Home / Romansa / Gairah Cinta CEO dan Peramalnya / Bab 70: All adalah hasil eksperimen?

Share

Bab 70: All adalah hasil eksperimen?

last update Last Updated: 2025-04-08 20:47:32

Pagi itu mendung menggantung, seolah langit tahu bahwa akan ada rahasia yang terbongkar. Anya dan Rina berkendara menuju vila tua yang ada di foto, tempat yang disebut-sebut sebagai pusat aktivitas Nathan dan mungkin juga All.

Jalan menuju vila itu dipenuhi pohon besar dan semak-semak tinggi. Udara dingin menusuk kulit. Saat mereka tiba, bangunan tua dengan cat terkelupas dan jendela-jendela tinggi itu berdiri angkuh, seperti menyimpan kisah kelam yang tak ingin diungkap.

"Ini tempatnya..." gumam Rina pelan, matanya menyapu setiap sudut bangunan.

Mereka mendorong pintu kayu yang sudah rapuh. Bunyi deritnya menggema ke seluruh ruangan. Debu beterbangan, aroma kayu lembap menyeruak. Di dinding terdapat lukisan-lukisan abstrak, sebagian rusak dan jatuh. Tapi di tengah ruangan, ada sesuatu yang membuat Anya terdiam: sebuah papan altar spiritual, lengkap dengan lilin yang sudah meleleh dan simbol-simbol aneh di sekitarnya.

"Ada yang masih pakai tempat ini," bisik Anya.

Rina berjalan ke sis
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 71: Bayangan Pengorbanan

    Anya menatap Alaric dengan napas memburu. Kata-kata terakhirnya masih berputar di kepala: “Tubuhmu.” Jantungnya berdegup keras, seperti ingin memberontak keluar dari dada.“Apa maksudmu... tubuhku?” bisiknya nyaris tak terdengar.Alaric menunduk, suaranya dalam dan pelan, “Kamu bukan hanya keturunan, Anya. Kamu adalah wadah sempurna yang telah Nathan persiapkan sejak awal. Lahir dari garis darah yang dipilih... dan terikat oleh waktu.”“Tidak...” Anya menggeleng. “Aku bukan bagian dari ini. Aku hanya pembaca tarot. Aku hanya ingin tahu kebenaran.”“Justru karena itu,” Alaric melangkah mendekat, “intuisi dan jiwamu telah membuka portal yang tertutup. Setiap bacaanmu, setiap langkahmu, telah menggiringmu ke titik ini.”Rina menarik tangan Anya. “Kita harus pergi. Sekarang.”Namun Alaric menghentikan mereka dengan suara tegas, “Jika kamu pergi sekarang, kamu akan membiarkan Nathan menyatu denganmu. Tapi kalau kamu tetap di sini, aku bisa bantu... melepaskanmu dari garis nasib yang dia tu

    Last Updated : 2025-04-30
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 72: Luka yang Terungkap

    Pagi setelah peristiwa itu, suasana di apartemen Anya tak lagi sama. Udara terasa lebih ringan, tapi juga penuh dengan sisa-sisa kelelahan jiwa. Anya duduk di depan jendela, menatap langit yang mendung, secangkir teh hangat di tangan.Rina masuk pelan, membawa sepiring roti. “Kau belum makan sejak semalam.”Anya menoleh dan tersenyum lemah. “Terima kasih. Aku hanya masih… memikirkan semuanya.”Rina duduk di sampingnya. “Kita semua kaget, Anya. Tapi kau luar biasa. Kau melindungi banyak orang.”Anya menarik napas dalam-dalam. “Tapi aku juga kehilangan banyak. Aku kehilangan sosok ayah yang seharusnya… meskipun dia bukan ayah dalam arti sebenarnya.”Rina menunduk. “Kau masih punya kami.”Anya mengangguk pelan. “Aku tahu. Dan aku bersyukur.”Lalu pintu diketuk. Anya berdiri, membuka perlahan. Di sana berdiri Reza. Matanya lelah, tapi dalam tatapannya ada harapan yang jujur.“Boleh aku masuk?”Anya menatapnya sebentar, lalu mengangguk. Reza masuk, lalu duduk di sofa. Suasana canggung sesa

