Share

Chapter 5.

last update Dernière mise à jour: 2025-11-06 08:52:58

Utami pun langsung naik lift menuju lantai empat, saat Alfian memintanya untuk menemui Mami Sophie.

"Permisi kak, tadi kata Pak Alfian saya disuruh menemui Mami, apa saya bisa masuk?" Tanya Utami kepada Luna, sang asisten Mami Sophie.

"Iya boleh, masuk aja, mami memang sedang menunggumu di dalam," Sahut Luna.

"Terima kasih kak," Ucap Utami.

"Permisi mami..." Sapa Utami.

"Eh...Utami, silakan duduk," Sahut Sophie.

"Apa kabar Utami?" Tanya Sophie.

"Saya baik mami" Jawab Utami.

"Ehm ... bagaimana pekerjaanmu? Apa kamu betah di restoran?" Tanya Sophie.

"Ya...saya betah mam," Jawab Utami dan Sophie pun mengangguk.

"Apakah gajimu cukup buatmu dan adik - adikmu?" Tanya Sophie lagi.

"Ya, di cukup - cukupkan mam, hehe..." Jawab Utami.

"Sebenarnya aku memintamu kesini karena ingin menawarkan pekerjaan dengan gaji dua kali lipat dari gaji restoran dan kamu bisa mendapatkan bonus dari pelanggan," Ujar Sophie.

"Oh ya ... pekerjaannya apa mam?" Tanya Utami.

"Bekerja di panti pijat," Jawab Sophie.

"Bekerja di panti pijat, pasti bisa membuatmu memenuhi semua keinginanmu dan adik - adikmu," Tutur Sophie.

"Ehm ... apa mami bisa memberi saya waktu untuk berpikir?" Tanya Utami yang masih bimbang antara tetap di restoran atau menerima tawaran dari Sophie.

"Boleh...silakan kamu berpikir dulu, dan beritahu secepatnya jawabanmu," Ujar Sophie.

"Ya, baik mam," Sahut Utami.

"Oke, silakan kembali bekerja," Tukas Sophie.

"Baik mam," Sahut Utami.

Utami pun kembali ke restoran, saat Utami masuk, dia di panggil oleh Alfian yang kebetulan sedang berada di meja kasir.

"Utami, kamu sudah menemui Mami?" Tanya Alfian.

"Sudah pak," Jawab Utami.

"Kamu ikut ke ruangan saya sebentar ya," Ajak Alfian dan Utami pun menurutinya.

"Apa saja yang mami katakan padamu?" Tanya Alfian saat mereka sudah berada di dalam ruangan Alfian.

"Tadi mami menawarkan pekerjaan lain yang gajinya bisa dua kali lipat dari sini dan juga bisa mendapatkan bonus banyak," Tutur Utami.

"Lalu, apakah kamu menerima tawaran itu?" Tanya Alfian.

"Saya masih minta waktu untuk berpikir pak," Jawab Utami.

"Kalau menurut saya, lebih baik kamu tetap disini, carilah pengalaman selama dua atau tiga tahun, sekalian kamu menabung, agar nanti kamu bisa punya usaha sendiri dan itu lebih baik untukmu," Ujar Alfian.

"Apalagi gajimu juga sudah naik kan, lagian kalau kamu terima tawaran mami untuk kerja di panti pijat, kamu hanya punya keahlian pijat tanpa punya keahlian lainnya. Tapi, kalau memang kamu tetap mau di panti pijat, nanti saja setelah usiamu cukup," ujar Alfian lagi.

"Iya pak, saya akan terima saran dari bapak, saya akan tetap disini, saya harus dapat pembelajaran dan pengalaman yang banyak disini," Ucap Utami.

"Good ... kalau gitu, silakan lanjutkan pekerjaanmu dan cepat lah beritahu keputusanmu kepada mami, agar dia gak menunggu lama," Titah Alfian.

"Baik pak," Sahut Utami yang kemudian beranjak dari ruangan Alfian.

Keesokan harinya, barulah Utami memberi jawaban atas keputusannya kepada Sophie.

Dan Sophie pun menerima keputusan Utami tersebut.

******

Tak terasa, dua tahun pun berlalu. Kini Utami sudah berusia 17 tahun dan memiliki tabungan yang cukup untuk membuka usaha, kebutuhan adik - adiknya pun bisa terpenuhi selama dia bekerja di restoran.

Sampai saat ini, Utami belum memikirkan untuk memiliki kekasih, sampai pada suatu saat, dia bertemu dengan seorang pria tampan yang makan di restoran. Pria itu sebelumnya pergi ke fitness center dan setelah itu barulah dia masuk ke dalam restoran.

