공유

BAB 3

작가: Kuldesak
last update 최신 업데이트: 2023-08-01 16:27:10

"Ternyata, kamu sangat tega, Ruby! Kamu itu tunanganku, dan lihat apa yang kau lakukan sekarang? Kau bersama pria lain dalam satu kamar? Sungguh murahan sekali." Gunjingan itu keluar dari mulut pria bernama Toni Blair.

Elvano dan Ruby menoleh. Pria yang bernama Toni itu muncul dari kerumunan para reporter. Mark segera memberikan kemeja kepada Elvano. Elvano meraih kemeja tersebut, lalu mengenakannya. Namun, sorot mata Elvano penuh intimidasi tertuju kepada Toni.

"Hmm... Ada yang aneh. Kamu mengaku sebagai tunangan dari Ruby. Dan bagaimana bisa kamu berada di sini? Kebetulan, kah?" Elvano mencoba memberikan pertanyaan pancingan kepada Toni.

"Aku mengikuti Rubby dan ternyata dia pergi ke hotel ini dan bertemu dengan bajingan sepertimu!" Toni memekik.

Elvano menyunggingkan senyumnya. Ruby yang melihat senyuman itu pun bergidik ngeri. Sepertinya, Elvano mulai menangkap sesuatu yang ganjil dari ucapan Toni. Tapi, Ruby tidak ingin mengambil kesimpulan.

"Sepertinya, kamu sendiri yang menjebak Ruby," ucap Elvano, dia menatap penuh selidik ke arah Toni.

Toni panik, matanya jelalatan seperti seseorang yang ingin mencari sebuah alasan. "Kamu punya bukti jika aku yang menjebak Rubby? Jangan asal menuduh!" bentak Toni.

Elvano yang tidak suku dibentak, dengan refleks menghampiri Toni dan mencengkik leher pria itu. Membuat tubuh Toni sedikit terangkat dari lantai.

"Aku ini bukan pria yang bodoh yang bisa kau bodoh-bodohi. Kau kan yang membawa wartawan kemari untuk merekam kejadian Ruby dengan orang yang kamu sewa?" tekan Elvano.

"Uhuk-uhuk! Kau... Kau akan membunuhku, lepaskan!" Toni terbata, dia kehabisan udara saat Elvano mencekik lehernya.

"Cih!" Elvano berdecit ketika dia mendengar jeritan Toni, Elvano pun membuang asal tubuh Toni ke atas lantai.

Dan para wartawan berlomba-lomba mengambil momen langkah tersebut. Sedangkan Ruby, dia menutup matanya, dia begitu ketakutan saat Elvano bersikap demikian.

Ruby yang sudah menenangkan dirinya mencoba membuka matanya. Mengambil nafas dalam-dalam sebelum dia berjalan ke arah Toni dengan wajah yang datar. "Toni, mengapa kamu menuduhku? Apa kau punya bukti jika aku berselingkuh dengan Tuan Elvano? Lantas, pria yang di kamar sebelah, itu siapa? Dan mengapa kamu bisa berada di hotel? Apakah kau sengaja menjebakku?" tanya Rubby dengan bibir bergetar.

Toni dengan panik mencoba mencari alasan. Namun, gelagatnya sudah tercium oleh para media. Dengan buru-buru, Toni segera berdiri dari lantai, merapikan kemejanya, dia pun memberikan tatapan penuh kebencian kepada Ruby.

Saat Toni berdiri dan belum sempat berkata, para media segera berlari ke arah Toni dan mulai melayangkan beribu pertanyaan.

"Tuan Toni, apakah Anda yang menjebak tunangan Anda sendiri?"

"Tuan Toni, apakah yang dikatakan oleh Tuan Elvano benar? Jika ini semua rekayasa Anda?"

"Apakah yang dikatakan oleh Nona Rubby adalah kebenaran? Jika ada pria di kamar sebelah?"

Para wartawan melontarkan berbagai macam pertanyaan kepada Toni, membuat Toni terlihat kebingungan sendiri dan juga salah tingkah.

"Tidak! Aku tidak melakukan hal demikian. Wanita itu!" Toni menunjuk ke arah Ruby. "Dia yang telah membohongi kalian semua! Dia yang membuat skenario agar aku terlihat seperti ini!" pekik Toni mengalihkan keadaan.

Ruby tertawa sinis mendengar tuduhan Toni kepadanya. Tuduhan yang sama sekali tidak berdasar. "Apa yang kamu katakan, Toni? Membohongimu? Padahal dari tadi, kamu sendiri yang menyudutkanku. Aku hanya bertanya, kenapa kamu bisa berada di hotel ini?" tekan Rubby.