    Last Updated : 2025-05-01
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 73: Kotak Besi di Bawah Lantai

    Anya berdiri di tengah ruang meditasi tua yang dulu pernah digunakan Larasati di pusat pelatihan spiritual Nathan. Udara di dalam ruangan itu dingin, meski siang matahari menyengat di luar. Lantainya dari kayu gelap yang sudah sedikit lapuk. Tak ada siapa-siapa. Hanya Anya, senter kecil, dan rasa berdebar di dadanya.Ia ingat ucapan Adrian: "Larasati pernah bilang ada sesuatu yang dikubur di bawah papan lantai ruang itu."Dengan hati-hati, Anya menelusuri papan demi papan. Tangannya menyapu permukaan kayu yang berdebu. Lalu... klik. Suara aneh dari salah satu papan. Ia dorong dengan pelan. Papan itu terangkat, memperlihatkan rongga kecil... dan sebuah kotak besi tua di dalamnya.Jantung Anya berdegup kencang. Ia mengangkat kotak itu—berat. Ada kunci kombinasi. Tapi stiker kecil yang menempel di sisi kotak membuat matanya terbelalak."KODE: 170384"Tanggal lahirku…? pikir Anya, bingung. Ia memutar kombinasi itu—dan klik—kotak terbuka.Isinya: foto-foto lama, surat tangan, dan flashdisk

    Last Updated : 2025-05-01
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 74: Di Balik Lemari Besi

    Anya melangkah perlahan mendekati lemari besi yang menganga. Jantungnya berdetak cepat, seolah memberi isyarat bahwa apa pun yang ada di dalam sana… bisa mengubah segalanya.Adrian menyorotkan senter ke dalam. Rak-rak logam berlapis debu menampung tumpukan map tua, berkas, dan kotak kecil berlabel simbol aneh—tanda okultisme yang pernah Anya lihat di salah satu kartu tarot kuno.Di tengah, ada satu kotak kayu berwarna merah darah.Anya menarik napas dalam-dalam dan membuka kotak itu.Isinya:Sebuah liontin berlambang mata ketigaSurat tangan dengan tinta hitam, terbaca:“Untuk Anya, jika kamu membaca ini, maka kamu sudah berada di tengah lingkaran. Jangan percaya siapapun, bahkan dirimu sendiri.”Satu kartu tarot yang tak pernah Anya miliki sebelumnya. Tidak termasuk dalam 78 kartu mayor maupun minor. Bergambar dua anak perempuan yang saling berhadapan dengan cahaya menyinari dari atas.“Ini... bukan kartu biasa,” bisik Anya. “Seperti… dibuat khusus.”Adrian membaca pelan tulisan di b

    Last Updated : 2025-05-01
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 75: Cahaya Baru

    “Kau harus menghadapi pilihan terdalam dalam dirimu. Siapa yang benar-benar kau percaya? Dan… siapa dirimu sebenarnya.”Seketika, salah satu cermin pecah, dan El muncul dari pecahan itu. Ia menatap Anya dengan mata penuh luka.“Aku selalu ada untukmu,” ujar El. “Dari awal, aku yang mendekatimu… bukan dia.”“Tapi aku juga bagian dari yang kau cintai,” potong All. “Kau tahu itu di hatimu.”Lorong itu mulai bergetar, dan lantainya retak. Cermin-cermin lain mulai menunjukkan masa depan yang berbeda—satu di mana Anya bersama El, damai namun penuh misteri. Satu lagi di mana ia bersama All, kuat namun penuh risiko.“Pilih sekarang!” gema suara dari langit-langit Ruang Bayangan.Anya menutup matanya. Ingatan demi ingatan melintas… semua rasa sakit, semua kehangatan, semua kebingungan. Tapi di tengah semua itu, ia tahu: bukan hanya tentang memilih siapa. Tapi tentang menerima semua sisi dalam dirinya—termasuk sisi bayangan.“Aku memilih untuk menyatukan kalian,” katanya tegas. “Aku tidak akan

