Share

Bab 4. Basah kuyup.

Author: Runayanti
last update Last Updated: 2023-09-22 16:35:28

Malam itu berubah menjadi mimpi buruk bagi mereka berdua, di dalam hutan yang gelap dan terpencil.

Sarah mencoba yang terbaik untuk merawat Luca yang semakin lemah, tetapi dia merasa putus asa karena tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Di dalam kegelapan hutan yang menakutkan itu, mereka berdua harus bertahan hidup dan mencari jalan keluar dari bahaya yang semakin mendekat.

Luca yang semakin tidak stabil dan Sarah yang panik harus berpikir cepat dan singgap untuk mengatasi semua rintangan yang mereka hadapi dalam pelarian yang mematikan ini.

Hujan menambah suasana  gelap mencekam. Tubuh mereka basah. mereka menemukan sebuah gubuk yang terabaikan di tengah hutan. Gubuk itu tampak tua dan lapuk, tetapi itu adalah tempat berlindung yang mereka butuhkan saat ini.

Sarah memutuskan untuk berlindung sementara waktu sambil menunggu hujan berhenti.

Tubuh Sarah dan Luca basah kuyup, dan mereka merasa kedinginan di tengah malam yang gelap.

Sarah membawa Luca masuk ke dalam gubuk itu dengan hati-hati, memeriksa apakah ada bahaya yang tersembunyi di dalam. Gubuk itu gelap dan berdebu, tetapi itu adalah tempat yang cukup aman untuk sementara waktu.

Sarah membaringkan Luca di kasur tipis dan kumuh di lantai yang berdebu. Sepertinya gubuk itu sudah lama tidak berpenghuni.

Lalu Sarah mencoba membuka pakaian Luca agar tetesan obat mematikan tadi tidak membuat keadaan Luca menjadi lebih parah. Ada sebuah kain selimut yang tidak bersih, namun bisa untuk menutupi tubuh Luca.

"Daripada kamu kedinginan," ucap Sarah sambil menyelimuti Luca.

Wanita itu berusaha merawat Luca yang semakin tidak stabil karena pengaruh obat, sementara dia sendiri merasa semakin putus asa dan kedinginan karena tubuhnya juga dalam kondisi basah dan hanya memakai kemeja tidur yang tipis.

Sarah merapatkan tubuhnya ke Luca untuk berbagi sedikit panas tubuh mereka. Luca terlihat semakin lemah, napasnya yang terengah-engah semakin parah.

"Bertahanlah, Luca," kata Sarah dengan suara gemetar. "Kita akan mencari pertolongan secepatnya."

Luca hanya memandang Sarah dengan mata sayu. Pengaruh obat perangsang yang semakin memburuk telah membuatnya semakin tidak stabil.

Matanya yang sayu dan kabur secara tidak sadar menatap tubuh basah Sarah yang terbaring di dekatnya.

Luca menelan ludahnya, berusaha untuk mengalihkan pandangan dari tubuh Sarah yang basah.

Namun, ketidakpastian dan ketakutan mereka yang berdua, ditambah dengan kondisi fisik Luca yang semakin memburuk, membuatnya merasa hampir tidak mampu untuk berpikir dengan jernih.

Sarah, meskipun basah kuyup dan kelelahan, mencoba yang terbaik untuk merawat Luca.

Dia merasa khawatir akan kondisinya yang semakin memburuk, dan dia tahu bahwa mereka harus mencari pertolongan medis secepatnya.

Luca merasakan denyutan jantungnya semakin tidak stabil, dan dia merasa panik. Dia tahu bahwa mereka harus keluar dari situasi ini secepat mungkin, tetapi tubuhnya telah mencapai batasnya.

Sementara itu, pandangannya terus kembali pada tubuh basah Sarah yang berada di dekatnya.

"Aku tidak boleh mengambil keuntungan dari gadis yang sudah menolongku," monolog Luca sambil mengepalkan tangannya dan mencoba beristirahat.

Sarah memperhatikan gerak-gerik Luca dengan lebih serius.

Secara tidak sadar, Luca kembali menghentikan netranya ke arah dada Sarah. Menatap tubuh Sarah yang basah dan bentuk yang terpampang jelas. Luca menelan ludahnya yang terasa pahit.

Sarah segera menutup bagian dadanya dengan kedua tangan. Dia merasa malu karena kondisi ini sangat tidak pantas bagi kedua orang itu.

"Luca, kamu gelisah sekali, apakah obat yang diberikan tadi adalah sesuatu yang buruk?" tanya Sarah penuh curiga.

Napas Luca yang tidak stabil malah menjadi semakin menderu-deru.

"Maafkan aku, Sarah. Aku ... "

"Kamu terangsang?" tanya Sarah tanpa sengaja melihat gumpalan yang makin besar dari bagian sensitif milik pria itu.

"A-aku ... aku akan beristirahat saja." Luca memalingkan tubuhnya ke arah lain dengan gelisah.

Sarah menarik napas dengan kesal lalu mengembuskannya perlahan. Dengan lirikan matanya, Sarah masih juga memperhatikan Luca yang sepertinya kesusahan dengan napas pendek-pendek.

"Luca, kamu membutuhkan pelepasan," ucap Sarah sambil memegang bahu Luca.

"Obat itu! Aku tidak dapat bergerak. Mereka menyiksaku, Dokter Emily ... " sahut Luca dengan suara gemetar.

"Dokter Emily kenapa?" tanya Sarah dengan bingung.

"Dia salah memberikan obat bius!"

Kedua mata Sarah membola lalu bertanya lagi, "Maksudmu dia memberikan obat ... "

Luca menganggukkan kepalanyalalu menjawab, "Obat perangsang."

"Astaga ... " Sarah memijit keningnya yang tidak sakit. Setelah merenung sejenak, Sarah menarik bahu Luca agar berbalik dan mereka akhirnya saling melihat.

Wajah yang ganteng dan pucat membuat Sarah menjadi bersimpati.

"A-aku tidak pernah melakukan ini, tetapi aku akan menggunakan mulutku untuk membantu. Bagaimana?" tanya Sarah dengan wajah bersemu merah.

Luca menggeleng pelan dan memutar tubuhnya kembali menghadap ke arah yang berlawanan.

"Luca."

"Diam dan tidurlah. Aku akan sembuh besok!"

Sarah mengembuskan napas kasar sekali lagi, lalu mencoba untuk menutup matanya.

Wanita itu tetap berbaring di samping Luca dengan segala pikiran yang tidak jelas. Tentang bagaimana dia bisa terlibat dengan pria mafia ini dan malah menawarkan adegan tidak pantas tadi.

"Arrghh!" malu sekali!" monolog Sarah sambil menutup wajah dengan kedua tangannya.

Luca mencoba untuk beristirahat sejenak. Dia menutup mata dengan lemah, berusaha untuk menghilangkan pengaruh obat perangsang yang semakin menghantui tubuhnya.

Meskipun lelah, dia tahu bahwa dia harus tetap waspada dan menjaga Sarah agar tetap aman.

Sarah Fernando, adalah seorang wanita muda berusia 19 tahun dengan rambut cokelat yang panjang dan mata biru yang cerah.

Dia memiliki senyuman yang hangat dan ramah yang selalu dia berikan kepada orang-orang yang dia temui.

Dengan tinggi hanya 150 cm. Penampilannya sederhana, suka dengan pakaian yang nyaman dan praktis, yang mencerminkan gaya hidupnya nan sederhana. Dia hidup dengan sang abang-Timothy Fernando.

Namun, di balik penampilannya yang polos, Sarah adalah wanita yang memiliki tekad kuat dan keberanian yang tak terduga.

Dia adalah pengantar makanan di New York City, pekerjaan yang mungkin tidak menarik perhatian banyak orang, tetapi dia melakukannya dengan penuh dedikasi.

Dia adalah pekerja keras yang berusaha keras untuk mencari nafkah sendiri, dan dia tahu bagaimana bertahan di lingkungan kota yang keras.

Sarah memiliki hati yang baik dan selalu bersedia membantu orang lain. Kepribadiannya yang penuh empati membuatnya merasa terpanggil untuk menolong Luca, meskipun dia tahu bahwa dia bisa membahayakan hidupnya. Dia adalah tipe orang yang tidak akan meninggalkan seseorang dalam kesulitan.

Meskipun dia awalnya terkejut dengan pengakuan Luca sebagai seorang anggota mafia, Sarah tidak merasa takut.

Dia adalah individu yang cerdas dan tahu bagaimana menjaga dirinya sendiri. Namun, dia juga memiliki sifat yang penuh kebaikan, yang membuatnya setuju untuk membantu Luca dalam pelariannya.

Sementara Luca Bulger Costello, pria kelahiran Italia itu adalah pewaris utama keturunan Costello, mafia yang terkenal dengan perdagangan her*in di sepanjang koneksi sang Kakek, Frank Costello di Benua Asia Timur. Keluarga itu berkuasa sejak terjadinya Perang Vietnam.

Pria dengan tinggi 180 cm dan berumur tiga puluh dua tahun tersebut terkenal berdarah dingin dengan aura dan tatapan tajam. Tidak ada kisah asmara yang pernah terjadi dalam diari kehidupan Luca karena pria itu hanya berkonsentrasi menghancurkan musuh dan memperluaskan kekuasaannya atas wejangan sang Kakek.

Tidak banyak yang bisa diceritakan tentang Luca karena pria dingin itu hidup sama banyaknya dengan jumlah dia bekerja sepanjang harinya.

Kehidupannya yang datar dan penuh masalah sehari-hari membuat dia semakin kuat dan kejam. Naruli alaminya adalah mempertahankan diri dari serangan.

Sama halnya seperti malam yang gelap ini. Luca terbangun dengan tubuh seperti hancur.

Suasana malam di hutan diiringi oleh serangkaian suara yang menciptakan harmoni alam yang indah. serangga yang aktif di malam hari, membuat suara berdering yang berirama, menciptakan suara latar yang khas hutan tropis.

Luca memandang Sarah yang tertidur dengan lelap. Wanita itu tertidur tanpa selimut dan kondisi pakaiannya tetap basah.

Sekali lagi Luca menelan salivanya dengan kasar.

"Kamu terlalu menggoda!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Gadis Pengantar Makanan Vs Mafia Kejam   T-A-M-A-T

    Taman yang indah, hijau dan luas tempat pernikahan Luca dan Sarah akan dilaksanakan.“Bunga ini seharusnya diletakkan disana,” ucap Bunga menunjuk ke arah panggung. Pemain musik dan penyanyi sudah disiapkan dan sedang mengalunkan beberapa lagu mellow .Acara akan dilakukan dengan mewah tanpa kehadiran pemuka agama. Karena Castello pasti tidak bersedia hadir untuk merestui pernikahan mereka. Castello masih menentang dengan keras pernikahan Luca. Castello masih merasa terganggu dengan masa lalunya terhadap Kanya. Cinta pertama yang tidak dapat dimilikinya.“Meja untuk menandatangani Akte pernikahan sudah dihias dengan indah,” ucap Bunga kepada Bob.“Baik, terimakasih, Sayang,” jawab Bob sambil memberikan kecupan kecil di kening Bunga kemudian ia beralih sibuk mengurus hal yang lain.Segala jenis makanan yang menggugah selera sudah disusun rapi disepanjang taman.“Bikin lapar,” gumam Bunga sambil

  • Gadis Pengantar Makanan Vs Mafia Kejam   168. Luca tiba

    Tidak ada yang tahu bahwa Luca pulang untuk menyelesaikan semuanya. Dia berada di rumah saat ini dan Sarah berada dalam pelukannya“Luca,” sapa Sarah dengan suara kecil.“Hmm…” Terlihat Luca sudah mulai mengantuk. Sarah terdiam tidak ingin melanjutkan pertanyaan yang ingin diutarakannya. Melihat Luca yang sudah pasti lelah bekerja sepanjang harinya.Tapi Sarah tidak dapat terlelap sama sekali walau sudah membalikkan tubuhnya beberapa kali untuk mendapatkan posisi nyaman.Akhirnya Sarah bergerak menuju ke dapur untuk mencari makanan yang bisa menahan rasa laparnya.Luca yang memang sudah tertidur tapi merasa pergerakkan tidak nyaman sang istri akhirnya dengan malas berdiri untuk menyusul istrinya karena khawatir. Memikirkan istrinya sedang hamil tua.Luca menatap Sarah dari jauh. “Malam – malam cari makanan, jangan bilang itu bawaan Rahim,” celutuk Luca ringan.“Mas…&r

  • Gadis Pengantar Makanan Vs Mafia Kejam   167. Aku menginginkan Luca

    “Akan kuhabiskan istrinya kalau dia tidak menepati janjinya untuk melamar dan menikah denganku,” gumam Aninda dalam hati.Wisnu tidak mengerti sedang berhadapan dengan adik mafia yang kejam. Alfredo terkenal dengan kekejamannya dan Aninda terkenal dengan sifat egoisnya. Tidak ada yang tidak bisa dia miliki.Kesabarannnya menunggu Luca sudah cukup lama. Ini adalah saat yang tepat untuk memiliki Luca seutuhnya, Aninda membathin hingga terlelap.Mereka tertidur dengan posisi saling memalingkan tubuhnya secara berlawanan seperti sepasang suami istri yang sedang bertengkar.Drttt. Drt… pagi sekali ponsel Wisnu sudah berbunyi panggilan dari Luca yang membangunkannya. Wisnu meraih ponselnya dengan malas sambil diliriknya Aninda yang masih terlelap disampingnya.“Ya,…” sapa Wisnu sambil menguap.“Apakah dia sudah menandatangani kontrak?” tanya Luca.“Belum,” jawab Wisnu singkat.

  • Gadis Pengantar Makanan Vs Mafia Kejam   166. Luca ingin menikah dengan Aninda?

    “Lapor Tuan, Sir Louis meminta izin bertemu,” sapa seorang asisten Castello dengan sopan.Sir Louise adalah seorang pebisnis di bagian fashion yang sudah memiliki nama di dunia.“Iya, persilahkan masuk saja.”Tak lama kemudian Sir Louis masuk ke dalam ruangan kerja Castello.“Apa kabar, Sir Louis?” sapa Castello kemudian mereka saling berpelukan dengan ramah.“Mohon maaf sebelumnya atas kelancangan saya. Kedatangan saya ke Indonesia adalah karena saya ingin mengadakan event di Bali. Saya ingin menghadirkan produk dari Luca Coorperation. Tapi sudah seminggu ini Luca tidak menjawab email saya. Saya ragu apakah ada hal yang terjadi dengan sahabat saya itu,” tanya Sir Louis.“Tidak…, tidak ada yang terjadi. Luca kuutus ke San Fransisco untuk menyelesaikan sesuatu proyek. Itu saja, nothing special. Mungkin dia sedang sibuk sehingga tidak sengaja mengabaikan Anda. Tapi tidak usah k

  • Gadis Pengantar Makanan Vs Mafia Kejam   165. Flu

    Aninda sudah sampai di lobby bawah hotel.“Mas Luca, Aninda sudah dibawah. Mas sudah siap atau Aninda ke atas menunggu?” sapa Aninda melalui ponselnya.“Mas turun aja, tunggu disana,” ucap Leo sambil mengikat dasinya.Melya membantu membetulkan dasi Wisnu yang masih tidak rapi karena terburu – buru.“Mas pergi kencan dulu ya,” ucap Wisnu kemudian memberikan ciuman ke bibir Melya dan perut Melya.“Mas balik malam ini?” tanya Melya penuh harap.“Entahlah, tidak usah menunggu. Mas tidak tahu apa yang akan Mas alami hari ini. Kamu tidur saja, besok kita sarapan bersama ,ok?” ucap Wisnu kemudian menghilang di balik pintu.Wisnu keluar dari lift dan langsung dipeluk oleh Aninda dengan erat.Wisnu masih kebingungan tapi kemudian terpana dengan kecantikan Aninda yang berdiri di depannya saat ini dengan pakaian seksi yang menonjolkan semua lekuk tubuhnya dan belahan terbu

  • Gadis Pengantar Makanan Vs Mafia Kejam   164. Dia siapa?