"Ruby, kamu yang kedapatan dengan pria lain dalam satu kamar. Dan sekarang, kamu malah membalikan faktanya kepadaku. Apakah kamu ini memang wanita bermuka dua? Kau malah menuduhku!" cetus Toni, dia seperti kehilangan akal sehatnya.

Elvano hanya menyimak setiap perkataan Toni, masih menunggu waktu yang tepat untuk menyerang.

Ruby menghela nafas lalu membuangnya secara kasar. Ruby pun menatap ke arah wartawan. "Kalian semua, jika kalian berpikir aku berbohong dan berselingkuh, kalian bisa ke kamar sebelah. Di dalam sana, ada pria yang disewa oleh Toni. Dan aku, diselamatkan oleh Tuan Elvano. Dan Tuan Elvano memintaku untuk menjadi kekasihnya karena dia sudah berhasil menyelamatkanku."

Ruby mencoba menjelaskan kronologi yang terjadi. Walaupun dirinya sedikit berbohong mengenai hubungan dirinya dengan Elvano yang kini telah menjadi kekasih Elvano.

Elvano melirik ke arah Ruby dengan senyuman yang sukar diartikan. 'Gadis kecil ini, pandai sekali memanfaatkan keadaan. Aku benar-benar terlihat seperti seorang pria yang idiot,' Elvano membatin.

Mendengar penjelasan Ruby, wartawan berbondong-bondong berlari ke arah kamar sebelah. Dengan paniknya, Toni segera menghadang para wartawan tersebut.

"Tunggu! Kalian tidak bisa langsung percaya begitu saja. Bagaimana jika pria yang dikatakan wanita ular itu adalah pria yang dia sewa sendiri? Lalu menggiring opini pada kalian, hah?"

Para wartawan saling melempar pandangan. Ada kemungkinan jika Ruby yang ingin memfitnah Toni karena sudah jelas, jika Ruby kini tertangkap basah bersama Elvano dalam satu kamar. Terlebih lagi, pakaian keduanya seperti telah melakukan sesuatu.

Melihat para wartawan sudah mulai percaya dengan omongannya, Toni menyeringai. Ruby yang mendapatkan serangan seperti itu menjadi panik. Padahal, bukan dirinya yang menyewa pria itu. Dan dia juga tidak melakukan apa-apa dengan Elvano. Sungguh, fitnah itu memang keji.

Elvano yang melihat kegelisahan Ruby pun angkat bicara, "Jika sebaliknya, kalau Toni sendiri yang membayar pria di sebelah kamarku dan meminta pria tersebut untuk tutup mulut, kekasihku bisa apa?"

"Keparat kau, Elvano! Berhenti mencampuri urusanku dengan tunanganku!" pekik Toni geram.

"Tentu aku berhak, karena dia sekarang sudah menjadi wanitaku dan juga kekasihku!" hardik Elvano dengan tegas.

Toni begitu murka saat Elvano membela Ruby. Toni pun berlari ke arah Ruby, lalu menunjuk wajah Ruby dengan amarah. "Kau benar-benar wanita murahan yang licik, Ruby. Bisa-bisanya kau memberikan tubuhmu kepada pria lain, sedangkan aku masih menjadi tunanganmu. Jujur, aku begitu kecewa denganmu!" sentak Toni yang mencoba mengalihkan perhatian media.

Elvano, tidak suka jika Toni menunjuk wajah Ruby yang sedang ketakutan itu. Dengan santainya, Elvano menggenggam jari telunjuk Toni yang kini sedang mengarah pada Ruby.

Seketika Toni menjerit saat Elvano memutar jari telunjuk itu. "Bangsat, apa yang kau lakukan dengan jariku, hah?! Lepaskan!" Toni berteriak sambil menahan sakit.

"Kamu menunjuk siapa? Jika jarimu tidak sopan, aku akan mematahkan jarimu, paham?" tekan Elvano dengan tatapannya begitu menusuk kepada Toni.

"Kau sama menjijikkannya dengan wanita ini, bedebah!" pekik Toni, satu tangan melesat memberikan tinjunya ke arah Elvano.

Elvano dengan cepat menahan serangan tersebut. "Bugh!" Elvano memberikan sundulan pada dahi Toni hingga Toni pun meringis kesakitan.

Para wartawan tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, mereka dengan antusias mengambil semua adegan yang terjadi.

