Home / Romansa / Gairah Menantang di Rumah Mertua / Chapter 39 | Menyalakan Bara Lama

Share

Chapter 39 | Menyalakan Bara Lama

last update Last Updated: 2025-10-27 20:41:37

Selina membeku di tempat, tepat di samping kabinet kayu setinggi dua meter itu. Ia buru-buru mengambil buku yang jatuh dan kembali meletakkannya ke posisi semula.

Pandangan sepasang suami istri di depan menancap padanya, meski Marissa cepat-cepat menghela napas dan membuang pandangan seolah tidak ingin Selina melihat ketegangan yang terjadi.

Sementara Dusan masih belum mengubah wajahnya, tetapi Selina merasa sorot mata pria itu sedikit melunak.

“Maaf, Ma, Pa,” kata Selina pelan. Ia melangkah ke depan mendekat pada Marissa dan Dusan.

Sudah ketahuan, tak ada gunanya bersembunyi lagi.

“Selina mau ambil baju, tapi malah dengar Papa dan Mama ribut-ribut.” Langkah Selina berhenti di depan mereka. Sejenak ia menatap Dusan sebelum menoleh pada Marissa. “Ada apa, Ma, Pa? Mungkin Selina bisa bantu?”

Sebuah dengkusan kasar terdengar dari Dusan. Pria itu menatapnya kemudian berkata dengan suara rendah, “Ada noda di baju Papa, Mama kamu salah paham.”

“Kalau nodanya bukan seperti ini, Mama nggak a
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Gairah Menantang di Rumah Mertua   Chapter 54 | Menyulut Api

    Selina yang baru saja masuk tentu saja terkejut dengan pertanyaan yang muncul begitu tiba-tiba. Ia tidak menyangka Giovanni akan menyinggung hal itu.Namun, Selina segera mengerjap pelan. Ia berusaha memulihkan ekspresinya sebelum sempat terlihat kaku. Dengan tenang, ia mengangkat kedua alisnya, seakan hanya ingin memastikan apa yang Giovanni maksud.“Oh, ya?” Dengan tenang Selina melangkah mendekat ke sisi ranjang yang kosong. “Memangnya sekretaris Papa beli parfum juga tadi?”Giovanni menggeleng ragu. Ia membuka paper bag itu dan mengintip kotak parfum di dalamnya sebelum meletakkannya lagi.“Enggak tahu pasti, aku cuma lihat sekilas. Tapi logonya sama persis,” jelasnya sambil ikut naik ke ranjang dan duduk di samping Selina.“Mungkin brand ini lagi viral.” Selina terkekeh pelan sambil menarik selimut, menutupi sebagian tubuhnya. “Biasanya barang yang dikasih ke aku memang barang-barang begitu. Kalau nggak, ya malah barang yang agak susah dicari.”Bibir Giovanni melengkung naik. Pri

  • Gairah Menantang di Rumah Mertua   Chapter 53 | Membuat Mereka Salah Paham

    Selina menahan napas. Tenggorokannya terasa kering, tetapi ia berusaha sekuat mungkin mempertahankan ekspresi tenang di wajahnya.Di lain sisi, Dusan sama sekali tidak tampak gugup. Ia justru membalas tatapan istri dan anaknya dengan senyum ringan, seolah tak ada apa-apa yang perlu dicurigai.“Kalian sudah selesai?” tanyanya, kemudian melangkah tenang ke arah Marissa.Seperti biasa, di depan istrinya, Dusan selalu tampak lembut.“Ngapain Papa sama Selina di sini?” ulang Marissa. Nada suaranya masih sama seperti tadi, meski kini terdengar sedikit bergetar. Tatapannya berkeliling menelusuri ruangan, bahkan sempat berhenti lama di ranjang, sebelum akhirnya kembali menatap suaminya.“Lagi lihat tirai,” jawab Dusan singkat. Ia berdiri di samping Marissa, menunjuk tirai besar di hadapan mereka dengan dagunya. “Papa lihat bibi sering cuci tirai. Padahal baru beberapa hari lalu di bersihkan. Jadi, mau ganti semua tirai di kamar tamu dengan bahan yang biasa aja.”Marissa mengerutkan dahinya.“

  • Gairah Menantang di Rumah Mertua   Chapter 52 | Kalian Sedang Apa?

