"Apa?" Jessica menghentikan kegiatannya, dia menatap pria di sampingnya. "Aaron, kenapa kau mendesakku bercerai? Aku tidak sedang terburu-buru. Aku....""Apa kau pikir, kau tidak perlu bertanggung jawab setelah tiga kali tidur denganku?""Tanggung jawab?" Jessica menatap Aaron dengan tatapan tak percaya. "Hmmmm." Aaron mengangguk tanpa dosa. "Anggap saja sebagai kompensasi atas hilangnya waktu berhargaku dan kerusakan mental yang disebabkan olehmu.""Hah ... kerusakan mental?" Jessica terkekeh sinis. Bukankah dia yang merusak mentalku? "Kau tidak hanya mengambil kepolosanku, tapi juga berkali-kali mencoba memanfaatkan aku. Jadi, tentu saja kau harus bertanggung jawab!""Kau—" Jessica mengacungkan jari telunjuknya ke arah Aaron dengan gigi yang saling gemertakan seolah-olah ingin melumat pria itu. "Gila!""Apa aku salah?"Jessica diam, dia tidak punya kata-kata yang tepat untuk membalas Aaron. Lebih tepatnya, dia tidak ingin berdebat dengan Aaron untuk mencegah dirinya menjadi gila
"Kenapa kau di sini?" Suara dingin Aland mengagetkan Jessica yang baru saja berganti pakaian dan hendak pergi meninggalkan Snow Butique sambil menenteng jas Aaron. Dia sedikit terkejut melihat keberadaan Aland yang sebelumnya sangat dia cintai dan dirindui siang-malam. Kini, perasaan itu musnah berganti dengan kekecewaan yang meninggalkan rasa permusuhan. Jessica menatap Aland, lalu dengan sinis melirik Natasha yang menempel di lengan pria itu. Kemudian, tatapan Jessica kembali tertuju pada Aland. "Apa masalahnya? Kenapa aku tidak boleh ada di sini?"Natasha melihat Jessica dari ujung kepala sampai ujung kaki, dia selalu iri hati saat menyadari saudari perempuannya selalu terlihat cantik meski hanya dibalut pakaian sederhana. Detik selanjutnya, tatapan Natasha jatuh pada jas pria di tangan Jessica. "Adik, kenapa kamu memegang pakaian pria di tanganmu? Itu bukan pakaian Aland, kan?""Oh, aku bertanya-tanya kenapa kau belum sampai ke Orleander Breeze, padahal ibu bilang kau sudah pe
“Jessy, kamu dandanlah secantik mungkin. Aland akan pulang nanti malam, kamu harus membuatnya terpesona padamu.”Sejak mendengar kabar bahagia itu, Jessica tak berhenti tersenyum. Hatinya berdebar-debar karena tak sabar menanti malam, bertemu sang suami setelah tiga tahun lamanya menjalin hubungan jarak jauh.Tidak hanya menyempatkan diri ke salon untuk melakukan berbagai macam perawatan, dia juga mengenakan lingerie merah terang pemberian ibu mertuanya, demi membuat sang suami terkesan.Bagaimanapun, mereka belum pernah melakukan ritual malam pertama setelah tiga tahun menikah. Itulah sebabnya, Jessica ingin memberikan suguhan yang benar-benar berbeda pada kesempatan kali ini.Ketika hari semakin gelap, Jessica yang tengah menanti kedatangan sang suami, merasa jantungnya berdetak kencang seolah-olah hendak keluar dari rongga dada. Terlebih, saat melihat pintu kamar terbuka ... dia juga tidak berhenti tersenyum menatap sosok pria kekar yang berjalan tak sabar ke arahnya.“Aland … kam
“Jessy, berhentilah menangis.”Aaron yang masih berada di sisi Jessica tidak bisa berpikir dengan jernih. Bahkan, dia merasa kepalanya yang masih sakit akibat minuman semalam, hampir pecah karena suara tangisan wanita itu.Jessica memang menghentikan tangisnya, tetapi tatapan setajam silet langsung dia layangkan pada Aaron seakan ingin mencabik-cabik pria itu. “Daripada memintaku berhenti menangis, bukankah seharusnya kamu memberikan penjelasan padaku?!” Aaron terbungkam, dia benar-benar tidak tahu apa yang terjadi. Jadi, bagaimana dia bisa memberikan penjelasan? “Aaron!” Jessica menyentak paksa Aaron dari lamunannya dan mendesak pria itu untuk menjawab rasa penasarannya. “Aku juga tidak tahu ….” “Tidak tahu?!” Jessica semakin geram, napasnya pun tampak turun-naik. “Setelah merenggut kesucianku, kamu masih bisa mengatakan tidak tahu?” Dengan tatapan penuh kebencian, wanita itu terus menatap Aaron. Jika saja dengan tatapannya dia bisa memecahkan kepala Aaron … mungkin kondisi pri
“Dia tidak akan tahu jika tidak ada di antara kita yang memberitahunya.” Suara serak Aaron menyentak lamunan Jessica yang tengah memikirkan scenario-skenario lain di dalam otaknya. Jessica tertegun, dia sudah berhenti menangis dan membalas tatapan Aaron dengan alis yang berkerut dalam. “Apa maksudmu?” “Jika kamu tidak ingin dia tahu, maka jangan katakan padanya tentang apa yang telah terjadi di antara kita berdua,” terang Aaron dengan lebih jelas hingga membuat Jessica benar-benar mengerti.“Bagaimana denganmu?” Tatapan Jessica masih tertuju lurus pada Aaron, dia ingin memastikan. “Kamu juga tidak akan mengatakan apa pun padanya, kan?”Andai saja Aland langsung menyentuhnya sejak mereka menikah, mungkin Jessica tidak akan sepusing ini. Bagaimanapun, cintanya pada Aland telah bersemi sejak dirinya berusia dua belas tahun dan telah melakukan berbagai cara untuk menarik perhatian pria idamannya yang memiliki garis hidup berbeda dengannya.Hingga akhirnya, Jessica merasa dirinya telah
“Dasar, Aaron gila!” Sambil merutuk, Jessica memasuki kamar mandi, sebelum akhirnya berdiri di depan cermin dan melepaskan bathrobe yang membalut tubuhnya. Dari pantulan cermin, dia bisa melihat dengan jelas memar-memar di tubuhnya yang ditinggalkan oleh Aaron ketika bercinta dengannya kemarin malam.Tanpa bisa dikendalikan atau pun dicegah, sekelebat adegan panas mereka semalam tiba-tiba terlintas di benaknya. Seketika, wajah Jessica memerah. Namun, itu tidak berlangsung lama, sebab perasaan bersalah pada sang suami langsung menguasai dirinya di detik selanjutnya. “Aland, maafkan aku ….” Jessica tersedu-sedu. Jessica ingat, pertama kali dia bertemu dengan Aland adalah saat dirinya sedang mencari tanaman herbal di pinggiran Kota Yinli untuk bahan pengobatan ibunya yang saat itu tengah sakit keras. Bukan menemukan apa yang dicari, Jessica ternyata bertemu dengan seorang laki-laki yang tengah berlumuran darah, ketika dia melewati sebuah bangunan untuk berteduh ketika hujan turun.
“Kamu mencoba menggertakku?” Jessica tertegun, dia tidak menyangka adik ipar yang sebelumnya tidak pernah berinteraksi dengannya ternyata sangat menyebalkan. “Apakah aku terlihat sedang main-main, Jessy?” katanya menunjukkan wajah serius. Jessica bersungut-sungut, “Kamu gila, Aaron!” Padahal, laki-laki itu telah berjanji akan tutup mulut, tetapi dia juga yang mengancam ingin mengumbar skandal mereka. Di bawah tekanan dan ancaman Aaron, Jessica akhirnya setuju diantarkan ke Kediaman Smith—kediaman orangtuanya. Selama dalam perjalanan, Jessica tidak mengatakan sepatah kata pun, dia seperti gadis bisu yang hanya menatap keluar jendela. Setelah mengalami perjalanan dalam keheningan, mobil mewah Aaron pun terparkir di halaman Kediaman Smith. Jessica menundukkan kepalanya ingin membuka sabuk pengaman, tetapi dia merasa kesusahan sehingga gagal membukanya. Melihat itu, Aaron dengan cepat bereaksi. “Biar aku yang membukanya.” Detik berikutnya, Aaron sudah membungkuk, sementara Jessica
Jessica menarik paksa kedua sudut bibirnya untuk membentuk sebuah senyuman. “Tidak perlu, aku harus pergi sekarang.”Jessica benar-benar tidak punya waktu untuk berbasa-basi dengan Veronika, apalagi menyentuh Sup Akar Teratai buatannya yang tidak teruji klinis.Di samping itu, Jessica juga tengah mencoba menghindari Aaron yang ingin menjempuntnya.“Jessy, minumlah supnya walau hanya seteguk saja.” Veronika berbicara dengan ekspresi menyedihkan seolah-olah dia telah ditindas oleh Jessica selama ribuan tahun.Jessica memutar bola matanya dengan jengah, dia sama sekali tidak tersentuh dengan drama yang dimainkan oleh Veronika sehingga tidak berniat singgah ke dapur.“Jessy, kenapa kamu tidak menghargai niat baik ibumu?” Melihat ekspresi menyedihkan di wajah istrinya, Alexander yang baru saja datang entah dari mana, langsung merasa tertekan dan tidak senang pada Jessica. “Bukankah kamu pulang untuk makan siang bersama? Kenapa kamu terburu-buru ingin pergi? Padahal, ibumu sudah menyibukkan