Share

44. Tidak Bisa Apa?

Penulis: Lil Seven
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-12 15:14:20

Namun, Rigen tidak memberiku kesempatan untuk lari. Dalam sekejap, dia menarikku kembali ke dalam pelukannya, membuat dadaku menempel pada tubuhnya yang kokoh.

"Benarkah?" tanyanya, nadanya menggoda, tetapi matanya menyiratkan sesuatu yang jauh lebih dalam.

Aku merasakan jantungku berdetak semakin cepat. Dia tidak hanya mencoba menguasai tubuhku—dia sedang menguji batasan emosiku, mencoba melihat seberapa jauh aku bisa bertahan sebelum akhirnya menyerah pada permainan yang hanya dia yang mengerti aturannya.

Rigen tertawa kecil, ekspresi yang tak bisa kutebak apakah itu penuh kepuasan atau tantangan.

"Aku bisa melihatnya, kamu tahu?" katanya, suaranya lebih lembut dari sebelumnya, tapi justru terasa semakin menusuk. "Kamu ingin menyangkal, tapi tubuhmu tidak bisa berbohong. Benar kan, Ariella?"

Aku menggeleng. "Aku tidak—"

Sebelum kata-kataku selesai, Rigen sudah menundukkan kepala, napasnya kembali menyapu kulitku, menciptakan gelombang sensasi yang tidak kumengerti. Tan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   78. Dilempar Ke Ranjang

    “Ariel, aku ingin mendengar jawabanmu.”Rigen mengangkat tubuhku dan mencium hidungku seperti anak kecil yang mencari perhatian saat aku tak kunjung menjawab pertanyaannya. Akal sehatku benar-benar hilang saat melihat pertunjukan yang tidak biasa ini."U-untuk apa kalau begitu?”" Untuk menunggu malam ini datang. Jadi, bolehkah?"Dia bertanya dengan santai tapi penuh penekanan. Mengabaikan penilaian rasional, mulutku yang tak terkendali menjadi liar dengan sendirinya."T-tentu saja boleh."Jawaban itu membuat Rigen tersenyum senang dan menyahut cepat. “Akhirnya aku mendapat jawabanmu, Riel.”Sebelum aku sempat memikirkan apa yang hendak dia lakukan setelah ini, tubuhku miring. Saat itu, aku langsung melingkarkan lenganku di lehernya sambil digendong ala putri oleh Rigen, yang dengan cepat berjalan melewati ruang tamu kami yang megah. “Bayangkan aku harus sejauh ini untuk mendengar jawaban yang aku inginkan. Aku benar-benar telah mempercayakan hatiku pada seorang wanita yang sanga

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   77. Pertengkaran Suami Istri

    Aku terpaku mendengar ucapannya. Jantungku berdetak begitu keras hingga rasanya bisa terdengar. Apa yang dia katakan barusan? Aku ingin menyangkalnya, ingin mengatakan bahwa ini hanya manipulasi lain dari pria licik seperti dia. Namun, tubuhku membeku dalam pelukannya. “Dan kamu, Riel. Kamu milikku,” ulangnya pelan, suaranya begitu yakin, begitu dalam, menusuk ke dalam diriku. Aku mencoba menarik diri, tapi jemarinya mencengkeram pinggangku, menahanku tetap dalam dekapannya. “Rigen…” bisikku, setengah protes, setengah kehilangan daya untuk menolak. Dia menundukkan kepala, hidungnya hampir menyentuh milikku. Tatapan matanya gelap, intens, penuh dengan sesuatu yang belum pernah kulihat sebelumnya. “Kamu mau lari ke mana lagi, hmm?” desisnya. “Ku pikir, kali ini aku akan membiarkanmu?” Kugigit bibir, mencoba mengumpulkan keberanian untuk menantangnya. “Bukankah kamu yang mengabaikanku lebih dulu?” Senyum miring muncul di wajahnya. “Aku hanya ingin melihat seberapa jauh

