Pagi menjelang. Selina terbangun saat alarm berbunyi, sisi ranjang di sebelahnya sudah kosong. Dusan mungkin kembali ke kamarnya sebelum fajar.Tubuhnya pegal, setiap gerakan mengingatkannya pada malam agresif bersama pria itu. Usianya memang lima puluh, tapi tenaganya tak pernah habis. Seketika Selina paham kenapa Marissa tak pernah bisa memuaskannya.Selina segera mandi, menggosok tubuhnya dengan kasar, mencoba menghapus rasa bersalah. Tapi wajah ibunya yang koma terus terbayang, alasan ia harus tetap kuat. Keluarga Mathias belum membayar semuanya.Setelah berdandan, Selina ke dapur. Ia membuat avocado toast, dan baru selesai saat suara langkah Dusan dan Marissa terdengar dari tangga."Papa hari ini kelihatan segar sekali, sepertinya service Mama semalam sangat memuaskan, ya?" suara Marissa terdengar malu-malu. “Padahal, kita cuma main sekali.”Selina bahkan bisa membayangkan rona merah di pipi Marissa.Dusan terkekeh rendah. “Bagaimana papa tidak segar, kalau setiap kali bersama ma
Huling Na-update : 2025-10-11 Magbasa pa