Share

Kebetulan Menyebalkan?

Penulis: Baby Yangfa
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-27 20:05:11

Saat Keina tidak sadarkan diri di hadapannya, Alden teramat shock. Ia tertegun menatap wajah pucat Keina yang terbaring di ranjang rumah sakit. Ada perasaan bersalah yang menelusup hatinya saat melihat Keina seperti ini. Kenapa Keina sampai pingsan? Apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah dia sendiri yang menginginkan perceraian mereka, tapi kenapa Keina Nayara malah membuatnya cemas tepat sebelum perceraian mereka terjadi?

"Bisa saya bicara sebentar dengan keluarga?"

Alden yang tengah menatap ke arah Keina seketika mengalihkan pandangannya ke arah dokter yang sudah memeriksa Keina.

"Saya ayahnya, bagaimana keadaan anak saya, Dok?"

"Apa tidak ada suaminya? Saya harus bicara dengan suaminya."

Semua orang di sana terlihat menatap ke arah Alden. Alden mengerjapkan matanya dengan bingung. Suami? Kenapa dokter Keina tiba-tiba membahas mengenai suami?

"Ah, maaf dokter, tapi kenapa Anda menanyakan perihal suami anak saya?" Tanya Handika, raut wajahnya menunjukkan rasa penasaran yang teramat seperti yang lain.

"Itu karena Bu Keina sedang hamil."

Alden terhenyak mendengar ucapan itu. Hamil? Keina hamil? Tapi, bagaimana bisa?

"Jadi bisa saya bicara dengan suaminya?"

"Ini anak saya, Alden. Dia suami Keina," ujar Reymand yang kemudian mendorong tubuhnya ke arah sang Dokter.

Alden menghela nafasnya panjang, meski masih dalam keadaan bingung Alden menghampiri sang Dokter.

"Ya saya suaminya, jadi apa yang mau Anda bicarakan?"

"Ikut ke ruangan saya sebentar, Pak Alden."

Alden mengikuti langkah dokter itu ke ruangannya.

"Silahkan duduk,"

Alden menarik salah satu kursi lalu duduk di hadapan sang dokter.

"Usia kehamilan Bu Keina baru sekitar satu bulan, usia kehamilan ini sangat rentan dan perlu dijaga baik-baik, Pak Alden. Kondisi Bu Keina terlihat sangat lemah hari ini, saya harap Pak Alden bisa memperhatikan istri Anda baik-baik. Saya khawatir jika kondisi Bu Keina terus seperti ini akan mengancang ibu dan bayinya."

Alden hanya terdiam, situasi ini masih membuat dirinya bingung. Ia tidak menyangka bahwa Keina akan hamil disaat hubungan mereka sedang di ujung tanduk.

"Anda mendengarkan saya, Pak Alden?"

Alden mengangguk, ia sangat paham bahwa seorang Ibu hamil pasti membutuhkan perhatian yang lebih dari orang-orang di sekitarnya.

"Saya mengerti Dok, terimakasih atas bantuan Dokter."

"Sama-sama Pak Alden,"

"Kalau begitu saya permisi."

Alden membuka pintu ruangan dokter lalu menghela nafasnya panjang. Situasi ini benar-benar menyulitkan dirinya. Jika Keina hamil, lalu bagaimana nasib hubungannya dan juga Shiren yang akan ia lanjutkan ke hubungan yang lebih serius lagi?

Ponselnya seketika bergetar menampilkan pesan dari Shiren yang menanyakan keadaan Keina. Alden memang sengaja memintanya pulang karena khawatir Shiren menjadi bahan amukan ibu dan ayahnya. Melihat pesan itu, kepala Alden terasa berputar. Apa yang harus ia katakan kepada Shiren setelah ini?

****

Keina mengerjapkan matanya dengan perlahan. Keningnya berkerut samar saat melihat keadaan di sekitarnya yang bernuansa putih. Bau alkohol dan obat-obatan seketika menyeruak ke dalam hidungnya. Tunggu... Apa ia berada di rumah sakit?

"Sayang, kamu sudah sadar?"

Keina mencoba bangkit saat mendengar ucapan Tania. Dibantu oleh Tania dan Handika, Keina duduk di hadapan keluarga yang tengah berkumpul. Keina menelan ludahnya dengan gugup. Sial, memalukan sekali, bagaimana bisa ia pingsan di saat sidang perceraian dirinya dan Alden sedang berlangsung? Bisa-bisa Alden dan juga keluarganya menganggap bahwa ia terlihat sangat lemah karena hal ini.

"Kenapa semuanya ada di sini? Keina sudah tidak apa-apa, tidak usah cemas. Sepertinya Keina hanya kelelahan karena mengurus pekerjaan dan juga perceraian sekaligus."

Keina mengerutkan alisnya dengan bingung melihat situasi di sana. Tidak ada menjawab perkataannya, semua orang di sana terlihat bungkam membuat Keina merasa aneh. Keina melirik ke arah Tania lalu bertanya, "Sidang perceraiannya akan diatur ulang oleh hakim bukan, Ma?"

"Kalian tidak akan bercerai!"

Keina tersentak mendengar ucapan Reyman tiba-tiba, ia mendesah panjang, "Kenapa tidak? Keina dan Alden sudah memutuskan untuk bercerai. Keina hanya sedang tidak enak badan saat ini dan itu tidak akan mempengaruhi apapun. Tolong hargai keputusan kami."

"Hakim mana pun tidak akan ada yang menyetujui perceraian kalian, Keina. Jadi, kalian tidak akan bisa bercerai."

Mata Keina mengerjap dengan bingung, sungguh ia tidak mengerti.

"Apa maksudnya ini? Kenapa kalian bersikeras bahwa kami tidak bisa bercerai?"

"Orang tua kita benar, Keina. Kita tidak bisa bercerai saat ini."

Keina semakin dibuat bingung mendengar ucapan Alden. Apa ini? Bukankah Alden juga menginginkan perceraian mereka?

"Apa maksud–?

"Kamu sedang hamil."

Keina seketika terperangah mendengar ucapan Alden. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali. Hamil? Dia hamil?

Keina mendengus seketika, apa ini? Apa ia sedang dikerjai oleh seluruh keluarganya?

"Aku hamil? Jangan bercanda, Alden."

Keina terkekeh kecil, ia menelisik raut wajah Alden saat ini berharap bahwa apa yang ia dengarkan telah salah. Namun, hingga beberapa menit berlalu, Alden masih mempertahankan wajah tertekan di hadapannya membuat senyuman yang Keina perlihatkan perlahan memudar. Apa ini? Jadi, ini betulan? Ia memang benar-benar hamil?

Bagaimana bisa?

"Aku benar-benar hamil?" Tanya Keina tidak percaya, secara refleks memeluk perutnya sendiri.

"Ya, kamu hamil. Kamu hamil anak Alden, Sayang."

Kepala Keina terasa berputar mencerna situasi yang telah terjadi di antara mereka. Dari sekian banyak kebetulan menyebalkan di dunia ini, bagaimana bisa? Bagaimana bisa Keina mengandung putera Alden saat mereka tengah bercerai? Apa Tuhan tengah mempermainkan takdirnya hingga mengaturnya kembali bersama pria tidak punya hati itu?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Rifatul Mahmuda
bingung jadinya. satu sisi seneng karena keina hamil, disisi lain ikut sedih juga
goodnovel comment avatar
Allyaalmahira
ternyata hamil
goodnovel comment avatar
Ririichan13
antara kasian sama seneng ntah lah aku bingung kak wkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Hari Pernikahan Kedua

    "Kau benar-benar akan pergi sekarang? Tanpa melihat pernikahanku terlebih dulu?" rengek Keina kepada Adrian. Hari ini adalah hari dimana Adrian memutuskan untuk melanjutkan perjalanan seperti yang ia sudah ia rencanakan sedari awal. Karena keadaan Alden sudah stabil, ia merasa cukup tenang meninggalkan Keina sendirian sekarang."Bukankah sudah ku bilang, aku tidak akan mau menanggung resiko menangis di hari itu."Keina membrenggutkan wajahnya, ia segera merentangkan tangannya di depan Adrian, "Kalau begitu aku akan memelukmu saja."Adrian tersenyum kecil mendengar ucapan itu, ia segera memeluk Keina dengan erat."Apa aku patung di sini?" timpal Alden yang sedari tadi hanya mengawasi tingkah Adrian dan juga Keina. Matanya menatap tajam ke arah mereka yang malah asyik berpelukan. Sebal melihatnya, Alden segera menarik tubuh mungil Keina untuk menjauh dari jangkauan Adrian, "Sudah hentikan, jika kau terus memeluknya seperti itu, ia akan mengurungkan niatnya kembali untuk pergi.""Astaga

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Kau Harus Melihat Pernikahan Kami

    Saat mengetahui bahwa Alden yang datang menjenguk dirinya hari ini, raut wajah Clara seketika berubah cerah, ia segera merangsek maju dengan antusias saat sampai di ruang tunggu para tamu."Alden, akhirnya kau menemuiku, bagaimana keadaanmu? Aku sungguh minta maaf karena membuat dirimu celaka tempo hari. Itu karena Keina–""Kau sedang membicarakan aku, Clara?"Kata-kata Clara seketika tergantung begitu saja saat melihat Keina yang ternyata mengikuti langkah Alden dari belakang."Kenapa diam? Lanjutkan saja perkataanmu." ujar Keina dengan tatapan tajam."Dia yang sudah membuat kita seperti ini, Alden. Kau harus mengeluarkan aku dari sini, aku sama sekali tidak bersalah, dia mencoba memisahkan kita.""Astaga wanita ini benar-benar gila." dengus Keina tidak percaya. Setelah semua yang ia lakukan, Clara sama sekali tidak merasa bersalah."Alden katakan sesuatu!" Jerit Clara dengan kesal karena melihat Alden yang hanya terdiam."Kau ingin aku mengatakan sesuatu?"Clara mengangguk kecil, "K

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Diam atau Aku Akan Menciummu Lagi dan Lagi

    "Tentu saja bodoh! Aku mengingat semuanya, semuanya termasuk rencana pernikahan kita sebelumnya."Keina membekap mulutnya, merasa sangat terharu dengan seluruh keajaiban ini, ia sungguh tidak menyangka akhirnya hari ini datang juga, hari dimana Alden akan kembali mengingat cinta mereka, "Astaga!""Tadi kau bilang apa? Kau mau menjauh dariku setelah ini? Dua kali aku hampir mati untukmu, tapi kau malah mau meninggalkan aku. Kau pikir siapa–"Alden tersentak saat tiba-tiba merasakan bibir Keina yang mengecupnya. Matanya mengerjap sempurna, merasa tidak percaya jika Keina akan melakukan ini.Setelah mengecup bibir Alden selama beberapa menit, Keina menjauhkan dirinya, "Aku senang kau selamat, aku senang kau mengingatku lagi, Alden." ujar Keina dengan berurai air mata. Penantiannya kali ini ternyata mendapat sambutan hangat, Alden akhirnya dapat mengingat dirinya.Alden tersenyum mendengar ucapan Keina, ia mengusap air mata Keina yang masih mengalir, "Aku minta maaf karena membuatmu kesuli

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Kau Mengingat Semuanya?

    Puas menumpahkan semuanya di dalam bilik toilet, Keina segera bangkit. Perlahan Keina kembali ke ruangan Alden. Keina tersentak saat melihat Audrey dan juga Handika sudah ada di sana, raut wajah bersalah kembali memenuhi hatinya. Keina segera berlari ke arah Audrey hendak menjatuhkan diri untuk berlutut di hadapan kedua figur yang sudah ia anggap sebagai orang tuanya sendiri."Maafkan Keina Ma, sungguh maafkan Keina.""Bangun Keina, apa yang kamu lakukan?"Keina hanya bisa tergugu, ia bangkit dengan air mata yang masih mengalir tiada henti."Keina selalu membuat Alden seperti ini, maafkan Keina.""Sudahlah Sayang, Dokter sudah menangani Alden, kita berdoa saja yang terbaik untuknya. Kamu juga terluka saat ini."Keina mengangkat wajahnya merasa tidak percaya jika Audrey tidak menyalahkan dirinya, Audrey bahkan terlihat lebih tegar dibandingkan dengan saat Alden mengalami kecelakaan saat itu."Mama tidak marah padaku?""Untuk Mama marah? Mama marah pun tidak akan membuat Alden sembuh le

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Insiden Berdarah Lagi

    "Hentikan!!"Keina yang hampir frustasi dengan keadaannya segera mengangkat wajah saat mendengar teriakan itu. Harapan segera terlihat di sudut matanya, akhirnya Tuhan menjawab do'anya, Alden ada di sana mendobrak pintu gudang dengan tatapan nyalang yang ia berikan.Clara terlihat terkejut, ia tidak menduga akan kehadiran Alden yang berada di sini. Padahal ia sudah melakukan rencana serapi mungkin, tapi kenapa Alden ada di sini?Alden terhenyak melihat keadaan Keina, amarahnya segera naik ke ubun-ubun melihat beberapa pria tengah melecehkan Keina di sana. Baju Keina terlihat sudah compang-camping, dengan amarah yang teramat besar Alden segera menerjang maju ke arah mereka. Pukulan demi pukulan Alden layangkan, merasa tidak terima melihat orang lain menyentuh Keina sesuka hati. Mendengar tangisan Keina yang begitu menyayat membuat bara api di dalam hatinya semakin menyala-nyala. Berani sekali! Berani sekali mereka menyentuh Keina!"Kurang ajar kalian! Kurang ajar! Berani sekali kalian m

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Tiduri Dia Sampai Kalian Puas!

    Tepat saat Alden merasa sangat frustasi dengan keadaan yang menimpa Keina, ponselnya berdering dengan nyaring. Alden segera mengangkat panggilan itu ternyata itu dari Erik."Bagaimana Erik? Kau menemukan jejak Keina di lokasi terakhir yang aku kirimkan?""Ya Pak, saya juga menemukan mobil yang membawa Nona Keina. Saya akan segera mengirim lokasi terakhir mobil itu ditemukan dengan bantuan orang-orang profesional kita."Mendengar hal itu Alden kembali memantapkan pemikirannya, Alden segera menyalakan mesin mobilnya lalu melihat ke arah pesan Erik. Keningnya berkerut dalam melihat lokasi pesan itu, lokasinya mengarah kepada tempat dimana pabrik makanan yang sudah terbengkalai. Pasti Keina ada di sana. Mata Alden segera berubah dengan yakin, ia harus bisa menemukan Keina secepatnya.****Keina mengerjapkan matanya saat kesadarannya mulai kembali. Ia terhenyak saat matanya menangkap pemandangan di hadapannya. Ruangan tempat ia berada sepertinya merupakan bangunan tua. Rasa pengap dan deb

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status