Dia pun memesan makanan yang ada di daftar menu, tapi saat makanannya tiba, kemudian dia memakannya, tiba - tiba dia memanggil salah satu waiters dan bertanya kepadanya siapa yang memasak makanan yang dia pesan, dia ingin bertemu dengan chef tersebut.

Kemudian waiters tersebut mengatakan bahwa akan memberitahu kepada chef di restoran itu.

"Utami, chef Beni mana?" Tanya waiters itu.

"Chef Beni izin nggak masuk hari ini kak," Jawab Utami.

"Lalu, siapa yang membuat hidangan untuk meja nomor lima?" Tanya waiter tersebut.

"Kalau meja lima, yang membuatkannya saya kak," Jawab Utami sembari menunjuk dirinya sendiri.

"Nah kebetulan, kalau gitu apa kamu bisa menemui orang itu, karena katanya mau ketemu dengan chef yang memasak pesanannya," Ujar waiter tersebut yang bernama Agus.

"Ooh iya, saya ke depan kak," Sahut Utami.

"Permisi Pak, apakah benar anda ingin bertemu dengan saya?" Tanya Utami saat sudah berada di meja nomor lima.

Pria tampan itu pun mendongakkan kepalanya dan seketika langsung terpesona menatap wajah cantik Utami, dia pun tertegun sejenak, kemudian tersadar saat Utami mengulang pertanyaannya.

"Maaf pak, apa anda ingin bertemu dengan saya?" Tanya Utami lagi.

"Eh ... ooh iya benar, apa kamu chef yang memasak makanan yang saya pesan ini?" Tanya Alex Fernando Kalman.

"Ya, benar pak, saya yang memasak makanan yang anda pesan, apa ada masalah dengan masakan saya?" Tanya Utami penasaran.

"Ooh ... tidak, tidak ada masalah dengan masakanmu, malahan masakanmu ini sangat enak, saya suka ... saya hanya ingin memintamu untuk memasak di acara keluarga saya tiga hari lagi, apakah kamu bisa?" Tanya Alex yang memang dua hari lagi akan mengadakan jamuan makan malam keluarga di rumahnya, karena dia berhasil mendapatkan proyek besar.

"Ehm ... nanti akan saya tanyakan dulu ke bagian manager dan chef kami di sini," Ujar Utami.

"Oke, kalau begitu berikan nomor ponselmu," Ucap Alex sembari mengeluarkan ponsel dari sakunya.

Setelah Utami menyebutkan nomor ponselnya, Alex pun langsung melakukan missed call ke nomor ponsel Utami.

"Save nomor ponsel saya, belakangnya 38. Oh ya, kenalin nama saya Alex Fernando Kalman," Ucap Alex sembari mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

"Oh iya pak, saya Utami," Ujar Utami menyambut uluran tangan Alex sembari memperkenalkan namanya.

*******

Tiga hari kemudian,

Tepat jam 8 pagi, Utami telah sampai di depan sebuah mansion mewah. Dia menggunakan taxi online dan lokasi yang di share oleh Asisten Alex memang benar - benar di mansion mewah ini. Sebelumnya Utami sudah meminta izin kepada Alfian dan Chef Beni bahwa dia di undang untuk memasak di sebuah jamuan acara makan malam dan Alfian maupun Chef Beni mengizinkannya.

Utami pun menekan bel yang ada di depan pagar tinggi mansion tersebut.

Kemudian nampak seorang security membuka pintu kecil dan bertanya perihal keperluan Utami datang ke sana.

"Maaf pak, saya Utami, tiga hari yang lalu saya di minta oleh Pak Alex untuk memasak disini, karena ada jamuan makan malam keluarga," Ujar Utami.

"Ooh ... ya, Pak Radit sudah memberitahu saya bahwa ada chef yang akan datang pagi ini, kalau begitu, silakan masuk lewat pintu ini saja," Ujar Security tersebut.

Utami pun masuk dan melangkah dengan santai sembari melihat keindahan dan kemegahan mansion tersebut. Sebuah taman bunga cantik pun tak terlepas dari pandangannya.

Dia berharap, jika suatu saat bisa tinggal di sebuah mansion seperti ini.

"Aduuh ... Tami... jangan mengkhayal terlalu tinggi, seumur hidupmu bekerja pun, kamu gak akan bisa punya mansion semegah dan semewah ini, jadi hari ini nikmatilah berada di mansion mewah ini, walaupun kamu hanya berkutat di dapurnya saja," Gumam Utami pada dirinya sendiri.

Utami tak menyadari bahwa ada seorang pria dari lantai tiga yang terus menatapnya.

Pria itu begitu intens menatap Utami dari kejauhan.

Tak lama, seorang asisten rumah tangga membukakan pintu.

"Permisi Bu, saya Utami, saya chef yang di undang oleh Pak Alex untuk memasak jamuan makan malam," Sapa Utami ramah.

"Ooh ... ayo masuk non, Bibi sudah membeli semua bahan - bahannya, nanti ada beberapa orang yang membantu non Utami di dapur." Ucap Bibi Ina, asisten rumah tangga yang senior di mansion tersebut.

Saat baru sampai di dapur, Utami sangat terpukau melihat interior dapurnya. Dapurnya bagaikan di sebuah restoran, dapurnya sangat bersih, semua perabotan tertata dengan sangat rapi, peralatan dapurnya mengalahkan restoran dan hotel bintang lima.

"Waaooww ... keren banget dapur orang kaya," Batin Utami yang terkagum - kagum.

Tak lama berada di dapur, Alex pun menghampirinya.

"Hai Utami ... terima kasih kamu mau datang untuk memasak disini," Ucap Alex.

"Eh ... Pak Alex, iya pak ... semoga masakan saya nantinya tidak mengecewakan anda dan semua keluarga yang hadir," Ujar Utami.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Gadis Penakluk Hati CEO Dingin   Chapter 26.

    Adrian dan Alex pergi ke kamar masing - masing untuk mandi dan membersihkan tubuh mereka. Satu jam pun berlalu, para asisten rumah tangga berbagi tugas, ada yang memanggil Adrian, ada yang memanggil Alex dan ada juga yang memanggil Arthur dan Erina untuk turun ke bawah karena makan malam sudah siap. Arthur dan Erina sudah lebih duluan berada di depan meja makan, kemudian di susul oleh Alex dan terakhir Adrian. Mereka berdua sama - sama terkejut dengan kedatangan Erina dan Arthur, karena belum mengabari mereka sebelumnya. "Lho... Arthur, Erina... kapan kalian datang?" Pertanyaan Adrian itu sudah lebih dulu di tanyakan oleh Alex saat melihat Arthur dan Erina tiba - tiba sudah berada di depan meja makan. "Kami nyampe jam 3an tadi sore pa... surprise kan pa, hehe..." Ucap Arthur. "Iya, papa aja sampai kaget lho karena kalian tiba - tiba sudah ada di depan meja makan. Kenapa nggak ngabarin papa? Kan bisa di jemput," Ujar Adrian. "Nggak apa - apa pa... kan kami juga mau buat surprise k

  • Gadis Penakluk Hati CEO Dingin   Chapter 25.

    "Ayo sayang, takut ketinggalan pesawat," Ujar Erina kepada Arthur. "Mobilnya udah ada?" Tanya Arthur. "Udah ada di bawah sayang," Jawab Erina. Mobil Erina yang biasa dia pakai pulang pergi kantor, telah di jual dengan teman sekantornya. Karena dia tau akan lama tinggal di Jakarta. Sedangkan apartment yang sudah di belinya, tetap akan menjadi miliknya, karena pasti dia pun akan kembali ke Sidney, walaupun mungkin hanya untuk liburan keluarga. Setelah melewati perjalanan panjang, akhirnya sampailah Erina dan Arthur di Bandara Cointrin jenewa, Swiss. Erina memilih akan honeymoon di Jenewa dan menginap di hotel rotary. Mereka menjalani hari - hari mereka dengan bahagia selama berada di Jenewa. Mereka berkunjung ke Lake Geneva, Jet d'Eau, Musée d’Art et d’Histoire, Place du Bourg de Four. Banyak foto dan video yang mereka rekam selama di sana. Dan dua Minggu pun telah dilewati, kini mereka bersiap untuk kembali ke Indo. Arthur sangat excited karena akan kembali ke Indo.

  • Gadis Penakluk Hati CEO Dingin   Chapter 24.

