Share

313. Tidak Sendiri

Author: Lil Seven
last update Huling Na-update: 2025-09-26 19:42:54

Ariella duduk di balkon rumah besar itu, wajahnya tertunduk dengan mata bengkak akibat semalaman menangis. Udara pagi yang sejuk sama sekali tak mampu menenangkan gejolak dalam dadanya. Dia masih mengingat dengan jelas bagaimana Lily, dengan liciknya, berhasil membuat Rigen termakan ucapan-ucapan penuh racun.

Suara pintu diketuk pelan. Ror muncul dengan senyum kecil, membawa dua gelas kopi hangat.

“Pagi, Riel,” ucapnya lembut. “Aku pikir kamu butuh ini.”

Ariella mencoba tersenyum, meski kecut. “Terima kasih, Ror.”

Ia menerima gelas itu, namun tangannya bergetar.

Ror duduk di sebelahnya, menatap dalam ke wajah Ariella. “Aku tahu ini berat buatmu. Tapi jangan pernah biarkan Lily menang hanya karena kamu memilih diam.”

Ariella menatapnya, matanya berkaca-kaca. “Aku sudah mencoba, Ror… tapi Rigen selalu melihat aku dengan kacamata yang Lily pasangkan. Seolah aku—” suaranya tercekat, “—seolah aku pengkhianat.”

Ror mengepalkan tangan. “Percaya sama aku, kebenaran pasti menang. Aku akan teta
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   322. Kepemilikan

    Ariella duduk di tepi ranjang, tubuhnya masih menyisakan bekas merah keunguan dari malam sebelumnya. Bibirnya kering, matanya sembab. Tapi begitu pintu kamar terbuka, langkah berat Rigen masuk tanpa mengetuk, semua udara di ruangan serasa tersedot keluar.“Apa kamu sengaja menghindariku?” suara rendahnya terdengar berbahaya, nadanya nyaris seperti geraman.Ariella menggertakkan gigi, berusaha berdiri meski kakinya gemetar. “Aku hanya… butuh waktu sendiri, Gen. Kamu terlalu jauh semalam.”Tatapan Rigen menggelap. Ia mendekat cepat, mencengkeram dagu Ariella hingga kepala gadis itu terpaksa menengadah. “Terlalu jauh?” gumamnya sambil menekan lebih keras. “Atau kamu memang sedang mencari alasan untuk lari ke orang lain?”“Jangan tuduh aku macam-macam!” Ariella mendorong dadanya, tapi tubuhnya justru semakin terperangkap di antara ranjang dan tubuh besar Rigen.Dengan kasar Rigen menjepit pinggang Ariella, mendekatkannya sampai dada mereka bertabrakan. “Kamu pikir aku nggak tahu? Tatapanm

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   321. Luka Yang Membakar

    Tangannya menyusuri rambut Ariella, turun ke leher, lalu ke punggung. Setiap sentuhan terasa penuh kesabaran, bukan paksaan. Ariella bisa merasakannya—Rigen sedang menebus rasa bersalah dengan cara yang paling jujur yang ia bisa. “Gen…” Ariella memejamkan mata, merasakan dekapannya semakin erat. Rigen menunduk, bibirnya menelusuri rahang hingga ke leher, meninggalkan jejak lembut. Tidak ada lagi cengkeraman kasar, hanya belaian dan ciuman yang membuat tubuh Ariella bergetar. Ia menahan desahan, tapi tubuhnya merespons, seakan sudah menunggu lama momen di mana Rigen memperlakukannya dengan cinta, bukan emosi buta. “Setiap inci dari dirimu… milikku,” bisik Rigen, suaranya rendah dan berat. “Dan aku akan menjaganya. Bukan menghancurkannya lagi.” Ariella membuka mata, menatap wajahnya yang begitu dekat. “Kau benar-benar menyesal?” “Lebih dari apapun,” jawabnya cepat, jujur. “Kalau aku bisa kembali ke hari itu, aku akan percaya padamu. Tapi sekarang aku hanya bisa berjanji, tidak

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   320. Rigen Sadar

    Rigen duduk di tepi ranjang, kepalanya tertunduk, jemarinya meremas rambut sendiri. Malam itu udara kamar seakan begitu berat, padahal hanya ada suara hujan yang mengetuk jendela. Ariella berdiri tidak jauh darinya, tubuhnya tegak, wajahnya tegas, namun matanya bergetar.“Kenapa kau tidak bicara sejak awal?” suara Rigen serak, terdengar seperti seseorang yang menanggung beban kesalahan besar.Ariella menghela napas. “Aku sudah bicara, Gen. Hanya saja kau tidak mendengarkan. Kau lebih memilih percaya pada orang lain, bukan aku.”Ucapan itu menusuk Rigen lebih dalam daripada seribu pisau. Ia mengangkat wajahnya, menatap Ariella dengan mata merah. “Aku bodoh. Aku terlalu terbawa emosi. Aku…” ia menggenggam udara, seakan mencari kata. “Aku takut kehilanganku padamu nyata. Jadi ketika mendengar kabar itu… aku langsung runtuh.”Ariella memalingkan wajah, menahan emosi. “Kau hampir menghancurkan aku dengan kecurigaanmu sendiri.”Keheningan panjang tercipta, hanya tersisa suara hujan. Hingga

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   319. Lily Terpojok!

    Malam itu hujan turun tipis, menetes di jendela kamar Ariella. Ia duduk di tepi ranjang, menatap layar ponselnya yang seakan jadi musuh terbesarnya. Pesan terakhir dari Rigen membuat dadanya terasa berat."Jangan keluar rumah tanpa izin. Aku tidak tahu siapa yang bisa dipercaya sekarang."Tentu saja Ariella paham maksud Rigen. Fitnah yang menyebar bukan hanya melibatkan dirinya, tapi juga beberapa anak buah kepercayaan Rigen. Ada tuduhan bahwa Ariella sering bertemu diam-diam dengan salah satu bawahan Rigen, membawa kabar dan rahasia keluar. Fitnah itu jelas menyakitkan, seolah-olah menuduhnya berkhianat.Namun yang lebih menyakitkan, Rigen tampak mulai goyah. Tatapan curiganya saat terakhir kali menelpon tadi masih tergambar jelas di benak Ariella.“Apa dia benar-benar percaya kalau aku tega menjualnya?” gumam Ariella lirih. Matanya berair, tapi ada bara kecil di balik kesedihannya.Di tempat lain, Rigen sedang duduk di sebuah ruang rapat hotel mewah di luar negeri. Lily berdiri di s

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   318. Balasan Pertama

    Suasana jamuan malam keluarga Ataraka masih riuh. Musik mengalun lembut, tamu-tamu bercakap dengan gelas anggur di tangan. Tapi bagi Ariella, setiap tawa terdengar seperti ejekan.Bisikan-bisikan menusuk telinganya.“Kasihan sekali Rigen…”“Kalau benar dia selingkuh dengan bodyguard, keluarga ini akan dipermalukan.”“Lily jauh lebih cocok. Cantik, pintar, berkelas…”Ariella menunduk, jari-jarinya meremas ujung gaunnya. Jantungnya berdegup cepat, wajahnya panas karena rasa malu.Dan di hadapan semua orang, Lily melangkah maju, gaun hitamnya berkilau di bawah lampu kristal. Senyumnya anggun, tapi matanya penuh racun.“Bibi, Paman,” suara Lily terdengar jelas. “Aku sungguh khawatir melihat keadaan Rigen akhir-akhir ini. Dia terlalu sibuk memikirkan seseorang yang… maaf kalau saya kasar… tidak pantas berada di sampingnya.”Beberapa kepala menoleh ke arah Ariella. Jantung Ariella serasa ditusuk.“Lily,” salah satu sepupu Ataraka angkat bicara, “kau bicara soal Ariella, bukan?”Lily menundu

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   317. Serangan Terbuka

    “Rigen, kau benar-benar akan percaya padanya, bukan padaku?” Lily bersuara dengan nada getir, seolah terlukai. Tubuhnya tegak, wajahnya tetap cantik tapi tatapannya mulai liar.“Lily,” suara Rigen dalam, penuh tekanan. “Aku sudah lihat bukti-bukti yang dibawa Ariella. Orang-orang yang kau sebut saksi ternyata dibayar. Kau pikir aku buta?”Lily tertawa, tapi tawanya kering, penuh ejekan. “Buta? Oh, bukan. Kau hanya sudah jatuh terlalu dalam padanya. Itulah kelemahanmu, Rigen. Kau pikir dia polos, padahal dia licik. Dan sekarang dia memutar balik semua tuduhan padaku. Kau benar-benar mudah dipermainkan.”Ariella berdiri di samping Rigen, tangannya mengepal di sisi tubuh. “Aku tidak memutar balik apa pun, Lily. Semua yang kulakukan hanya menunjukkan fakta. Kau yang bermain kotor.”“Kau pikir dengan mulutmu yang manis, semua orang akan percaya?!” Lily mendekat, jaraknya dengan Ariella hanya sejengkal. “Kau bukan siapa-siapa, Riel. Kau hanya gadis yang kebetulan disukai Rigen. Tanpa dia, k

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status