Home / Romansa / Gairah Cinta CEO dan Peramalnya / Bab 169: Hari Kelima Puluh Empat

Share

Bab 169: Hari Kelima Puluh Empat

last update Last Updated: 2025-06-01 20:16:58

17.00 – Penutup: “Ritual Syukur”

Prof. Mahendra memimpin ritual kecil:

Menutup hari dengan menulis 3 hal yang disyukuri.

Mengucapkan syukur dalam hati.

Membiarkan kata “terima kasih” jadi mantra untuk hari-hari selanjutnya.

Anya menulis:

“Aku bersyukur atas keberanian memulai terapi ini.”

“Aku bersyukur atas orang-orang yang hadir di hidupku.”

“Aku bersyukur karena aku masih di sini, hari ini."

Malam itu, Anya kembali ke kamarnya. Ia menatap lukisan kecil yang ia bawa – bunga di antara retakan.

Ia tersenyum tipis.

Mungkin kebahagiaan tidak selalu datang dalam bentuk besar. Kadang, ia hanya sejumput keyakinan: bahwa hidup ini masih pantas untuk dicintai.

***

Hari Kelima Puluh Tiga: Menerima Diri, Memaafkan Diri.

08.00 – Sesi Pagi: “Ruang Memaafkan”

Pagi ini, Prof. Mahendra membawa suasana yang syahdu. Musik instrumental mengalun pelan.

Peserta duduk bersila di atas bantal empuk.

“Hari ini kita belajar memaafkan. Bukan hanya memaafkan orang lain… tapi memaafkan diri sendiri.”

Anya menut
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 171: Hari Keenam Puluh

    Hari Keenam Puluh: Pelajaran Mencintai Diri.08.00 – Sesi Pagi: “Siapa Aku Tanpa Dia?”Prof. Mahendra membuka hari keenam puluh dengan pertanyaan yang menohok:“Siapa dirimu tanpa orang yang kau cintai?”Anya menghela napas, menulis di jurnal:Aku seorang perempuan yang dulu selalu menunggu Rio.Aku seorang perempuan yang sedang belajar berdiri sendiri.Aku seorang pencari makna yang ingin damai dengan masa lalu.10.00 – Sesi Latihan: “Merawat Diri Sendiri”Di sebuah ruang terbuka, peserta diajak melakukan aktivitas ‘merawat diri’.Mereka:✅ Berendam kaki di air hangat yang sudah diberi garam laut dan bunga kamboja.✅ Mendengarkan alunan musik alam – kicau burung, desir angin.✅ Memijat perlahan tangan dan kaki sendiri.Anya menutup matanya, merasakan sensasi air hangat.Untuk pertama kalinya, ia memandang tubuhnya sendiri bukan sebagai alat – tetapi sebagai rumah yang layak disayangi.13.00 – Sesi Praktek: “Menyusun Mimpi Kecil”Prof. Mahendra meminta setiap peserta menuliskan 3 hal

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 170: Hari Kelima Puluh Lima

    Hari Kelima Puluh Lima: Menghadapi Kesepian.08.00 – Sesi Pagi: “Menyambut Kesepian”Pagi ini, suasana aula lebih hening. Prof. Mahendra memulai dengan kalimat sederhana:“Kesepian adalah teman yang harus diterima, bukan dilawan.”Peserta diajak menuliskan:Apa yang mereka rasakan saat kesepian?Apa yang mereka butuhkan untuk memeluk kesepian?Anya menulis di bukunya:“Saat kesepian, aku rindu suara Rio. Aku butuh keyakinan bahwa aku cukup untuk diriku sendiri.”10.00 – Sesi Berbagi: “Suara Kesepian”Sesi ini menggunakan metode “kursi kosong”. Satu kursi di depan, peserta diajak berbicara pada kursi itu seolah berbicara pada orang yang dirindukan atau kepada dirinya sendiri.Anya berdiri dan berbicara pelan:“Rio, aku masih suka memeluk bantal yang pernah kita beli bersama. Kadang aku merasa bersalah, karena aku masih hidup sementara kamu sudah tiada. Tapi aku belajar untuk tidak takut lagi pada sepi.”Para peserta meneteskan air mata.13.00 – Sesi Gerak Tubuh: “Menari dengan Kesepian

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 169: Hari Kelima Puluh Empat

