Share

Bab 98.

Penulis: Ellea Neor
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-03 21:54:56

“Tuan Erland? Untuk apa dia datang kemari, Tuan?” tanya Eric. Ia menoleh ke belakang dan melihat Arion juga memperhatikan ke luar jendela.

Arion terdiam, ia teringat akan ucapan Esther bahwa Erland sedang mencarinya saat ini. Sudah jelas tujuan pria itu datang kemari.

“Dia mencari Esther,” jawab Arion. Ia terus memperhatikan gerakan Erland yang tampak tergesa-gesa.

“Dia sendirian, Tuan. Biasanya ia akan pergi bersama istri keduanya?”

“Istri keduanya tidak akan ikut untuk beberapa waktu.” Dengan pulang ke kediaman Dawson, Arion tahu segalanya tentang apa yang terjadi di rumah itu. Termasuk kamera pengintai miliknya yang ditemukan oleh Erland.

Arion menyeringai. Membayangkan betapa kesalnya Erland saat itu. Membuat Arion tertawa sendiri. Ia

“Kita masuk sekarang, Tuan?” tanya Eric.

“Tidak, kita tunggu Erland pergi saja.”

Sementara itu, Erland menerjang masuk ke dalam gedung tanpa permisi dan membuat terkejut semua orang yang ada di dalamnya termasuk Harvey.

Pria itu sontak berdir
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 107.

    Kening Valencia mengkerut. “My World?” Valencia bukan tidak tahu apa arti dari bahasa asing itu. Duniaku. Entah dunia seperti apa yang dimiliki Arion. Ia juga penasaran siapa orang itu, seberapa besar arti orang itu, sehingga Arion memberi nama sedemikian rupa. Dan yang menjadi pertanyaan penting adalah, orang itu pria atau wanita? Pertanyaan mengusik ketenangan Valencia. Ia menatap layar ponsel milik Arion yang terus bergetar. Pikiran buruk kini menghantui Valencia. “Apa dia sudah memiliki wanita lain?” gumam wanita itu. Mengingat bagaimana dinginnya sikap Arion kepada dirinya, bisa saja itu menjadi penyebabnya. Suara pintu mengejutkan Valencia, dengan cepat wanita itu meletakkan kembali ponsel milik Arion di tempat semula dan segera memperbaiki eskpresi wajahnya, menghilangkan kegelisahan di wajahnya. Valencia berusaha bersikap biasa saja meski dalam hatinya berkecamuk. Ia mengatur senyumnya supaya tidak menghilang dari bibirnya. Arion kembali ke tempat duduknya. Atensinya t

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 106.

    Kendaraan berdecit, berputar arah menuju rute di mana Arion akan menemui Valencia. Ia terpaksa menemui wanita itu untuk mengalihkan perhatian orang yang berada di dalam kendaraan di belakang sana. Arion yakin bahwa orang-orang di dalam mobil itu adalah orang suruhan Erland. Arion dapat melihat dari kendaraan yang terdapat logo Dawson Group. “Bukankah mereka terlalu mencolok, Tuan?” tanya Eric yang tampak fokus ke depan. “Ya, mereka memang bodoh!” balas Arion sembari melirik ke arah spion. Sebelah sudut bibirnya ditarik ke samping. Sementara itu, Robert berusaha untuk tetap menjaga jarak dengan kendaraan yang ada di depannya. Ia tidak tahu bahwa Arion sudah mengetahui tindakannya mengikuti pria itu. Semua itu karena tugas dari Erland. Pria itu ingin mengetahui keberadaan Esther. Dan Erland sangat yakin bahwa Arion lah yang menyembunyikan wanita itu. Arion tetap berusaha tenang, ia tahu tujuan Erland menyuruh anak buahnya untuk mengikuti dirinya. Itu sebabnya ia harus mengecoh mer

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 105.

    Esther terpejam kala sebuah benda kenyal menyentuh bibirnya. Refleks ia membalas kecupan yang diberikan oleh pria itu. Esther membuka mulut, menyambut permainan lidah. Kedua tangannya meremas kuat jas pria itu. Sesaat ia tenggelam dalam permainan bibir yang dilakukan oleh Arion. Deru napas Arion begitu panas, menyapu kulit wajah. Pria itu sangat pandai membuat Esther melayang hanya dengan sebuah sentuhan. Arion menahan pinggang Esther, dan satu tangannya memegang tengkuk. Ia semakin memperdalam kecupannya, melumat, mengabsen setiap inci gigi Esther dan membelit indera perasa wanita itu. Puas dengan permainan bibir, Arion berpindah. Ia membuka kerah kemeja yang dikenakan Esther kemudian kembali menenggelamkan kepalanya, menyusuri bagian ceruk leher hingga tulang selangka dengan indera perasanya. Esther meloloskan desahannya ketika Arion meninggalkan jejak percintaan di beberapa bagian tubuhnya. “Uh…Arion.” Esther mendongak, kedua matanya terpejam. Sekujur tubuhnya meremang.

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 104.

    “Apa-apaan ini, Arion?” Esther tertegun untuk beberapa saat. Ia nyaris tidak mempercayai penglihatannya. Esther bahkan sampai tidak bisa berkata-kata. Ruangan macam apa ini? Sementara Arion tampak tersenyum, menikmati keterkejutan Esther. Namun, di sisi lain ia merasa gugup karena ia telah membuka aibnya sendiri. Ia telah menyimpan ini begitu lama. Dan ia berpikir. Inilah saatnya ia menunjukkannya kepada Esther untuk meyakinkan wanita itu terhadap perasaannya. “Kau ingin melihatnya?” Arion menggerakkan kepala sebagai isyarat agar Esther masuk ke dalam ruangan tersebut. Esther menatap Arion sekilas, keraguan merambat di sudut hatinya. Arion mengulurkan tangannya, dan dengan ragu Esther menyambutnya. Langkah kakinya terayun pelan. Seolah digelayuti oleh keraguan. Namun, ketika Esther berhasil memasuki ruangan, ia semakin terperangah. Ada banyak potret tentang dirinya tergantung di dinding, bahkan tidak ada celah sedikit pun yang tidak terisi. Esther menatap deretan bingka

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 103.

    Tatapan Esther seketika membesar. Apa yang baru saja ia dengar? Suara itu… Esther melihat layar, nomor itu tanpa nama. Tetapi wanita di seberang sana mengaku sebagai Valencia. Mendadak hati Esther memanas. Darahnya mendidih tanpa sebab. Tunggu, apa ini yang dinamakan cemburu? “Halo…kau benar Arion ‘kan?” Seperti duri, suara itu kembali menusuk gendang telinga Esther. Esther terdiam. Ia tidak menjawab. Menunggu kalimat selanjutnya. “Halo…apa kau mendengarku?” Esther penasaran dengan tujuan wanita itu menelpon Arion. Meski begitu ia tetap menahan diri untuk tidak bersuara. “Hei…Arion jawab aku!” Esther terdiam. Ia merasa bingung hendak menjawab. Ia berpikir, bila dirinya bersuara, bisa menimbulkan masalah. Akhirnya ia memutuskan untuk menutup panggilan secara sepihak. Esther kembali meletakkan ponsel itu ke tempatnya. Di saat yang bersamaan, pintu kamarnya terbuka. Esther segera membalik diri dan melihat Arion memasuki kamarnya. “Kakak ipar, kau sudah bangun?” tanyanya l

  • Gairah Liar Adik Ipar    Bab 102.

    “Astaga! Kau mengejutkanku!” pekik Esther saat melihat sosok itu. Arion mengulas senyum tipis kemudian menatap pintu di hadapannya dengan tatapan dingin. “Kakak ipar? Apa yang akan kau lakukan di ruangan ini?” tanya Arion. Nada bicaranya terdengar sangat dingin. Menyadari itu, Esther segera menarik tangannya dari knop pintu dan memikirkan sesuatu untuk mencari sebuah jawaban. “Emm…aku…penasaran saja. Pintu ini berbeda dari pintu lainnya,” jawab Esther jujur. Ya memang ia tertarik karena bentuk ukiran pintu yang sedikit aneh. “Penasaran bukan berarti kau bisa masuk tanpa izin ‘kan?” sindir Arion. Esther menggigit bibir bawahnya. Yang dikatakan Arion benar. Dan Esther harus mengakui kesalahannya. Tidak seharusnya ia memasuki ruangan tanpa izin pemilik rumah. “Maafkan aku, Arion,” ucap Esther akhirnya. Mendengar itu, Arion seketika mengulas senyum. Ia meraih jemari Esther kemudian menariknya perlahan. “Ayo kita ke kamar, ada sesuatu yang ingin kuberikan padamu,” kata Arion.Kening

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status