    Last Updated : 2025-05-01
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 76: Mata di Dalam Bayangan

    Sebuah foto gelap, agak buram. Tampak seorang laki-laki berdiri di depan pintu apartemen lantai 12. Pintu apartemennya.Anya menahan napas.Bukan Reza.Bukan Rio.Dan bukan siapa pun yang ia kenal.Ia segera beranjak dari meja, meraih tas, lalu melangkah cepat keluar dari booth-nya. Tapi langkahnya terhenti saat seseorang berdiri di hadapannya—All.“All?” Anya hampir tak percaya.Namun All hanya menatapnya dengan mata tajam dan berkata pelan, “Kamu harus tahu… ini belum berakhir.”***Anya terpaku. Kalimat All seperti pisau yang perlahan menembus kulit kesadarannya."Kamu harus tahu… ini belum berakhir."“All… kamu maksud apa?” tanya Anya, suaranya bergetar antara marah dan takut.All menatap sekeliling, memastikan tak ada yang mendengar mereka, lalu menarik tangan Anya ke sudut lorong dekat tangga darurat. Bayangan neon restoran tak menjangkau tempat itu, hanya sisa cahaya dari papan iklan yang bergetar samar di dinding.“Selama ini kamu pikir kamu sudah mengenal El… tapi El tidak pe

    Last Updated : 2025-05-01
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 77: Kunci dalam Mimpi

    Malam itu, setelah kembali ke apartemen, Anya tidak bisa tidur. Tubuhnya terbaring di kasur, namun pikirannya terus melayang. Wajah Nathan, Larasati, El, All, dan... Reza—semuanya saling bersilangan dalam benaknya.Ia memejamkan mata, mencoba meditasi ringan. Tapi yang datang justru bukan ketenangan, melainkan mimpi yang aneh dan terasa sangat nyata.Dalam mimpinya, Anya berdiri di tengah hutan berkabut. Di hadapannya ada sebuah pintu berdiri sendiri, tak tertempel pada dinding mana pun. Pintu kayu tua, sama persis seperti yang ia lihat di rumah tua El.Suara Larasati terdengar samar, memanggil namanya dari balik pintu.“Anya… kamu harus lihat ini… sebelum semuanya terlambat.”Dengan tangan gemetar, Anya mendorong pintu itu. Ia masuk dan mendapati sebuah ruangan berbentuk bundar dengan cermin besar di dinding. Dalam cermin, ia melihat bukan dirinya… tapi Nathan muda, bersama seorang perempuan—ibunya Anya.Mereka berbicara serius. Lalu, ibunya menyerahkan sebuah kalung dengan batu hita

    Last Updated : 2025-05-01
  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 78: Jurnal Terlarang

    Dengan ragu, ia membukanya.Isinya adalah beberapa surat tua... dan satu jurnal kulit yang diikat dengan tali. Di sampulnya tertulis dengan tinta emas:"Milik: N.""Nathan " bisik Anya.Reza mendekat. "Ini... bisa jadi rahasia yang Larasati tahu."Anya membuka halaman pertama.Dan di sana tertulis:"Hanya yang terpilih bisa membuka kebenaran. Siapa pun yang membaca ini, bersiaplah menghadapi sisi tergelap dari cahaya."***Halaman-halaman awal jurnal Nathan dipenuhi dengan catatan yang nyaris seperti mantra. Tinta emasnya memudar, namun tiap baris memancarkan energi yang sulit dijelaskan. Anya merasakannya seperti arus listrik lembut yang mengalir di ujung jarinya.Reza duduk di sampingnya, menatap dengan tatapan tajam. “Kau yakin mau baca semuanya sekarang?”Anya mengangguk. “Larasati mati karena ini. Aku ingin tahu apa yang sebenarnya ia temukan.”Ia membuka halaman ketiga belas. Di sana terdapat diagram kompleks, berisi lingkaran dan segitiga bertumpuk, dengan nama-nama kuno tertul