    17.00 – Penutup: “Ritual Syukur”Prof. Mahendra memimpin ritual kecil:Menutup hari dengan menulis 3 hal yang disyukuri.Mengucapkan syukur dalam hati.Membiarkan kata “terima kasih” jadi mantra untuk hari-hari selanjutnya.Anya menulis:“Aku bersyukur atas keberanian memulai terapi ini.”“Aku bersyukur atas orang-orang yang hadir di hidupku.”“Aku bersyukur karena aku masih di sini, hari ini."Malam itu, Anya kembali ke kamarnya. Ia menatap lukisan kecil yang ia bawa – bunga di antara retakan.Ia tersenyum tipis.Mungkin kebahagiaan tidak selalu datang dalam bentuk besar. Kadang, ia hanya sejumput keyakinan: bahwa hidup ini masih pantas untuk dicintai.***Hari Kelima Puluh Tiga: Menerima Diri, Memaafkan Diri.08.00 – Sesi Pagi: “Ruang Memaafkan”Pagi ini, Prof. Mahendra membawa suasana yang syahdu. Musik instrumental mengalun pelan.Peserta duduk bersila di atas bantal empuk.“Hari ini kita belajar memaafkan. Bukan hanya memaafkan orang lain… tapi memaafkan diri sendiri.”Anya menut

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 168: Hari Kelima Puluh

    Hari Kelima Puluh: Simbol Kekuatan BaruHari kelima puluh adalah tonggak khusus – menandai separuh perjalanan dari 100 hari.Tema hari ini: “Simbol Kekuatan: Menanam, Merawat, dan Tumbuh.”08.00 – Sesi Pembukaan: “Menanam Harapan”Pagi itu, Prof. Mahendra membawa pot-pot kecil, tanah, dan bibit bunga.“Hari ini, kalian akan menanam sendiri simbol kekuatan baru. Sesuatu yang kalian rawat, sama seperti kalian merawat diri sendiri.”Anya mengambil satu pot kecil.Tangannya menepuk-nepuk tanah, lalu memasukkan bibit bunga matahari – bunga yang melambangkan keteguhan dan harapan.09.30 – Meditasi: “Menumbuhkan Diri”Peserta duduk di bawah pohon rindang.Mereka bermeditasi, membayangkan:Setiap tarikan napas adalah air yang menyirami bibit baru.Setiap hembusan napas adalah dukungan pada diri sendiri.Anya merasakan kehangatan di dadanya – bibit harapan yang ia tanam secara nyata, dan yang ia tanam di hati.11.00 – Sesi Visualisasi: “Aku yang Kuat”Peserta diminta menulis di kertas:Apa yan

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 167: Hari Keempat Puluh Delapan

    10.30 – Terapi Visual: “Lukisan Luka”Peserta diajak melukis menggunakan cat air. Mereka tak perlu memikirkan bentuk, hanya warna dan ekspresi.Anya memilih warna:Hitam, untuk duka yang pekat.Biru tua, untuk air mata yang masih mengalir.Sedikit kuning, seakan harapan yang samar-samar.Di atas kertas, ia mencurahkan kesedihan itu. Tak ada kata, hanya warna yang bercerita.12.00 – Makan Siang dan IstirahatHari ini makan siang bersama, tetapi suasana lebih tenang. Banyak yang masih terdiam, sibuk dengan pikirannya sendiri.13.30 – Sharing Circle: “Berani Bercerita”Sesi ini sukarela: siapa yang mau, boleh membagikan cerita dan lukanya.Anya awalnya ragu, tapi akhirnya angkat tangan.Dengan suara bergetar, ia berkata:“Aku kehilangan Rio. Aku merasa setengah jiwaku ikut mati waktu dia pergi. Tapi… aku sadar, aku harus terus berjalan. Aku ingin belajar mengingat dia tanpa tenggelam dalam luka.”Air matanya jatuh, tapi kali ini ia tak merasa sendiri. Peserta lain menatapnya penuh empati

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 166: Hari Keempat Puluh Lima

    Hari Keempat Puluh Lima: Mencari Makna di Balik Rasa Kehilangan.Ini bukan lagi sekadar mengakui kesedihan, tetapi menemukan bagaimana kehilangan itu membentuk siapa mereka sekarang.07.00 – Jalan Hening: “Jejak di Tanah Basah”Mentor mengajak peserta berjalan perlahan di taman sehabis hujan.Telapak kaki menyentuh tanah basah.Setiap langkah menjadi pengingat: meski lembap dan berlumpur, kehidupan terus tumbuh.Anya memandang jejak kakinya yang tertinggal di tanah. Setiap langkah menjadi simbol perjalanan yang tak pernah berhenti.09.00 – Kelas Refleksi: “Hikmah dari Kehilangan”Bu Nita memimpin sesi diskusi:Apa yang diajarkan kehilangan Rio kepada Anya?Bagaimana kehilangan itu justru memunculkan sisi yang selama ini tersembunyi?Anya tertegun. Perlahan, ia sadar bahwa kehilangan Rio memberinya ruang untuk berani berdiri sendiri—tanpa bayangan siapa pun.11.00 – Latihan Menulis: “Surat Terima Kasih”Peserta menulis surat kepada orang yang telah pergi, berterima kasih untuk semua mo

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status