Setelah tiga tahun pernikahan, ini adalah pertama kalinya Jessica Wang melakukan ritual malam pertama. Hanya saja, ritual yang terjadi dengan panas membara dan penuh gairah itu tidak dia lakukan bersama suaminya, Aland Albert. Dia melakukan hubungan terlarang itu bersama saudara kembar suaminya yang merupakan adik iparnya sendiri, Aaron Albert! Ketika memikirkan nasib pernikahannya setelah mengetahui dirinya hamil anak Aaron, Jessica justru menemukan fakta yang sangat mengejutkan ....
Lihat lebih banyak“Jessy, kamu dandanlah secantik mungkin. Aland akan pulang nanti malam, kamu harus membuatnya terpesona padamu.”
Sejak mendengar kabar bahagia itu, Jessica tak berhenti tersenyum. Hatinya berdebar-debar karena tak sabar menanti malam, bertemu sang suami setelah tiga tahun lamanya menjalin hubungan jarak jauh. Tidak hanya menyempatkan diri ke salon untuk melakukan berbagai macam perawatan, dia juga mengenakan lingerie merah terang pemberian ibu mertuanya, demi membuat sang suami terkesan. Bagaimanapun, mereka belum pernah melakukan ritual malam pertama setelah tiga tahun menikah. Itulah sebabnya, Jessica ingin memberikan suguhan yang benar-benar berbeda pada kesempatan kali ini. Ketika hari semakin gelap, Jessica yang tengah menanti kedatangan sang suami, merasa jantungnya berdetak kencang seolah-olah hendak keluar dari rongga dada. Terlebih, saat melihat pintu kamar terbuka ... dia juga tidak berhenti tersenyum menatap sosok pria kekar yang berjalan tak sabar ke arahnya. “Aland … kamu—ah—” Tanpa bicara, pria yang Jessica yakini sebagai suaminya itu langsung menyerang. Menciumnya bertubi-tubi, bahkan langsung menggulingkan tubuh Jessica ke ranjang. Pria itu dengan intens menjamah tubuh Jessica, seolah-olah tidak ingin memberikan kesempatan padanya untuk menghirup napas. Aland yang dulu meninggalkannya setelah 3 hari pernikahan mereka, kini bagai pria buas yang begitu haus akan dirinya. Tentu saja, Jessica senang dibuatnya. Jangankan memberikan penolakan, Jessica bahkan sangat pasrah menerima sentuhan memabukkan yang agak kasar dari sang pria pemilik aroma tubuh Aucuba Japonica ini. Kini, di dalam ruangan yang hanya meminjam cahaya rembulan dari luar dinding kaca, terdengar suara lenguhan demi lenguhan saling bersahutan di antara kedua insan yang tengah memadu kasih dengan penuh gelora. “Ini … kamu sangat hebat, Aland. Terima kasih.” Jessica ingat, tiga tahun lalu, saat Nyonya Susan mengatakan bahwa Aland harus pergi ke Sky Hill karena ada masalah mendesak pada perusahaan, dia menawarkan diri untuk diboyong. Namun, pria itu menolak dan bersikeras ingin pergi sendiri tanpa menjelaskan lebih lanjut alasan dibalik keengganannya mengajak sang istri. Sekarang, begitu merasakan sendiri betapa intens-nya sentuhan Aland yang hampir membuatnya terbang melayang, Jessica sudah melupakan kesedihannya di masa lalu. Bersamaan dengan itu, dia juga berharap penyatuan tubuh mereka barusan, segera menghadirkan buah cinta. Jessica mengusap perutnya yang masih rata, lalu menatap pria yang telah meraih kesuciannya itu dengan pandangan bahagia. “Aland, aku mencintaimu ….” Setelah menggumamkan kalimat sakral tersebut, Jessica tidak bisa menahan rasa kantuknya hingga jatuh tertidur di dalam pelukan pria itu. Di pagi hari, Jessica yang masih dalam suasana hati berbunga-bunga karena peristiwa semalam, terbangun lebih dulu. Dia segera membuka mata hanya untuk menjadikan sosok sang suami sebagai objek indah pertama yang dilihatnya saat bangun. Namun, begitu matanya terbuka dan kesadaran sudah sepenuhnya merasuki diri, dia malah dibuat terkejut setengah mati. Pasalnya, bukan Aland Albert, suaminya, yang tengah tidur dengan damai di sisinya saat ini. Pria itu adalah …. “Aaron Albert!” Jessica segera menarik selimut dan beranjak duduk, dia bahkan mengabaikan rasa sakit dan perih yang dirasakannya di area pribadinya. Pria bernama Aaron itu merasa terganggu, tetapi dia tidak segera membuka mata karena rasa pening yang menghantam kepalanya. “Aaron, bangun!” Jessica memekik sekali lagi. Dia yang sudah bersimbah air mata juga mengguncang keras tubuh Aaron yang berada di satu selimut dengannya. Setelah beberapa kali diguncang, Aaron merasa tubuhnya seperti berada di pusat gempa bumi sehingga terpaksa membuka matanya dengan memasang ekspresi kesal. “J-Jessica?” Aaron membelalak, dia terkejut bukan main melihat keberadaan Jessica yang tengah menangis di sisinya, bahkan dengan kondisi yang agak tidak wajar. “Apa yang kamu lakukan di sini?” Mendengar pertanyaan itu, Jessica tertegun sesaat hingga menghentikan tangisnya. Ingin rasanya dia memukul kepala Aaron agar pria itu sadar, seharusnya dialah yang melayangkan pertanyaan tersebut. “Ini rumahku dan kamu sedang berada di kamarku!” Wanita itu berkata dengan penuh tekanan hanya untuk menyadarkan pria yang menurutnya sangat dungu itu. “Jadi, seharusnya aku yang bertanya, kenapa kamu di sini?!” Semalam, ibu mertuanya berkata Aland akan pulang karena ingin menghadiri pesta penyambutannya sebagai direktur utama di Cisal Enterprise—perusahaan entertainment milik keluarganya. Namun, kenapa justru Aaron yang berada di kamarnya saat ini? ‘Apa yang terjadi? Di mana Aland?’ ‘Ibu tidak mungkin memberikan informasi yang salah padaku, kan?’"Kenapa kau di sini?" Suara dingin Aland mengagetkan Jessica yang baru saja berganti pakaian dan hendak pergi meninggalkan Snow Butique sambil menenteng jas Aaron. Dia sedikit terkejut melihat keberadaan Aland yang sebelumnya sangat dia cintai dan dirindui siang-malam. Kini, perasaan itu musnah berganti dengan kekecewaan yang meninggalkan rasa permusuhan. Jessica menatap Aland, lalu dengan sinis melirik Natasha yang menempel di lengan pria itu. Kemudian, tatapan Jessica kembali tertuju pada Aland. "Apa masalahnya? Kenapa aku tidak boleh ada di sini?" Natasha melihat Jessica dari ujung kepala sampai ujung kaki, dia selalu iri hati saat menyadari saudari perempuannya selalu terlihat cantik meski hanya dibalut pakaian sederhana. Detik selanjutnya, tatapan Natasha jatuh pada jas pria di tangan Jessica. "Adik, kenapa kamu memegang pakaian pria di tanganmu? Itu bukan pakaian Aland, kan?" "Oh, aku bertanya-tanya kenapa kau belum sampai ke Orleander Breeze, padahal ibu bilang kau sud
"Apa?" Jessica menghentikan kegiatannya, dia menatap pria di sampingnya. "Aaron, kenapa kau mendesakku bercerai? Aku tidak sedang terburu-buru. Aku....""Apa kau pikir, kau tidak perlu bertanggung jawab setelah tiga kali tidur denganku?""Tanggung jawab?" Jessica menatap Aaron dengan tatapan tak percaya. "Hmmmm." Aaron mengangguk tanpa dosa. "Anggap saja sebagai kompensasi atas hilangnya waktu berhargaku dan kerusakan mental yang disebabkan olehmu.""Hah ... kerusakan mental?" Jessica terkekeh sinis. Bukankah dia yang merusak mentalku? "Kau tidak hanya mengambil kepolosanku, tapi juga berkali-kali mencoba memanfaatkan aku. Jadi, tentu saja kau harus bertanggung jawab!""Kau—" Jessica mengacungkan jari telunjuknya ke arah Aaron dengan gigi yang saling gemertakan seolah-olah ingin melumat pria itu. "Gila!""Apa aku salah?"Jessica diam, dia tidak punya kata-kata yang tepat untuk membalas Aaron. Lebih tepatnya, dia tidak ingin berdebat dengan Aaron untuk mencegah dirinya menjadi gila
