Home / Romansa / Gairah Cinta Kakakku / 23. Takut gagal

Share

23. Takut gagal

Author: Rossy Dildara
last update Last Updated: 2025-07-08 13:00:33

Setelah melihat Silvi tak sadarkan diri akibat obat bius yang sudah diteteskan—Juna langsung tersenyum puas. Dia berhasil menjalankan tahap pertama rencananya. Lalu, rencana selanjutnya dia serahkan kepada Kevin.

"Sekarang, Vin! Ayok pergi ke mobilnya Papi dan Om Dono!" seru Juna, suaranya penuh semangat memerintah Kevin untuk menjalankan tugas selanjutnya. Dia lalu menginjak pedal gas saat kemacetan itu berakhir, memanfaatkan kesempatan untuk segera menjauh.

"Siap, Jun!!" Kevin mengangguk, memahami tugasnya.

Lewat jendela mobil yang Juna turunkan di sebelahnya—Juna sengaja menurunkan kaca mobil untuk memudahkan Kevin keluar dari sana, pergerakannya lincah dan cepat, lalu mendekati mobil Papi Tian yang berada tepat di belakang mobil Juna.

Satu semburan kotoran berhasil dia keluarkan ke kaca depan mobil, membuat Papi Tian terkejut dan mengerem mobilnya secara mendadak. Bau yang menyengat langsung memenuhi kabin mobil. Tak sa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
KKK
culik Silvi pstu kawin, berbaloi jugak juna,, tapi kalau bawa lari saja2 semata2 tak nak bg Silvi kawin dgn Robert tu tak berbaloi Juna..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Gairah Cinta Kakakku   29. Memperjuangkan cintaku

    "Bagaimana caranya, Pi? Aku sendiri nggak yakin." Aku menggeleng frustasi, kepala terasa berdenyut, rasa putus asa memenuhi dadaku. Permintaan Papi terasa seperti beban yang amat berat, menindihku hingga sesak napas."Seiring berjalannya waktu... Papi yakin kamu bisa, Jun." Papi menatapku yakin dan penuh harap, tatapannya mencoba memberikan kekuatan yang tak mampu kurasakan. Namun, di balik keyakinan itu, aku melihat sedikit kecemasan yang tersembunyi.Aku merasa dilema, terjebak dalam pusaran emosi yang tak terkendali.Jujur, aku ingin sekali menolak permintaannya, menolak untuk melepaskan cita-cita yang telah lama kunantikan. Namun, aku merasa tak berdaya.Papi, dia juga seseorang yang sangat kusayangi. Tanpanya, aku tidak akan pernah bisa merasakan bagaimana bahagianya memiliki sosok ayah yang begitu menyayangiku. Dia telah memberikan segalanya untukku.Mau tidak mau, meskipun sangat berat, aku pun menuruti permi

  • Gairah Cinta Kakakku   28. Cinta yang salah

    (Flashback On—Pov Juna)Beberapa tahun yang lalu, saat dimana Silvi memberitahu bahwa dia sudah datang bulan.Jujur, aku senang karena itu berarti adik gadisku sudah besar. Namun, itu juga awal dimana tekanan itu dimulai.Aku baru saja keluar kamar, bersiap untuk sarapan sebelum berangkat sekolah. Rambutku sudah rapih, kemeja putihku pun begitu wangi.Tiba-tiba, sebuah rengekan kecil menggema mendekat ke arahku. Itu Silvi. Wajahnya yang biasanya ceria kini terlihat sedikit merah padam, menggemaskan sekaligus membuatku sedikit khawatir."Kak, sepulang sekolah nanti aku titip pembalut, ya? Belikan di mini market. Aku malu belinya," rengeknya, suaranya terdengar sedikit terburu-buru, seperti menahan sesuatu. Permintaannya membuatku sedikit terkejut. Ini pertama kalinya dia meminta sesuatu dengan rengekan manja seperti ini. Jujur, aku merasa senang sekaligus sedikit haru."Kenapa malu?" tanyaku, suaraku lembut, berusaha menyembunyikan rasa terkejutku."Malu aja, takut nantinya di

