A-Alex?!" Byan mengernyitkan keningnya saat mendengar suara Kia yang lirih dan tercekat. Sontak lelaki itu pun ikut menoleh ke arah screen, yang menampilkan sosok seseorang yang ia kenal sebagai seorang pengacara terkenal pemilik jasa penasihat hukum Guntoro & Partners Law Firm yang berdiri di depan pintu apartemen.Byan pun seketika mengalihkan pandangannya ke arah Kia yang terdiam mematung dengan wajah pucat menatap ke layar kecil. Sudah ia duga, Kia pasti ada hubungannya dengan Alex Guntoro. Yang ia tahu dari berita yang beredar di publik, Alex akan menikah dalam waktu dekat. Dan wanita yang akan lelaki itu nikahi bukanlah Kia. Tapi kenapa justru Kia memegang black card milik Alex? Tidak mungkin Kia adalah saudara dari Alex, karena jelas-jelas mereka berdua memiliki ras keturunan yang berbeda. Alex bermata agak sipit khas keturunan Chinese, sementara Kia memiliki mata yang besar berkilau indah. "Kia? Ada apa?" Byan bertanya seolah dia tidak mengenal Alex yang masih berdiri samb
FLASHBACK SEMALAM SEBELUMNYA... Alex benar-benar terkejut ketika ia sampai di penthouse-nya, dan melihat situasi yang kacau balau di sana. Semula ia mengira telah menjadi korban perampokan, namun lelaki itu sangat terkejut saat memeriksa rekaman CCTV.Tampak sesosok wanita cantik sedang mengamuk dengan melemparkan semua barang dan perabotan di sana. Terlihat marah, gusar dan akhirnya... terduduk dan menangis di atas lantai.Kia. Serasa hatinya ikut tercubit, Alex pun terpaku melihat bagaimana wanita yang selama ini menjadi pacarnya itu terlihat hancur. Kia yang selama dua tahun berhubungan dengannya, pasti merasa kesal karena pada akhirnya Alex malah menikahi wanita lain pilihan orang tuanya.Lelaki bermanik monolid itu pun menarik napas, dan segera meraih ponselnya untuk menghubungi Kia. Namun ternyata ponsel wanita itu tidak aktif.Mungkin Kia masih marah.Alex pun bergegas melangkahkan kakinya keluar dari penthouse setelah menyambar kunci mobil dari meja. Tak ia pedulikan lagi ko
"Jadi namanya Byan?" Alex mengucap dengan nada dingin, sedingin sorot yang menguar dari manik monolid-nya yang tertuju ke wajah Kia.Gadis itu pun sontak merutuki kebodohannya. Sial. Tanpa sadar, bayangan Byan melintas begitu saja di dalam pikirannya tanpa bisa Kia cegah. Tapi kenapa harus keceplosan sih? "Tidak masalah jika kamu tidak ingin mengatakannya, Kia. Karena aku pasti akan menemukannya." Alex membuka jas abu-abunya dan dengan kasar melemparnya ke lantai. Lelaki itu masih menatap tajam Kia sembari jemarinya sibuk melepaskan kancing kemeja. Tatapannya dipenuhi oleh kemarahan, ego seorang lelaki yang ingin menjadi lebih baik dari siapa pun di mata wanitanya. Alex merasa terluka dan kesal ketika sedang menikmati kelembutan tubuh Kia, dan gadis itu malah menggumankan nama pria lain. Seolah Kia begitu terhanyut dan hanya ingat pada permainan ranjang si lelaki brengsek yang bernama Byan itu!Alex telah melucuti seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya dan juga tubuh Kia dengan c
Byan tersenyum kecil melihat wanita yang ia cari ternyata kini justru berada tepat di depannya. Semula ia hendak langsung menghampiri Kia, namun langkahnya pun sejenak terhenti kala melihat wajah cantik itu yang sedang terlihat bersedih.Ia mengernyit melihat cairan bening yang masih mengalir membasahi pipi wanita itu. Kia... menangis?Lelaki bersurai kelam itu pun melanjutkan langkahnya kembali, lebih cepat kali ini, dengan langkah yang lebar demi untuk bisa segera meraih tangan Kia, dan seketika menariknya perlahan untuk masuk ke dalam pelukannya."Semuanya akan baik-baik saja," bisik Byan lembut sembari mengusap lembut rambut panjang Kia, tak mempedulikan bahwa kini ia dan gadis itu telah menjadi pusat perhatian orang-orang yang berlalu-lalang di lobby.Beberapa orang yang mengenali Kia bahkan diam-diam saling berbisik, mengira bahwa gadis itu tengah dipeluk kekasihnya.Ketika Byan mulai merasakan bahwa ia dan Kia telah menjadi perhatian orang-orang, lelaki itu pun perlahan melepas