Bugh!

Lagi-lagi Elvano menyerang, memberikan tinjunya ke arah pipi Toni hingga tubuh Toni pun terduduk di atas lantai dengan sudut bibirnya mengeluarkan darah.

Toni begitu sakit hati diperlakukan seperti ini. Diberikannya tatapan tajam kepada Elvano dan Ruby. "Cih, kalian berdua tunggu saja, aku pasti akan membalas penghinaan ini!" ancam Toni.

Toni beranjak dari lantai, dia kemudian pergi meninggalkan tempat tersebut dengan langkah sempoyongan.

Elvano menatap ke arah para media dengan tajam. "Mengapa kalian masih berdiri di sini? Jika kalian menginginkan bukti, kenapa kalian tidak pergi ke kamar sebelah?" ucap Elvano kepada para wartawan dengan tegas.

Ramai-ramai, para wartawan berlari ke arah kamar sebelah dari kamar Elvano, di mana pria yang ingin menodai Ruby berada. Elvano segera meminta kepada Mark agar menghubungi pihak hotel supaya mendapatkan kunci kamar tersebut.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
Destilestari
seru banget suka sama ceritanya
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Gairah Cinta Paman Presdir   Happy Ending

    Di ballroom hotel, Rubby, Elvano, Vina dan Sergio. Dua pasangan suami istri itu sedang menunggu dengan antusias. Mereka membawa anak-anak mereka, Amora dan Vincent, di gendongan mereka. Mereka ingin melihat Lisa dan Andre yang akan menikah tidak sabar melihat penampilan ratu dan raja untuk hari ini.Elvano, memeluk tubuh istrinya dari belakang. "Monster kecil, kita pernah melewati banyak halangan. Mulai dari sebuah ikatan kontrak hingga berjanji untuk bersama selamanya. Maaf, jika selama ini aku belum bisa membahagiakanmu," bisak Elvano ketika dia melihat dekorasi pernikahan Andre dan Lisa yang tampak begitu mewah. Rubby menggendong Amora yang sedang tertidur pun menjawab, "Kita sudah berkomitmen, Paman. Pernikahan yang kita lakukan di dekat pantai juga cukup manis dan berkesan untukku. Dan sekarang, aku bahagia memilikimu, Paman. Semoga kebahagiaan kita terus terjaga hingga akhir hayat kita." Elvano mengecup lembut pipi Monster Kecilnya. "Terima kasih, Monster Kecil. Karena sudah m

  • Gairah Cinta Paman Presdir   232

    Pagi itu, matahari bersinar terang di langit biru. Di ballroom hotel, dekorasi pernikahan sudah siap. Bunga-bunga putih dan merah muda menghiasi meja dan kursi tamu. Di panggung, ada pelaminan yang megah dengan tirai-tirai putih dan lampu-lampu berkilau. Di sana, Andre dan Lisa akan mengucapkan janji suci mereka sebagai suami istri.Di ruang rias, Lisa duduk di kursi roda dengan gaun pengantin putih yang indah. Rambutnya yang pendek dihiasi dengan mahkota bunga. Wajahnya yang pucat tampak berseri-seri dengan senyum bahagia. Hari ini, ia akan menikah dengan Andre, dokter yang telah menemaninya selama ia menderita kanker otak. Andre adalah cinta pertama dan terakhirnya. Ia tidak peduli jika hidupnya tidak akan lama lagi. Yang penting, ia bisa merasakan cinta sejati dari Andre.Lisa menatap wajahnya di pantulan cermin dengan senyuman yang selalu terbit dibibirnya. "Hari ini adalah hari yang paling aku tunggu-tunggu. Aku akan menikah dengan Andre, pria yang paling aku cintai di dunia ini.

  • Gairah Cinta Paman Presdir   231

    Rubby dan Vina berjalan masuk ke gedung pernikahan yang megah dan mewah. Mereka adalah sahabat dari Lisa, mempelai wanita yang akan menikah besok dengan Andre. Mereka datang untuk membantu mengurus persiapan acara, seperti dekorasi, catering, dan undangan."Wow, lihat itu!" Vina menunjuk ke langit-langit yang dipenuhi dengan balon berwarna-warni. "Ini pasti ide Lisa. Dia suka sekali balon.""Ya, dia memang anak kecil yang besar." Rubby tertawa. "Tapi aku suka dekorasinya. Simpel tapi manis. Seperti Lisa dan Andre.""Mereka memang pasangan yang serasi. Aku senang mereka akhirnya menemukan jodoh masing-masing." Vina menghela napas. "Aku harap mereka bahagia selamanya.""Amin." Rubby mengangguk. "Eh, tapi kita juga harus bahagia, lho. Kita punya suami yang sayang dan anak-anak yang lucu.""Iya, iya. Kita juga beruntung." Vina mengakui. "Tapi kadang aku kangen masa-masa kita masih single dan bebas.""Ha, ha. Kau masih ingat malam terakhir kita sebelum menikah?" Rubby mengingatkan. "Kita b