  • Gairah Cinta Kakakku   27. Musuh dalam selimut

    Ting! Tong! Ting! Tong! Bunyi bel apartemen memecah kesunyian malam. Juna, yang tengah asyik berbincang dengan dua tamu di ruang tengah, segera bangkit. Langkahnya cepat menuju pintu, jantungnya berdebar sedikit lebih kencang dari biasanya. Di balik pintu, Atta dan Baim berdiri dengan senyum ramah. "Eh, kalian sudah datang. Ayok masuk! Masuk!" Juna mempersilakan keduanya masuk, menggerakkan tubuhnya untuk memperlebar pintu selebar mungkin. Dia mengenakan jas hitam, yang sama seperti tadi pagi. Atta dan Baim mengangguk, melangkah masuk dengan langkah ringan. Namun, tatapan mereka langsung tertuju pada dua pria yang duduk tenang di sofa. Kedua tamu Juna itu tampak begitu rapi; satu mengenakan jas hitam yang tampak mahal, yang lain mengenakan baju koko putih bersih dan sarung batik cokelat tua, keduanya mengenakan peci hitam yang menambah kesan khidmat. Aura

  • Gairah Cinta Kakakku   26. Perempuan di dunia ini banyak

    "Enggak. Aku nggak mau, Dad." Robert menggeleng cepat, menolak usulan tersebut dengan tegas."Kenapa nggak mau?" Daddy Joe bertanya, suaranya terdengar sedikit mendesak, mencoba memahami alasan penolakan Robert."Karena Silvi belum hadir. Aku nggak akan menikahinya kalau dia belum datang.""Kan sudah Daddy katakan, kalau anak buah Om Tian dan pihak polisi lagi proses mencarian. Jadi daripada kamu menunggu… lebih baik ijab kabul ini tetap dilaksanakan, dan kamu juga nggak gagal menikah. Lagian para tamu juga sudah terlanjur berdatangan, Rob. Apa kamu nggak malu?" Daddy Joe mencoba membujuk, menawarkan solusi."Justru aku lebih malu kalau ijab kabul tanpa mempelai wanitanya, Dad.""Soal itu gampang. Kita bisa ngomong kalau Silvi sedang sakit sehingga nggak bisa hadir." Daddy Joe mencoba menawarkan solusi lain, mencoba meringankan kekhawatiran Robert."Enggak! Aku tetap nggak mau!" Robert menggeleng keras, menolaknya

  • Gairah Cinta Kakakku   25. Kurang ajar

    Ting!Pintu lift perlahan terbuka di lantai dasar, mengungkapkan dunia di luar yang terasa begitu asing dan mengancam.Aku langsung berlari keluar, meninggalkan satu high heels-ku tergeletak di lantai lift. Tidak mungkin aku menggunakannya hanya sebelah; selain malu dan terlihat aneh, aku juga tidak bisa bergerak bebas."Dedek Silvi!"Baru saja aku melangkah keluar dari gedung apartemen, berniat mencari taksi di pinggir jalan, tiba-tiba Kevin muncul, menghalangiku. Dia muncul tiba-tiba, seperti hantu, tepat di depan wajahku. Bayangannya menghalangi cahaya matahari."Minggir kamu, Vin! Aku mau cari taksi!" Aku mengibaskan tangan, memintanya untuk menjauh. Namun, bukannya pergi, Kevin justru melakukan hal yang tak terduga, hal yang menjijikkan.Dia mengeluarkan kotorannya, tepat di wajahku. Aroma busuk yang menyengat langsung memenuhi indra penciumanku, membuatku mual hingga ke ulu hati."Hhuuueeeekk!!" Aku muntah, tak mampu menahannya. Isi perutku tumpah, membasa

  • Gairah Cinta Kakakku   24. Sudah terlambat

    (POV Silvi)Mata terasa berat, seakan-akan kelopaknya direkatkan lem.Pandangan masih buram. Sejenak aku terdiam, membiarkan kegelapan perlahan surut, menyerap detail-detail ruangan mewah di sekelilingku.Lampu kristal berkilauan, selimut lembut di bawah kakiku, aroma parfum mahal memenuhi udara.Ini bukan kamarku. Jauh sekali dari kesederhanaan rumah Papa, dan kehangatan rumah Papi.Di mana aku? Ketakutan menusuk tulang punggungku, namun rasa takjub juga ikut menyeruak.Perlahan, dengan susah payah, aku menarik tubuhku untuk duduk. Kepala berdenyut hebat, setiap gerakan terasa seperti palu yang menghantam pelipisku. Aku menggeleng pelan, mencoba menetralisir rasa sakit yang menggelegak. Lalu, kilasan ingatan menyambar—hari ini hari pernikahanku dengan Kak Robert. Hari yang seharusnya dipenuhi kebahagiaan.Ingatan selanjutnya datang seperti gelombang pasang: perjalanan bersama Kak Juna, tangan yang tiba-tiba men

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status