Share

Rumahku, Surgaku!

Author: Ivander Kaz
last update Huling Na-update: 2025-07-16 15:08:04

Pandangan Arabella menyisir ke flat kecil ditinggalkan selama lebih dari tiga minggu. "Home sweet home, rumahku surgaku!" desisnya pelan saat membaringkan Matteo di kursi.

Lalu, dia bergegas membersihkan sofa bed, mengganti alas tidur untuk tempat istirahat putranya. Tidak ada alasan baginya bersedih hati setelah meninggalkan kenyamanan mansion yang bukan rumah bagi mereka berdua.

Sepanjang perjalanan dengan taksi, bayinya tertidur pulas tanpa merasakan kegaduhan yang terjadi antara tuan rumah dan tunangannya.

Sosok Leonardo tak terlihat lagi di sana, sibuk mengejar Esperanza memberi penjelasan tentang dua orang asing tinggal bersamanya. Kesempatan Arabella untuk kembali pulang ke flat kecil menjalankan kehidupan seperti semula.

Suara ketukan di pintu sejenak mengalihkan pekerjaan membersihkan flat, dia berharap bukan bajingan dan pengawalnya mencari mereka sampai ke flat.

Senyum Arabella mengembang saat membuka pintu, wanita paruh baya menjenguknya membawa makanan kecil. "Hai, Nyonya Alda, maafkan aku belum sempat memberi tahu keberadaan kami selama tiga minggu."

Disambutnya kehadiran tetangga baik hati, dengan memindahkan Matteo ke sofa bed yang sudah bersih agar tamunya duduk di kursi.

"Oh, sayang, biar aku saja menggendong bayi tampan ini," puji Nyonya Alda mengelus pipi putra Arabella baru lahir beberapa waktu lalu.

"Mengapa tak menghubungi ketika saat bersalin, aku sulit mencari karena tiada kabar berita, lalu selama ini kalian berada dimana, dan dengan siapa?"

Nyonya Alda mengenal gadis mungil sejak pertama kali datang menyewa flat ternyata sedang mengandung bayi yang tak pernah tahu siapa ayahnya hingga saat ini.

"Apa kau bertemu seseorang yang membantu melalui persalinan putramu?" berondongnya lagi.

Arabella menghindari pertanyaan sulit, menuju ke dapur kecil mengambil minum dan menyajikan makanan kecil yang dibawa tamunya.

"Sesuatu terjadi saat berada di supermarket, aku jatuh pingsan, seorang pria secara tak sengaja membantuku membawa ke rumah sakit, lalu tak lama kontraksi hebat hingga melahirkan hari itu juga," jelasnya cepat dan sederhana.

Bayi Matteo tertidur tenang dalam buaian kasih sayang Nyonya Alda. Hanya padanya, Arabella bisa bercerita sedikit rahasia hidup mereka selama ini.

Hari-hari mereka segera berbeda dari sebelumnya, dan tanpa disadari petualangan Matteo dan ibunya tidak semulus dari yang dikira. Kini seorang pria asing mulai mengejar mencari mereka.

--------------

Betapa gusar Leon menyusul Esperanza ke apartemen mewah yang sering menjadi tempat mereka memadu kasih. Perlakuan gadis model terhadap tamu di Mansion Constanzo sangat mengecewakan.

Pecahan kaca melukai Arabella membuatnya marah luar biasa. Masalah terjadi di kamar utama segera diselesaikan setelah menemui kekasih yang baru saja tiba dari perjalanan bisnis di luar negeri.

Kehadirannya memang ditunggu dari tadi.

"Mau apa kau kemari lagi?" Esperanza membentak kesal melihat pria dicintai seakan tak bersalah atas hal yang terjadi di antara mereka. "Beraninya mengusirku dari rumahmu, dan lebih membela jalang brengsek itu!"

Amarah kekasihnya diabaikan Leon, memilih duduk menjauh, dan menyalakan sebatang rokok. Seorang gadis model cantik ditemui tiga tahun lalu, seringkali bertingkah kejam menyerang wanita manapun yang berani mendekatinya.

Keadaan yang membosankan membuatnya pergi dari Italia, begitupun yang dilakukan Esperanza terus sibuk dengan fashion show di seluruh Eropa.

Berpisah lebih baik daripada baku mulut seperti pagi tadi. Pertunangan mereka tiada guna lagi. Media pers mengendus berita panas setelah mereka pulang dari rumah sakit hingga sekarang masih mengusik soal Arabella dan bayinya.

