Share

Bab 173

Penulis: Atieckha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-02 12:59:19

“Mas, Raja jatuh, hiks hiks…” Nayla masih menangis dalam pelukan Darren. Tubuhnya gemetar hebat. Tangan dan bajunya berlumuran noda darah. Darren memandangnya dengan mata melebar, belum bisa berkata-kata. Darah di tangan Nayla seperti menghantamnya langsung ke dada. Pikirannya langsung gelap.

Bibir Darren bergetar. “Jadi… Raja kenapa, sayang?”

Suara Nayla makin berat, tersengal di antara isakannya. “Tadi dia naik ke atas kursi... ngambil mainan… mau jatuh katanya. Terus dia pegangan sama ujung meja rias… tapi kursinya ikut jatuh… sampai meja riasnya juga ikut roboh…” Nayla bicara sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, lalu kembali menangis. Ia bahkan tak bisa menatap suaminya sendiri. Hatinya porak-poranda.

Darren menahan napas. Wajahnya pucat. Matanya tak berkedip. Seolah-olah otaknya menolak menerima kenyataan. Dadanya sesak. Matanya mulai memanas. Dua sudut matanya basah. Tangan Nayla masih ada noda darah. Darah anak mereka. Darren tak sanggup melihatnya.

“Siapa yang
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 175

    Darren baru saja meneguk air putih dari gelasnya, dan langsung tersedak.“Uhuk… uhuuuk.”Botol air mineralnya nyaris terjatuh dari tangan. Dia memalingkan wajahnya, memastikan dia nggak salah dengar. Matanya menatap Nayla tanpa berkedip.“Ka–katakan sekali lagi, sayang,” pintanya pelan, seolah takut harapannya runtuh.Nayla menatap wajah suaminya. Matanya sudah berkaca-kaca. Tapi kali ini bukan karena sedih, melainkan karena perasaan lega yang pelan-pelan muncul.“A–aku mau tetap jadi istrimu selamanya. Apapun risiko ke depan akan aku hadapi. Yang penting Raja bahagia karena punya orang tua utuh. Aku nggak mau mentalnya hancur hanya karena perceraian kedua orang tuanya.”Darren langsung memeluk Nayla. Dia memeluknya kuat-kuat. Lama. Matanya ikut basah. Rasa haru, syukur, dan sesal campur jadi satu.“Terima kasih banyak, Sayang. Aku janji… setelah anak Maria lahir, aku akan langsung melakukan tes DNA. Karena aku yakin… anak itu bukan darah dagingku.”Nayla masih diam dalam pelukan. Tap

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Batal Cerai

    Raja sudah dipindahkan ke ruang rawat inap VVIP. Kamar itu luas, bersih, dan tertutup rapat. Di dalamnya sudah berkumpul semuanya. Raja terbaring di ranjang pasien, masih lemas. Di sisi tempat tidur, Nayla duduk sambil menyuapi buah hatinya perlahan. Tangannya gemetar sedikit setiap kali menyendok bubur, tapi dia berusaha agar terlihat baik-baik saja. Tatapannya tidak lepas dari wajah anaknya, memastikan Raja benar-benar makan meski hanya beberapa suap.Raja tampak diam saja. Sesekali matanya bergerak melihat Nayla, lalu kembali ke mangkuk. Meskipun masih terlihat kesakitan, bocah itu menuruti mamanya tanpa banyak protes.Di dekat jendela, Darren dan Bayu duduk berdua di sofa. Mereka bicara pelan, membahas pekerjaan yang belum selesai. Darren tetap fokus dengan urusan bisnisnya, tapi matanya beberapa kali menoleh ke arah ranjang, memperhatikan Raja dan Nayla dari jauh.Sementara Marcella duduk di kursi paling dekat dengan tempat tidur. Sesekali dia menggoda Raja. Namun wajahnya masih

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 173

    “Mas, Raja jatuh, hiks hiks…” Nayla masih menangis dalam pelukan Darren. Tubuhnya gemetar hebat. Tangan dan bajunya berlumuran noda darah. Darren memandangnya dengan mata melebar, belum bisa berkata-kata. Darah di tangan Nayla seperti menghantamnya langsung ke dada. Pikirannya langsung gelap.Bibir Darren bergetar. “Jadi… Raja kenapa, sayang?”Suara Nayla makin berat, tersengal di antara isakannya. “Tadi dia naik ke atas kursi... ngambil mainan… mau jatuh katanya. Terus dia pegangan sama ujung meja rias… tapi kursinya ikut jatuh… sampai meja riasnya juga ikut roboh…” Nayla bicara sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, lalu kembali menangis. Ia bahkan tak bisa menatap suaminya sendiri. Hatinya porak-poranda.Darren menahan napas. Wajahnya pucat. Matanya tak berkedip. Seolah-olah otaknya menolak menerima kenyataan. Dadanya sesak. Matanya mulai memanas. Dua sudut matanya basah. Tangan Nayla masih ada noda darah. Darah anak mereka. Darren tak sanggup melihatnya.“Siapa yang

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 172

    Mendengar anaknya berteriak, Nayla langsung berdiri. Jantungnya seperti jatuh ke lantai. Nafasnya tercekat. Suara itu suara Raja. Putranya.Marcella yang baru saja membuka pintu kamar di atas ikut mendengar. Ia langsung membalikkan badan, lari menyusuri koridor atas. Nayla ikut menyusul naik, setengah terhuyung, setengah berlari. Detak jantungnya tak terkendali.Mbak Siti yang tadi sedang membersihkan balkon kamar Nayla juga ikut kaget. Ia langsung masuk ke kamar dari arah balkon, tanpa sempat meletakkan lap yang masih basah di tangannya.Begitu mereka sampai di kamar Nayla, pemandangan yang mereka lihat membuat ketiganya langsung membeku.Raja terduduk di lantai. Wajahnya memerah menahan tangis. Dahinya mengeluarkan darah segar, mengalir menuruni pelipisnya. Di lantai berserakan pecahan kaca dari meja rias yang kini terbalik, laci-lacinya terlepas, cermin utamanya pecah sebagian. Tangannya juga berdarah, terluka oleh pecahan yang menancap ringan di kulit.Rupanya Raja memanjat kursi

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 171

    “Sebaiknya kamu bicara langsung sama suamimu. Kamu nggak bisa lepasin Darren begitu aja demi perempuan itu. Jelas-jelas dia sekarang milih kamu, Nay. Dia sangat menginginkan kamu, bukan ke Maria. Dan dia kelihatan cinta sama kamu,” ujar Marcella, menggeleng pelan dengan wajah kesal.Wanita itu duduk di sebelah Nayla dengan posisi tubuh sedikit menghadap dan menatap sahabatnya yang duduk terpaku sambil menunduk. Marcella tahu Nayla keras kepala, tapi kali ini dia nggak bisa diam.“Jangan gila, Nayla. Please. Jangan gegabah ngambil keputusan. Jangan terlalu egois. Iya, kamu berhak bahagia, tapi kamu juga punya anak. Jangan lupa itu. Berkorbanlah sedikit… demi Raja,” lanjutnya, suaranya mulai terdengar lebih pelan, lebih menekan, tapi tetap penuh permohonan agar sahabatnya ini mengerti dengan apa yang dia ucapkan. Marcella sudah bicara banyak dengan Bayu. Saat barbeque tadi malam, ketika yang lain sudah tidur mereka berdua masih ada di rooftop rumah baru Nayla. Mereka membahas banyak ha

  • Gairah Panas Atasan Mantan   Bab 170

    “Keduanya dong, sayang,” jawab Darren.Nayla melepaskan ikat pinggang sang suami, menurunkan celana suaminya lalu meletakkan dengan rapi di meja yang ada di sana agar nanti bisa dipakai lagi oleh suaminya. Sementara pria itu membuka jas kerja dan juga kemejanya. Godaan untuk menyentuh sang istri lebih penting dari meeting pagi ini.Nayla duduk di kursi panjang, dia langsung memasukkan milik sang suami ke dalam mulutnya. Mulutnya terasa sangat penuh. Darren berusaha keras agar tak mendesah saat Nayla menghisap miliknya penuh nafsu. “Oooooh, sayang,” desah Darren.Tangannya meremas dada suami istri. Semakin dia dibuat melayang, semakin kuat remasan tangannya. Setelah puas dimanja oleh bibir istrinya, Darren langsung berjongkok di bawah istrinya yang duduk di atas kursi. Dia menghisap dada Nayla dengan adil dan memberi tanda kepemilikan yang banyak di sana.Desahan dari mulut keduanya sedikit ditahan agar tak sampai membangunkan Raja.Darren akhirnya melakukan penyatuan.Menghentak tubu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status