    Dusan terus berjalan membawa Selina menuju sebuah kamar tamu yang hanya dipakai jika ada tamu atau kerabat yang menginap. Pintu tertutup, Selina diturunkan pada sebuah ranjang bersprei putih. “Papa mau bicara apa? Kenapa nggak bicara di luar aja? Gimana kalau Gio sama Mama tahu?”Dusan tidak langsung menjawab. Ia duduk di samping Selina, lalu meraih tangan putrinya yang saling bertaut di pangkuan. “Nggak usah panik,” katanya lembut. “Papa cuma mau kasih ini.”Pria itu mencondongkan tubuh sedikit, meraih sebuah paper bag hitam di dekat bantal.“Kamu susah dihubungi seharian ini,” ujar pria itu pelan. Kemudian menyerahkan dua kotak hitam pada Selina. “Jadi Papa ambil dua-duanya.”Selina menerima paper bag itu tanpa bicara. Saat dibuka, ia menemukan dua box parfum dengan merek berbeda, tapi sama-sama beraroma lavender. “Suka?” tanya Dusan lagi.Selina mendongak, kemudian menerbitkan senyum sekilas sebelum mengecup pipi Dusan. “Asal wangi lavender, Selina pasti suka. Terima kasih, Pa.”

  • Gairah Menantang di Rumah Mertua   Chapter 51 | Hasutan Ibu Mertua

    Fokus Selina terbagi. Di satu sisi, ia ingin memastikan Gracie baik-baik saja. Di sisi lain, ia harus tetap menenangkan Giovanni agar tidak curiga.“Selina? Ada masalah, Sayang?”Suara bariton Giovanni kembali terdengar saat Selina tak juga menjawab. Nada suaminya terdengar tenang, tapi Selina tahu pria itu mulai khawatir.Ia berdehem beberapa kali, mencoba menetralkan gugup yang terasa di tenggorokannya. “Enggak, Sayang. Nggak ada masalah. Itu tadi salah satu karyawanku terlambat makan, asam lambungnya naik. Jadi, aku kayaknya pulang telat karena harus antar dulu ke rumah sakit.”“Memangnya Shifa di mana? Kenapa nggak minta dia buat antar?” tanya Giovanni lagi.“Shifa lagi cuti, Sayang,” jawab Selina pelan. Ia menarik napas sebelum melanjutkan, “Lagipula, tadi dia kerja sama aku dari siang sampai petang. Kalau aku minta dia periksa sendiri, kelihatannya aku nggak tanggung jawab, kan?”“Hm, rupanya begitu.” Nada suara Giovanni merendah. Selina tahu, suaminya berusaha memahami meski ter

  • Gairah Menantang di Rumah Mertua   Chapter 50 | Tidak Tertarik Pada Perempuan?

    “Katakan saja, siapa tahu rumor itu berguna.” Selina menjawab tanpa keraguan sedikitpun. Sejak awal, Selina memang tidak pernah main-main dengan keputusannya. Selagi bisa melancarkan segala aksinya, ia akan menempuh jalan apapun.Ersa kembali meluncurkan napas panjang. "Aku sendiri nggak yakin rumor ini bisa dipercaya atau nggak, karena sampai sekarang itu cuma gossip para perawat.” Selina tidak mengalihkan pandangan. Ia baru bergerak ketika meraih botol air mineral kecil di meja tamu, tutupnya berbunyi klik ketika ia buka. “Masalah bukti bisa dicari belakangan,” ujarnya santai sebelum meneguk air.Ersa ikut mencondongkan tubuh ke depan. Nadanya merendah, seolah ada kamera gosip yang mengintai. “Aku cuma dengar dari beberapa senior, kalau adik iparmu itu…” Ia berhenti sejenak, lalu melanjutkan dengan suara lebih pelan. “Nggak tertarik sama perempuan.”Uhuk!Air mendadak menggelincir salah arah di tenggorokan Selina. Ia buru-buru menunduk, batuk kecil, menutup mulut dengan punggung t

  • Gairah Menantang di Rumah Mertua   Chapter 49 | Rumor Tentang Adik Ipar

    Selina cepat mendekat, ia duduk di tepi ranjang, mengusap pelan punggung adiknya yang dingin. Melihat adiknya begitu tak berdaya, rasanya dunia Selina ikut terbalik. "Kenapa bisa begini? Kamu sudah minum obat?" Telunjuk Selina bergerak pelan merapikan rambut adiknya yang berantakan.Gracie tidak menjawab hanya menggeleng pelan, kedua tangannya menekan perutnya sendiri seolah menahan rasa sakit di sana.Selina cepat meraih ponsel dan menekan nomor Ersa dengan tangan yang sedikit gemetar. Terlalu cepat membuatnya salah menekan ikon panggilan video. Untungnya, tak sampai sepuluh detik, panggilan itu terhubung. “Ada apa, Selina?” suara Ersa terdengar berat di tengah bising mobil. Ia menatap layar, tangannya berhenti merapikan lipstik. “Kalau soal tes DNA, masih dalam proses.”"Aku nggak nanya soal itu. Kamu sekarang dimana?" "Aku baru saja sampai rumah. Baru pulang praktek,” jawab Ersa lalu memasukkan lipstiknya dalam sebuah pouch berwarna biru muda. Namun, menyadari ekspresi dan suar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status