Home / Romansa / Gairah Berbahaya sang Mafia / Bab 5 - Mengganti Mempelai Wanita

Share

Bab 5 - Mengganti Mempelai Wanita

Author: AliceLin
last update Last Updated: 2023-06-01 15:31:04

‘Sepertinya semuanya sudah berakhir,’ batin Amora yang telah terduduk lemas.

Ia berusaha meredam isak tangisnya dengan menggigit bibirnya kuat-kuat. Keputusan yang baru saja bergulir dari kepala keluarga Walden tersebut membuat Amora terhenyak.

Ia hanya bisa meratapi ucapan Kelvin Walden dalam diam. Buliran bening kembali lolos dari pelupuk matanya dan mengalir di kedua belah pipinya.

Meskipun Kelvin telah mengeluarkan keputusannya, tetapi kakek Amora masih berusaha membujuknya. Pria tua itu tidak bisa menerima keputusan tersebut begitu saja.

“Tuan Walden, sebaiknya kita bicarakan lagi. Saya tau Anda dan Nyonya Walden sangat marah karena hal ini. Saya juga merasa sangat malu. Tapi, undangan sudah kita sebar. Bagaimana bisa kita membatalkannya begitu saja?” cetus Charlie Lysander.

Sebagai seorang yang lebih tua, tentu saja merupakan sebuah penghinaan bagi Charlie untuk menundukkan wajahnya kepada orang yang lebih muda darinya. Akan tetapi, pria tua itu tidak memiliki pilihan lain karena pembatalan pernikahan menyangkut nama baik keluarganya.

Apalagi Charlie tidak ingin kehilangan ‘tambang emas’ seperti keluarga Walden. Ia pernah berpikir untuk memperluas bisnisnya dengan menjalin hubungan kerabat dengan keluarga tersebut. Sialnya, Amora malah menghancurkan rencana yang telah dirancang di dalam kepalanya sejak jauh hari.

“Lalu, apa yang ingin Anda lakukan, Tuan Besar Lysander? Anda tidak bermaksud untuk memaksa saya untuk tetap menerima cucu Anda yang sudah tidak suci lagi sebagai menantu saya, bukan?”

Kelvin menatap lurus kepala keluarga Lysander tersebut. Sebagai seorang yang lebih muda, ia masih berusaha menghargai pria tua itu. Namun, apabila Charlie masih bersikeras, ia tidak akan segan menentangnya.

Keluarga Walden tetap tidak akan terhindar dari rasa malu jika melakukan pembatalan pernikahan ini. Akan tetapi, rasa malu itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan nama baik keluarga Lysander karena perbuatan yang dilakukan Amora.

Charlie terdiam. Ia juga tidak memiliki solusi baik untuk menutupi dan menebus kesalahan yang telah dilakukan cucu bungsunya itu. “Saya—"

“Bagaimana kalau Bianca yang menggantikan Amora, Ayah?”

Pandangan semua orang langsung beralih pada seorang wanita paruh baya yang sudah duduk di dalam ruangan sejak tadi. Dia adalah Julia Brown, satu-satunya menantu keluarga Lysander. Seulas senyuman yang tenang menghiasi wajah wanita paruh baya itu ketika melihat perhatian yang tertuju padanya.

“Kamu bilang apa, Julia?” tanya Mario Lysander, suami Julia.

Pria paruh baya itu merupakan putra sulung Charlie. Ia sangat terkejut mendengar saran yang dilontarkan istrinya tersebut.

Begitu juga dengan putri mereka, Bianca Lysander. “Ma, kenapa—”

Julia langsung mencubit lengan putrinya sebagai isyarat agar putrinya itu tidak ikut campur dalam masalah ini. Julia melirik Amora yang sedang menatapnya dengan nanar. Namun, Julia berpura-pura tidak melihatnya dan mengalihkan pandangannya kepada ayah mertuanya.

“Pernikahan tetap berlangsung. Hanya mempelai wanita saja yang diganti dan setidaknya dapat mengurangi rasa malu daripada harus membatalkan pernikahan. Jika Tuan dan Nyonya Walden tidak merasa keberatan, saya rasa ini adalah keputusan yang baik untuk kedua keluarga kita. Bukankah begitu?” ucap Julia dengan lagaknya yang sok bijak.

Mendengarkan ucapan tantenya itu, Amora tercengang. Sungguh ia tidak menyangka istri pamannya itu akan menggunakan kesempatan untuk menaikkan derajatnya sendiri dan putrinya di hadapan keluarga Walden.

Kelvin Walden tampak mempertimbangkan ucapan menantu Lysander tersebut, lalu menoleh kepada istrinya dan berkata, “Saya rasa saran Nyonya Julia tidak buruk juga, Sayang. Bagaimana menurutmu?”

Sontak, netra Cassandra melirik ke arah Bianca. Putri Julia tersebut terlihat sangat bingung dengan tindakan ibunya. 

Cassandra pernah mendengar tentang Bianca sebelumnya. Gadis itu memang tidak terlalu pintar dan cantik jika dibandingkan dengan Amora. Akan tetapi, yang terpenting bagi Cassandra, gadis itu adalah sosok yang lebih penurut jika dibandingkan dengan Amora.

Perlahan sudut bibir Cassandra terangkat puas. Ia berpikir jika Bianca Lysander lebih pantas bersanding dengan putranya karena sesuai dengan kriteria menantu idamannya selama ini.

Istri Kelvin Walden itu pun menimpali, “Saya setuju. Setidaknya Bianca jauh lebih baik daripada wanita yang tidak bisa menjaga kesuciannya sendiri.”

Amora tercengang mendengar sindiran pedas dari Cassandra yang sekarang telah berubah menjadi mantan calon ibu mertuanya. Hatinya terasa sangat perih. Wanita itu menambah garam di atas lukanya.

Namun, rasa sakit itu tidak sebanding dengan pengkhianatan yang dilakukan tantenya. Kening Amora mengernyit ketika melihat seringai penuh kemenangan dari istri pamannya tersebut.

‘Tante Julia? Jangan-jangan semua ini ….’

Amora terhenyak dengan pemikiran yang terbesit di dalam benaknya saat ini. Menelaah semua hal yang terjadi membuat Amora yakin satu hal. Semua hal yang menimpanya adalah bagian dari rencana licik istri pamannya itu!

Meskipun di luar Julia selalu bersikap baik padanya, tetapi sebenarnya Amora dapat merasakan kebencian yang ditutupi dengan senyuman palsu di wajah istri pamannya tersebut.

Amora sudah merasakan kebencian Julia sejak dulu, tetapi saat itu ia berpikir jika ia hanya khawatir berlebihan saja. Sekarang Amora melihat sendiri bagaimana istri pamannya itu menghancurkannya hingga ke titik di mana ia tidak memiliki hak untuk berbicara di dalam keluarga itu.

Sayangnya, Amora tidak bisa mengungkapkan kecurigaannya itu kepada siapa pun. Ia tidak memiliki bukti yang kuat. Jika saja ia salah bicara, bisa-bisa dirinya yang dituduh sedang memfitnah Julia. Ia juga tidak memiliki andil untuk berbicara dengan posisinya yang telah dianggap seperti seorang wanita hina saat ini.

Secercah cahaya seolah menyinari hati Amora ketika mendengar Chris berkata, “Mama, aku tidak bisa menikahi Bianca.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Asri Fatmawati
Blm tentu Bianca lebih baik
goodnovel comment avatar
Fitria Pangumpia
semakin ingin si baca kelanjutannya
goodnovel comment avatar
Ummi Laila Ummi Laila
SDH biasa pastinya ada yg iri
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 529 - The End

    Satu per satu acara pun dimulai dan berakhir dengan lancar. Regis juga memperkenalkan kedua putranya yang menjadi kebanggaan keluarga Lorenzo di hadapan para tamunya. Kali ini Regis tidak melarang beberapa awak media terpercaya untuk meliput kedua buah hatinya itu. Namun, para bawahan Regis tetap memberikan batasan-batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat mengambil gambar. Akhirnya tiba saatnya sesi pelemparan buket bunga yang dilakukan oleh Amora sebagai mempelai wanita. Para gadis maupun pemuda lajang telah bersiap-siap untuk berebutan buket dari sang mempelai wanita.Biana juga telah bersiap di posisinya. Pada hitungan ketiga, buket bunga tersebut melayang di udara dan semua orang berlomba-lomba menggapainya. Buket bunga tersebut beralih dari satu tangan ke tangan yang lain hingga akhirnya seseorang berhasil merebutnya! Seketika suasana menjadi sangat hening, semua orang berdiri mematung untuk melihat sosok yang beruntung tersebut. Biana tampak kesal karena ia tidak b

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 528 - Extra Part 11

    Dalam balutan gaun pengantin berwarna putih gading dan tiara cantik yang menghiasi puncak kepalanya serta juntaian wedding veil yang menutupi sebagian wajahnya, Amora berjalan selangkah demi selangkah menuju ke arah suaminya, Regis Lorenzo. Wanita itu mengamit lengan Alejandro Volker selaku ayah kandungnya. Mereka berjalan berdampingan. Terlihat sosok sepasang malaikat kecil di depan mereka yang berpenampilan tampan dan imut. Mereka tidak lain adalah Rayden dan Kimmy. Keduanya berjalan bergandengan tangan sembari menebarkan kelopak bunga mawar yang menuntun langkah mempelai wanita menuju ke ujung aisle. Sementara itu, tiga orang bridesmaid berjalan di belakang Amora. Mereka adalah Estelle Mauverick, Biana Curtiz dan Alicia Lorenzo. Amora memandang ke sekelilingnya. Ia bertemu pandang dengan beberapa orang terdekatnya seperti Noel Ritter, Chris Walden, Bianca Lysander, Hilde Maven, Henry Allen serta Emma Adams yang sedang menggendong buah hatinya, Ryuji Lorenzo. Amora memberikan la

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 527 - Extra Part 10

    “Ada apa? Kamu masih saja cemburu dengan mantan istrimu?” goda Gino yang sejak tadi memperhatikan Regis di belakangnya. Malam ini pria itu memang menjadi groomsmen-nya alias pendamping mempelai pria. Regis hanya melayangkan tatapan tajamnya. Ia enggan menanggapinya. “Aku mengerti. Mantan memang sulit dilupakan. Apalagi mantan pertama. Rasanya aku ingin mencabik-cabiknya,” geram Gino yang dapat memahami perasaan Regis. Istrinya juga masih beberapa kali bertemu dengan mantan suaminya karena mantan suami istrinya itu ingin bertemu dengan Kimmy, putri mereka. “Apa mau aku membantumu?” tawar Regis dengan serius. Gino langsung meliriknya dengan syok. Tentu saja ia memahami maksud dari Regis. “Mengambil nyawanya bukan penyelesaian yang baik, Regis. Kalau Estelle dan Kimmy tahu aku yang sudah menghabisi ayah kandungnya, mau ditaruh di mana wajahku ini,” timpalnya. Regis mengulum senyumnya. “Dasar pengecut,” ledeknya. Gino mencebikkan bibirnya dengan malas. Ia mengedarkan pandangannya ke

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 526 - Extra Part 9

    “Ada apa, Amora?” tanya Estelle dan Biana secara serempak. Mereka tampak khawatir melihat kondisi Amora. Namun, Amora menggeleng pelan. “Tidak apa-apa. Sepertinya aku harus memompa asiku dulu deh. Tapi, aku tidak bawa alatnya lagi,” cicitnya. “Tenang saja. Aku bawa kok. Pakai punyaku dulu saja,” sahut Estelle sembari mengambil tas ransel yang berisi berbagai barang keperluan putra keduanya. Amora pun meminjam peralatan pompa asi dari sahabatnya, lalu bergegas menyelesaikan kegiatannya dan kembali melanjutkan persiapannya untuk acara malam ini. “Tolong kalian gunakan jari-jari ajaib kalian untuk menyulapnya menjadi ratu tercantik sejagat raya malam ini,” pinta Estelle kepada para penata rias dan penata busana pilihannya. “Serahkan saja kepada kami, Nyonya Moonstone!” sahut tim tersebut. *** Suara alunan piano memenuhi di sekitar lahan hijau yang telah didekorasi dengan sangat cantik. Pintu masuk menuju ke area resepsi acara juga telah dihiasi dengan aneka bunga segar berwarna put

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 525 - Extra Part 8

    “Apa? Pesta pernikahan?” Amora menatap Mark dengan syok, lalu memandang Biana dan Estelle yang sedang tersenyum sumringah padanya. “Sejak kapan kalian merencanakan semua ini, hm?” selidik Amora dengan sengit. “Maaf, Amora. Kami benar-benar tulus ingin memberikan kejutan. Tolong jangan marah,” cicit Estelle. “Benar, Amora. Aku juga terpaksa mengikuti rencana mereka. Tapi, percayalah kalau kami tidak pernah bermaksud buruk padamu,” timpal Biana dengan bersungguh-sungguh. “Ck, kalian benar-benar tidak setia kawan, huh?” Amora mengomeli kedua sahabatnya. Ia masih sangat kesal dibohongi dan dipermainkan seperti orang bodoh. “Tentu saja kami setia kawan, Amora. Kami ingin kamu bahagia,” cetus Estelle yang diikuti anggukan oleh Biana. “Sia-sia saja air mataku tadi,” sungut Amora dengan wajah ditekuk masam. Regis menghampiri istrinya tersebut, lalu menyeka sudut mata wanita itu yang masih berair. “Jangan marah lagi, Sayang. Maafkan aku. Aku bersedia menerima hukuman apa pun,” ucapnya.

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 524 - Extra Part 7

    Suara letusan konfeti mengagetkan Amora. Refleks, ia memejamkan matanya dan taburan potongan kertas warna-warni menghujani tubuhnya. “Surprise!” Seruan penuh semangat terdengar di telinganya. Ketika ia membuka matanya kembali, ia disuguhkan dengan kehadiran Regis yang telah berdiri di depan matanya. “Regis?” Amora menatap suaminya dengan kening yang berkerut. Pandangan Amora pun mengedar ke sekelilingnya. Ia tidak menemukan sosok yang mencurigakan di dalam ruangan itu. Justru ia malah dikagetkan dengan kehadiran beberapa orang yang dikenalnya. “Kalian ….” Amora memandang satu per satu sosok tersebut dengan bingung. Tatapannya terhenti pada Alicia yang berdiri di sampingnya. Gadis itu memegang konfeti yang diletuskannya tadi. Amora pun menginterogasinya. “Alicia, kenapa kamu bisa ada di sini? Apa maksud semua ini? Di mana wanita itu?" "Wanita?" Regis memandang Amora dengan bingung. "Tidak usah berpura-pura, Regis. Apa kamu menyembunyikannya?" selidik Amora. Ia telah mendorong d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status