Karin yang terpaksa bekerja kepada Mami Tania seorang germo yang telah membeli dirinya dari ayah kandungnya sendiri demi melunasi semua hutang-hutang nya. malam yang menyedihkan dimana Karin harus kehilangan kehormatannya sebagai seorang gadis ditangan Tuan Alex yang sengaja dijebak oleh teman-temannya karena sedang dirundung duka kehilangan kekasih hatinya Kalila yang pergi berselingkuh dengan laki-laki lain. Alex sangat menyesal telah mengambil barang berharga milik Karin dan Alex berjanji akan membebaskan Karin dari jeratan Mami Tania dengan membayar semua hutang Ayah Karin, sayangnya Alex mengalami kecelakaan dan melupakan Karin. Akankah cinta mereka bisa menyelamatkan takdir hidup antara keduanya?
Lihat lebih banyak“Apapun yang terjadi Karin harus ikut Ayah dan putuskan sekolah!” Laki-laki yang dalam keadaan mabuk dan juga dipenuhi amarah itu membanting botol minuman dihadapan kamar Karin.
Karin tersentak detak jantungnya semakin kencang sudah hampir satu bulan ini laki-laki itu tidak pulang kerumah dan kali ini hanya Karin Bersama nenek yang ada di dalam rumah. Rasa takut menghantui Karin Nenek yang tidur disebelah Karin juga terbangun, menenangkan hati Karin yang berkecamuk dan ketakutan.
Nenek mengisyaratkan telunjuknya kepada bibir agar Karin tidak mengeluarkan suara.
“Buka Pintunya!” Suara laki-laki itu Kembali bergetar dan kuat sekali membuat siapapun yang mendengarnya akan ketakutan.
Paijo, adalah Ayah Karin yang suka sekali mabuk-mabukan dan juga sering main judi, Paijo banyak sekali hutang dimana-mana sering rentenir memukulinya dan juga memaksanya untuk membayar semua hutang-hutangnya.
Beberapa hari lalu Paijo dihadang oleh anak buah Mami Tania germo terkenal dikota itu, Paijo membuat pinjaman kepada Mami Tania dan sekarang sudah masuk tempo pembayaran. Mami Tania tidak akan sembarangan memberikan pinjaman uang kalua tidak melihat ada tumbal gadai yang akan diberikan peminjam padanya. Kelicikan Mami Tania saat ini harus ditebus oleh Karin.
“Nenek bagaiamana ini?, Aku takut!” Karin berbisik ditelinga Nenek.
Sudah dari kemaren Paijo menelpon Karin agar ikut dengannya tapi Karin tidak menghiraukan dan akhirnya tengah malam seperti ini Paijo datang menghampiri Karin dan Neneknya.
GUBRAK!
Pintu kamar di dobrak oleh Paijo dan beberapa orang suruhan Mami Tania.
Dua orang berbadan kekar langsung masuk dan menyeret Karin dari pelukan Nenek.
“Nenek! , Nenek! Karin nggak mau dibawa Nek, tolong Karin Nek!” teriak Karin.
Apa boleh buat Nenek yang tidak berdaya dan sudah tua renta tidak bisa berbuat apa-apa.
“Jangan bawa cucuku Paijo!” hanya itu yang dapat Nenek lakukan.
Paijo yang marah langsung mengambil botol minumannya
PLAK!
Satu pukulan tepat dikepala Nenek, darah segar mengucur dan Nenek menghembuskan nafas terakhirnya.
“Lihat, Aku bisa saja membunuhmu seperti Nenekmu!, jadi kali ini turuti permintaanku!” ucap Paijo mengancam Karin.
Karin langsung terdiam, Ia takut untuk memberontak karena Ia juga tidak ingin mati ditangan Paijo,laki-laki jahat yang sudah menghancurkan kebahagiaannya, kebahagiaan ibunya juga membunuh Neneknya.
Karin yang lemah hanya bisa menarik nafas Panjang dan mengikuti semua instruksi Paijo.
“Nenek, maafkan Karin semoga Nenek tenang dialam sana, Karin harus pergi Nek” Pamit Karin saat membereskan beberapa pakainnya untuk dibawa pergi. Karin masih sempat mencium kening Nenek nya yang berlumuran darah.
Kesedihan mendalam yang Karin alami membuat air matanya tak hentinya mengalir.
“Hentikan tangisannya!” perintah salah seorang berbadan Kekar utusan Mami Tania.
“Diam! Aku tidak akan segan-segan menyakitimu!” ucap yang satunya mengancam Karin dengan pisau belatinya.
Karin hanya bisa pasrah dan mengikuti intruksi yang diberikan.
Karin dibawa pergi meninggalkan rumah dengan keadaan mayat Neneknya yang masih ada dikamar.
“Bereskan mayat itu!” perintah salah seorang diantara lelaki kekar yang membawa Karin lewat telpon. Agaknya mereka tidak ingin kalau ada jejak yang akan membuat mereka berutusan dengan pihak yang berwajib. Tapi Karin adalah saksi satu-satunya yang menyaksikan adegan pembunuhan itu.
“Maafin Karin Nek” Karin menahan tangisan dalam hatinya.
Akibat tekanan yang dialaminya Karin terlelap dan tidak tahu lagi apa yang terjadi saat ini.
***
BYUR!
Seember air yang disiramkan pada wajah Karin. Karinpun terkejut dan terbangun dari tidurnya.
“Bagus, akhirnya Kamu bangun juga!” ucap perempuan yang berdandan menor dan juga berpakain seksi.
“Apakah ini Mami Tania sang germo?” Tanya Karin dalam hatinya.
“Kamu harus melayani tamu special malam ini, dan mulai hari ini Kamu harus bekerja padaku untuk membayar semua hutang ayahmu yang tidak berguna itu!” ucapnya sangat marah.
Karin tidak mengeluarkan suara apapun saat ini kepasrahan tengah dilaluinya apalagi tidak seorangpun mampu membantunya keluar dari tempat itu.
“Apakah ini takdir hidup yang Tuhan berikan untukku?, bukankah ini menyakitkan?” Karin hanya bisa menelan ludah.
“Persiapkan Dia!” perintah Mami Tania pada beberapa orang asistennya.
“Ingat jangan sampai lecet!” Mami Tania pergi dari ruangan itu.
Tania dibawa oleh beberapa orang kedalam sebuah ruangan.
“Tentunya Kamu bisa mandi dengan bersih?” Tanya salah seorang yang bertubuh mungil dan kelihatan cantik dan ramah.
Karin mengangguk karena masih sangat ketakutan.
Karin melangkahkan kakinya kedalam kamar mandi yang terlihat luas, bathup nya yang lebar juga aroma bunga-bunga yang sudah dicampurkan kedalamnya, Karin mencoba menerima keadaan ini, Karin membersihkan dirinya meski air mata masih mengalir di pipinya.
“Kamu harus kuat Karin, selesaikan tugasmu dan pergi dari tempat ini segera!” tekadnya dalam hati.
Lama sekali Karin berendam karena sengaja mengulur waktu meski tidak ada papun yang bisa dilakukannya saat ini selain pasrah pada takdir yang telah menghampirinya.
“Aku rasa sudah cukup, keluarlah dari sana!” ucap perempuan yang tadi menyuruh Karin mandi.
Karin menuruti perintahnya dan beranjak menuju kamar, perempuan itu dengan telaten membersihkan tubuh Karin, Karin yang merasa risih berusaha menutupi bagian penting dari setiap tubuhnya.
“Tidak usah takut, kenalkan Aku Foy bukan nama asli tapi mereka selalu memanggilku Foy disini, setiap orang juga punya nama masing-masing” sapa Foy yang sepertinya baik.
Foy melakukan treatmen pada tubuh Karin hal ini membuat Karin merasa sedikit geli karena tidak terbiasa
“Relax saja, tidak aka napa-apa” Foy menenangkan.
“Buka lebar!” Foy memberikan perintah agar Karin membuka kedua pahanya.
“A-Aku tidak terbiasa” Karin takut.
“Tidak sakit, Aku hanya akan membersihkannya!” Foy meminta lagi.
“Biar Aku saja!” Karin meminta.
“Jangan membantah buakankah Kamu tidak ingin celaka?” Foy mengingatkan.
Karin tidak bisa berbuat apa-apa Karin menuruti perintah Foy dan membiarkan bagian sensitifnya dibersihkan oleh Foy, Karin memejamkan matanya dan tampak jelas buliran bening mengalir deras disana. Tidak berapa lama Foy selesai dengan tugasnya.
“Pakailah gaun ini!” ucap Foy.
“Tapi ini terlalu…..” Karin belum menyelesaikan perkataannya.