Jessica terdiam. Sebelumnya, dia berniat meminta bantuan pada Aland untuk berinvestasi pada Smith Company agar kesepakatannya dengan Alex bisa terpenuhi. Namun, begitu mengetahui perselingkuhan Aland dan Natasha, Jessica membuang jauh-jauh pemikirannya itu. Di matanya, aku hanyalah wanita yang tidak diinginkan. Bagaimana mungkin bajingan itu bersedia membantuku? Jessica menggertakkan gigi, sementara otaknya sedang berpikir dengan liar. Detik selanjutnya, dia langsung menoleh ke arah Aaron saat pemikirannya membawa satu nama. "Aaron ...." Jessica memasang senyum terbaik yang terlihat begitu dipaksakan hingga Aaron menatapnya dengan aneh. Bukannya senang ditatap oleh Jessica dengan dengan netra berbinar dan senyum lebar, Aaron justru bergedik ngeri. "Apa?" "Maukah kamu membantuku?""Bantuan seperti apa yang kamu inginkan?"Jessica menggigit bibirnya, tampak ragu mengutarakan niatnya. Meski demikian, dia tetap berbicara dengan perlahan. "Aku ingin kamu berinvestasi pada Smith Comp
"Aland, kamu sudah lama kembali ke Jincheng City, kenapa tidak menemui istrimu?" Seorang wanita bertubuh sintal menggulingkan pria bertubuh kekar yang menindihnya, sebelum akhirnya dia bertengger di atas tubuh pria itu dengan begitu menggoda. "Hanya wanita membosankan yang bahkan tidak diinginkan oleh ayahnya sendiri, untuk apa aku menemuinya?" Pria itu membalas dengan sinis dan menatap wanita di atasnya dengan tatapan mendamba. "Hanya kamu yang aku inginkan!"Detik selanjutnya, apa yang seharusnya terjadi pada sejoli haram itu akhirnya terjadi. Tanpa sepengetahuan mereka yang sedang dimabuk asmara, Jessica langsung membeku di depan pintu yang tidak tertutup rapat itu. Mata Jessica langsung basah, bahkan telinganya juga berdengung karena mendengar percakapan dan menyaksikan kegiatan bejat kedua orang di dalam sana yang mengeluarkan suara-suara sialan. "A—land ... Natasha ...." Jessica tergugu dalam diam, dia berusaha keras meredam suara tangisnya agar tidak didengar oleh siapa pun
"Alex, apakah menurutmu Jessica akan membantu Smith Company? Jika dia tidak berinvestasi, tidak akan ada lagi Keluarga Smith di Jincheng City." Dengan suara lembut mendayu-dayu, Veronika yang tengah duduk di sofa berbicara pada Alexander yang berdiri membelakanginya. "Aku ayahnya!" Alexander melepaskan genggaman Veronika padanya, lalu berbalik dan duduk di sofa yang berhadapan dengan wanita itu. "Apa dia punya hak untuk tidak membantu?" Alexander sangat percaya diri, statusnya sebagai seorang ayah akan membuat Jessica patuh padanya. Veronika duduk di sebelah Alexander, dia pun kembali berbicara sambil menyentuh paha sang suami dengan cara yang menggoda. "Jika Jessica ingin mengambil kesempatan ini untuk kembali ke Smith Company, dia ...." "Smith Company bukan tempat yang bisa dia masuki hanya karena dia mau, bahkan jika dia melakukannya, aku juga tidak akan membiarkannya mengancam posisi Natasha dan Rebecca di Keluarga Smith!" "Mengapa Tuan Smith memintaku kembali?" Suara Jessi
"Jalang sialan!" Rebecca menatap Jessica dengan penuh kebencian, tangannya sudah terangkat tinggi-tinggi hendak memukul wajah wanita itu. Namun, gerakannya dengan cepat ditahan oleh Aaron yang tiba tepat waktu di sisi Jessica. "Jangan gunakan tangan kotormu untuk menyakitinya!" Aaron melayangkan tatapan haus darah kepada Rebecca, dia menggenggam tangan wanita itu dengan keras seolah-olah hendak meremukkan tulangnya. Detik selanjutnya, Aaron menghempaskan tangan Rebecca dengan kasar hingga wanita itu tersungkur ke lantai. Kemudian, Aaron mengambil sapu tangan dari sakunya dan membersihkan tangannya seolah-olah ingin memusnahkan najis yang menempel akibat menyentuh Rebecca. Melihat amarah yang melintas di mata Aaron, Rebecca tidak bisa menahan getaran di hatinya. Dia juga tidak punya keberanian untuk melawan, meski sangat ingin. Di samping, Veronika justru tidak menyangka seseorang akan masuk tanpa izin ke rumah Keluarga Smith, dia pun mengamati pria yang berdiri di samping Jes
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen