Share

Bab 288

Author: kodav
last update Last Updated: 2025-08-22 11:00:01

Valdi menatap Mayang yang terisak di hadapannya, jemari mungil gadis itu gemetar saat memeriksa lengan dan dadanya, mencari luka yang tidak ada. Kepanikan di mata Mayang begitu tulus, ketakutannya murni untuk keselamatan Valdi. Seketika, topeng dingin di wajah Valdi luruh, digantikan oleh ekspresi yang telah Mayang kenal: ekspresi seorang pria yang rapuh dan butuh perlindungan.

Ini adalah kesempatan. Sebuah kesempatan untuk menenun kebohongan yang lebih dalam, lebih mengikat.

“Sssst… Om tidak apa-apa, Sayang,” bisik Valdi, suaranya sengaja dibuat serak dan bergetar. Ia menarik Mayang ke dalam pelukannya, membiarkan gadis itu menangis di dadanya yang bidang. “Om baik-baik saja.”

“Tapi… tapi darah ini… kursi roda Om…” isak Mayang, suaranya teredam.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 299

    Farah kini sudah mencapai paha Vina. Gaun Vina yang tersingkap sedikit memberinya akses. Lidahnya menyelinap di bawah kain, menjelajahi paha bagian dalamnya yang sensitif. Vina mendesah tertahan, tubuhnya mulai bereaksi di luar kehendaknya. Rasa jijik itu perlahan mulai bercampur dengan sensasi geli yang aneh, yang membangkitkan rasa ingin tahu yang memalukan.“Lihat, Vina?” Valdi berbisik, suaranya seperti beludru yang mengancam. “Farah tahu cara melayani. Dia tahu bagaimana memberikan kenikmatan.”Valdi lalu menoleh pada Celine. “Sekarang giliranmu, Cel.”Celine menatapnya ngeri. “Nggak, Val. Aku nggak akan…”“Kau akan,” potong Valdi, suaranya kini dingin dan tanpa ampun. Ia mengeluarkan ponselnya, menu

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 298

    Valdi membalik Vina lagi, posisi missionary, menatap matanya yang basah karena air mata dan gairah. Ia mengangkat kaki Vina, melipatnya di bahunya, membuka liang Vina lebih lebar dan membuatnya semakin mudah diakses. Batangnya yang penuh urat kembali masuk, kali ini lebih dalam dari sebelumnya, menyentuh setiap dinding paling sensitif di dalam Vina. Ia mulai menggerakkan pinggulnya dengan kecepatan gila, ritme yang cepat, gila, tanpa henti.Tubuh Vina sudah lemas, orgasme pertamanya baru saja reda, namun Valdi tak memberinya waktu untuk bernapas. Liangnya yang bengkak dan sensitif kembali dihantam, dipompa tanpa ampun. Vina merasakan ledakan kedua datang lebih cepat, lebih kuat kali ini. Ia menjeritkan nama Valdi, suara yang penuh kebingungan dan keputusasaan bercampur dengan ekstase murni. Vina kembali mencapai puncaknya. Kali ini, semburan cairan itu lebih masif, lebih banyak dari sebelumnya, membasahi p

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 297

    Valdi mengakhiri panggilan video itu dengan senyum hangat yang sama sekali tidak mencapai matanya yang dingin. "Nanti malam kita ‘terapi’ sampai pagi, ya?" Kata-kata itu, yang diucapkan dengan nada begitu mesra dan personal pada gadis bernama Mayang, bergema di telinga Vina seperti lonceng kematian.Kehangatan yang baru saja menyelimuti tubuhnya setelah badai gairah mereka kini lenyap, digantikan oleh hawa dingin yang menusuk hingga ke sumsum tulang. Ia menarik tubuhnya dari pelukan Valdi, gerakan yang kaku dan penuh penolakan. Sprei sutra yang tadinya terasa sensual kini terasa seperti kain kafan yang menjijikkan.“Siapa itu?” tanya Vina, suaranya nyaris tak terdengar, serak oleh campuran kemarahan, penghinaan, dan luka yang menganga.Valdi menoleh padanya, ekspresinya kembali tenang, seolah

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 296

    Vina terisak. Ia berada di antara surga dan neraka, antara dosa dan kenikmatan. Ini salah, ini sangat salah, tapi rasanya begitu benar, begitu memuaskan. Perlawanan terakhirnya runtuh. “Aku… aku menginginkannya, Valdi… aku sangat menginginkannya…” bisiknya, sebuah pengakuan yang menyegel takdirnya, sebuah kalimat yang menghancurkan sisa-sisa jiwa luhurnya.Valdi tersenyum puas, senyum kemenangan yang kejam. Ia tidak langsung memasukinya. Ia terus menyiksanya dengan sentuhan dan ciuman, membawa Vina ke ambang puncak berulang kali, lalu menariknya kembali. Jarinya semakin dalam, mengocok titik sensitifnya, memompa gairah Vina sampai ke ubun-ubun. Vina menggeliat di bawahnya, tubuhnya melengkung, matanya terpejam erat, rambutnya basah oleh keringat.“Please… Valdi… please, aku mohon… masuki aku… ak

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 295

    Pagi merayap masuk ke dalam kamar mewah itu dengan kejam. Sinar matahari yang biasanya terasa hangat, kini terasa seperti sorotan lampu interogasi yang menelanjangi setiap sudut jiwa Vina yang remuk. Ia terbangun sendirian di atas ranjang yang terasa terlalu besar dan dingin. Di sampingnya, lekukan di sprei sutra dan aroma maskulin Valdi yang masih samar melekat adalah satu-satunya bukti bahwa kegilaan semalam bukanlah mimpi.Maximilian sudah mati. Kalimat itu berputar di benaknya, namun tidak membawa kelegaan seperti yang ia bayangkan. Dendam yang selama puluhan tahun menjadi bahan bakarnya kini telah padam, meninggalkan kekosongan yang dingin dan menakutkan. Ia menatap pantulan dirinya di cermin besar di seberang ranjang. Wajahnya pucat, matanya bengkak, dan di leher serta bahunya, jejak-jejak kemerahan dari gairah brutal Valdi terpampang seperti medali kehinaan.

  • Gairah Liar Pembantu Lugu   Bab 294

    Bunyi borgol yang mengunci pergelangan tangan Maximilian terasa seperti dentang lonceng kematian di ruang rapat yang sunyi itu. Pria tua yang tadinya begitu angkuh dan berkuasa, kini terlihat begitu rapuh, begitu hancur. Wajahnya pucat pasi, matanya yang biasanya tajam kini kosong, menatap Valdi dengan campuran kebencian, ketidakpercayaan, dan ketakutan yang murni. Ia digiring keluar oleh polisi, langkahnya gontai, meninggalkan jejak kehancuran dan kebohongan puluhan tahun di belakangnya.Begitu pintu tertutup, keheningan yang mencekam pecah. Para anggota dewan direksi, pria-pria tua yang tadinya duduk tegang, kini meledak dalam bisikan-bisikan heboh. Mereka menatap Valdi, yang masih berdiri tegap di tengah ruangan, dengan tatapan yang baru. Bukan lagi tatapan simpati pada seorang pewaris yang sakit, melainkan tatapan hormat—bahkan sedikit takut—pada seorang raja yang baru saja merebut kembali

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status