Home / Romansa / Gairah Liar Adik Ipar / Bab 30. Rencana

Share

Bab 30. Rencana

Author: Ellea Neor
last update Last Updated: 2025-10-18 15:00:44

Esther terkesiap. Ia segera mendorong Arion sehingga membuat pria itu secara refleks turun dari atas tubuhnya.

Arion menatap Esther dengan tatapan kesal. Hendak memprotes tetapi Esther lebih dulu menempelkan jari di bibirnya sebagai isyarat agar pria itu diam.

Ketukan pintu disertai lolongan dari luar kembali terdengar.

Tok tok tok!

“Sayang, apa kau sudah tidur? Biarkan suamimu ini masuk.”

Itu suara Erland.

Buru-buru Esther mengenakan kembali jubah mandi yang ditanggalkan oleh Arion. Esther hendak melangkah ke arah pintu, namun tatapan tajam Arion menarik atensinya.

“Apa yang kau lakukan? Cepat pakai bajumu lalu sembunyi,” bisik Esther.

Arion melotot. “Kenapa aku harus melakukan itu? Kau adalah milikku,” tegas Arion. “Biarkan saja Erland tahu.”

“Apa kau yakin? Kau ingin rencanamu gagal saat ini juga?”

Arion menatap Esther heran. Rencana? Apa yang diketahui oleh Esther tentang rencanan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 39. Mobil Bergoyang

    Beberapa menit sebelumnya. Erland baru saja mendapatkan telepon dari salah satu rekan bisnisnya untuk menghadiri sebuah pertemuan penting. Ia menyuruh Tiara menyiapkan berkas penting yang diperlukan dalam pertemuan tersebut. Sepuluh menit kemudian, keduanya segera keluar. Mereka melalui jalur khusus pejabat perusahaan menuju tempat parkir di mana Erland memarkirkan mobilnya. Saat keluar, ia tanpa sengaja melihat mobil istri pertamanya masih terparkir di basement tak jauh dari mobilnya. Padahal Esther sudah keluar setengah jam yang lalu. “Esther?” Erland mengerutkan keningnya. Ia melihat kendaraan milik Esther sedikit bergoyang. Tiara yang juga melihat itu tampak heran. Ia menatap ke arah suaminya. “Itu bukannya mobil Kak Esther?” tanya Tiara. “Iya, kau benar,” jawab Erland. Dengan langkah ragu, ia mendekati mobil istri pertamanya. Tiara yang juga penasaran turut mengekor di belakang Erland. Entah apa yang terjadi dengan kendaraan kakak madunya itu sampai bergerak seperti itu.

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 38. Bermain Di Dalam Mobil

    “Arion…kau…” Pria yang disebut namanya seketika mengukir senyum tipis. Ia lantas melipat sapu tangan yang ia pegang lalu mengusap pipi Esther yang basah. “Mengapa beberapa wanita di dunia ini berpikir bahwa mereka terlihat cantik saat sedang menangis?” sindirnya. Esther meraih sapu tangan itu lalu mengusap pipinya. Ia ingin menyanggah ucapan Arion, tetapi ia tidak punya tenaga untuk melakukan itu. Arion menatap Esther, bibirnya tak berhenti menampakkan senyum. “Sudah, jangan menangis. Kau terlihat jelek saat menangis,” ejek Arion. Ucapan Arion tersebut segera dibalas lirikan tajam oleh Esther. “Aku tidak pernah bilang diriku ini cantik,” sanggahnya. Arion meraih dagu wanita itu, lalu mendekatkan wajahnya. “Aku lebih suka melihatmu marah,” ujarnya. Tangan Arion yang memegang dagu Esther seketika ditepis oleh wanita itu. “Kau kenapa bisa ada di sini?” tanya Esther mengalihkan topik pembicaraan. Arion berdi

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 37. Harta Gono-gini

    Erland terkesiap mendengar penuturan Esther. Kalau boleh memilih, ia tidak ingin menceraikan keduanya. Jujur saja, ia sangat mencintai Esther, tetapi ia juga membutuhkan Tiara. Sementara Erland berpikir keras, Esther menatap pria itu dengan penuh kepuasan. “Apa yang kau pikirkan, Erland? Aku tidak meminta hartamu, aku hanya ingin kau memilih saja. Tapi sepertinya itu berat bagimu. Bukannya kau bilang tidak cinta dengan Tiara?” Erland menghela napas kasar. Ia merasa dilema besar. Setelah bergelut dengan pikirannya sendiri. Akhirnya Erland meraih pena, dan membubuhkan tanpa tangan. Esther melihat pergerakan tangan Erland dengan lihai memberikan tanda tangannya. Dan ia pun tersenyum. Akhirnya pria itu menyetujui kesepakatan itu. Dengan begitu ia bisa mengendalikan pria itu. Di depan pintu, Tiara masih mencoba menguping pembicaraan antara Esther dan Erland. Tetapi nasib sial berpihak padanya, ia tidak mendengar apa pun. “Mereka bicara apa sih? Kenapa aku tidak bisa dengar?” gerutu T

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 36. Perjanjian Perceraian

    “Sepertinya aku mengganggu waktu kalian?” Bibir wanita itu memang tersenyum, tetapi kata yang terlontar penuh nada sindiran. Esther menatap suami dan adik madunya secara bergantian. Dan itu membuat mereka salah tingkah. Tiara tampak membenahi rambutnya yang sedikit berantakan. Sementara Erland tampak seperti orang yang tertangkap basah. Menyadari tatapan istri pertamanya, Erland segera mencairkan suasana. “Sayang, kenapa tidak menghubungi dulu kalau ingin kemari?” tanya Erland mencoba mengalihkan topik pembicaraan. Terakhir kali, Esther datang ke perusahaan adalah empat tahun lalu. Mendengar itu, Esther menyunggingkan senyumnya. “Kenapa? Apa kau takut aku mengganggu ‘permainan’ kalian?” Lagi-lagi kalimat sindiran dilontarkan oleh Esther. Erland mengulas senyum. Mencoba menyangkal. “Tentu tidak, Sayang.” Erland lantas berdiri dari kursinya, ia melangkah mendekati Esther. Kedua tangannya menyentuh pundak Esther. “Sayang, kau kemari pasti ada sesuatu?” Bukannya menjawab, Esther me

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 35. Pencetak Anak

    Tiara menyunggingkan senyumnya. Apa yang ia dengar seperti angin segar yang berhembus. Bila Esther bercerai dengan Erland, maka posisi Nyonya Dawson akan jatuh ke tangannya. Tiara sangat bahagia membayangkan saat itu datang. Ia tersenyum penuh kemenangan. Ia menajamkan pendengarannya, mencoba mengulik informasi dari percakapan yang ia dengar antara Esther dan Erland. “Apa kau bilang? Bercerai?” Erland menatap istri pertamanya tak percaya. Ia hanya ingin meminta haknya seperti biasa, tetapi wanita itu malah berbicara demikian. “Ya, tentu saja. Kau tak butuh istri sepertiku. Lagi pula sudah ada Tiara,” ucap Esther tenang, seolah tanpa beban. Erland mengusap wajahnya kasar. Pagi-pagi ia sudah dihadapkan dengan pertengkaran. Kalau ia sedang tidak menjaga hati Esther, sudah pasti Erland akan emosi. “Esther, hanya karena aku menikah diam-diam. Kau sampai seperti ini? Bukankah aku sudah minta maaf? Lagi pula Tiara h

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 34. Ceraikan Aku!

    Esther melotot, ia menoleh ke arah Arion yang kini tersenyum jahil ke arahnya. Ia lantas menatap Erland yang kini menampakkan ekspresi wajah gelap. Kalau tidak ada orang, Esther pasti sudah menjitak kepala Arion. Bisa-bisanya pria itu mencari gara-gara di saat seperti ini. Hening masih menggantung di udara. Esther tidak tahu harus berbuat apa. Di sisi lain ia tidak ingin membuat Erland curiga bila dirinya memiliki hubungan lebih dekat dari yang diduga. “Kenapa diam, Kakak ipar? Aku ingin kau mengambilkan makanan untukku,” katanya lagi. Esther memejamkan mata. Hendak menjawab, tetapi Erland lebih dulu menyela. “Kau punya tangan ‘kan? Kau bisa mengambilnya sendiri!” Erland semakin menampakkan wajah gelapnya. Tangannya yang memegang sendok berubah mengepal. Arion memiringkan kepalanya. “Aku hanya ingin diambilkan saja.” Ia kembali menoleh ke arah Esther yang kini mengeluarkan ekspresi tegang. Arion tersenyum. “Ibuku

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status