  • Gairah Cinta Paman Presdir   230

    "Aku pasti bisa!" Seru Andre mencoba menyemangati dirinya sendiri. Andre menarik napas dalam-dalam sebelum menekan bel rumah Lisa. Dia merasa gugup dan deg-degan, karena hari ini Andre akan menemui orang tua Lisa untuk meminta restu pernikahan mereka. Setelah lamaran yang Andre lakukan beberapa hari yang lalu, Andre memutuskan untuk menemui orang tua Lisa menyampaikan perihal pernikahan yang akan dilangsungkan. Setelah mendapatkan izin, akhirnya Lisa hanya menjalani rawat jalan. Beberapa saat kemudian, pintu rumah terbuka, dan Andre disambut oleh seorang wanita paruh baya yang ramah. Dia adalah ibu Lisa. "Andre, selamat datang. Kami sudah menunggumu," kata ibu Lisa. Wanita paruh baya itu memeluk Andre erat. "Ayo, Nak. Masuk! Ayah Lisa sudah menunggu." wanita tersebut mengajak Andre masuk ke dalam rumah setelah melepaskan pelukannya. "Terima kasih, Bu. Maaf jika saya mengganggu," kata Andre sopan."Tidak mengganggu sama sekali. Ayo, masuk. Suamiku dan Lisa sudah menunggu di ruang

  • Gairah Cinta Paman Presdir   229

    "Paman, apakah Andre dan Lisa akan bahagia? Atau ... Ada di antara satu yang akan menghilang di antara mereka?" tanya Rubby. Saat ini, Rubby dan Elvano sudah kembali ke kediaman setelah merayakan acara lamaran Andre dan Lisa. Rubby, mengelus-ngelus jakung suaminya itu dengan manja. Elvano yang sedang memainkan helaian rambut istrinya itu pun menjawab, "kita do'akan mereka yang terbaik. Semoga, saat Lisa menikah dengan Andre, penyakit Lisa diangkat oleh Tuhan." Rubby mengangguk, dia membenamkan wajahnya di dada Elvano. "Paman, apakah cintamu tetap utuh untukku?" tanya Rubby. Elvano medekap tubuh monster kecilnya semakin erat ke dalam pelukan. "Satu saja aku belum bisa membahagiakannya, bagaimana bisa cintaku dapat terbagi?"Rubby merasakan getaran baik dari tubuh Elvano dan mengabaikan gejolak dalam hatinya. Dia mengangkat wajahnya dan menatap Elvano dengan mata sayu. "Terima kasih, paman. Aku merasa sangat beruntung memiliki paman sepertimu."Elvano tersenyum, menepuk ringan pipi

  • Gairah Cinta Paman Presdir   228

    "Yey! Selamat untuk kalian berdua!"Setelah Andre selesai melamar Lisa, para sahabatnya yang merupakan bagian dari rencana keluar dari persembunyian mereka. Mereka merasa senang dan gembira seperti Andre karena rencana tersebut sukses dilakukan. Sergio, Elvano, Vina, dan Rubby bergabung dengan Andre dan Lisa. "Wah, bro, selamat, ya! Semoga acara ke depannya lancar seperti jalan tol bebas hambatan!" ucap Elvano sambil mengulurkan tangannya ke arah Andre. Andre tersenyum bahagia, dia tidak menyangka jika momen tersebut terlaksana juga. Andre pun menyambut uluran tangan Elvano. "Thanks, ya! Tanpa kalian acara lamaran ini mungkin tidak akan berjalan dengan lancar," ucap Andre. Sergio menepuk-nepuk pundak Andre dengan gembira. "Jadi, kita sudah tidak akan berebutan wanita lagi ya, Ndre. Semoga bahagia!" ucap Sergio dengan semangat. Andre mengalihkan pandangannya ke arah Sergio. "Thanks bro. Aku merasa bersyukur memiliki kalian," jawab Andre. Sergio dan Elvano pun memeluk tubuh Andre.

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status