“Pakai saja, kita hanya budak disini, lama-lama Kamu juga akan terbiasa, ingat pesanku jangan membantah karena Kamu akan celaka!” Foy mengingatkan lagi pada Karin.
Karin tidak membantah lagi, Karin menyelesaikan seluruh ritual yang Foy suguhkan.
“Bertindaklah professional, jangan percaya pada siapapun karena bagaiamanapun dirimu sangat berharga, Aku harus pergi!” Foy membawa dua kotak alat make up nya.
Karin berdiri dan memperhatikan dirinya di cermin.
“Sebentar lagi Kamu akan kehilangan bahagian berharga dari hidupmu! Angkat dagumu! Meski ini bukan keinginanmu tapi bersikaplah profesiaonal agar semua orang menghormatimu ditempat ini!” Karin teringat kata-kata Foy tadi.
HUFT!
Karin mengehela nafas Panjang memberikan kelapanagan untuk dadanya.
“Bawa Dia!” salah satu laki-laki berbadan kekar menyuruh Karin berjalan hanya dengan satu kedipan mata.
Karin menurutinya dan masuk kedalam sebuah ruangan yang sudah disediakan. Detak jantung Karin semakin cepat,entah apa yang Akan terjadi padanya selanjutnya,Apakah ini akan menjadi akhir yang buruk?
GUBRAK!
Pintu di buka secara kasar oleh seorang laki-laki. Karin mundur beberapa Langkah.
"Silahkan duduk! " ucap Karin pada Hamid yang baru saja masuk keruangan nya. "Terimakasih, Aku sudah lama menunggumu karena mungkin saja Kamu lupa dengan perjanjian kita untuk membahas ulang soal kontrak kerja" Hamid tampak bersemangat. "Maaf Aku ada urusan keluar kota sehingga tidak bisa menemuimu, ponselku juga mati karena tertinggal" ucap Karin bersandiwara. "Tidak masalah, lalu bagaimana dengan kontraknya? " Hamid menanyakan ulang. "Kita akan proses hari ini" Karin juga semangat karena ini adalah kontrak pertama yang di buatnya bersama perusahaan yang dimiliki Hamid. Karin dan Hamid tampak sibuk membahas beberapa keperluan dan hal lain tentang kerja sama mereka. Hampir satu jam meeting antara keduanya berlangsung, "Terimakasih akhirnya kerja sama ini terlaksana, kita akan rayakan, bagaimana kalau malam ini kita makan di restoran favorit Aku? " tanya Hamid. Karin berpikir sejenak, Ia saat ini adalah istri sah dari Alex, tapi bagaimanapun juga pernikahan mereka harus dirahas
"Aku akan membawamu pergi dari sini, sejauh mungkin hingga Papa sendiri tidak tahu" Alex tiba-tiba saja mengucapkan kalimat itu saat melihat Karin sedang merapikan make up nya usai mandi. Karin tidak menjawabnya Ia masih sibuk merapikan beberapa tumpukan bedak di wajah cantiknya. "Apa Kamu ingin pergi bersamaku? " tanya Alex ragu melihat ekspresi datar yang di pasang oleh Karin. Karin menghentikan kegiatannya dan menatap Alex dengan penuh keyakinan. "Tuan Apapun yang terjadi Aku akan selalu bersamamu, percayalah, tapi Aku rasa untuk menghindari Papa mu adalah hal yang tidak mudah" ucap Karin. "Apa yang Kamu pikirkan sayang? " Alex mendekati Karin dan membelai lembut rambut Karin yang terurai panjang. "Aku sedang hamil, anak kita Aku tidak mau semua akan sia-sia Aku ingin menjaganya melebihi diriku sendiri" ucap Karin mengkhawatirkan keselamatan bayinya. Karin tampak menggerakkan tangannya mengelus perutnya yang belum terlihat menggelendung. "Aku akan menjaga kalian berdua dan
