Home / Romansa / Gairah Liar Adik Ipar / Bab 14. Bermain Di Meja Makan

Share

Bab 14. Bermain Di Meja Makan

Author: Ellea Neor
last update Last Updated: 2025-10-10 09:00:04

Esther terkejut.

Refleks menutup kedua mata. Dan membiarkan sentuhan itu semakin nyata.

Esther mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Tetapi Arion melumat dengan kuat. Tidak mendapatkan balasan, Arion pun menjauh. Menatap Esther yang tengah memejamkan mata.

Arion tersenyum.

Esther membuka mata ketika sentuhan itu tak lagi terasa. Di depan matanya, ia melihat Arion menyunggingkan senyumnya.

“Kakak ipar, sepertinya kau sudah sehat.”

“Kau…” Belum sempat Esther melanjutkan ucapannya, Arion kembali melumat bibir Esther.

Wanita itu memundurkan kepala, menyandarkan punggungnya.

Arion menahan kepala Esther agar tetap tegak. Sementara satu tangannya menelusup ke belakang leher. Ia memperdalam kecupannya dan memaksa Esther membuka mulut.

Esther yang semula menahan diri kini mulai terpancing. Ia tak bisa menahan hawa panas yang mulai menjalar melalui sentuhan yang A
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 43. Perbandingan

    Setelah mengatakan itu, Esther melenggang begitu saja meninggalkan Erland dan Tiara. Masih di toko yang sama, Esther kembali memilih-milih sepatu yang sesuai dengan kriterianya. Elegan, dan yang pasti limited edition. Esther tidak suka bila ada orang lain mengenakan barang yang sama dengan dirinya. Esther berhenti di depan etalase kaca. Sepasang sepatu berwarna perak menjadi pusat perhatian. Esther benar-benar menginginkannya kali ini, dan lagi-lagi Tiara muncul. Kembali tertarik dengan barang yang dipilih Esther. “Kak Erland, aku mau itu,” kata Tiara. Esther melotot kali ini. Bisa-bisanya dia berkata seperti itu. Merengek seperti anak kecil membuat Esther semakin muak saja. Erland mengikuti arah jari telunjuk Tiara. Dan melihat sepatu yang ada di tangan Esther. “Aku tidak habis pikir, kenapa kau ingin merebut semua milikku?” cerca Esther. Tiara mencebik. Dia tidak membalas ucapan Esther. Ia kembali fokus pada Erland. “Kak Erland. Dapatkan itu untukku, ya!” rengeknya. Erland

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 42. Barang Bekas

    Esther menatap Arion tajam, seolah memberi peringatan kepada pria itu. Bukannya berhenti, tetapi Arion semakin liar memberi sentuhan. Esther bisa saja menepisnya, tetapi setiap gerak-geriknya akan menjadi pusat perhatian. Wajah Esther semakin pucat tatkala sentuhan itu semakin dalam. Mencapai area intinya, panas dingin menjalar dari sentuhan itu ke seluruh tubuhnya. Esther ingin sekali memaki pria ini, tetapi ia tidak akan bertindak bodoh. Sementara Arion tampak tersenyum puas. Andai tidak di tempat umum, ia pasti akan mengeksekusi Esther saat itu juga. Tiara memperhatikan Esther yang tampak berbeda. Wajahnya yang semula dingin kini berubah pucat. “Kak Esther, kau kenapa?” Pertanyaan itu membuat Erland seketika menatap Esther. Keningnya mengkerut. “Esther, kau baik-baik saja?” tanya Erland khawatir. Esther nyaris kehilangan akal sehatnya. Ia melihat ke arah Erland dan mencoba menampilkan senyumnya. “Ah…ya. Aku baik-baik saj

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 41. Jaga Pandanganmu!