Kepala bersurai hitam itu pun perlahan semakin turun, hingga akhirnya tenggelam di antara kedua paha seksi Kia yang terbuka. Byan tak lagi membuang waktu untuk mencicipi hidangan lezat yang tersaji di depan mata, siap untuk disantap dengan penuh nikmat.Byan mengusap dengan lidahnya, sebelum mulai menyelusup ke dalam kelembutan Kia untuk mencari titik kenimatan dan merangsangnya dengan manuver lidahnya yang mahir. "Uumhhh..." Kia mengatupkan kedua kelopak matanya sembari melenguh panjang, ketika merasakan lidah Byan yang menari-nari lincah di bagian bawah tubuhnya. Sekujur tubuhnya merinding nikmat dan serasa tenggelam dalam lautan gairah yang liar tak bertepi.Gadis itu merintihkan nama Byan dan mencengkram rambut tebal lelaki itu erat, saat merasakan gelombang yang mulai bergulung-gulung menuju perutnya. Puncaknya yang kedua kalinya hampir tiba.Kia serasa gila setiap kali Byan menyentuhnya. Ia selalu merasakan orgasme yang begitu cepat, berkali-kali dan terlalu dahsyat hingga memb
"Tinggallah di sini untuk selamanya, Kia. Jadilah kekasihku."Kia masih berusaha mencerna semua perkataan Byan yang semula ia kira hanyalah bualan belaka, namun kini ia tidak yakin lagi. Manik gelap lelaki itu terlihat sangat serius dan... tulus. Tapi yang benar saja, apa dirinya baru saja diminta oleh seorang gigolo untuk menjadi kekasihnya?? Kia pasti lebih dari bodoh daripada menjadi kekasih Alex jika menerima tawaran seorang gigolo!Diduakan dengan Tessa saja rasa sakitnya bukan main, lalu apa jadinya jika ia harus rela kekasihnya memberikan pelayanan seks di atas ranjang dengan wanita-wanita lain di luar sana? Ah, sangat tidak masuk di akal Kia sama sekali!Meskipun, sejujurnya gadis bersurai panjang itu juga tidak bisa menampik hadirnya desir desir aneh di dadanya, saat lelaki setampan dan selembut Byan mengatakan suka dan ingin menjadikan Kia kekasihnya. Byan itu... adalah sosok lelaki idaman setiap wanita. Selain tampan dan lembut, di juga sangat peka. Mampu menarik gairah
Kia terbangun ketika merasakan kecupan lembut di keningnya. Seulas senyum manis tersemat di bibir sensual itu dengan kelopak mata yang masih menutup. Namun Kia mengernyitkan keningnya, ketika menghirup aroma parfum Byan yang segar dan kelihatannya baru saja disemprotkan di tubuhnya. Seketika gadis itu pun membuka kedua matanya."Kamu mau kemana?" Tanya Kia, yang melihat Byan ternyata sedang berdiri sudah sangat rapi seperti mau pergi.Lelaki itu pun duduk di samping ranjang dan mengelus rambut panjang Kia. "Ada hal yang harus kuurusi, Kia. Hanya sebentar. Aku janji akan kembali dalam satu setengah jam." "Hm. Hal apa?" Byan tersenyum ketika melihat bibir ranum Kia sedikit cemberut saat bertanya. "Masalah pekerjaan. Kamu nggak apa-apa kan kutinggal dulu?" Kia mengangguk pelan meski rasanya ia agak kesal. Entah kenapa, tapi itu yang ia rasakan. "Aku pergi dulu. Mintalah apa pun kepada pelayan di sini jika kamu membutuhkan sesuatu," pamit Byan sembari mengecup sekilas bibir Kia, dise
"Lelaki. Ck. Kenapa sih mereka semua sama saja brengseknyaa?!" Wanita bergaun putih itu kemudian meneguk cairan berwarna gelap dari dalam gelas yang langsung tandas hanya dalam beberapa tegukan.Tak peduli jika minuman memabukkan itu akan semakin merampas kesadarannya, terutama setelah di gelas yang ke lima.Kia cemberut sembari menghela napas keras, kemudian menopang wajahnya dengan kedua tangan yang bertumpu di atas meja bartender. Pikirannya terngiang kembali pada foto seorang wanita cantik yang sedang hamil di atas meja kerja Byan."Kurasa sebaiknya berhenti berharap saja, karena ini semua begitu melelahkan," gumannya lagi dengan tatapan nanar menatap gelasnya yang telah kosong.Kia merasa dirinya begitu bodoh, mengira bahwa Byan akan berbeda dengan Alex bajingan itu. Namun nyatanya, lelaki itu bahkan jauh lebih buruk!Byan.Manik coklat Kia mengerjap pelan kala mengingat sosok rupawan itu. Jika dipikir-pikir, wajar saja sih kalau Byan lebih brengsek dari Alex. Dia gigolo dan luar