Share

46. Kehilangan Kendali

Author: Lil Seven
last update Last Updated: 2025-05-12 23:18:27

Rigen mengangkat daguku dengan dua jarinya, membuatku kembali menatapnya.

“Ariella, aku akan memberimu kesempatan terakhir,” bisiknya. “Jika kamu benar-benar ingin pergi, ini waktunya.”

Rigen menunggu beberapa detik, seolah ingin memberiku kesempatan sungguhan. Tapi saat aku masih tetap membisu, dia terkekeh rendah.

“Seperti yang kuduga.”

Lalu tanpa peringatan, dia menarikku lebih dekat dan menutup celah di antara kami. Bibirnya menekan milikku, tidak memberi kesempatan untuk berpikir atau melawan.

Aku meleleh di bawah sentuhannya, kehilangan semua pertahanan yang tersisa.

Menggenggam bahunya yang tegap, jari-jariku mencengkram kain kemejanya seakan dia adalah satu-satunya hal yang bisa menahanku agar tidak jatuh.

Ciumannya dalam, menuntut, dan lebih berbahaya dari sebelumnya.

Dan aku membiarkan diriku terhanyut.

Aku bisa merasakan seluruh tubuhku terbakar.

Ciuman Rigen bukan hanya menuntut, tapi juga menguasai. Seolah dia ingin memastikan aku mengerti s
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   78. Dilempar Ke Ranjang

    “Ariel, aku ingin mendengar jawabanmu.”Rigen mengangkat tubuhku dan mencium hidungku seperti anak kecil yang mencari perhatian saat aku tak kunjung menjawab pertanyaannya. Akal sehatku benar-benar hilang saat melihat pertunjukan yang tidak biasa ini."U-untuk apa kalau begitu?”" Untuk menunggu malam ini datang. Jadi, bolehkah?"Dia bertanya dengan santai tapi penuh penekanan. Mengabaikan penilaian rasional, mulutku yang tak terkendali menjadi liar dengan sendirinya."T-tentu saja boleh."Jawaban itu membuat Rigen tersenyum senang dan menyahut cepat. “Akhirnya aku mendapat jawabanmu, Riel.”Sebelum aku sempat memikirkan apa yang hendak dia lakukan setelah ini, tubuhku miring. Saat itu, aku langsung melingkarkan lenganku di lehernya sambil digendong ala putri oleh Rigen, yang dengan cepat berjalan melewati ruang tamu kami yang megah. “Bayangkan aku harus sejauh ini untuk mendengar jawaban yang aku inginkan. Aku benar-benar telah mempercayakan hatiku pada seorang wanita yang sanga

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   77. Pertengkaran Suami Istri

    Aku terpaku mendengar ucapannya. Jantungku berdetak begitu keras hingga rasanya bisa terdengar. Apa yang dia katakan barusan? Aku ingin menyangkalnya, ingin mengatakan bahwa ini hanya manipulasi lain dari pria licik seperti dia. Namun, tubuhku membeku dalam pelukannya. “Dan kamu, Riel. Kamu milikku,” ulangnya pelan, suaranya begitu yakin, begitu dalam, menusuk ke dalam diriku. Aku mencoba menarik diri, tapi jemarinya mencengkeram pinggangku, menahanku tetap dalam dekapannya. “Rigen…” bisikku, setengah protes, setengah kehilangan daya untuk menolak. Dia menundukkan kepala, hidungnya hampir menyentuh milikku. Tatapan matanya gelap, intens, penuh dengan sesuatu yang belum pernah kulihat sebelumnya. “Kamu mau lari ke mana lagi, hmm?” desisnya. “Ku pikir, kali ini aku akan membiarkanmu?” Kugigit bibir, mencoba mengumpulkan keberanian untuk menantangnya. “Bukankah kamu yang mengabaikanku lebih dulu?” Senyum miring muncul di wajahnya. “Aku hanya ingin melihat seberapa jauh

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   76. Kamu Bisa Pergi

    Meski sangat ketakutan dengan tatapannya yang mengintimidasi, aku menegakkan daguku, mencoba terlihat tenang meskipun kakiku gemetar. "Aku hanya ingin keluar. Aku bukan tahananmu, Rigen."Rigen tersenyum sinis dan berjalan mendekat. Langkahnya lambat, tapi efeknya terasa begitu besar. Aku bisa merasakan gravitasi tubuhnya seolah menarikku masuk ke dalam dunianya."Apa yang membuatmu berpikir kamu bisa pergi tanpa seizinku, Istriku?" katanya sambil meraih daguku, membuatku menatapnya langsung. "Aku sudah mengingatkanmu, bukan?""Rigen, ini pernikahan kontrak. Kamu tak bisa mengurungku seperti ini. Kau bahkan punya tunangan. Aku hanya ingin—""Apa?" potongnya tajam. "Kamu hanya ingin bertemu pria lain?"Aku menelan ludah. Sial. Ini bukan arah pembicaraan yang kuinginkan."Tidak ada yang bisa menyentuhmu selain aku, Riel," katanya, suaranya lebih rendah, hampir seperti bisikan, tetapi mengandung ancaman yang jelas. "Dan jika kamu masih berpikir bisa lari dariku…"Tiba-tiba, tubuhku ters

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   75. Kabur!

    Esoknya, Rigen pergi entah kemana, tapi dia mengeluarkan perintah agar aku dilarang ke mana-mana. Pengawal berbaris lebih banyak dari biasanya dan hapeku masih disita. Aku benar-benar ingin menghajar pria itu sekali saja! "Sial, siall!! Rigen, kamu benar-benar penjahat!!" seruku menahan kesal, sembari berjalan mondar-mandir di kamar, berusaha menenangkan diriku sendiri. Namun, semakin aku berpikir, semakin kesal aku dibuatnya. Pria itu benar-benar memperlakukanku seperti tahanan. Aku menendang sofa kecil di depanku, frustasi. “Rigen, dasar pria brengsek! Aku bukan boneka yang bisa kau kontrol sesuka hati!” gerutuku. Aku mencoba membuka pintu kamar, tapi seperti yang kuduga, terkunci. Menghela napas panjang, aku mendekati jendela. Pengawal berjaga di luar, lebih banyak dari biasanya. Aku bahkan melihat beberapa dari mereka berbicara melalui earpiece mereka, seakan aku ini ancaman besar yang harus mereka awasi. Kugigit bibir, berpikir keras. "Aku harus mencari cara untu

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   74. Tantangan!

    Tangan besarnya mencengkeram pinggangku lebih erat, membuatku sulit bergerak. Nafasku tersengal saat jantungku berdetak kencang. Aku tahu aku seharusnya mendorongnya, mengingatkannya tentang pernikahan kontrak kami, tentang bagaimana seharusnya aku tidak membiarkan ini terjadi. Tapi tubuhku seakan lupa bagaimana caranya menolak. Rigen menyeringai melihat reaksiku. “Kamu bisa menyangkal dengan mulutmu,” bisiknya, “tapi tubuhmu sudah mengakuinya lebih dulu. Lucu sekali, Riel. ” Aku meremas bajunya tanpa sadar, berusaha mencari pegangan di tengah kekacauan yang dia ciptakan. Aku benar-benar dalam masalah besar. Seolah tahu pikiranku sedang kacau, Rigen memperdalam cengkeramannya di pinggangku. Nafasku tercekat saat dia menatapku dengan penuh intensitas, seakan dia sedang mencoba membaca isi hatiku yang paling dalam. “Kamu masih ingin mencari laki-laki lain, hm?” tanyanya dengan suara rendah yang nyaris seperti bisikan. Aku mencoba menguasai diriku, berusaha mengembalikan ak

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   73. Aku Budakmu? Salah, Kamulah Budakku!

    Meski tubuhku gemetar dengan ancaman dinginnya, aku berkata dengan nada sombong."Ini pernikahan kontrak, jadi aku harus mulai mencari laki-laki lain untuk melanjutkan hidup setelah tunanganmu yang cantik datang. Benarkah begitu?"Begitu kalimat itu keluar dari bibirku, aku bisa melihat ekspresi Rigen berubah drastis. Matanya menyipit, rahangnya menegang, dan aku bisa merasakan ketegangan di udara. “Apa kamu bilang?” tanyanya, dengan suara yang terdengar lebih dalam dari biasanya, nyaris seperti geraman. Kulipat tangan di dada, sengaja bersikap santai saat menjawab pertanyaannya. "Aku bilang, aku harus mencari laki-laki lain setelah pernikahan kontrak ini selesai. Apa kamu pikir aku akan menghabiskan sisa hidupku sendirian? Tentu tidak! Aku masih muda dan cantik, jadi tentu saja...!"Belum selesai aku bicara, dalam sekejap, Rigen sudah ada di depanku. Tangannya mencengkeram daguku, memaksa aku menatapnya. “Kamu pikir aku akan membiarkan itu terjadi?” suaranya rendah dan berbaha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status