhan Andi Bagaskara menaiki mobil dan pergi ke arah bandara.

"Ini tiket menuju Singapura, dan juga uang tunai yang bisa membuatmu hidup disana, jangan kembali lagi ke Indonesia karena keberadaanmu akan membahayakan nyawa Alex Bagaskara!" ucap salah seorang diantara pengawal itu.

Karin membuka tas yang diberikan oleh laki-laki berbadan kekar dan tampang yang menakutkan itu, Karin melihat puluhan ikat uang tunai.

Karin paham agaknya orang itu menginginkan Karin pergi dari kehidupan Alex Bagaskara.

Karin tidak bicara apa-apa lagi, langsung memasuki bandara dan melakukan sesuai petunjuk. Karin merasa takut sekali karena tidak pernah selama ini pergi jauh apalagi harus naik pesawat ini hal pertama bagi Karin. Tapi Karin memberanikan diri dan bertekad ingin pergi menjauh dari kehidupan siapapun.

"Kamu harus kuat karin!" ucapnya lagi.

Dengan bantuan petugas bandara Karin berhasil menaiki pesawat.

"Selamat tinggal Indonesia, selamat tinggal semua kenangan, Nenek  sayang Karin harus pergi Karin belum bisa menyelenggarakan pemakaman Nenek dengan baik, suatu saat nanti Karin akan kembali Nek, maafkan Karin, Tuan Alex yang baik hati semoga takdir mempertemukan kita kembali!" Karin menutup matanya dan mengikhlaskan jalan takdirnya.

Beberapa Jam dipesawat Karin sudah sampai di Singapura.

***

"Bagaiamana kabar Karin Pa?" Alex membuat panggilan Video.

"Kamu memang bodoh dan tidak pandai memilih perempuan" ucap Andi Bagaskara.

"Apa maksud Papa?" Alex merasa bingung.

"Perempuan itu meminta sejumlah uang dan pergi dari Indonesia" ucap Andi Bagaskara serta mengirimkan Video saat Karin menerima sejumlah uang.

Alex menghentakkan tangannya ke meja dan membuat ujung jemarinya berdarah,

"Memang perempuan tidak pernah bisa dipercaya, tidak Karin, tidak Kalila" umpat Alex.

Alex sangat membenci kedua orang itu.

Gemuruh didadanya membuat Alex sangat emosional awaknya Alex beranggapan bisa menaruh harapannya pada Karin karena sikap polosnya dan kebaikan hatinya, tapi sayangnya untuk yang kedua kali harapan Alex pupus.

Tuan Andi Bagaskara sangat senang melihat anak semata wayangnya itu tidak jadi berharap kepada Karin lagian Andi Bagaskara tidak ingin suatu saat reputasi anaknya akan turun karena ada yang mengetahui kalau perempuan pilihannya adalah anak kucing dari Mami Tania sang germo terkenal dikota itu.

"Terimakasih informasinya Pa, Alex bekerja dulu!" ucap Alex menutup panggilan telponnya.

"Ok" Andi Bagaskara terlihat puas.

"Tuan Alex beberapa orang menghadang kantor kita!" Lapor seorang anak buahnya.

Alex mersa sangat kesal dan langsung berjalan ke loby.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status