"Sebaiknya kita putus saja, kau lebih baik mencari pria lebih baik dari aku!" tukas Leon mengakhiri hubungan mereka. "Arabella terluka karena ulahmu, padahal dia baru saja melahirkan dan sedang menyusui bayinya."

"Aa-apa katamu?" Esperanza langsung membanting gelas dipegangnya sejak tadi. Harapan pupus seketika bertahun-tahun memuja kekasihnya malah membela jalang yang tidur di atas ranjang mereka di mansion.

"Seenaknya kau memutuskan pertunangan, sementara semua media dan keluarga telah mengetahui sebulan lagi kita akan menikah. Siapa keparat itu sebenarnya, dan bayi yang dilahirkan, apakah itu putramu?"

Esperanza tak terima diabaikan oleh Leonardo Dario Constanzo begitu saja, usai mulutnya mengumbar cerita betapa bahagia pernikahan mereka nanti ke seluruh jagat raya.

Pesta mewah spektakuler yang diadakan di Mansion Constanzo, kemudian mengundang banyak kalangan pengusaha, artis dan model terkenal.

"Mengapa kau tak bertanya padaku sebelum melempar patung itu ke Arabella?" Leon tegak menunggu jawaban Esperanza yang datang memburu wanita asing hingga ke kamarnya.

"Dia bukan istriku, dan Matteo bukan anakku; kau bebas menghancurkan seluruh kaca di mansion, tapi bukan merusak kepercayaanku ke mereka!" tandasnya kesal.

Tunangannya tak mau kalah balik menantang, "Jika dia bukan istrimu, lalu mengapa kalian saling berpelukan di atas ranjang? Blouse jalang berantakan seperti habis bercinta denganmu, huh!"

Esperanza memastikan yang dilihat tadi pagi memang benar; kekasihnya berselingkuh tanpa malu-malu.

"Dasar gadis bodoh!" Leonardo emosi. "Kami hanya tidur berdekatan, bukan bercinta seperti yang ada di pikiran kotormu, sudah beberapa malam dia kelelahan karena Matteo terbangun haus dan lapar!"

Sudah dijelaskan Arabella sedang menyusui bayi, bukan dirinya. Blouse terbuka karena tengah malam sangat mengantuk tak sempat dikancing lagi.

Soal berpelukan, dia pun tak menduga jika tubuh wanita mungil kian merapat dengannya. Lengan kokoh menjadi sebuah bantal untuk menopang kepala Arabella hingga pagi menjelang.

Esperanza terhenyak menyadari wanita yang bernama Arabella tak mungkin melayani Leon usai melahirkan secara normal. Dia belum pulih, dan menyusui setiap malam.

"Kembalikan saja jalang itu ke keluarganya supaya tak merusak hubungan kita!" pintanya dengan memohon, mendekati menghampiri kekasih hati kembali padanya. "Kau tak perlu bertanggung jawab atas semua bukan perbuatanmu terhadap brengsek itu!"

Andai semudah seperti ucapan kekasihnya, sudah sejak awal Leon ingin menyerahkan Arabella ke keluarganya, namun ibunya Matteo tak memiliki kerabat siapapun di Italia.

Entah cara apa lagi membantu menemukan orang lain yang melindungi mereka. Begitu misterius kehidupan wanita asing pernah diciumnya saat di ruang operasi.

Andai mereka benar-benar telah menikah, bayi Matteo akan memiliki seorang ayah, dan suami untuk Arabella, sebagai sandaran sekian tahun hidupnya yang merana dan sengsara.

"Oh, sayang! Kita lupakan saja soal mereka; hanya aku yang bisa membahagiakan dan memuaskan segala kau inginkan."

Jari jemari Esperanza bermain manja di kemeja putih

Desahnya menggoda pria tampan rupawan mengisi hari-hari mereka kembali yang memberinya berbagai macam hadiah mahal. "Aku sungguh rindu padamu!"

Kecupan manis berubah mendalam. Leon membalas terbuai rayuan tenggelam percintaan palsu dikarang sang tunangan. Cinta Esperanza yang berlabuh demi kekayaan dan kekuasaan pewaris Dario Constanzo.

Siapa wanita yang tak ingin disayang dengan uang berlimpah, jika dia berhasil merebut Tuan Muda dari Arabella atau jalang lainnya? Ya, hanya Esperanza-lah pemenangnya!

Leonardo Dario Constanzo melupakan nasib Arabella dan Matteo sepanjang berada di ranjang panasnya. Menghabiskan waktu hingga larut malam, terkapar kelelahan memeluk model cantik enggan dilepaskan.