    Last Updated : 2025-05-02

Latest chapter

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 96: Pertempuran yang Sesungguhnya

    Anya menunjukkan pesan itu ke Reza.Mereka saling bertukar pandang — firasat mereka mengatakan, malam ini akan menjadi malam yang panjang dan penuh jawaban.***Matahari mulai condong ke barat saat Reza dan Anya kembali ke apartemen untuk bersiap. Suasana hening sepanjang perjalanan; keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing tentang pesan misterius yang baru saja mereka terima.Pukul 18.45, mereka sudah tiba di Kafe Seroja — kafe kecil bergaya vintage dengan interior kayu dan lampu temaram. Kafe itu tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa pengunjung yang asyik dengan kopi dan laptop mereka.Reza memilih meja di sudut ruangan yang menghadap pintu masuk. Anya duduk di seberangnya, matanya sesekali melirik ke sekitar. Tepat pukul 19.00, pintu kafe berderit terbuka.Masuklah seorang pria paruh baya, berjaket hitam dan celana kain gelap. Rambutnya sudah memutih di pelipis, namun sorot matanya tajam dan penuh perhitungan. Ia melangkah mantap ke arah meja mereka dan duduk tanpa diundang.“

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 95: Masa Lalu Rio dan Keluarganya

    "Ini bukan orang biasa," gumam Reza. "Namanya Harun. Dulu dia pengacara gelap yang pernah terkait dengan kasus korupsi besar-besaran, tapi lolos karena kurang bukti."Rangga mengangguk. "Benar. Aku juga temukan bahwa Andre dan Harun bekerja sama untuk menguasai salah satu perusahaan properti warisan milik keluarga Nathan. Mereka ingin mengalihkan aset besar ke rekening luar negeri menggunakan dokumen palsu."Anya mengernyit. "Tapi bukankah aset-aset itu masih dalam proses hukum setelah Nathan tertangkap?""Justru itu. Mereka memanfaatkan kekosongan dan celah hukum. Kalau mereka berhasil, bisa jadi semua properti itu lenyap tanpa jejak," jelas Rangga.Reza mengepalkan tangan, rahangnya mengeras."Kita nggak bisa diam saja. Aku punya beberapa kolega di kejaksaan yang bisa bantu percepat proses blokir aset. Tapi kita butuh bukti konkret keterlibatan Andre dan Harun."Rangga tersenyum tipis dan menarik satu amplop cokelat dari tasnya."Aku sudah siapkan ini. Ada rekaman percakapan dan sal

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 94: Rangga Ikut Membantu

    Malam di vila. Meski suasana tampak tenang, ketegangan masih terasa di antara Anya dan Reza setelah pesan misterius dari orang berinisial “A” siang tadi.Reza memastikan semua pintu dan jendela terkunci rapat, lalu memeriksa kamera CCTV tambahan yang baru dipasang oleh tim pengamanan yang ia sewa."Semua aman. Jangan khawatir. Aku sudah perketat penjagaan," ucap Reza lembut sambil mengelus rambut Anya.Anya mencoba tersenyum, meski pikirannya masih berputar."Aku percaya sama kamu, Reza. Tapi aku juga ingin tahu siapa A sebenarnya dan apa tujuannya."Reza menatap mata Anya dalam-dalam."Kita akan cari tahu. Besok kita pulang ke Jakarta. Aku sudah atur pertemuan dengan penyelidik swasta yang biasa aku pakai untuk urusan kantor. Kita akan selesaikan ini sampai tuntas."Keesokan harinya, setelah kembali ke Jakarta, Reza membawa Anya bertemu penyelidik swasta bernama Rangga. Pria berperawakan tegas itu langsung memeriksa nomor pengirim pesan misterius.Beberapa jam kemudian, Rangga datang