    “Dia? Dia siapa?” tanya Wisnu dengan polos.“Sarah dan Aninda…”“Uhh, Mas memilih tidak menjawab. Untuk saat ini masih kamu istriku. Itu saja. Yang lain nanti kuurus, diamlah, biarkan Mas tidur sebentar,” jawab Wisnu sambil memejamkan matanya yang memang sangat mengantuk.Sementara di tempat lain, Luca sedang mengadakan rapat dengan beberapa bawahannya untuk menganalisa semua langkah yang harus dilakukan dalam mendapatkan proyek di San Fransisco. Tidak akan mudah untuk menantang Alfredo Augusta yang sudah menguasai hampir 90% bisnis di San Fransisco.Alfredo tidak akan segan – segan menggunakan jasa kotor untuk menghabisi lawannya. Dengan menguasai adiknya Aninda Augusta, maka setidaknya 50 % saham perusahaan akan menjadi milik bersama, sehingga Luca dapat memperoleh peluang kerjasama bukan menjatuhkan Alfredo.Keinginan Luca adalah menjatuhkan Castello, sang ayah. Maka kerjasama dengan Alfredo adala

  • Gadis Pengantar Makanan Vs Mafia Kejam   163. Peran yang kacau

    Kalau hanya seorang Sarah, Melya tidak takut untuk menghadapinya, tapi dia masih punya kepala untuk memikirkan hal yang membuat ia tidak berani menyentuh cucu Mafia Castello.Akhirnya Melya menyimpan kembali ponselnya dan membatalkan niatnya untuk mengancam Luca. Padahal tadi ia berniat mengancam supaya Luca menuruti dan tidur bersamanya malam ini. Ternyata ambisinya gagal. Melya hanya bisa menelan ludah.Sesampainya di dalam kamar, Luca membaringkan tubuhnya yang lelah. Kemudian ia mencoba untuk menghubungi Sarah kembali. Berharap panggilan sudah diterima dan bisa melakukan video call sejenak untuk melepas kerinduan.….“Halo,” terdengar suara Sarah yang merdu menyapanya. Betapa hati Luca menjadi sangat lega dan terhibur.“Hallo Sarah, bagaimana kabarmu? Saya mencoba menghubungi dari semenjak tiba di sini,” sapa Luca dengan semua perasaan rindunya.“Saya pergi berbelanja kebutuhan rumah dan lupa me

  • Gadis Pengantar Makanan Vs Mafia Kejam   162. Tidak bisa diancam

    “Hmm,” jawab Melya dengan singkat tanda mengerti.Mobil dibawa sampai ke restaurant mewah di pertengahan San Fransisco yang indah. Luca keluar duluan disusul dengan Aninda.Luca mengandeng tangan Aninda sampai ke restaurant yang sudah dibooking sehingga hanya tinggal mereka sebagai pengujung eksklusif.Makan malam disajikan. Mereka sungguh menikmati makan malam yang lezat dengan mengabaikan keberadaan Melya yang berjarak dua meter dari posisi mereka.Selesai makan malam, Luca dan Aninda berdansa ringan sejenak. Mereka saling berpelukan dan bercengkrama. Sesekali Aninda tertawa ringan dan membisikkan sesuatu di telinga Luca.“Aninda menginginkanmu Luca,” bisiknya halus di telinga Luca saat Luca mengengamnya erat dalam dansanya.Musik yang halus seolah sudah diatur demikian oleh Luca sehingga menciptakan suasana penuh keromantisan.“Saya sudah mempunyai istri,” jawab Luca dengan sopan sambil tersenyum

  • Gadis Pengantar Makanan Vs Mafia Kejam   161. Luca dan Aninda?

    "Semua perhiasan yang diberikan oleh Nyonya mendiang hilang, astaga ... bagaimana ini bisa terjadi?"“Dia menolak kalung pemberianku tadi, bukan dia… siapa yang mengikuti kita tadi ya?” tanya Pelayan tua kepada dirinya sendiri dengan bingung.s“Pelayan kecil, ada seorang pelayan kecil yang mengikuti kami tadi…” teriak Pelayan tua setelah mengingat – ingat.“Panggil dia sekarang juga !!!” teriak Castello kepada bawahannya yang dari tadi tidak berani masuk ke dalam kamar mereka.“Periksa CCTV,” lanjut Castello.Tak lama kemudian, pelayan bernama Heidi diseret pengawal Castello untuk berlutut di hadapan Pelayan tua dan Castello dengan lutut gemetaran.“Katakan apa yang sudah kamu lihat?” teriak Castello.“Saya tidak melihat apa – apa Tuan.”“Bukan saya yang mengambil Tuan, Tuan boleh memeriksa kamar saya,” jawab Heidi deng

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status