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   76. Kamu Bisa Pergi

    Meski sangat ketakutan dengan tatapannya yang mengintimidasi, aku menegakkan daguku, mencoba terlihat tenang meskipun kakiku gemetar. "Aku hanya ingin keluar. Aku bukan tahananmu, Rigen."Rigen tersenyum sinis dan berjalan mendekat. Langkahnya lambat, tapi efeknya terasa begitu besar. Aku bisa merasakan gravitasi tubuhnya seolah menarikku masuk ke dalam dunianya."Apa yang membuatmu berpikir kamu bisa pergi tanpa seizinku, Istriku?" katanya sambil meraih daguku, membuatku menatapnya langsung. "Aku sudah mengingatkanmu, bukan?""Rigen, ini pernikahan kontrak. Kamu tak bisa mengurungku seperti ini. Kau bahkan punya tunangan. Aku hanya ingin—""Apa?" potongnya tajam. "Kamu hanya ingin bertemu pria lain?"Aku menelan ludah. Sial. Ini bukan arah pembicaraan yang kuinginkan."Tidak ada yang bisa menyentuhmu selain aku, Riel," katanya, suaranya lebih rendah, hampir seperti bisikan, tetapi mengandung ancaman yang jelas. "Dan jika kamu masih berpikir bisa lari dariku…"Tiba-tiba, tubuhku ters

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   75. Kabur!

    Esoknya, Rigen pergi entah kemana, tapi dia mengeluarkan perintah agar aku dilarang ke mana-mana. Pengawal berbaris lebih banyak dari biasanya dan hapeku masih disita. Aku benar-benar ingin menghajar pria itu sekali saja! "Sial, siall!! Rigen, kamu benar-benar penjahat!!" seruku menahan kesal, sembari berjalan mondar-mandir di kamar, berusaha menenangkan diriku sendiri. Namun, semakin aku berpikir, semakin kesal aku dibuatnya. Pria itu benar-benar memperlakukanku seperti tahanan. Aku menendang sofa kecil di depanku, frustasi. “Rigen, dasar pria brengsek! Aku bukan boneka yang bisa kau kontrol sesuka hati!” gerutuku. Aku mencoba membuka pintu kamar, tapi seperti yang kuduga, terkunci. Menghela napas panjang, aku mendekati jendela. Pengawal berjaga di luar, lebih banyak dari biasanya. Aku bahkan melihat beberapa dari mereka berbicara melalui earpiece mereka, seakan aku ini ancaman besar yang harus mereka awasi. Kugigit bibir, berpikir keras. "Aku harus mencari cara untu

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   74. Tantangan!

    Tangan besarnya mencengkeram pinggangku lebih erat, membuatku sulit bergerak. Nafasku tersengal saat jantungku berdetak kencang. Aku tahu aku seharusnya mendorongnya, mengingatkannya tentang pernikahan kontrak kami, tentang bagaimana seharusnya aku tidak membiarkan ini terjadi. Tapi tubuhku seakan lupa bagaimana caranya menolak. Rigen menyeringai melihat reaksiku. “Kamu bisa menyangkal dengan mulutmu,” bisiknya, “tapi tubuhmu sudah mengakuinya lebih dulu. Lucu sekali, Riel. ” Aku meremas bajunya tanpa sadar, berusaha mencari pegangan di tengah kekacauan yang dia ciptakan. Aku benar-benar dalam masalah besar. Seolah tahu pikiranku sedang kacau, Rigen memperdalam cengkeramannya di pinggangku. Nafasku tercekat saat dia menatapku dengan penuh intensitas, seakan dia sedang mencoba membaca isi hatiku yang paling dalam. “Kamu masih ingin mencari laki-laki lain, hm?” tanyanya dengan suara rendah yang nyaris seperti bisikan. Aku mencoba menguasai diriku, berusaha mengembalikan ak

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   73. Aku Budakmu? Salah, Kamulah Budakku!

    Meski tubuhku gemetar dengan ancaman dinginnya, aku berkata dengan nada sombong."Ini pernikahan kontrak, jadi aku harus mulai mencari laki-laki lain untuk melanjutkan hidup setelah tunanganmu yang cantik datang. Benarkah begitu?"Begitu kalimat itu keluar dari bibirku, aku bisa melihat ekspresi Rigen berubah drastis. Matanya menyipit, rahangnya menegang, dan aku bisa merasakan ketegangan di udara. “Apa kamu bilang?” tanyanya, dengan suara yang terdengar lebih dalam dari biasanya, nyaris seperti geraman. Kulipat tangan di dada, sengaja bersikap santai saat menjawab pertanyaannya. "Aku bilang, aku harus mencari laki-laki lain setelah pernikahan kontrak ini selesai. Apa kamu pikir aku akan menghabiskan sisa hidupku sendirian? Tentu tidak! Aku masih muda dan cantik, jadi tentu saja...!"Belum selesai aku bicara, dalam sekejap, Rigen sudah ada di depanku. Tangannya mencengkeram daguku, memaksa aku menatapnya. “Kamu pikir aku akan membiarkan itu terjadi?” suaranya rendah dan berbaha

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status