Share

Jalang yang Sebenarnya!

“Kamu mencoba menggertakku?”

Jessica tertegun, dia tidak menyangka adik ipar yang sebelumnya tidak pernah berinteraksi dengannya ternyata sangat menyebalkan.

“Apakah aku terlihat sedang main-main, Jessy?” katanya menunjukkan wajah serius.

Jessica bersungut-sungut, “Kamu gila, Aaron!” Padahal, laki-laki itu telah berjanji akan tutup mulut, tetapi dia juga yang mengancam ingin mengumbar skandal mereka.

Di bawah tekanan dan ancaman Aaron, Jessica akhirnya setuju diantarkan ke Kediaman Smith—kediaman orangtuanya. Selama dalam perjalanan, Jessica tidak mengatakan sepatah kata pun, dia seperti gadis bisu yang hanya menatap keluar jendela.

Setelah mengalami perjalanan dalam keheningan, mobil mewah Aaron pun terparkir di halaman Kediaman Smith.

Jessica menundukkan kepalanya ingin membuka sabuk pengaman, tetapi dia merasa kesusahan sehingga gagal membukanya.

Melihat itu, Aaron dengan cepat bereaksi. “Biar aku yang membukanya.”

Detik berikutnya, Aaron sudah membungkuk, sementara Jessica hanya diam membeku, membiarkan pria itu membantunya lepas dari sabuk pengaman.

‘Mobil mewah memang cukup merepotkan!’ rutuk Jessica di dalam hati.

Kemarin, Jessica menangkap aroma khas yang juga dia cium semalam. Seketika, Jessica terpikirkan bahwa dirinya bahkan tidak tahu aroma apa yang melekat di tubuh Aland. Meski begitu, mencium aroma khas Aaron tersebut, membuat dia merasa nyaman.

Sama halnya seperti Jessica, Aaron juga bisa mencium aroma wewangian dari tubuh wanita itu karena jarak di antara mereka yang begitu dekat.

Aaron sudah tidak asing dengan berbagai macam aroma parfum buatan yang seringkali dipakai wanita-wanita ketika mengelilinginya. Bagi Aaron, mereka seperti kawanan lebah yang terus berdengung di sekitarnya dan hanya membuatnya jijik.

Namun, wangi pada Jessica benar-benar berbeda dan sangat menenangkan. Yang paling penting, Aaron sangat tidak asing dengan aroma ini ….

“Parfum apa yang kamu pakai?” Aaron bertanya setelah membuka sabuk pengaman Jessica.

‘Parfum?’ Jessica mengerutkan kening, sebelum akhirnya menggelengkan kepala. “Aku tidak memakai parfum apa pun.”

“Kalau tidak pakai parfum, kenapa baumu harum …” Aaron mendongak, tetapi dia langsung membeku ketika gerakannya itu justru membuat bibirnya tanpa sengaja menempel bibir Jessica yang lembab.

Jessica juga membeku. Kenangan saat Aaron mencium bibirnya dengan buas semalam kembali melintas di ingatannya.

Namun, dia segera tersadar dan mengedipkan matanya beberapa kali dengan cepat, sebelum akhirnya segera mendorong Aaron ke belakang dengan marah.

“Kamu sedang mencari kesempatan, kan?” Jessica menuduh Aaron dengan keji, tatapannya menyiratkan aura membunuh yang kuat.

Bagaimanapun, dia sudah memiliki dendam kesumat pada Aaron sehingga apa yang dilakukan oleh pria itu selalu salah di matanya meski itu murni ketidaksengajaan.

“Aku minta maaf, aku tidak ….” Aaron ingin mengatakan bahwa dia tidak sengaja, tetapi kemudian dia berpikir untuk sedikit menggoda Jessica, “Emmm, bagaimana kalau aku membiarkanmu menciumku sebagai gantinya?”

Melihat Aaron menyeringai, Jessica semakin mendelik tajam. “Aku pikir, kamu seharusnya membiarkanku menamparmu!”

Selesai berbicara, Jessica langsung keluar, sebelum akhirnya mengempaskan pintu mobil Aaron dengan keras sebagai pelampiasan emosinya pada laki-laki itu.

Aaron tidak marah menyaksikan mobil kesayangannya menjadi bahan pelampiasan kemarahan Jessica. Dia justru tertawa geli melihat kelakuan adik iparnya itu.

Tanpa Jessica atau pun Aaron sadari, interaksi mereka disaksikan sepenuhnya oleh Rebecca Smith, ibu tiri Jessica, yang berada di lantai atas.

"Dasar wanita jalang!" Rebecca menatap Jessica dengan penuh kebencian dan mencibir dengan sinis. Detik berikutnya, Rebecca tersenyum dengan penuh hinaan sambil bergumam, ‘Apa dia menjadi jalang karena diabaikan oleh suaminya selama bertahun-tahun?’

Fakta tentang Jessica ditinggal pergi oleh Aland Albert sudah menjadi rahasia umum, jadi tidak heran jika banyak orang yang berpikiran seperti Rebecca.

‘Jessica tidak dicintai hingga diabaikan oleh suaminya, Aland!’ Begitulah kira-kira kalimat yang mereka ucapkan untuk Jessica dan nasib pernikahannya yang malang.

Rebecca menatap mobil yang tadi mengantar Jessica, meski bukan yang paling mewah, tetapi mobil itu tidak kalah mewah. Terlebih plat nomornya ….

Dia belum pernah melihat plat nomor itu sebelumnya, tetapi telah mendengar dari temannya bahwa plat nomor tersebut sangat fenomenal. Kata temannya juga, orang yang mengemudikannya dapat melawan arus di Jincheng City dan tidak ada yang bisa menyalahkannya.

Seketika, Rebecca penasaran pada sosok yang ada di dalam mobil.

"Bagaimana Jessica bisa berhubungan dengan orang itu?"

Sementara itu, Aaron membuka kaca jendela dan berbicara pada Jessica yang telah menjauh dengan sedikit berteriak. “Aku akan menjemputmu nanti.”

“Tidak perlu—" Belum Jessica selesai bicara, mobil Aaron sudah melaju dengan kencang meninggalkan kediaman Smith. Pada akhirnya, Jessica hanya bisa mendengus dan tidak lagi memperdulikan apa pun tentang Aaron. "Terserah saja jika dia mau menjemput, aku akan pergi sebelum dia datang," kata Jessica dengan tak acuh.

Di balkon kamarnya, Rebecca masih mencoba mengintip sosok Aaron dengan rasa ingin tahu yang tinggi.

Namun, mobil itu malah sudah pergi dan hanya meninggalkan hembusan angin hingga membuat Rebecca berdecak kesal. "Ckk, seharusnya aku turun saja tadi."

Karena tidak puas hati, Rebecca berlari menuruni tangga untuk menemui Jessica.

Begitu tiba di hadapan Jessica, Rebecca langsung mencemooh. “Jessica, siapa pria yang baru saja mengantarmu? Aku tidak menyangka kamu baru saja menikah selama tiga tahun, tapi sudah begitu tidak sabar sehingga mengajak seorang kekasih gelap untuk pulang ke rumah.”

Ya, rumor dia yang ditinggalkan itu memang sudah menyebar. Tidak heran, hal itu jadi bahan orang-orang untuk mengolok Jessica, tidak terkecuali keluarga baru ayahnya.

Padahal dulu, mereka adalah salah satu dari ribuan wanita yang sempat iri padanya karena dinikahi oleh seorang pengusaha muda seperti Aland Albert.

Sebenarnya, Jessica sudah terbiasa, tetapi ada satu kata dari Rebecca yang tiba-tiba membuat keningnya berkerut.

Kekasih gelap?

Pikiran Jessica langsung tertuju pada satu nama … Aaron Albert.

'Aku memang terlibat hubungan tak seharusnya dengan Aaron, tapi ….' Jessica berhenti sejenak, lalu melanjutkan pemikirannya. ‘Bisakah Aaron dideskripsikan sebagai kekasih gelap?’

Namun, segera wanita itu mengenyahkan pikiran-pikiran tidak berguna itu. Tujuannya ke rumah ini bukan untuk membahas apa pun dengan Rebecca. Jadi, dia juga tidak punya kewajiban apa pun untuk menjawab segala tanya dari wanita itu.

“Di mana kakek? Aku ingin menemuinya.”

Tanpa menunggu jawaban Rebecca, Jessica berlalu pergi dan naik ke lantai atas.

Selama tiga belas tahun terakhir, Kakek Tua Smith hanya terbaring tidak sadarkan diri di ranjang kamarnya dan telah diumumkan koma oleh beberapa dokter terbaik Jincheng City.

Di dalam kediaman Smith, hanya Jennifer Wang, ibu kandung Jessica dan Kakek Tua Smith yang selama ini bersikap baik padanya.

Namun, ibu Jessica terpaksa membawanya pergi dan tinggal di Mansion Tua yang ada di pinggiran Kota Yinli begitu mengetahui Alexander Smith, ayahnya, memiliki dua anak dari wanita lain—Veronika Chen, ibu Rebecca.

Alasan itu jugalah yang membuat Jessica lebih memilih mengenakan marga sang ibu, daripada sang ayah.

Namun, tidak lama setelah kepergian dia dan ibunya, Kakek Tua Smith juga tiba-tiba jatuh sakit dan tidak sadarkan diri hingga hari ini. Di dalam hati, Jessica yakin dan percaya bahwa sakitnya Kakek Tua Smith pastilah merupakan sebuah kesengajaan yang direncanakan.

Saat ini, Jessica telah memeriksa denyut nadi Kakek Tua Smith, dia kemudian memasukkan jarum ke titik akupunturnya.

Setelah merawat pria tua itu sebentar, Jessica menutupi tubuh sang kakek dengan selimut sambil berbicara dengan lembut. “Kakek, jangan khawatir. Aku akan menyembuhkanmu dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi hari itu.”

Di sisi lain, Rebecca yang ditinggalkan oleh Jessica, dengan penuh semangat pergi menemui Veronika yang tengah membantu para pelayan mempersiapkan makan siang mereka.

“Bu, barusan aku melihat Jessica Wang diantar pulang oleh seorang pria! Itu pasti kekasih gelapnya!” Rebecca berbicara dengan nada yang menggebu-gebu, menunjukkan betapa semangatnya dia.

Bahkan, dia tidak hanya tidak memanggil Jessica dengan nama akrab ‘Jessy’ tetapi juga menyebut nama keluarga wanita itu hanya untuk memberikan batas dengan tegas bahwa mereka tidak bersaudara.

Meski mereka memiliki ayah yang sama, Rebecca benar-benar enggan mengakui bahwa Jessica adalah kakaknya.

Veronika yang tengah merebus sup Akar Teratai pun terkejut mendengar berita yang dibawa oleh Rebecca dengan heboh. “Benarkah dia punya kekasih gelap? Dia benar-benar wanita jalang yang tidak tahu malu!”

Veronika juga tidak ingin ketinggalan memaki Jessica, seolah-olah lupa bahwa dialah jalang yang sebenarnya!

Jika tidak, bagaimana mungkin salah satu putrinya dengan Alexander memiliki umur yang bahkan lebih tua satu tahun dari Jessica?

“Benar, aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, Ibu.” Rebecca masih dengan penuh semangat membiacarkan tentang Jessica. “Aku yakin, itu bukan suaminya, tetapi kekasih gelapnya!”

Saat ini, Rebecca masih mempercayai desas-desus yang beredar di luar mengenai rumah tangga Jessica dan Aland yang terancam punah. Jadi, mana mungkin Aland akan bepergian dengan Jessica, bahkan mengantarkan wanita itu pulang ke rumah.

Melihat ibunya begitu serius memasak sup Akar Teratai, padahal tidak ada di antara mereka penghuni Kediaman Smith yang memakan sup tersebut, Rebecca pun mengerutkan keningnya dan bertanya dengan heran. “Ibu, untuk siapa kamu memasak sup Akar Teratai itu?”

“Jessica Wang,” sahut Veronika dengan santai.

“Apa? Apa aku tidak salah dengar?” Rebecca terkejut, dia tidak percaya hingga menyalahkan telinganya sendiri.

"Kamu tidak salah dengar," sahut Veronika sembari menuangkan sup Akar Teratai ke dalam sebuah mangkuk. "Aku memang membuat sup ini khusus untuknya."

“Ibu, mimpi apa kamu sampai berbaik hati memasak untuknya?” Rebecca terkejut, dia benar-benar tidak bisa percaya ibunya akan sebaik hati itu terhadap Jessica.

Veronika tersenyum, dia mengeluarkan sebuah kantong kecil berisi bubuk putih dan menuangkannya ke dalam mangkuk yang sudah diisi dengan sup itu. “Jangan terperdaya, aku punya rencana lain dengan sup ini.”

Di sisi lain, Jessica telah turun dari kamar Kakek Smith dan berjalan ke arah luar dengan cepat. Dia ingin segera pergi meninggalkan Kediaman Smith karena urusannya telah selesai.

Selain itu, dia juga ingin menghindari kedatangan Aaron.

Namun, Veronika yang telah menyajikan sup Akar Teratai, memanggil dan menghentikan langkah Jessica.

"Jessy, aku telah membuatkanmu Sup Akar Teratai, kemarilah dan cicipi supnya."

Jessica mengangkat alisnya. 'Veronika membuatkan sup Akar Teratai untukku? Apa matahari telah terbit dari Barat? Dia berencana meracunikun kan?'

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status