Share

73. Aku Budakmu? Salah, Kamulah Budakku!

Author: Lil Seven
last update Last Updated: 2025-05-28 22:53:11

Meski tubuhku gemetar dengan ancaman dinginnya, aku berkata dengan nada sombong.

"Ini pernikahan kontrak, jadi aku harus mulai mencari laki-laki lain untuk melanjutkan hidup setelah tunanganmu yang cantik datang. Benarkah begitu?"

Begitu kalimat itu keluar dari bibirku, aku bisa melihat ekspresi Rigen berubah drastis. Matanya menyipit, rahangnya menegang, dan aku bisa merasakan ketegangan di udara.

“Apa kamu bilang?” tanyanya, dengan suara yang terdengar lebih dalam dari biasanya, nyaris seperti geraman.

Kulipat tangan di dada, sengaja bersikap santai saat menjawab pertanyaannya.

"Aku bilang, aku harus mencari laki-laki lain setelah pernikahan kontrak ini selesai. Apa kamu pikir aku akan menghabiskan sisa hidupku sendirian? Tentu tidak! Aku masih muda dan cantik, jadi tentu saja...!"

Belum selesai aku bicara, dalam sekejap, Rigen sudah ada di depanku. Tangannya mencengkeram daguku, memaksa aku menatapnya.

“Kamu pikir aku akan membiarkan itu terjadi?” suaranya rendah dan berbaha
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   76. Kamu Bisa Pergi

    Meski sangat ketakutan dengan tatapannya yang mengintimidasi, aku menegakkan daguku, mencoba terlihat tenang meskipun kakiku gemetar. "Aku hanya ingin keluar. Aku bukan tahananmu, Rigen."Rigen tersenyum sinis dan berjalan mendekat. Langkahnya lambat, tapi efeknya terasa begitu besar. Aku bisa merasakan gravitasi tubuhnya seolah menarikku masuk ke dalam dunianya."Apa yang membuatmu berpikir kamu bisa pergi tanpa seizinku, Istriku?" katanya sambil meraih daguku, membuatku menatapnya langsung. "Aku sudah mengingatkanmu, bukan?""Rigen, ini pernikahan kontrak. Kamu tak bisa mengurungku seperti ini. Kau bahkan punya tunangan. Aku hanya ingin—""Apa?" potongnya tajam. "Kamu hanya ingin bertemu pria lain?"Aku menelan ludah. Sial. Ini bukan arah pembicaraan yang kuinginkan."Tidak ada yang bisa menyentuhmu selain aku, Riel," katanya, suaranya lebih rendah, hampir seperti bisikan, tetapi mengandung ancaman yang jelas. "Dan jika kamu masih berpikir bisa lari dariku…"Tiba-tiba, tubuhku ters

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   75. Kabur!

    Esoknya, Rigen pergi entah kemana, tapi dia mengeluarkan perintah agar aku dilarang ke mana-mana. Pengawal berbaris lebih banyak dari biasanya dan hapeku masih disita. Aku benar-benar ingin menghajar pria itu sekali saja! "Sial, siall!! Rigen, kamu benar-benar penjahat!!" seruku menahan kesal, sembari berjalan mondar-mandir di kamar, berusaha menenangkan diriku sendiri. Namun, semakin aku berpikir, semakin kesal aku dibuatnya. Pria itu benar-benar memperlakukanku seperti tahanan. Aku menendang sofa kecil di depanku, frustasi. “Rigen, dasar pria brengsek! Aku bukan boneka yang bisa kau kontrol sesuka hati!” gerutuku. Aku mencoba membuka pintu kamar, tapi seperti yang kuduga, terkunci. Menghela napas panjang, aku mendekati jendela. Pengawal berjaga di luar, lebih banyak dari biasanya. Aku bahkan melihat beberapa dari mereka berbicara melalui earpiece mereka, seakan aku ini ancaman besar yang harus mereka awasi. Kugigit bibir, berpikir keras. "Aku harus mencari cara untu

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   74. Tantangan!

    Tangan besarnya mencengkeram pinggangku lebih erat, membuatku sulit bergerak. Nafasku tersengal saat jantungku berdetak kencang. Aku tahu aku seharusnya mendorongnya, mengingatkannya tentang pernikahan kontrak kami, tentang bagaimana seharusnya aku tidak membiarkan ini terjadi. Tapi tubuhku seakan lupa bagaimana caranya menolak. Rigen menyeringai melihat reaksiku. “Kamu bisa menyangkal dengan mulutmu,” bisiknya, “tapi tubuhmu sudah mengakuinya lebih dulu. Lucu sekali, Riel. ” Aku meremas bajunya tanpa sadar, berusaha mencari pegangan di tengah kekacauan yang dia ciptakan. Aku benar-benar dalam masalah besar. Seolah tahu pikiranku sedang kacau, Rigen memperdalam cengkeramannya di pinggangku. Nafasku tercekat saat dia menatapku dengan penuh intensitas, seakan dia sedang mencoba membaca isi hatiku yang paling dalam. “Kamu masih ingin mencari laki-laki lain, hm?” tanyanya dengan suara rendah yang nyaris seperti bisikan. Aku mencoba menguasai diriku, berusaha mengembalikan ak

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   73. Aku Budakmu? Salah, Kamulah Budakku!

    Meski tubuhku gemetar dengan ancaman dinginnya, aku berkata dengan nada sombong."Ini pernikahan kontrak, jadi aku harus mulai mencari laki-laki lain untuk melanjutkan hidup setelah tunanganmu yang cantik datang. Benarkah begitu?"Begitu kalimat itu keluar dari bibirku, aku bisa melihat ekspresi Rigen berubah drastis. Matanya menyipit, rahangnya menegang, dan aku bisa merasakan ketegangan di udara. “Apa kamu bilang?” tanyanya, dengan suara yang terdengar lebih dalam dari biasanya, nyaris seperti geraman. Kulipat tangan di dada, sengaja bersikap santai saat menjawab pertanyaannya. "Aku bilang, aku harus mencari laki-laki lain setelah pernikahan kontrak ini selesai. Apa kamu pikir aku akan menghabiskan sisa hidupku sendirian? Tentu tidak! Aku masih muda dan cantik, jadi tentu saja...!"Belum selesai aku bicara, dalam sekejap, Rigen sudah ada di depanku. Tangannya mencengkeram daguku, memaksa aku menatapnya. “Kamu pikir aku akan membiarkan itu terjadi?” suaranya rendah dan berbaha

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   72. Saling Memanasi

    Tanpa aku menahan napas, tubuhku menegang saat jarak di antara kami hampir tak bersisa. Matanya yang tajam menatapku, seolah menantangku untuk menolak. “Rigen, jangan macam-macam,” bisikku, suaraku bergetar. Dia hanya menyeringai kecil, jemarinya yang kuat tetap mencengkeram pinggangku. "Bukankah kamu menyukai adegan romantis? Aku hanya memastikan kau mendapatkan pengalaman yang lebih nyata," katanya, suaranya rendah dan menggoda. Aku mencoba mengelak, tapi dia semakin mendekat. Bibirnya hampir menyentuh milikku, membuat jantungku berdebar kencang. Aku tahu dia sengaja bermain-main denganku, menguji batas kesabaranku. Berusaha tetap tegar, aku menjawab. "Rigen, kami tunangan Selena. Kau seharusnya tidak melakukan ini," kataku, mencoba menyadarkannya. Mata Rigen sedikit menyipit, dan tiba-tiba, dia menjauhkan wajahnya. Aku hampir menghela napas lega, tapi kemudian dia berbicara dengan nada penuh bahaya. "Kamu benar," katanya sambil menatapku dalam. "Tapi kamu juga istriku

  • Gairah Berbahaya sang CEO: Ciumanku Membuatnya Bangun dari Koma   71. Rigen Cemburu

    Akhirnya, aku benar-benar kembali ke rumah Rigen, demi mendapatkan aurat cerai. Namun, aku memutuskan untuk tidak ikut stres seperti Rigen. Aku tidak mau terus-menerus terjebak dalam permainan emosinya. Jadi, aku mencari hiburan sendiri—sesuatu yang bisa membuatku merasa lebih baik tanpa perlu bergantung padanya. Kutemukan hiburan dalam drama China yang baru saja trending. Aktornya sangat tampan, dengan tatapan tajam dan senyum yang bisa membuat hati berdebar. Aku menghabiskan sepanjang hari menonton, larut dalam alur cerita yang romantis dan dramatis. Untuk sesaat, aku melupakan semua kekacauan ini. Aku melupakan bagaimana Rigen selalu berubah-ubah. Aku melupakan rasa sakit karena diabaikan. Aku merasa lebih ringan. Namun kemudian, tiba-tiba, Rigen muncul di hadapanku dengan ekspresi gelap. "Ku terlihat sangat menikmati waktumu, Istriku" katanya dengan suara dingin. Kuangkat bahu santai dan menjawab. "Hanya menonton drama. Ada apa?" Dia mendekat, matanya menyipit. "Jadi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status