    "Hai sayang..." Ujar Alex mencium kening Utami karena dia akan bersandiwara untuk beberapa saat. Tentu saja Utami kaget, karena yang dia harapkan datang adalah sang suami, tapi ternyata yang datang adalah ayah dari anak yang di kandungnya. "Ngapain kamu datang ke sini?" Tanya Utami. "Aku akan menggantikan suamimu untuk sementara, jadi tenanglah," Ucap Alex berbisik di telinga Tiara. "Lahirkan lah bayi mu itu dengan tenang, dan nggak usah pedulikan aku, aku hanya menggantikan posisi suamimu saja untuk sementara, biar lah dokter dan para perawat menganggap bahwa aku adalah suamimu," Ujar Alex lagi. "Setelah aku lahiran, tolong kamu pergi dari sini, aahhh..." Ujar Utami menahan kesakitan dan tanpa sengaja meremas jemari Alex saat dia kesakitan. Dan akhirnya tibalah saatnya Utami melahirkan, dia berusaha sekuat tenaganya untuk mengejan, tangan Alex sudah menerima beberapa cakaran dari Utami. Dan akhirnya, lahir lah bayi yang berjenis kelamin laki - laki itu, setelah di bersi

  • Gadis Penakluk Hati CEO Dingin   Chapter 23.

    "Alex... sudahi pencarian wanita mu, selama ini kamu sudah banyak mempermainkan wanita, pilih lah seorang wanita yang bisa kau nikahi," Ujar Adrian kepada Alex. "Pa... sudah lah, kalau pun aku sudah menemukan wanita yang cocok buat ku, pasti akan ku bawa dia kesini dan kukenalkan pada papa, dan kalau perlu akan ku lamar secepatnya," Sahut Alex. "Ya sudah, terserah kamu lex, papa ini sudah tua, papa juga ingin melihatmu memiliki seorang pendamping sebelum papa pergi meninggalkan dunia ini," Ujar Adrian. "Papa jangan bicara seperti itu, hidup papa masih lama, udah ah pa aku ada janji dengan klien sebentar lagi, aku jalan dulu ya pa," Ucap Alex berpamitan kepada Adrian dan Adrian pun mengangguk. Saat di jalan, tepatnya saat berhenti di lampu merah, Alex melihat Utami di bonceng oleh seorang lelaki tampan dan tinggi yang memakai seragam SMA, wajah Utami pun terlihat pucat, dia seperti menahan sakit. Alex pun meminta sang supir untuk mengikuti mereka. Ternyata mereka berhenti di depa

  • Gadis Penakluk Hati CEO Dingin   Chapter 22.

    "Utami... ikut aku sekarang," Ujar Alex. "Lepaskan saya pak, tolong lepaskan," Ucap Utami yang berusaha melepaskan tangannya dari Alex, tapi Alex menarik tangannya dengan kuat sehingga Utami tak bisa melepaskan nya. Kini Utami dan Alex sudah berada di dalam mobil Alex. Utami berusaha keluar tapi Alex memintanya untuk tenang dan tetap berada di mobil. "Utami... tolong tenang dulu, aku nggak akan ngapa - ngapain kamu, aku hanya ingin bertanya kepadamu?" Ucap Alex. "Mau bertanya apa lagi sih pak? Kita sudah nggak punya urusan lagi, saya nggak mau berhubungan dengan anda, anda sudah menodai saya, dan saya juga pernah minta tanggung jawab anda, tapi anda menolak mentah - mentah permohonan saya," Tutur Utami. "Oke, aku minta maaf... karena aku sudah menodai mu, saat ini aku cuma mau bertanya, kamu lagi hamil ya? Ini anak siapa?" Tanya Alex. Utami sedikit gugup karena belum sempat memikirkan jawaban apa yang akan di berinya, apabila dia bertemu dengan Alex. "Ehm... i-iya saya sedang

  • Gadis Penakluk Hati CEO Dingin   Chapter 21.

    "Sayang... aku udah jadi istri sah mu, apakah kita bisa, ehm... maksudku, apa kakimu masih sakit?" Erina ragu - ragu untuk mengatakan bahwa dia meminta hak nya sebagai seorang istri. "Ehm... sayang, apakah bisa kamu menungguku sebentar sampai kakiku bisa di gerakkan lagi?" Tanya Arthur yang mengerti kemana arah pembicaraan Erina. "Apa nggak ada cara lain sayang? mungkin aku bisa di atas dan kamu di bawah, hehe..."Ujar Erina yang sedikit malu. Arthur merasa tak enak hati kepada Erina, karena Erina hanya meminta hak nya sebagai istri. "Baiklah sayang, akan aku coba ya, untuk saat ini sepertinya kamu yang lebih aktif, kamu yang harus lebih gesit di banding aku," Ujar Arthur tersenyum dan Erina pun terlihat berbinar - binar karena Arthur mengabulkan keinginannya. Sebelum melaksanakan akad nikah, Arthur sudah keluar dari rumah sakit, dokter juga sudah mengizinkan Arthur untuk berobat jalan saja dan tetap rutin mem

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status