Home / Romansa / Gairah Paman Sahabatku / 7. Ciuman pertama

Share

7. Ciuman pertama

Author: Tari suhendri
last update Huling Na-update: 2023-11-30 14:29:30

"Mau nonton film?" James bertanya sambil menyalakan tv, dia menghubungkannya ke ponsel.

Saat ini, kami sudah berada di dalam apartemen James yang super mewah.

"Aku gerah," kataku sambil menciumi bajuku yang terasa lengket. Banyak pekerjaan yang aku lakukan sejak pagi dan belum mandi.

James memandangku dengan binar cerah dimatanya, aku melihat dia berharap.

" Ayo, di kamarku ada bathtub besar yang bisa kita pakai berdua," kata James santai sambil naik kelantai atas, aku tidak bisa protes karena dia mendadak jadi tuli.

"Aku mau mandi sendirian, James!" keluhku sambil mengikutinya, langkahnya lebar sekali.

Hah! Dia benar-benar jadi tuli sungguhan. Aku menghentakkan kaki dengan jengkel.

"Apa kau bawa baju ganti sayang?" James bertanya, aku mengabaikannya.

"Tidak, mungkin bisa pakai pengering handuk?" tanyaku sambil berjalan melewatinya. Satu persatu pakaian yang aku kenakan kulepaskan.

"Ada mesin cuci dry clean," jawabnya sambil memunguti pakaianku yang berserakan dilantai.

Aku hanya mengenakan handuk. Sementara James turun kebawah untuk mengurus pakaianku.

Sama seperti dirumahnya, kamar mandi ini juga mewah, bathtub nya berbetuk lingkaran dikelilingi aneka macam sabun. Aku melepaskan handuk dan masuk kesana setelah mengisinya dengan air dan menuangkan sabun cair. nyaman sekali rasanya bisa berendam setelah seharian berlelah-lelah.

"Alice?" James mengetuk pintu. Aku mendengus melihat betapa sopannya paman seksi itu.

"Masuk saja James, aku didalam!" seruku dari dalam kamar mandi.

"Sesuai izinmu sayang!" Seru James masuk sambil nyengir kuda, dia hanya mengenakan celana boxer.

Aku geli melihatnya. Padahal didalam sini aku tidak memakai apapun. Aku ingin menguji kesungguhan kata-kata James.

" Masuklah kesini," aku merentangkan tangan menyambutnya. Dia melirik handuk yang tergantung dan wajahnya memerah.

"Kau mau memancing ku?hmmm?" mata James berbinar jahil.

"Sedikit, kita akan lihat apakah aku memang memiliki hak veto,"

"Bagus sekali!"

James masuk ke bathtub. Dia meraba kakiku dengan senyuman jahil, tapi menghentikannya ketika sampai dilutut. Dia sedang mempermainkan gairahku.

"Berhentilah memancingku paman nakal!" aku menggerutu geli.

"Kau panggil aku paman? lancang sekali kau gadis muda!"

James memelukku dari belakang. Dia mencoba membuatku berdiri tapi aku menekan tubuhku agar tetap dibawah permukaan air. Kami tertawa bersama.

Tak lama kemudian James mengalah. Dia menyandarkan tubuhku di dadanya. Dengan gerakan perlahan dia mulai menciumi rambutku, turun ke telingaku, ke tengkukku.

Tangannya meraba perutku hingga naik ke dada. Aku menutupinya dengan kedua tangan, agar James tidak bisa memegang area sensitifku.

"Kau belum mau memintanya sayang?" James berbisik tepat ditelingaku, aku hanya menggeleng.

"Jangan siksa aku sayang," James memohon lagi.

Dengan nakal dia menyerang pangkal paha ku, refleks aku bangun. Dan dia membelalakkan matanya ketika tubuhku yang polos terekspos.

Baru sadar, aku duduk lagi menghadap James. Memukuli dadanya yang bidang. Ada bulu halus uang menggelitik tanganku. Dia benar-benar seksi, tatapan matanya memohon padaku. Tapi aku masih kuat.

James mendudukkanku diatas pahanya, aku terkesiap saat merasakan senjatanya yang mengeras dibawahku.

James mengerling nakal, " Jangan takut sayang, dia jinak kok," ucapnya menggodaku.

