LOGINEric terdiam sesaat. Otaknya berpikir keras. Jawaban apa yang akan ia berikan kepada Valencia? Sebelumnya, Eric tidak menyangka bahwa dirinya akan mendapatkan pertanyaan semacam ini. Pertanyaan itu, sangatlah privasi. Eric tahu betul bagaimana hubungan Arion dan Esther. Meski sangat rumit, tetapi hubungan mereka lebih dari sekedar hubungan dekat. Arion sangat mencintai Esther yang masih berstatus sah istri orang lain. Dan untuk menutupi hubungannya dengan wanita itu, Arion terpaksa menerima perjodohan dengan Valencia. Itu terdengar licik, tetapi Valencia tidak boleh tahu soal ini. Melihat Eric yang hanya diam, Valencia bersuara, “Eric, kenapa kau diam?” Suara Valencia menarik perhatian Eric. Pria itu terlihat tenang, namun dalam hati merasa bingung, bagaimana ia harus menjawab. Ia tidak ingin jawaban yang keluar dari mulutnya menjadi sebuah masalah. Akhirnya, ia mencari aman saja. “Maafkan saya, Nona. Itu adalah privasi Tuan Arion. Jika Anda ingin mengetahuinya, Anda harus bertan
Tiara meremas ujung dressnya. Ternyata apa yang selama ini ia pikirkan adalah benar. Saat kedatangan Robert ke kantor Erland, Tiara tidak bisa mendengar percakapan mereka. Tetapi kali ini Tiara mendengarnya dengan sangat jelas bahwa Erland masih mencari keberadaan Esther. “Jadi Kak Erland masih mencari Esther?” Tiara tak habis pikir, apa kelebihan wanita itu dibandingkan dirinya. Tiara merasa bahwa dirinya tak kalah cantik dari Esther. Dirinya juga berpotensi memiliki anak dibandingkan Esther yang memang terbukti mandul. Apa Erland benar-benar mencintai Esther? Memikirkan hal itu, Tiara jadi kesal sendiri. “Saya masih kesulitan mendeteksi keberadaan Nyonya Esther, Tuan.” Robert menjawab sesuai dengan hasil yang ia dapatkan. Mendengar itu, Erland terlihat kesal. Tetapi ia tidak menyalahkan Robert. Bagaimanapun pria itu adalah pria biasa yang memiliki kekurangan. Erland tidak habis pikir, mengapa sulit sekali mencari keberadaan Esther. “Sebenarnya di mana wanita itu? Bagaimana mung
Kening Valencia mengkerut. “My World?” Valencia bukan tidak tahu apa arti dari bahasa asing itu. Duniaku. Entah dunia seperti apa yang dimiliki Arion. Ia juga penasaran siapa orang itu, seberapa besar arti orang itu, sehingga Arion memberi nama sedemikian rupa. Dan yang menjadi pertanyaan penting adalah, orang itu pria atau wanita? Pertanyaan mengusik ketenangan Valencia. Ia menatap layar ponsel milik Arion yang terus bergetar. Pikiran buruk kini menghantui Valencia. “Apa dia sudah memiliki wanita lain?” gumam wanita itu. Mengingat bagaimana dinginnya sikap Arion kepada dirinya, bisa saja itu menjadi penyebabnya. Suara pintu mengejutkan Valencia, dengan cepat wanita itu meletakkan kembali ponsel milik Arion di tempat semula dan segera memperbaiki eskpresi wajahnya, menghilangkan kegelisahan di wajahnya. Valencia berusaha bersikap biasa saja meski dalam hatinya berkecamuk. Ia mengatur senyumnya supaya tidak menghilang dari bibirnya. Arion kembali ke tempat duduknya. Atensinya t
Kendaraan berdecit, berputar arah menuju rute di mana Arion akan menemui Valencia. Ia terpaksa menemui wanita itu untuk mengalihkan perhatian orang yang berada di dalam kendaraan di belakang sana. Arion yakin bahwa orang-orang di dalam mobil itu adalah orang suruhan Erland. Arion dapat melihat dari kendaraan yang terdapat logo Dawson Group. “Bukankah mereka terlalu mencolok, Tuan?” tanya Eric yang tampak fokus ke depan. “Ya, mereka memang bodoh!” balas Arion sembari melirik ke arah spion. Sebelah sudut bibirnya ditarik ke samping. Sementara itu, Robert berusaha untuk tetap menjaga jarak dengan kendaraan yang ada di depannya. Ia tidak tahu bahwa Arion sudah mengetahui tindakannya mengikuti pria itu. Semua itu karena tugas dari Erland. Pria itu ingin mengetahui keberadaan Esther. Dan Erland sangat yakin bahwa Arion lah yang menyembunyikan wanita itu. Arion tetap berusaha tenang, ia tahu tujuan Erland menyuruh anak buahnya untuk mengikuti dirinya. Itu sebabnya ia harus mengecoh mer
Esther terpejam kala sebuah benda kenyal menyentuh bibirnya. Refleks ia membalas kecupan yang diberikan oleh pria itu. Esther membuka mulut, menyambut permainan lidah. Kedua tangannya meremas kuat jas pria itu. Sesaat ia tenggelam dalam permainan bibir yang dilakukan oleh Arion. Deru napas Arion begitu panas, menyapu kulit wajah. Pria itu sangat pandai membuat Esther melayang hanya dengan sebuah sentuhan. Arion menahan pinggang Esther, dan satu tangannya memegang tengkuk. Ia semakin memperdalam kecupannya, melumat, mengabsen setiap inci gigi Esther dan membelit indera perasa wanita itu. Puas dengan permainan bibir, Arion berpindah. Ia membuka kerah kemeja yang dikenakan Esther kemudian kembali menenggelamkan kepalanya, menyusuri bagian ceruk leher hingga tulang selangka dengan indera perasanya. Esther meloloskan desahannya ketika Arion meninggalkan jejak percintaan di beberapa bagian tubuhnya. “Uh…Arion.” Esther mendongak, kedua matanya terpejam. Sekujur tubuhnya meremang.
“Apa-apaan ini, Arion?” Esther tertegun untuk beberapa saat. Ia nyaris tidak mempercayai penglihatannya. Esther bahkan sampai tidak bisa berkata-kata. Ruangan macam apa ini? Sementara Arion tampak tersenyum, menikmati keterkejutan Esther. Namun, di sisi lain ia merasa gugup karena ia telah membuka aibnya sendiri. Ia telah menyimpan ini begitu lama. Dan ia berpikir. Inilah saatnya ia menunjukkannya kepada Esther untuk meyakinkan wanita itu terhadap perasaannya. “Kau ingin melihatnya?” Arion menggerakkan kepala sebagai isyarat agar Esther masuk ke dalam ruangan tersebut. Esther menatap Arion sekilas, keraguan merambat di sudut hatinya. Arion mengulurkan tangannya, dan dengan ragu Esther menyambutnya. Langkah kakinya terayun pelan. Seolah digelayuti oleh keraguan. Namun, ketika Esther berhasil memasuki ruangan, ia semakin terperangah. Ada banyak potret tentang dirinya tergantung di dinding, bahkan tidak ada celah sedikit pun yang tidak terisi. Esther menatap deretan bingka







