Randy memperhatikan Virna yang sedang membersihkan semua ruangan. Dia masih merasa curiga dengan Virna dan mulai sekarang Randy sudah bertekad akan terus memata-matai Virna karena dia yakin kalau Virna sedang menyembunyikan sesuatu dari dirinya.
Kali ini dia yakin kalau semua yang dia lakukan memang benar adanya sesuai dengan keinginan dirinya. Jika memang ini yang terbaik untuk dirinya maka dia akan melakukan semuanya sesuai dengan keinginan dirinya.
"Ambilkan saya minum!"
"Baik Tuan Muda Randy."
Virna berjalan dengan begitu saja kearah dapur untuk mengambilkan minum untuk Randy. Entah kenapa Virna merasa kalau Randy terus saja memperhatikan dirinya.
Randy melihat kepergian dari Randy, Dia tersenyum dengan penuh arti saja. Semua yang dia lakukan sudah sesuai dengan keinginan dirinya.
"Kamu gak ke kantor Randy?" tanya Gustv yang kini datang menghampiri anaknya.
"Sepertinya aku tidak akan ke kantor Pah," jawab Randy dengan sekilas.
Gustav menaikan sebelah alisnya dengan penuh arti. Semua yang dia lakukan sudah sesuai dengan keinginan dirinya. Apapun yang dia lakukan sudah benar adanya. "Kamu masih merasa penasaran dengan wanita itu hm."
"Yah, jika Papah tidak mau membantuku maka aku yang akan mencaritahunya sendiri," tekad Randy yang kini sudah betekad pada pendirian dirinya. Dia harus melakukan sesuatu yang baik lagi sesuai dengan keinginan dirinya.
"Papah percaya padamu, kalau begitu papah ke kantor dulu," ucap Gustav yang pada akhrinya memutuskan untuk pergi ke kantornya.
Randy hanya bisa melihat kepergian dari Gustav, orang yang selalu sibuk dan tidak punya waktu untuk dirinya. Sama dengan Tyas ibunya. Randy sudah bisa menjalani kehidupannya sendiri tanpa kehadiran kedua orangtuanya yang selalu sibuk.
"Ini tuan," Virna menaruh minum itu di meja. Randy yang melihat itu langsung menarik tangan Virna dengan cepat hingga membuat wanita itu terjatuh pada pangkuan Randy.
Virna mencoba untuk melepaskan tangan Randy yang kini sudah ada di pinggang dirinya. Dia merasa tidak nyaman berada di pangkuan Randy sekarang.
"Tuan Muda," gumam Virna yang protes mencoba untuk melepaskan tangannya.
"Kenapa hm? Aku nyaman kamu seperti ini," goda Randy dengan sengaja. Dia masih penasaran dengan niat busuk Virna. Apa yang bisa wanita itu lakukan setelah dia berusaha untuk menggoda wanita itu.
"Tuan Muda, jangan seperti ini," cicit Virna yang memang merasa tidak nyaman. Apalagi banyak maid lainnya yang juga memoerhatikan dirinya sekarang.
Randy tidak perduli dengan semuanya. Yang dia inginkan adalah sebuah kebenaran tentang Virna. Apa yang direncanakan wanita itu padanya.
"Kanapa? Apa kamu takut denganku?"
Senyum menyeringai Randy ketika menatap kearah Virna. Dia hanya ingin melihat semuanya berjalan dengan sempurna sesuai dengan keinganan dirinya. Randy tidak sabar dengan apa yang akan dikatakan oleh Virna.
"Maaf Tuan Muda, tapi ini tidak benar," gumam Virna yang mencoba menahan emosinya.
"Apa sebenarnya yang kamu rencanakan?" tanya Randy secara tiba-tiba pada Virna. Membuat wanita itu terkejut bukan main, apa Randy tau dengan rencananya?
"Maaf, saya tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Tuan Muda," gumam Virna yang tidak tau harus mengatakan apapun juga. Sungguh dis tidak tau dengan apa yang sudah terjadi sekarang.
"Tidak usah pura-pura, siapa kamu sebenarnya?" tanya Randy menatap tajam pada Virna.
Deg...
Apa yang harus Virna katakan sekarang? Dia tidak tau harus melakukan apalagi sekarang. Semuanya semakin rumit dan dia tidak tau harus melakukan apalagi.
"Kenapa lo nyerang gue hah?" Randy merasa heran ketika orang tersebut yang tiba-tiba menyerang dirinya dengan brutal. Memangnya apa salahnya sekarang? "Sudah hentikan nak," sergah Inah yang memang tidak mau kalau sampai terjadi perkelahian di sini. Dia masih berusaha yang terbaik untuk dirinya, membela dirinya yang memang terasa sakit. Randy menatap kearah pria tersebut. "Lo siapa sebenarnya main pukul gue begitu?" Randy juga penasaran dengan orang yang ada dihadapannya. Tidak mungkin kalau dia adalah keluarga dari Virna katena semua keluarga sudah tidak ada kecuali Pamannya yang licik tersebut. d Inah mencoba untuk menenangkan anaknya agar tidak terbawa dengan omosi sekarang ini. Apalagi Inah juga tahu kalau Randy orang Yann baik. "Dia anak saya," jawab Inah. "Oh anak pembantu rupanya," hina Randy. "Kurang ajar lo yah, brengsek!" Maki Firman ketika dirinya direndahkan seperti itu oleh Randy. Sampai Randy teringat dengan niat kedatangannya ke sini yaitu untuk
Virna merasa mual, dia juga merasa tidak tenang. Belum lagi dia barusan mendapatkan pesan dari Windy yang membuat emosinya semakin tersulut. "Non Virna kenapa?" tanya Bi Inah yang khawatir dengan Virna sekarang. "Aku baik-baik saja bi," balas Virna. "Ya ampun Virna," ujar seseorang yang kini datang dari arah pintu depan. Dia sedikit heran ketika melihat keadaan Virna yang pucat. "Firman," panggil Virna ketika melihat orang yang memang dia percaya sekarang menghampiri dirinya. Virna merasa sedikit lega sekarang. Bi Inah akan membawa Virna ke ranjangnya, tetapi kemudian Firman sudah lebih dulu berinsiatif untuk menggendong Virna masuk ke dalam. "Biar aku saja Bu yang bawa dia," ujar Firman. "Terimakasih banyak nak."Firman membawa Virna ke atas ranjangnya, lalu dia melihat kearah ibunya karena dia merasa heran dengan keadaan Virna sekarang ini. "Kenapa dengan Virna? apa dia sakit?" tanya Firman yang merasa penasaran dengan keadaan Virna sekarang. Inah hanya bisa menghela napasn
Virna terus memikirkan apa yang dikatakan oleh Randy tempo hari. Apa dia harus menikah dengan Randy. Dia harus merebut kembali perusahaan ayahnya. "Non Virna," panggil Bi Inah. "Kenapa Bi?" tanya Virna menaikan sebelah alisnya heran. "Itu Non. Firman tadi menghubungi bibi." Virna terkejut ketika mendengar hal itu. Firman adalah orang kepercayaan dirinya sekaligus anak Bi Inah. "Dia bilang apa bi?" tanya Virna. "Dia hanya menanyakan alamat kita yang sekarang. Terus bibi memberitahunya. Mungkin dia akan berkunjung ke sini," jelas Bi Inah. Virna hanya mengangguk, akhirnya setelah lama menghilang dia bisa bertemu dengan Firman lagi. Sudah lama sekali Virna menanti kehadiran Firman, akhirnya pria itu datang ke sini juga. "Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengannya," ujar Virna dengan antusias. "Apalagi Bi Inah non. Dia anak satu-satunya bibi," ujar Virna. Virna tersenyum dengan bahagia, dia percaya kalau Firman memang orang yang baik. Pria itu tidak akan pernah mengkhianati dir
Virna sedang berada di apartemen yang diberkan oleh Randy padanya, entah dia merasa gelisah sekarang. Apa ini memang benar atau salah di matanya. Permintaan Tyas memang sangat sulit, apalagi dengan permintaanya yang harus menikah dengan Randy, rasanya memang sangat sulit. "Ah menyebalkan sekali."Tiba-tiba ada yang masuk dengan begitu saja ke tempat ini, Virna menoleh dan ternyata itu adalah Randy, untuk apa pria itu datang ke sini."Ngapain kamu datang ke sini?" ketus Virna masih dengan angkih, apalagi dengan melihat karah Randy yang asal datang begitu saja. "Kamu tidak lupa dengan pemilik apartemen ini kan? jadi suka-suka aku dong mau datang ke sini atau tidak."Randy mengatakan itu dengan santai lalu dia memberikan dua bungkus nasi padang untuk dimakan mereka berdua. Rasanya memang bahagia ketika semuanya akan jadi lebih baik."Oh yah, aku membawakan ini untuk kamu, semoga kamu akan suka.""Apa itu?" tanya Virna sambil melirik sekilas yang sebenarnya dia masih merasa penasaran.
Virna saat ini sudah berdiri di depan restoran Alfaso. Dia ingin bertemu dengan Tyas. Virna merasa penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh Tyas padanya. Dia yakin kalau hal ini memang sangat penting. Dia duduk sendirian di sini. Tanpa BI Inah yang menemaninya karena memang dia menyuruh Bi Inah untuk menjaga apartemen saja. "Sudah lama?" tanya Tyas yang kini menghampiri Virna. Dia tersenyum ramah pada Virna. "Tidak, barusan. Aku juga baru sampai Tante," jelas Virna. Tyas mengangguk lalu dia memesan minum pada seorang pelayan restoran. Dia memesan jus apel kesukaan dirinya. Virna hanya memperhatikannya saja, menunggu apa yang akan dikatakan oleh orang yang ada dihadapannya. "Kamu terlihat tegang sekali, santai lah." "Maaf Tante, sebenarnya Tante ingin mengatakan apa?" tanya Virna. "Tante tau kalau sekarang kamu sedang hamil anak Randy," ucap Tyas. Deg... Kenapa bisa tau? Apa Randy yang memberitahunya. Apa Tante Tyas meminta dia untuk menggugurkan kandungannya? J
"Sekarang kamu sudah percaya padaku bukan?" jelas Randy sambil melirik kearah Virna. "Terimakasih banyak atas bukti ini." Virna hanya mengucapakan terimakasih saja pada Randy. Dia sama sekali tidak menyangka atas semuanya. Orang yang selama ini dia percaya ternyata sudah menghianatinya. "Apa sekarang kamu percaya padaku?" tanya Randy pada Virna. Virna melirik kearah Randy dengan sekilas lalu dia menganggukkan kepalanya. Dia percaya pada Randy yang sudah beruat baik padanya. "Tapi tetap saja kamu adalah pria berengsek di mataku!" ketus Virna ketika dia yang mengingat apa yang sudah dilakukan oleh Randy ketika dirinya menjadi maid dulu. "Haha kalau itu memang benar adanya. Aku memang pria berengsek. Tapi aku berani mempertanggungjawabkan apa yang sudah terjadi, termasuk dengan menikahimu," bisik Randy membuat Virna membulatkan matanya. Apa pria yang ada dihadapannya itu serius? Atau hanya bualan saja. Virna menggelengkan kepalanya, Randy pasti hanya ingin bermain-main saja