Karin sangat takut dengan apa yang dipikirkannya tadi, Karin takut kalau seandainya Tuan Alex akan datang mencarinya atau bahkan mungkin anak buah Tuan Andi yang akan datang dan memintanya untuk membuang bayinya. "Karin! " panggil seseorang itu lagi. Karin perlahan berbalik dengan menutup kedua matanya, dan membukanya perlahan. "Ini benar Karin?, ada paket untuk anda" ternyata adalah pengantar paket. Karin menghela nafas lega, "Kenapa anda bersikap kaku? apakah isi dari paket yang anda terima membuat anda takut? " tanya Hamid. "Oh tidak, hanya saja Aku takut kalau yang memanggilku tadi tidaklah orang yang berkepentingan" jawab Karin. Cafe yang dipilih oleh Hamid adalah cafe yang sangat mewah, sudah semenjak bertemu dengan Karin Hamid sangat penasaran dan rasanya menemukan sosok yang dicarinya selama ini. Banyak hal yang mereka bincangkan hingga tidak terasa sudah satu jam berlalu. "Baiklah Aku akan coba untuk membuat semua pesanan dan jenis makanan yang Tuan minta" ucap Karin
"Hi Mila! , apa kabar? Aku pikir siapa pake Tuan segala" Alex menyambut tamunya. "Ha ha ha sengaja, Aku ingin membuat surprise untukmu" ucap Mila. "Ayo duduk!, kemana saja Kamu selama ini? " tanya Alex pada Mila yang sudah duduk di ruang tamu. "Aku ke singapura, sepertinya negara itu cocok untukku, Aku sudah membuka cabang baru dari perusahaan tambang milik Papa" jelas Mila. "Wow Mila Hellen Purwotodiningrat, berarti seorang CEO lah sekarang? " tanya Alex. Mila tersenyum menandakan kebenaran tebakan Alex. "So, apa yang membawamu kesini Mila? " tanya Alex. "Om Andi yang menyuruhku menemui mu" jawab Mila semangat. "O'ya dalam rangka apa? " tanya Alex lagi. "Apa Kamu bercanda? " Mila bertanya lagi. "What? " Alex semakin bingung. "Kamu sungguh tidak tahu? " Mila terlihat sedikit kesal. "Yes" jawab Alex lagi. Mila menarik nafas panjang dan kemudian mengambil ponsel yang berada didalam tasnya. Mila memutar rekaman panggilan. ["Mila datanglah ke Indonesia dan temui Alex untuk m
Karin tidak menyangka urusannya akan seribet ini, anak yang dikandungnya memang tidak bersalah apalagi keadaan ekonominya saat ini mulai membaik, Karin bisa menerima semuanya dengan lapang dada. "Aku tidak tahu pasti jalan ini menuju kemana, tapi Aku juga tidak ingin membuat semuanya menjadi sangat rumit, Aku percaya Tuhan akan memberikan cobaan semampu pundak hambanya" Karin bergumam dalam hati sembari menatap dirinya di kaca. Karin masih mengingat sosok tampan yang penuh perhatian padanya, Tuan Alex yang telah memintanya untuk menunggu kedatangannya dari Peru. Tapi Karin malah disuruh meninggalkan kota dengan ancaman yang tidak masuk akal. "Aku akan membunuh mu, bahkan juga akan membunuh Alex jika Kamu tidak menuruti kemauanku! " ancaman itu terdengar sangat menakutkan. "Apa yang Tuan inginkan? " Karin masih sempat bertanya dengan terbata-bata. "Tinggalkan Negara ini, Aku akan memberimu sejumlah uang untuk penghidupanmu di sana, dan jangan pernah temui Alex lagi! " Papa Alex
Foy menutup telepon dan sedikit merapikan ikat rambutnya serta mengenakan sweternya karena saat ini Foy menggunakan pakaian yang sedikit terbuka. Foy berjalan melewati lorong dan langsung menuju ruangan Mami Tania, Foy tidak ingin memikirkan hal buruk tentang dirinya Ia hanya berpositif thingking saja, Foy baru saja sampai diruangan Mami Tania dimana beberapa orang anak buah Mami Tania tengah berada didalam dan sepertinya mereka memandang penuh kecurigaan pada Foy. "Ada apa Mami memanggilku?" tanya Foy saat sudah berada didalam ruangan. Mami Tania menatapnya dengan penuh tanda tanya, tanpa mengeluarkan sebuah pertanyaan apapun Foy menjadi agak sedikit kebingunangan ditambah lagi ekspresi kedua pengawal yang sepertinya sudah ingin brutal memakinya. "Mami ingin kita berdua bicara!" Mami Tania langsung mengeluarkan suara. anak buah yang berada disamping Foy langsung melangkah dan menutup pintu dari luar. Foy sedikit deg-degan dan tidak berani banyak bergerak apalagi saat ini Ia seda
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen