共有

Perubahan Keina

作者: Baby Yangfa
last update 最終更新日: 2023-11-27 21:32:27

Meski Keina sudah bersikeras bahkan hampir memohon untuk ikut dengan orang tuanya saja, semua orang menentang keinginannya dengan keras. Tepat setelah ia dipulangkan dari rumah sakit, Keina tetap diserahkan kepada Alden dan memintanya kembali ke rumah tinggal mereka.

"Ingat Alden, jangan pernah menyakiti Keina dan jaga dia baik-baik. Keina sedang mengandung penerus perusahaan kita. Ingat, Papa akan selalu mengawasi kalian berdua,"

Keina menghela nafasnya panjang mendengar banyak wejangan yang diperuntukkan oleh Alden dan juga dirinya dari orang tua mereka. Bahkan saat Keina hendak bangkit dan berjalan sendirian saat turun dari mobil setelah diantar oleh mertuanya, Reyman dan juga Audrey malah berteriak mengagetkan dirinya dan juga Alden.

"Apa yang kamu lakukan, Alden? Cepat papah istrimu ke dalam!"

Keina terlihat melebarkan matanya saat Alden menarik tubuhnya lalu melingkarkan tangannya ke arah pinggang Keina sementara tangannya yang lain memeluk pundak Alden.

"Aku bisa jalan sendiri, tidak usah memapahku." Protes Keina tidak terima. Ia memalingkan wajahnya dengan gugup, mencoba sekuat tenaga untuk tidak bertatapan langsung dengan Alden.

"Kau tidak dengar mereka sedang berteriak padaku? Diamlah, ini hanya sebentar. Aku tidak mau mendengar teriakan yang kedua kalinya karena telingaku sudah pengang dengan omelan mereka."

Keina hanya bisa berpasrah saat Alden semakin mengeratkan pegangan di pinggangnya lalu membawanya masuk ke dalam rumah kemudian mendudukkannya di sofa.

"Kalau begitu Papa dan Mama pamit, ingat apa yang Papa katakan padamu, Alden."

Helaan nafas panjang seketika keluar dari mulut Alden, Keina dapat menebak sepertinya Alden sangat bosan diceramahi oleh orang tuanya sejak kemarin.

"Tentu Pa. Bila perlu Alden akan menulis semuanya di kepala." balas Alden dengan sebal.

"Bagus." Reyman terlihat mengalihkan tatapannya ke arah Keina, "Bilang pada Papa jika Alden menyakiti kamu lagi. Dia harus menjaga kamu dengan baik,"

Keina mengangguk kecil, "Terima kasih karena Papa dan Mama sudah merawat Keina,"

"Mama dan Papa pamit dulu, baik-baik ya Sayang," timpal Audrey.

Setelah berkata seperti itu, Audrey dan juga Reyman terlihat beranjak lalu pergi ke arah pintu diantar oleh Alden. Keina menghela nafasnya melihat dimana dirinya saat ini, setelah ia berpikir bahwa ia tidak akan menginjakkan kakinya kembali ke rumah ini, bagaimana bisa ia kembali kesini dengan situasi yang tidak terduga?

"Kurasa ada banyak hal yang perlu kita bicarakan."

Keina mengangkat wajahnya saat mendengar ucapan Alden yang baru tiba setelah mengantar orang tuanya.

Keina mengangguk membenarkan, "Ya kurasa begitu."

"Apa ini sudah kau rencanakan sebelumnya?"

Alis Keina berkerut mendengar ucapan Alden, "Apa maksudmu?"

"Maksudku kehamilanmu, kau sengaja melakukannya agar kita gagal bercerai dan kembali menjadi istriku?"

Keina seketika terhenyak mendengar ucapan Alden, "Kau menuduhku? Hei Tuan, apa kau lupa siapa yang melempar pil pencegah kehamilan dan menyetubuhiku secara brutal malam itu?" sindir Keina geram.

Alden terdiam, seketika merasa tertohok dengan ucapan Keina. Ia menghela nafasnya panjang, menyadari kesalahannya yang malah balik menuduh Keina. Bukankah sedari awal Keina yang menginginkan perceraian ini?

"Baiklah, kau benar. Aku memang brengsek malam itu. Bagaimanapun kita terpaksa menjadi suami istri kembali karena kesalahanku."

Keina mendengus, enggan membahas malam itu lebih lanjut. Ia sudah terlalu sakit dan enggan membicarakannya lagi.

"Kita akan tetap bercerai."

Alden terlihat tersentak mendengar ucapan Keina. Raut wajah kecewa yang ia tampilkan malam itu seketika kembali. Alden hanya terdiam, menunggu Keina melanjutkan perkataannya.

"Kita akan bercerai setelah anak ini lahir. Kau tidak perlu cemas,"

Alden mengerjapkan matanya lalu mendengus, "Terserah,"

Keina bangkit berdiri, Alden hendak membantunya, namun Keina seketika mengangkat tangan menolak perhatian dari Alden.

"Kurasa pernikahan kali ini harus berbeda." ujar Keina kembali.

Alden mengerutkan keningnya tidak mengerti, Alden menegakkan tubuhnya mempersiapkan diri untuk tidak terkejut. Mengingat kali ini Keina tengah hamil, sepertinya akan banyak meminta bantuan dan perhatiannya. Namun ternyata, tebakan Alden seluruhnya salah besar.

"Kau tidak perlu mencemaskan aku, kau juga tidak perlu menjagaku seperti yang diucapkan oleh orang tuamu. Meski sedang hamil, aku bisa mengurus diriku sendiri."

Alden mendengus kecil, tidak percaya bahwa Keina akan mengatakan hal ini setelah pingsan kemarin, "Kau bisa mengurus diri sendiri? Kau yakin?" sindirnya tidak percaya.

"Ya, aku bisa mengurus diri sendiri. Aku tidak perlu bantuanmu."

Keyakinanan yang tersirat kukuh di mata Kania membuat Alden tercengang. Keina sepertinya benar-benar serius dengan ucapannya. Alden tersenyum kecil, rupanya perubahan Keina cukup banyak setelah memutuskan bercerai. Luar biasa.

"Baiklah jika kau berpikir seperti itu. Aku seharusnya bersyukur karena kau tidak akan merepotkan aku, bukan?"

"Ya kau benar. Ah, ngomong-ngomong kau juga bisa berhubungan dengan Shiren kembali. Kalian kembali berpacaran, bukan?"

Kali ini ucapan Keina sukses membuat Alden tidak dapat berkata-kata. Apa ini? Sejak kapan Keina mendukung dirinya untuk berhubungan dengan Shiren kembali?

"Apa kepalamu terbentur saat pingsan kemarin? Aku mulai merasa merinding karena kau terlihat aneh, Keina Nayara."

Keina terlihat menggeleng, "Kepalaku baik-baik saja dan aku sedang serius, Alden. Bukankah kalian sangat saling mencintai? Kenapa aku harus bermasalah dengan hubungan kalian sementara kita akan bercerai? Kau boleh berhubungan dengannya asal tidak ketahuan oleh keluarga kita."

Alden menatap tajam ke arah Keina. Ini sungguh aneh, Keina selalu terlihat emosional tiap kali mereka membahas Shiren, namun kali ini berbeda, Keina terlihat sangat santai dan bergembira seolah itu adalah hal yang ia tunggu. Namun, bukan hanya Keina yang terasa aneh saat ini, perasaannya juga terlihat janggal setelah melihat sikap yang Keina tunjukkan. Anehnya ia merasa kesal, ia merasa kesal karena Keina terlihat biasa-biasa saja saat mereka membahas Shiren.

Alden segera menggeleng, ia seharusnya merasa senang dengan hal ini, bukan? Kenapa ia harus merasa kesal dan merasa bersalah?

"Sepertinya kau cukup tahu diri sekarang dan enggan merecoki hubungan kami. Baiklah, apa aku harus berterimakasih karena kebaikan hatimu ini?"

Keina terlihat mengulas senyuman tipis, "Tidak perlu karena kau juga akan melakukan hal yang sama. Selama setahun ini aku merasa tertekan karena mencampuri urusan pribadimu, namun kali ini berbeda. Sebaiknya kita tidak saling mencampuri dan bertanya tentang urusan pribadi kita masing-masing sekarang karena semuanya akan berakhir setelah anak ini lahir. Bukankah itu lebih mudah?"

Alden terlihat tercengang melihat perubahan Keina yang terlalu banyak. Terlalu banyak hingga ia tidak mampu berkata-kata. Keina mengulurkan tangannya ke arah Alden, dengan raut wajah bingung Alden menyambut uluran tangan wanita itu.

"Mohon bantuannya selama sembilan bulan ke depan, Alden Nathaniel Syarakar." ucap wanita itu dengan senyuman yang melebar sempurna.

Tepat setelah itu, ponselnya berdering dengan nyaring menampilkan kontak Shiren. Alden terlihat menatap bingung ke arah Keina, namun wanita itu hanya tersenyum kembali.

"Kenapa kau menatapku? Angkat saja telepon itu."

Alden terlihat tersentak melihat tanggapan Keina di hadapannya. Hatinya seolah terusik, benarkah Keina sudah tidak peduli lagi akan hubungannya dan juga Shiren saat ini?

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
コメント (1)
goodnovel comment avatar
Rifatul Mahmuda
bagus kei, buat si Alden ketar-ketir
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Hari Pernikahan Kedua

    "Kau benar-benar akan pergi sekarang? Tanpa melihat pernikahanku terlebih dulu?" rengek Keina kepada Adrian. Hari ini adalah hari dimana Adrian memutuskan untuk melanjutkan perjalanan seperti yang ia sudah ia rencanakan sedari awal. Karena keadaan Alden sudah stabil, ia merasa cukup tenang meninggalkan Keina sendirian sekarang."Bukankah sudah ku bilang, aku tidak akan mau menanggung resiko menangis di hari itu."Keina membrenggutkan wajahnya, ia segera merentangkan tangannya di depan Adrian, "Kalau begitu aku akan memelukmu saja."Adrian tersenyum kecil mendengar ucapan itu, ia segera memeluk Keina dengan erat."Apa aku patung di sini?" timpal Alden yang sedari tadi hanya mengawasi tingkah Adrian dan juga Keina. Matanya menatap tajam ke arah mereka yang malah asyik berpelukan. Sebal melihatnya, Alden segera menarik tubuh mungil Keina untuk menjauh dari jangkauan Adrian, "Sudah hentikan, jika kau terus memeluknya seperti itu, ia akan mengurungkan niatnya kembali untuk pergi.""Astaga

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Kau Harus Melihat Pernikahan Kami

    Saat mengetahui bahwa Alden yang datang menjenguk dirinya hari ini, raut wajah Clara seketika berubah cerah, ia segera merangsek maju dengan antusias saat sampai di ruang tunggu para tamu."Alden, akhirnya kau menemuiku, bagaimana keadaanmu? Aku sungguh minta maaf karena membuat dirimu celaka tempo hari. Itu karena Keina–""Kau sedang membicarakan aku, Clara?"Kata-kata Clara seketika tergantung begitu saja saat melihat Keina yang ternyata mengikuti langkah Alden dari belakang."Kenapa diam? Lanjutkan saja perkataanmu." ujar Keina dengan tatapan tajam."Dia yang sudah membuat kita seperti ini, Alden. Kau harus mengeluarkan aku dari sini, aku sama sekali tidak bersalah, dia mencoba memisahkan kita.""Astaga wanita ini benar-benar gila." dengus Keina tidak percaya. Setelah semua yang ia lakukan, Clara sama sekali tidak merasa bersalah."Alden katakan sesuatu!" Jerit Clara dengan kesal karena melihat Alden yang hanya terdiam."Kau ingin aku mengatakan sesuatu?"Clara mengangguk kecil, "K

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Diam atau Aku Akan Menciummu Lagi dan Lagi

    "Tentu saja bodoh! Aku mengingat semuanya, semuanya termasuk rencana pernikahan kita sebelumnya."Keina membekap mulutnya, merasa sangat terharu dengan seluruh keajaiban ini, ia sungguh tidak menyangka akhirnya hari ini datang juga, hari dimana Alden akan kembali mengingat cinta mereka, "Astaga!""Tadi kau bilang apa? Kau mau menjauh dariku setelah ini? Dua kali aku hampir mati untukmu, tapi kau malah mau meninggalkan aku. Kau pikir siapa–"Alden tersentak saat tiba-tiba merasakan bibir Keina yang mengecupnya. Matanya mengerjap sempurna, merasa tidak percaya jika Keina akan melakukan ini.Setelah mengecup bibir Alden selama beberapa menit, Keina menjauhkan dirinya, "Aku senang kau selamat, aku senang kau mengingatku lagi, Alden." ujar Keina dengan berurai air mata. Penantiannya kali ini ternyata mendapat sambutan hangat, Alden akhirnya dapat mengingat dirinya.Alden tersenyum mendengar ucapan Keina, ia mengusap air mata Keina yang masih mengalir, "Aku minta maaf karena membuatmu kesuli

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Kau Mengingat Semuanya?