Sampai pukul tiga pagi, seolah alarm membangunkan lewat tangis bayi meraung kencang memanggil Leon agar datang bersama ibunya.

"Oh, sial, waktunya Matteo harus menyusui!"

Dia menyingkirkan lengan kekasihnya, dan menyibak selimut di antara mereka. Terburu-buru mengenakan pakaian, lalu berlari meninggalkan sendirian di kamar yang dingin.

Sedingin perasaan Esperanza yang terbangun melihat Leon kembali ke mansion, demi melindungi Arabella dan bayinya, bukan tunangannya.

Hatinya langsung patah berkeping-keping seperti kaca jendela yang dipecahkan tadi pagi. Kaca dapat diganti, tapi hati kecewa tiada bisa mengobati, kecuali kekasih berjanji menikahi dalam satu bulan ini.

"Dasar bajingan kau, Leon!" desisnya marah, menahan dendam kesumat.

Kini Esperanza tak hanya ingin melukai Arabella, tapi menghancurkan dan membuangnya jauh-jauh agar mereka kembali bersatu seperti dulu lagi.

"Kita lihat saja nanti!" Lalu, menarik selimutnya seolah menutupi rencana jahat yang disiapkan sejak tiba di negeri ini. Tubuh mulus sang model mulai kedinginan tanpa perhatian dari sang pewaris.

***

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sella
Kata menyusui ......... buat bayi bukan bapake, bhambangggg ... ......
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Gadis Pelayan Pemuas Tuan Mafia   Maukah Menikahiku?

    Wow-! Celine memuji kecantikan sahabatnya, Arabella. Gaun pesta ulang tahun merah membara membuat semua mata terpana. Pesona gadis pelayan berubah menjadi ratu semalam. "Sepertinya gaun ini terlalu ketat bagiku, sebaiknya aku lepas saja tak pantas seorang pengasuh bayi memakai ini!" protesnya, mengaca ketat lekuk tubuhnya di gaun. "No way-!" Celine melarangnya. "Susah payah merias dirimu seperti ini, tetiba kau berubah pikiran. Ayo, Bella, kita sudah ditunggu di bawah!" Ditarik lengannya keluar kamar sebelum Maximo datang mengomel karena terlalu lama berdandan. Semua pria paling sebal menanti wanita saat sedang berbelanja dan merias diri. Pesta ulang tahun Arabella ke 25 diadakan di halaman mansion Dario Constanzo, dihadiri keluarga dan kerabat dekat, termasuk seluruh penghuni ikut merayakan hari istimewa tunangan Tuan Muda Leonardo. Master Anthony dan Lawrence mengenakan jas pesta, tetapi pandangan mengawasi waspada sekeliling area. Kejadian penculikan Arabella jangan sam

  • Gadis Pelayan Pemuas Tuan Mafia   Hadiah Istimewa

    Ranjang panas mereka berantakan, semalaman terus bergumul sampai kelelahan. "Oh, sayang, kau sungguh hebat memuaskan diriku!" Dante memeluk Esperanza erat tak mau lagi kehilangan gadis cantik pujaan. Esperanza membalasnya dengan ciuman yang dalam membuat Dante kepayahan. Sudah dua kali bercinta masih belum mau berhenti. Pria tampan yang jatuh hati sejak dulu, namun dia baru menyadari kehadirannya saat benar-benar membutuhkan seseorang. "Aku tidak pernah mau berhenti mencintaimu, hanya kau-lah obat penawar sakit hatiku ke orang-orang yang melukai diriku selama ini, membalaskan dendam pada saat tak memiliki kekuatan lagi." Dante membelai rambutnya perlahan, lalu mengusap punggung polos begitu halus di kulitnya. Gadis jalang yang sedang tersakiti berubah lembut dan sendu di hari mereka bertemu. "Tenanglah sayang, masih banyak waktu menghadapi musuh-musuhmu," ujarnya menenangkan pikirannya. "Beristirahatlah sekarang nanti kita lanjutkan lagi." "Terima kasih, cintaku!" Esperanza