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 93: Kedatangan Andre

    Reza menatap Anya dalam-dalam. Ia menarik napas panjang sebelum menjawab, “Aku memang ketemu Rio. Tapi bukan untuk hal yang buruk. Aku cuma ingin memastikan kamu aman, Anya. Aku serahkan semua bukti soal Nathan ke dia biar urusan itu selesai."Mata Anya berkaca-kaca. Ia merasa terharu sekaligus menyesal."Aku sayang sama kamu, Anya. Dan aku nggak akan berhenti lindungi kamu, seberat apa pun," lanjut Reza.Anya tak mampu berkata apa-apa lagi. Ia hanya bisa tersenyum dan memeluk Reza erat. Di kejauhan, sosok Rio memperhatikan mereka dengan ekspresi rumit. Hatinya tersayat, karena ia sadar — ia kalah dalam cinta ini.***Keesokan paginya, suasana di vila mulai terasa lebih tenang. Anya bangun dengan perasaan damai setelah semalam berbagi cerita panjang dengan Reza. Hubungan mereka terasa semakin kuat setelah melewati banyak ujian.Reza mengajak Anya mengunjungi Pura Tirta Empul, tempat suci yang pernah mereka dengar dari Guru Adarma. Di sana, mereka berniat membersihkan pikiran dan hati,

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 92: Rio Berusaha Mengganggu

    Langit Bali sore itu berwarna jingga keemasan. Angin laut berembus lembut, membawa aroma asin yang menenangkan. Anya dan Reza tiba di sebuah vila tenang di tepi pantai Seminyak. Senyum Anya terlihat lebih lepas dibanding minggu-minggu sebelumnya.“Ini indah sekali, Reza…” Anya berkata sambil berdiri di balkon, memandangi matahari yang mulai terbenam.Reza mendekat, menaruh tangannya di pundak Anya. “Kamu butuh ketenangan setelah semua yang terjadi. Anggap saja ini awal yang baru.”Malamnya, mereka makan malam di sebuah restoran tepi pantai yang remang-remang dan romantis. Di meja, Reza tampak beberapa kali gelisah, seolah menunggu momen yang tepat. Anya yang peka mulai menyadarinya.“Ada yang mau kamu omongin?” tanya Anya lembut.Reza tersenyum kecil, kemudian menghela napas panjang. Ia merogoh saku kemejanya, mengeluarkan sebuah kotak beludru kecil, dan membukanya. Cincin berlian sederhana namun elegan berkilau di dalamnya.“Anya… setelah semua yang sudah kita lalui, aku nggak mau ke

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 91: El Rela Berkorban

    Sore itu, langit mendung menggantung di atas kota. Suasana tegang melingkupi ruang kerja Pak Bagas saat mereka merencanakan pertemuan dengan El.“Lokasinya di gudang kosong dekat pelabuhan Sunda Kelapa,” kata Pak Bagas, meletakkan ponselnya di meja setelah percakapan dengan El berakhir.Reza mengernyit. “Tempat itu terlalu sepi. Kalau ini jebakan, Pak Bagas bisa dalam bahaya.”Anya menatap peta yang dibentangkan Rio. "Kalau kita posisikan tim di tiga titik pengawasan ini, kita bisa pantau area tanpa El menyadari," usulnya sambil menunjuk lokasi strategis.Rio mengangguk setuju. “Aku akan pimpin tim pengintai. Reza, kamu jagain Anya.”Reza melirik Anya dengan tatapan lembut namun penuh tekad. “Aku nggak akan jauh darimu.”Beberapa jam kemudian, saat senja mulai jatuh, mereka bergerak ke lokasi. Pak Bagas masuk lebih dulu ke dalam gudang tua yang nyaris runtuh, sementara Reza, Rio, dan Anya bersembunyi di jarak aman, memantau dari teropong kecil.El sudah menunggu di dalam, wajahnya puc