    Puas menumpahkan semuanya di dalam bilik toilet, Keina segera bangkit. Perlahan Keina kembali ke ruangan Alden. Keina tersentak saat melihat Audrey dan juga Handika sudah ada di sana, raut wajah bersalah kembali memenuhi hatinya. Keina segera berlari ke arah Audrey hendak menjatuhkan diri untuk berlutut di hadapan kedua figur yang sudah ia anggap sebagai orang tuanya sendiri."Maafkan Keina Ma, sungguh maafkan Keina.""Bangun Keina, apa yang kamu lakukan?"Keina hanya bisa tergugu, ia bangkit dengan air mata yang masih mengalir tiada henti."Keina selalu membuat Alden seperti ini, maafkan Keina.""Sudahlah Sayang, Dokter sudah menangani Alden, kita berdoa saja yang terbaik untuknya. Kamu juga terluka saat ini."Keina mengangkat wajahnya merasa tidak percaya jika Audrey tidak menyalahkan dirinya, Audrey bahkan terlihat lebih tegar dibandingkan dengan saat Alden mengalami kecelakaan saat itu."Mama tidak marah padaku?""Untuk Mama marah? Mama marah pun tidak akan membuat Alden sembuh le

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Insiden Berdarah Lagi

    "Hentikan!!"Keina yang hampir frustasi dengan keadaannya segera mengangkat wajah saat mendengar teriakan itu. Harapan segera terlihat di sudut matanya, akhirnya Tuhan menjawab do'anya, Alden ada di sana mendobrak pintu gudang dengan tatapan nyalang yang ia berikan.Clara terlihat terkejut, ia tidak menduga akan kehadiran Alden yang berada di sini. Padahal ia sudah melakukan rencana serapi mungkin, tapi kenapa Alden ada di sini?Alden terhenyak melihat keadaan Keina, amarahnya segera naik ke ubun-ubun melihat beberapa pria tengah melecehkan Keina di sana. Baju Keina terlihat sudah compang-camping, dengan amarah yang teramat besar Alden segera menerjang maju ke arah mereka. Pukulan demi pukulan Alden layangkan, merasa tidak terima melihat orang lain menyentuh Keina sesuka hati. Mendengar tangisan Keina yang begitu menyayat membuat bara api di dalam hatinya semakin menyala-nyala. Berani sekali! Berani sekali mereka menyentuh Keina!"Kurang ajar kalian! Kurang ajar! Berani sekali kalian m

  • Gagal Cerai: Mengandung Benih CEO   Tiduri Dia Sampai Kalian Puas!

    Tepat saat Alden merasa sangat frustasi dengan keadaan yang menimpa Keina, ponselnya berdering dengan nyaring. Alden segera mengangkat panggilan itu ternyata itu dari Erik."Bagaimana Erik? Kau menemukan jejak Keina di lokasi terakhir yang aku kirimkan?""Ya Pak, saya juga menemukan mobil yang membawa Nona Keina. Saya akan segera mengirim lokasi terakhir mobil itu ditemukan dengan bantuan orang-orang profesional kita."Mendengar hal itu Alden kembali memantapkan pemikirannya, Alden segera menyalakan mesin mobilnya lalu melihat ke arah pesan Erik. Keningnya berkerut dalam melihat lokasi pesan itu, lokasinya mengarah kepada tempat dimana pabrik makanan yang sudah terbengkalai. Pasti Keina ada di sana. Mata Alden segera berubah dengan yakin, ia harus bisa menemukan Keina secepatnya.****Keina mengerjapkan matanya saat kesadarannya mulai kembali. Ia terhenyak saat matanya menangkap pemandangan di hadapannya. Ruangan tempat ia berada sepertinya merupakan bangunan tua. Rasa pengap dan deb

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status