로그인"Om ke kamar dulu bentar ya, kamu tunggu di ruang keluarga," Ucap Dito. "Baik Om," Sahut Ulfa. Dito pun ke kamarnya untuk mengambil sesuatu dan di masukkan ke dalam saku celananya, setelah itu dia kembali ke ruang keluarga untuk menemui Ulfa. "Hai Ulfa... maaf ya, tadi om ngambil ponsel om dulu di kamar," Ucap Dito. "Ooh iya, nggak apa - apa Om," Sahut Ulfa. "Oh ya Ulfa, sepertinya om pernah melihatmu, tapi Om lupa melihatmu dimana," Ucap Dito "Oh ya? Mungkin nggak sengaja ngelihat aku di jalan kali om," Sahut Ulfa. "Mungkin juga sih," Ucap Dito. "Ehm...kayaknya kurang enak deh kalau nggak ada cemilan, coba kamu lihat dulu di dapur atau lihat di kulkas, siapa tau ada cemilan," Titah Dito. "Iya Om, sebentar ya, saya coba lihat dulu ke dapur, tadi aku dan Cilla ada beli cemilan sih Om waktu ke mall, aku lihat dulu ya om," Ujar Ulfa dan Dito pun mengangguk. Tak menunggu lama, Ulfa kembali ke ruang keluarga membawa kue yang di beli Cilla di Mall, mereka pun memakannya sembari me
Beberapa bulan kemudian, "Mas... ayo bangun... memangnya kamu nggak ke kantor? aku punya hadiah nih buat kamu, tapi bangun dulu," Ucap Utami kepada Alex. "Apa sih sayang... aku mau bangun, tapi pengen peluk kamu dulu," Sahut Alex dengan nada manjanya. Utami pun mendekatkan tubuhnya kepada Alex yang masih berbaring, dengan cepat Alex memeluk erat tubuh Utami. "Sayaaang... udahan yuk, kamu bau asem, bangun dulu, aku mau ngasih hadiah buat kamu," Ucap Utami. "Yakin kalau aku bau asem, tubuhku selalu wangi sayang, biar nggak mandi seminggu juga aku tetap wangi kok, btw.... kamu mau ngasih aku hadiah apa? Memangnya hari ini aku ulang tahun?" Tanya Alex. "Udah lah... bangun dulu, aku ngasih hadiah karena kamu sudah jadi suami yang baik buat aku, suami yang pengertian, suami yang perhatian, dan kamu membuktikan janjimu sebelum kita menikah," Tutur Utami.sembari tersenyum manis. "Iya dong sayang... aku tuh aslinya kalau udah nemuin satu wanita yang pas di hati, aku pasti jadi tipe lela
"Oke, Ibu sudah mendengar jawaban dari kalian semua, dan buat Ulfa, Ibu sangat terharu dengan jawabanmu, semoga Bapak dan Ibumu sudah tenang di alam sana, maka kamu jadilah anak yang baik, agar Bapak dan Ibumu bahagia disana" Ujar Ibu Guru."Aamiin... terima kasih Do'anya bu," Ucap Ulfa."Iya, sama - sama Ulfa," Sahut Ibu Guru."Dan buat Cilla, kamu harus lebih menghormati kedua orang tuamu, jika mereka sedang ada di rumah, coba lah untuk mendekati mereka, ajak mereka ngobrol, agar kalian bisa semakin dekat dan akrab" Tutur Ibu guru."Kayaknya susah deh Bu, soalnya papi dan mami saya itu sering keluar kota dan luar negeri, mereka sibuk banget, sampai - sampai kalau mereka di rumah pun, yang mereka bicarain adalah tentang pekerjaan atau kesibukan mereka masing - masing, gimana caranya agar saya bisa mengajak mereka ngobrol santai Bu, kalau mereka aja nggak perduli sama saya, tapi memang sih apapun yang saya mau, pasti selalu mereka penuhi, tapi padahal saya itu butuh mereka Bu, saya ng
"Sachie... Sachie... beruntung ada yang nolong kamu, kalau nggak ada yang nolong gimana? Makanya kalau mau kemana - mana tuh, ngomong dulu sama mami, biar mami bisa nemenin kamu," Ucap Mama Sachie. "Iya... maafin Sachie mi... lain kali nggak lagi kok mi," Sahut Sachie menyesal. "Ya udah, kali ini mami maafin, masalahnya kalau kamu kenapa - napa, papi kamu pasti marahnya sama mami, nanti mami pasti di bilangin kalau nggak bisa jagain kamu, makanya jangan cari gara - gara ya," Ucap Mami Sachie, yang bernama Clara. "Ya udah, kamu ganti baju dulu sana, ntar masuk angin lagi," Ucap Clara. Clara adalah mami sambungnya Sachie, mami kandung Sachie meninggal dunia saat usia Sachie 8 tahun, papi Sachie seorang pengusaha kaya raya, dia sangat menyayangi Sachie dan tak boleh lecet sedikit pun. Papinya bernama David Olivier, belum memiliki anak lagi dari Clara, mami sambung Sachie. Sehingga Clara bertanggung jawab penuh dalam menjaga dan merawat Sachie, walaupun saat ini Sachie sudah ber
"Sayang... kamu cantik banget hari ini, aku bahagia akhirnya bisa mempersuntingmu, sekali lagi aku ingin minta maaf dengan semua yang telah aku lakukan padamu di masa lalu, tapi karena itu juga, akhirnya kamu hamil buah hati kita dan melahirkan seorang putra yang sangat tampan, dan bisa membuatku berubah menjadi manusia yang lebih baik lagi, hingga pada akhirnya kita bisa menikah, aku mencintaimu sayang," Penuturan Alex membuat Utami meneteskan air mata, perasaannya campur aduk, antara bahagia dan sedih. Bahagia karena bisa menikah dengan lelaki yang awalnya sangat dia benci dan sangat dia cintai saat ini, tapi juga bersedih karena mengingat Ulfa yang masih terpisah dari mereka. Dia bersedih karena salah satu adiknya tak hadir di hari bahagianya. "Kenapa menangis sayang? Kok jadi sedih gini sih? Kamu nggak bahagia menikah denganku?" Tanya Alex sembari menyeka air mata Utami. "Maaf mas, bukannya aku nggak bahagia, aku sangat bahagia bisa menikah denganmu, aku hanya sedih mengingat
"Hei anak baru... namamu Ulfa kan? Aku boleh minta tolong nggak? Apa kamu bisa mengambilkan aku segayung air? Setelah itu bawa kesini," Ucap Cilla angkuh. "Ehm... memangnya untuk apa? Kenapa nggak kamu sendiri aja yang ngambil? Kenapa malah kamu menyuruhku?" Sahut Ulfa tegas. "Eeh... teman - teman, dianya malah nyolot aku suruh," Ucap Cilla di depan kelompok gengnya. "Hei... anak lama, kita di sini sama - sama mau belajar ya, cari pendidikan, bukan malah mau kelahi atau membully, kalian itu sama aja dengan membully, dan itu nggak di benarkan, nanti kalian bisa kena sanksi lho." ujar Ulfa. "Eeeh... berani - beraninya ya kamu ngomong seperti itu, kamu nggak tau ya aku ini anak siapa? Bisa - bisa nanti kamu lho yang akan di keluarkan dari sekolah kalau kamu melawanku," Ucap Cilla dengan sombong. "Memangnya kamu anak siapa? Lagian aku nggak perduli, aku sekolah disini karena ingin belajar, aku ingin menuntut ilmu, bukan untuk jadi pembantu anak - anak orang kaya sepertimu," Ujar