Aku memutar bola mataku jengah.

Dia belum menyerah. Tangannya mengelus punggungku, lalu menarikku kedadanya. Area sensitif di dadaku tergelitik saat james bergerak kekanan dan kekiri.

Dengan ganas dia menciumi leherku, turun hingga ke dada atasku. Tanpa sadar aku menikmatinya, sambil sedikit mendesah. James jadi kalap dan aku tidak bisa menahan diriku lagi.

Dengan pelan aku mendekatkan wajahku ke wajah James yang menengadah, dia menantikan aku beraksi. Meskipun dia sudah sangat bergairah tapi dia tetap menepati janjinya.

"Terima kasih," gumamku tepat di depan bibirnya. Dia menungguku.

Dengan banyak keraguan aku memperhatikan wajah James. Hidungnya bagaikan dipahat, rahangnya dipenuhi janggut tipis, bentuk bibirnya indah sekali. Aku sangat ingin melumat bibir itu.

Setelah memastikan aku tidak akan menyesal memberikan ciuman pertamaku dengannya, bibirku menyentuh bibirnya. James menyambutku dengan gairah yang berapi-api.

Bibirku habis dilumatnya bahkan rahang ku juga tak luput diciumi. Aku dengan berani memegang kepalanya agar tak menjauh dariku. Dengan segenap hati aku menikmati setiap sentuhannya.

"Oh James!" aku memohon padanya.

sementara James meremas setiap bagian tubuhku yang menonjol. Senjata James semakin tegak dibawah. Dia menggeseknya hingga aku jadi gila.

Tapi aku masih ingat. Meski dikuasai nafsu, aku tidak akan bertindak bodoh. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri hanya akan memberikan keperawananku pada suamiku kelak. Jika kami berjodoh, maka aku akan jadi milik James sepenuhnya.

Ditengah gempuran gairah kami berdua, aku berpikir apakah James benar-benar mencintaiku dengan tulus?, hanya dia dan tuhan yang tau. Aku memang sudah gila, tapi James harus membuktikan dulu cintanya padaku.

"Sayang," James mendesah di telingaku. Aku masih memeluknya erat.

"Hmmm?" Hanya itu yang keluar dari mulutku, aku tidak tahan dengan rangsangan dibawah sana.

"Apa ini ciuman pertama mu?"

"Ya, kau benar" Bisikku .

James menghentikan aksi nya. Menatap lekat mataku. Dia mencium bibirku lama dan manis.

"Terima kasih sudah mempercayaiku, memberikan ciuman pertamamu untukku" ucap James penuh penekanan yang romantis.

"Kurasa aku sudah gila James, tapi aku tidak menyesal." keluhku bersamaan dengan pengakuan gilaku.

James menciumi leherku, dan memelukku sangat erat. Kami menikmati momen itu sedikit lebih lama.

"Bagaimana? Sudah selesai mandinya?" tanyanya saat airnya sudah mulai dingin.

"Oke, ayo keluar!" aku berdiri, tidak punya malu lagi didepan James.

"Tubuhmu benar-benar sempurna sayang," Kata James memuji.

Dia membawaku keluar dari bathtub. Dengan manisnya James melilitkan handuk padaku, aku hanya tersenyum berterima kasih.

Memakai kaos singlet dan celana boxer milik James, biasanya aku begini ketika sedang sendirian dirumah. Tapi berada di dekat James membuatku nyaman. Kami melanjutkan acara menonton yang tertunda,setelah dua jam dikamar mandi.

James memutar film barat yang berjudul "Revolutionary Road" yang diperankan oleh Leonardo DiCaprio dan Kate Winslet.

Aku tau film ini. Beberapa orang bilang, film ini seperti fanfic jika Jake masih hidup di film Titanic. Entah kenapa James memutar film ini. Jelas film ini berkisah tentang rumah tangga.

Kami duduk santai di sofa bed, sambil berpelukan dan makan berondong jagung. Rasanya lebih menyenangkan daripada nonton di bioskop.

James tidak menertawaiku saat aku menangis di beberapa adegan yang menyedihkan. Sesulit itu membangun rumah tangga.

"Bagaimana pendapatmu tentang film ini?" tanya James saat filmnya berakhir.

Aku menatapnya curiga, " Apa maksudmu menyuguhkan ku film sedih itu?"

"Entahlah, rasanya menyenangkan saja ada yang menemani aku belajar dari sebuah film," jawabnya santai.

"Kau mau menikah?" pertanyaan itu langsung menyembur dari mulutku.

"Belum sayang, aku merasa tidak pernah siap. Menikah bukan hal mudah, dan sangat disayangkan jika menghabiskan seumur hidup dengan orang yang salah."

"Hahaha, harusnya wanita yang berkata seperti itu," aku geli mendengar penuturan James.

" Mungkin benar, tapi aku mencoba memahami sudut pandang wanita"

"Kau sangat peduli," pujiku sambil mencium dagu James, "apa kau memang belum pernah menikah?"

"Kau meragukanku?" tanya James tersinggung.

"Tidak juga, karena ibumu mengatakannya dengan sangat jelas!"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (5)
goodnovel comment avatar
Joy Yeti
suka sama ceritanya
goodnovel comment avatar
Dedy Bobby H. Simanjuntak
kurang seru ceritanya.. dan kurang menarik
goodnovel comment avatar
Dea Deaanakrantau
seruh ceritanya
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Gairah Paman Sahabatku   116

    Aldrick yang sedang bersantai di hotelnya mendadak seperti kena serangan jantung. Berdegup kencang dengan irat kepala yang hampir putus samgking senangnya. Alice mengirimi pesan akan menemaninya menjenguk Bella yang masih di rawat dirumah sakit. Nut terheran-heran melihat tingkah anak asuhnya itu. Tidak biasanya dia bersikap kekanak-kanakan. Tapi jika menyangkut Alice, semuanya mungkin. Sesekali Nut melaporkan keadaan Aldrick pada ayahnya. Dia memang terlihat cuek, tapi sangat mengkhawatirkan keadaan putranya. Sejak kecil Aldrick ditinggal oleh ibunya yang memilih meninggalkan mereka. Cukup membuat Tuan Beufort frustasi. Karena dia sangat mencintai istrinya itu. Tapi disisi lain, dia tidak dapat menahan keinginan istrinya untuk berpulang di Alaska. Dia sudah menyiapkan kepergiannya dengan sebaik mungkin. Membuat beberapa kenangan yang akan diberikan kepada putra mereka saat dia sudah dewasa. Sayangnya, Beufort tidak dapat menemani istrinya itu karena dia menolak. "Akan terjadi

  • Gairah Paman Sahabatku   115

    Luna membuat rencana baru keesokan paginya, karena Betty kebetulan masuk shift pagi dan akan masuk di mata kuliah setelah sore hari. Alice mengosongkan semua prasangka selama berada di dekat Betty, dia tidak ingin memiliki fikiran buruk terhadapnya. Karena Betty sudah cukup banyak membantunya akhir-akhir ini. Dia hanya ingin berhati-hati saja karena Betty terlihat tidak menyukai kehadiran Luna. Alice menduga Betty cemburu, karena dia tipe orang yang posesif. Jadi sebisa mungkin dia bersikap biasa saja terhadap Luna. Berusaha menampakkan sikap kasihan karena Luna menjadi korban dan dia tidak bisa berbicara lagi. Luna sudah menunjukkan bagaimana ia dapat kabur dari penjara bawah tanah itu. Juga bagaimana kondisi selama ia dikurung disana. Berita kebakaran di sebuah pabrik kertas menjadi topik utama di televisi tiga hari terakhir. Tentu saja sudah dapat ditebak ada apa dibawah sana. Tapi tidak ada laporan terkait penemuan ruang bawah tanah pabrik kertas itu. Dalam cerita Luna, awal

  • Gairah Paman Sahabatku   110

    "ayolah sayang satu ronde lagi" "Tidak, aku sudah lelah ,james" rengek Alice menjauh. "Jangan menolak, atau " "Apa? Aku tidak takut" James mengalah, dia turun dari kasur dan memakai celana jeansnya yang berserakan di lantai. "Siapapun yang menguping di luar sana, masuk sekarang!" Bentak James kesal. Dengan gugup, Gedeon membuka pintu sedikit. Hanya tangannya saja yang masuk, memegang ponsel hitam mirip walkie talkie. James berdecak, "masuk saja Ge, apa kau mau aku yang berjalan kesana?" "Ma..maf bos, tapi aku takut nona Alice belum siap" ucap Gedeon gugup dari balik pintu yang ikut bergetar. Entah guncangan dari tawa yang ditahan atau gemetar karena takut karena ketahuan menguping. Alice berjalan mencak-mencak ke arah pintu, membukanya lebar-lebar sambil berkacak pinggang. "Apa yang kau maksud aku belum siap?" Mata Alice melotot lebar-lebar, seakan ingin menelan Gedeon bulat-bulat. Terdengar suara gelak tawa dari balik dinding, diiringi suara saling puk

  • Gairah Paman Sahabatku   114

    Keesokan paginya, Luna sudah bangun lebih dulu. Dia sudah merapikan kamar dan memasak sarapan untuk mereka bertiga. Itu salah satu bentuk terima kasihnya pada Alice yang masih mau menerimanya dan bersikap sangat baik. Betty masih cuek terhadap Luna. Dia tidak tertarik untuk mengetahui perjalanan Luna hingga sampai bertemu Alice. Pagi itu hingga siang harinya, mereka belajar bersama untuk beberapa ujian yang akan di laksanakan di akhir semester ituAlice dapat dengan mudah memahami semua pembelajaran berkat ringkasan yang dibuat oleh Argus. Dia akan berterima kasih setelah mereka selesai. Luna hanya diam memperhatikan. Terutama gerak gerik Betty yang biasa saja. Meski begitu, Luna tidak memiliki sama sekali kepercayaan padanya. Mereka sama-sama bekerja sebagai pemburu. Dan hidup dengan uang hasil menjual tangkapan mereka. Tapi Luna sudah merasakan akibat fatal dalam hidupnya. Bahkan kabar belakangan yang ia dapatkan bahwa, ayah yang membesarkannya ternyata bukanlah ayah kandungny

  • Gairah Paman Sahabatku   113

    "tidak mungkin" gumam Alice shock, Betty langsung berdiri membelakangi Alice dengan sikap defensif. Dihadapan mereka, berdiri seorang gadis berpakaian compang camping, dengan rambut gimbal dan wajah penuh noda. Dia berusaha mendekat tapi Betty mengancamnya. "Bagaimana mungkin ini bisa terjadi, Alice?" "Entahlah, dia tidak berbahaya. Ayo bawa saja dia ke dalam mobil" pinta Alice buru-buru .Ya, gadis itu adalah Luna. Dia berkeliaran dijalanan selama berhari-hari, mencoba mengingat jalan kembali ke asrama sekolahnya. Dia tidak peduli dengan keadaan fisiknya yang mulai melemah. Sampai kemarin, Luna melihat Scott melintas dan berhenti di depan restoran tempat Betty bekerja. Sepanjang hari, Luna memgawasi tempat itu. Berharap Alice akan muncul dan dia dapat bertemu dengannya langsung. Luna tidak mau mengambil resiko, jika dia meminta bantuan Scott atau Betty, dia tidak akan bertemu Alice lagi. Betty dengan enggan membawa Luna masuk kedalam mobil. Alice langsung mengemudi menuju asr

  • Gairah Paman Sahabatku   112

    Seperti biasa, menjalani hari-hari tanpa James akan terasa hambar bagi Alice. Jadi, dia berencana langsung melaksanakan perintah James untuk pergi ke asrama. Scott menawarkan bantuan untuk pindahan, tapi Alice tidak mau dekat-dekat dengannya. Merasa kesal entah karena apa. James sudah memberikan kunci mobil yang bisa dia pilih yang mana saja. Meskipun mobil itu pasti menganggur jika dia tinggal di Asrama. Berkas-berkas yang diberikannya juga ternyata berkaitan dengan beberapa tugas yang harus di kerjakannya. Alice curiga, Argus memiliki andil dalam pengerjaan tugasnya itu. Jadi Alice memutuskan akan mempelajarinya jika sudah sampai di asrama nantinya. Dengan bawaan berat dan banyak, Alice menuruni tangga lambat-lambat. Scott dan Gedeon datang tanpa meminta izin langsung mengambil barang bawaanya. "Sudah kukatakan tinggalkan aku sendiri!" gerutu Alice kesal. Tapi mereka pura-pura tidak mendengar dan membawanya saja

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status