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 90: Rio Menyatakan Perasaannya

    Di sudut parkiran, El duduk di dalam mobil hitam dengan kaca gelap. Wajahnya pucat dan tegang. Ia memandangi foto Anya yang tergeletak di kursi penumpang, lalu menatap ponselnya yang tak berhenti bergetar. Nama Nathan muncul di layar.Dengan ragu, El menjawab panggilan itu."Aku tahu kau bertemu mereka, El," suara Nathan terdengar dingin di seberang. "Jangan lupa siapa yang membesarkanmu, siapa yang membayarmu selama ini. Kau tahu apa yang harus kau lakukan."El terdiam beberapa detik, lalu menjawab pelan, "Aku tak akan membiarkan mereka menghancurkan kita. Tapi… aku tidak akan sakiti Anya."Panggilan terputus. El menghela napas panjang dan menutup matanya, jelas gelisah. Kenangan masa kecilnya bersama Larasati, kembarannya All, dan keterlibatannya dalam jaringan Nathan kembali terlintas di benaknya.Sementara itu, di apartemen Anya, Reza dengan sigap memeriksa setiap sudut ruangan, memastikan tak ada alat penyadap atau kamera tersembunyi. Anya memandangi pria itu dengan hati yang han

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 89: Strategi dan Bukti

    Keesokan paginya, matahari Bali menyinari lembut balkon kamar penginapan Anya dan Reza. Suasana masih hening, hanya suara ombak yang terdengar samar dari kejauhan. Anya duduk di kursi rotan, matanya menatap kosong laut biru, pikirannya terus memutar kata-kata Guru Adarma.Reza keluar dari kamar membawa dua cangkir kopi hangat. Ia menyerahkan satu ke Anya, lalu duduk di sampingnya. “Masih kepikiran soal El dan Rio?”Anya mengangguk pelan. “Aku merasa semuanya belum selesai, Za. Perasaan aku nggak tenang.”Reza menarik napas dalam. “Kita selesaikan satu per satu, pelan-pelan. Kita sudah jauh sampai sini, Anya. Kita harus tetap kuat.”Tiba-tiba ponsel Anya bergetar. Pesan singkat masuk dari nomor tak dikenal. “Kalau kau ingin tahu siapa sebenarnya El dan keterkaitannya dengan Nathan, temui aku di kafe dekat apartemenmu, sepulang dari Bali.”Anya menunjukkan pesan itu pada Reza. Ia mengernyit curiga. “Kita harus hati-hati. Jangan-jangan jebakan.”Anya menggigit bibir. “Tapi kalau benar ad

  • Gairah Cinta CEO dan Peramalnya   Bab 88: Perang Dimulai

    Anya dan Reza saling bertukar pandang, kegelisahan mulai meresap. "Jadi, ini sudah waktunya," kata Anya, suaranya tenang meskipun ketakutan merayapi hatinya."Tidak ada lagi yang bisa kita lakukan selain maju," jawab Reza, sambil menatap El yang sejak tadi diam. "El, apa yang kamu tahu tentang Rio? Dia lebih terlibat dalam permainan ini daripada yang kita kira."El yang sedari tadi terdiam, kini melangkah mendekat, matanya penuh keseriusan. "Rio… dia selalu ada di sekitar Nathan. Tapi aku rasa dia lebih dari sekadar sekutu. Aku pernah mendengar Nathan berbicara tentang Rio sebagai seseorang yang bisa ‘menyelesaikan pekerjaan kotor’. Itu berarti, kita menghadapi lebih dari sekadar ancaman biasa."Anya mengangguk, mengerti. "Jadi, kita harus memutar otak. Aku tidak akan menyerahkan apapun pada mereka."Reza menggenggam tangan Anya dengan erat. "Kita akan bertindak lebih cepat. Jika kita terus menunda, mereka akan lebih dulu bergerak."Malam itu, setelah pertemuan yang panjang, mereka me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status