    “Erland?” Esther seketika membulatkan mata. Bukan hanya Esther, tetapi Erland juga terkejut melihat istri pertamanya berada di tempat yang sama dengan dirinya. Bersama pria lain.Harusnya ia sudah bisa menduga, tetapi ia tahu kebiasaan Esther yang selalu berbelanja di butik mewah, bukan pusat perbelanjaan. Selain itu, Esther tidak ingin dirinya menjadi pusat perhatian. Mengingat dirinya adalah istri dari pemilik tempat ini. Tetapi hari ini, Erland melihat wanita itu begitu berbeda. Dan saat melihat sosok yang berada di dekat istrinya, darah Erland semakin mendidih. Sementara Arion sebaliknya, ia terlihat tenang. Ia memang tidak menduga akan bertemu Erland di sini. Tetapi ia sudah bisa memperhitungkan, apa yang akan ia lakukan. “Esther, kenapa kau bisa bersamanya?” cecar Erland dengan nada tidak senang. Tiara yang berada di dekat Erland juga penasaran. Esther dan Arion terlihat akrab, dari hari-hari sebelumnya, Tiara sudah mengamati. Mereka memiliki hubungan yang lebih dekat dari

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 40. Putra Kedua

    Arion tertawa melihat respon Esther. Wanita itu sungguh tak terduga, membuat Arion senyum-senyum sendiri dibuatnya. “Kakak ipar, kenapa kau terkejut begitu? Bukannya kita sudah sering tidur bersama?” kata Arion.“Hentikan omong kosongmu itu!” seru Esther kesal.Arion malah tertawa. Ia sangat suka sekali menggoda Esther. Esther yang sedang menyetir jadi tidak fokus karena ulah Arion. Walau hanya sebatas kata-kata, Esther merasa salah tingkah. Ia dapat merasakan wajahnya yang tiba-tiba panas.“Kau, bukannya ingin membantuku menyelidiki tentang Tiara, tapi kau terus mengajakku tidur, seperti tidak pernah puas saja,” sindir Esther. “Ah, soal itu. Kau tenang saja, Kakak ipar. Apa pun yang kau inginkan, akan kau dapatkan. Tapi kalau boleh jujur, aku sungguh tidak bisa jauh darimu, Kakak ipar.” Arion menggerakkan jemarinya, menelusup ke dalam rok span yang Esther kenakan. Esther seketika merasa merinding. Semakin merusak ko

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 39. Mobil Bergoyang

    Beberapa menit sebelumnya. Erland baru saja mendapatkan telepon dari salah satu rekan bisnisnya untuk menghadiri sebuah pertemuan penting. Ia menyuruh Tiara menyiapkan berkas penting yang diperlukan dalam pertemuan tersebut. Sepuluh menit kemudian, keduanya segera keluar. Mereka melalui jalur khusus pejabat perusahaan menuju tempat parkir di mana Erland memarkirkan mobilnya. Saat keluar, ia tanpa sengaja melihat mobil istri pertamanya masih terparkir di basement tak jauh dari mobilnya. Padahal Esther sudah keluar setengah jam yang lalu. “Esther?” Erland mengerutkan keningnya. Ia melihat kendaraan milik Esther sedikit bergoyang. Tiara yang juga melihat itu tampak heran. Ia menatap ke arah suaminya. “Itu bukannya mobil Kak Esther?” tanya Tiara. “Iya, kau benar,” jawab Erland. Dengan langkah ragu, ia mendekati mobil istri pertamanya. Tiara yang juga penasaran turut mengekor di belakang Erland. Entah apa yang terjadi dengan kendaraan kakak madunya itu sampai bergerak seperti itu.

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 38. Bermain Di Dalam Mobil

    “Arion…kau…” Pria yang disebut namanya seketika mengukir senyum tipis. Ia lantas melipat sapu tangan yang ia pegang lalu mengusap pipi Esther yang basah. “Mengapa beberapa wanita di dunia ini berpikir bahwa mereka terlihat cantik saat sedang menangis?” sindirnya. Esther meraih sapu tangan itu lalu mengusap pipinya. Ia ingin menyanggah ucapan Arion, tetapi ia tidak punya tenaga untuk melakukan itu. Arion menatap Esther, bibirnya tak berhenti menampakkan senyum. “Sudah, jangan menangis. Kau terlihat jelek saat menangis,” ejek Arion. Ucapan Arion tersebut segera dibalas lirikan tajam oleh Esther. “Aku tidak pernah bilang diriku ini cantik,” sanggahnya. Arion meraih dagu wanita itu, lalu mendekatkan wajahnya. “Aku lebih suka melihatmu marah,” ujarnya. Tangan Arion yang memegang dagu Esther seketika ditepis oleh wanita itu. “Kau kenapa bisa ada di sini?” tanya Esther mengalihkan topik pembicaraan. Arion berdi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status