  • Gadis Pelayan Pemuas Tuan Mafia   Pembunuhan Stella Amigos

    Suasana club malam di Paris yang biasanya hingar bingar dentuman music dan cahaya lampu kerlap kerlip menyinari tamu yang berdansa, sekarang berubah mencekam ketika ditemukan seorang pelacur kelas atas yang tewas di kamar VVIP. Petugas keamanan club malam yang melaporkan hal tersebut ke pihak kepolisian setelah mendengar pelayan menjerit kencang melihat Nona Stella Amigos sudah tak bernyawa. Detektif Bellamy dan Raphael langsung menuju tempat kejadian perkara, menyusuri bukti satu persatu di kamar VVIP. Tubuh gadis muda dan cantik diperiksa dari luar tidak nampak jejak kekerasan fisik dan seksual. Namun, semalam pelacur itu sedang menerima tamu pria hidung belang. Dari kamera cctv di selasar terekam keduanya bermesraan di luar sebelum masuk ke kamar. Bukti yang tak bisa dipungkiri lagi. "Wow-! Tuan Duncan McCarthy?" Raphael berteriak kaget mengenali pengusaha kaya raya di Paris. Pria yang beberapa kali masuk media, hidupnya penuh masalah. Detektif Bellamy mencatat seluruh

  • Gadis Pelayan Pemuas Tuan Mafia   Menjemput Kematian

    Di sebuah di club malam, Stella Amigos, gadis bayaran bertarif mahal yang sering menjadi teman kencan pria kaya raya sedang duduk sendirian di bar. "Hai, sayang." Seseorang berbisik di belakang. "Apakah boleh aku membelikanmu segelas minuman?" Dia mengecup daun telinga mungil membuat gairah gadis cantik itu meninggi. "Oh, Duncan..." desah Stella Amigos, mengenali rayuan manis pria yang dicintai. "Pasti kau sedang kesepian hingga harus datang ke sini. Bukankah ada Esperanza dan calon bayimu yang nanti menemani hidupmu?" Dan, terasa pinggang kecilnya dicengkram keras olehnya. "Jangan pernah kau sebut nama itu lagi di depanku!" Duncan marah. "Dia keguguran beberapa hari lalu, dan tidak ada bukti lagi bahwa aku ayahnya janin bayi itu. Sekarang kau satu-satunya penghibur hatiku yang sepi!" Senyum gadis pelacur mengembang sangat bahagia mendengar mantan model yang menjadi kekasih pria itu harus mengalami hal menyakitkan kehilangan bayi mereka. "Oh, sayang, maafkan kata-kata kasa

  • Gadis Pelayan Pemuas Tuan Mafia   Kekasih Baru Esperanza

    Di kaca sebuah meja rias, terpampang wajah lusuh, dan sinar matanya tak bercahaya lagi. Esperanza menatap dirinya dengan sedih setelah banyak kehilangan dalam hidupnya. Akhirnya, kembali ke apartemen mewahnya di Milan dan menyembunyikan rasa malu, atas hidupnya yang sudah tak berguna sejak perceraian memalukan saat pesta dansa di mansion mantan suaminya, Leonardo. Ditambah lagi dia harus mengalami keguguran akibat benturan keras setelah tamparan hebat dari Duncan McCarthy di penthouse Paris beberapa hari lalu. Kedua pria bersaudara ternyata belum mampu ditaklukkan hatinya. "Dasar keparat kalian!" Esperanza meluapkan amarah dengan melempar peralatan rias ke lantai. "Tunggu saja balasanku berikutnya! Kalian menghancurkan impianku, dan sekarang giliranku menghabisi orang-orang yang kalian cintai!" Ia menaruh dendam kesumat akibat ulah mereka yang tidak memberikan kesempatan berkarir sebagai model lagi. Dan, kantor fashion Maximo Brando telah mencoret namanya sejak pagelaran la

  • Gadis Pelayan Pemuas Tuan Mafia   Sebuah Kamuflase

    Suara kencang tangisan bayi membuat Arabella terbangun, lalu beranjak keluar mencari tahu. Saat membuka sebuah kamar, barulah ia sadar asal suara bayi itu nyata bukan halusinasi di kepalanya. Melongok ke keranjang bayi, dan menatap manik biru kecil yang menghipnotis dirinya untuk menggendong bayi tampan. "Hai, sayang, di mana ibumu?" tanyanya dengan nada lembut. Matteo berhenti menangis, mengenali suara ibunya dan harum tubuhnya. "Ma-ma! Ma-ma!" celotehnya terbata-bata. Tubuhnya kian berat di usianya enam bulan membuat Arabella limbung karena belum puĺih dari kecelakaan. Diletakkan bayi itu di karpet tebal untuk mengajaknya bermain, dan ikut duduk bersama menemani setelah kesepian ditinggalkan ibunya. "Hai, sayang, siapa namamu?" Arabella benar-benar ingin tahu, tapi bayi itu berkicau kata-kata lain yang tak dimengerti. Begitu menggemaskan pipi gembul terus diciumnya sampai dia mengekek tertawa. "Aku harap ibumu segera datang untuk menyuapimu makan, lihat perutmu sudah k

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status